RAIGA (TAMAT)

By CliffJensen

19.2K 2.1K 2.9K

Raiga adalah seorang malaikat yang diturunkan dari Surga ke Bumi untuk melaksanakan tugasnya, yaitu membimbin... More

☆Chapter 1 : Raiga☆
☆Chapter 2 : Neraka☆
☆Chapter 3 : Cara Malaikat Terbang☆
☆Chapter 4 : Wanita Jelek☆
☆Chapter 5 : Penyusup☆
☆Chapter 6 : Tingkah Konyol Malaikat☆
☆Chapter 7 : Si Penggila Anjing☆
☆Chapter 8 : Malaikat Elit☆
☆Chapter 9 : Pelayan☆
☆Chapter 10 : Canda dan Tawa (SEASON 1 END)☆
☆[S2] Chapter 11 : Sosok Misterius☆
☆[S2] Chapter 12 : Kunjungan Rumah☆
☆[S2] Chapter 13 : Mewah dan Megah☆
☆[S2] Chapter 15 : Malaikat Perang☆
☆[S2] Chapter 16 : Air Mata☆
☆[S2] Chapter 17 : Pertengkaran☆
☆[S2] Chapter 18 : Malaikat Elit Baru ☆
☆[S2] Chapter 19 : Legenda Malaikat Pendendam☆
☆[S2] Chapter 20 : Lenyap (SEASON 2 END)☆
☆[S3] Chapter 21 : Dunia Para Elf☆
☆[S3] Chapter 22 : Penindasan dan Sebuah Rencana☆
☆[S3] Chapter 23 : Kemunculan Sosok yang Mengejutkan☆
☆[S3] Chapter 24 : Malaikat yang Malang☆
☆[S3] Chapter 25 : Sesuatu yang Jatuh dari Langit☆
☆[S3] Chapter 26 : Jangan-Jangan Kau Jatuh Cinta Padaku?☆
☆[S3] Chapter 27 : Gadis Mungil yang Meledak☆
☆[S3] Chapter 28 : Raungan Malaikat☆
☆[S3] Chapter 29 : Sosok yang Baik Hati namun Sangat Kejam☆
☆[S3] Chapter 30 : Tiga Sosok yang Menghilang (SEASON 3 END)☆

☆[S2] Chapter 14 : Musuh Raiga☆

493 76 95
By CliffJensen

☆Picture : ZAPAR☆

Raiga dan Yuna telah berhasil sampai di depan gerbang rumah Zapar, mereka lega, tapi, para penjaga yang menjaga rumah teman mereka terlalu banyak, membuat Raiga mual saking tidak pedulinya. Syukurnya, Yuna memiliki suatu cara untuk membuat mereka bisa masuk ke dalam kediaman Zapar.

☆☆☆

"Huh~ membosankan sekali," ucap seorang pria salah satu penjaga rumah Zapar yang sedang berdiri tegak di sisi sebelah kanan gerbang, dia terlihat lelah, buktinya, keringat manja telah mengucur ke lehernya seperti air terjun bidadari. "Andai saja dulu aku sekolah dengan benar, mungkin aku tidak akan berakhir menjadi seorang penjaga gerbang seperti ini, aku sangat menyesalinya."

Temannya yang ada di sisi gerbang bagian kiri malah menertawakan nasibnya. "Hehehe, aku tidak sangka kalau kau ternyata memiliki masa lalu yang kelam, hehehe!"

"Berisik kau!"

"Tapi, itu benar, kan? Heheh!"

"Padahal nasib kita sama, tapi mengapa kau berkata seolah-olah kau lebih baik dariku?"

"Itu jelas, karena--"

Tiba-tiba, Yuna datang di depan mereka, memotong pertengkaran para penjaga tampan itu, dia terlihat percaya diri sekali, membuat dua pria itu tidak mengerti apa yang membuat gadis mungil itu senyam-senyum sendiri.

"Maaf?" ucap Yuna dengan nada yang super seksi. "Apakah kalian pria tulen?"

Mendengar pertanyaan konyol Yuna, membuat muka para penjaga itu terkejut. "Tentu saja kami tulen, memangnya kenapa?"

"Yah ... umm ... anu, aku ingin meminta sesuatu pada kalian," Semakin lama, nada Yuna yang menggoda membuat selangkangan para penjaga itu bergetar. "Selama ini, aku ingin merasakan sensasi nikmatnya saat membuat ... bayi."

"ARGH! JANGAN! HENTIKAN!" Mereka, para penjaga yang mendengar rengekan Yuna langsung pingsan serentak karena tidak tahan mendengar suara desahan gadis itu.

Sementara Raiga sedang menunggu di balik pohon, dia sendiri sedang tidur dengan menampilkan pertunjukkan heboh di hidungnya, yaitu mengorok. Sadar aksinya membuahkan hasil, Yuna pun meloncat senang.

"Akhirnya, aku berhasil menyingkirkan dinding penghalang rumah Zapar, kalau begitu, aku harus cepat-cepat beritahu Raiga sebelum para penjaga bangun kembali!"

Yuna pun segera menemui Raiga, dia agak kesal melihat temannya malah enak-enakan ngorok di saat dirinya sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya di hadapan para penjaga.

"Raiga! Raiga! Ayo bangun, kita harus cepat masuk ke dalam gerbang sebelum mereka sadar kembali!" Yuna menggoyang-goyangkan hidung Raiga agar temannya itu bangun, beruntung, lelaki berambut putih itu langsung membuka matanya dan menguap lebar.

"Bagaimana?" tanya Raiga masih menguap. "Apa kau berhasil?"

"Pokoknya! Kita harus cepat!" Yuna langsung menarik hidung Raiga dan berlari untuk masuk ke dalam gerbang. Mereka melewati para penjaga yang tergelepar tak bernyawa di permukaan tanah karena desahan Yuna.

Raiga sendiri masih bingung mengapa Yuna bisa membuat para penjaga pingsan, tapi dia tidak peduli tentang itu, yang penting, intinya mereka telah berhasil melewati rintangan.

Semoga saja tidak ada rintangan lagi yang menunggu mereka di depan. Setelah agak jauh dari keberadaan para penjaga, Yuna dan Raiga memelankan langkah mereka, kembali berjalan normal, hidung lelaki itu juga telah terbebas dari jepitan jari gadis berambut biru itu.

Mereka sedang menginjak sebuah rumput hijau yang luas, banyak pepohonan menjulang tinggi di sekitar rumah Zapar. Raiga penasaran, mengapa Zapar tidak memberitahu padanya kalau dia itu putra dari Tuan Garelio? Bukankah Zapar memiliki sifat sombong? Tapi mengapa dia tidak menyombongkan kekayaannya pada mereka?

☆☆☆

"Mencari siapa?" Setelah sampai di depan pintu besar, mereka ditanyai oleh seorang pelayan wanita yang kebetulan membuka pintu untuk membuang pembalutnya yang bau bangkai.

"Kami mencari teman kami, Zapar." jawab Yuna dengan sopan agar pelayan wanita itu dapat membantunya untuk masuk ke dalam rumah mewah milik Zapar. Jujur saja, Yuna sedari tadi tidak henti-hentinya mengagumi keindahan rumah ini, karena itulah, dia juga penasaran bagaimana tampilan bagian dalam dari rumah besar ini.

"Oh, mencari Tuan Zapar, ya?" timpal pelayan itu dengan wajah datar. "Kurasa Tuan Zapar saat ini sedang berada di kamarnya, aku tidak tahu sedang apa dia, tapi banyak gosip mengatakan kalau dia sedang melakukan ritual di dalam kamarnya setiap saat."

Yuna terkejut tidak paham, sementara Raiga hanya bisa memasang wajah lesunya seperti biasa.

"Ri-Ritual? Apa maksud Anda seperti seorang malaikat yang mengabdikan dirinya kepada Yang Mulia dengan cara memotong bagian tubuhnya untuk dikorbankan, begitu?" duga Yuna dengan sedikit ngeri.

Raiga tidak nyaman terus-terusan berdiri seperti ini, dia ingin cepat-cepat duduk di kursi, tapi sayangnya, Yuna bersama pelayan wanita itu sedang memperbincangkan sesuatu tentang Zapar. Tidak ada cara lain selain menunggu para wanita bodoh itu berbicara.

"Kebanyakan orang menduga seperti itu, tapi, Tuan Zapar sama sekali tidak melakukan ritual semacam itu," ucap pelayan wanita itu dengan bisik-bisik. "Ritual yang kumaksud adalah kebiasaan seorang lelaki di saat hawa nafsunya sedang meledak-ledak, kau tahu maksudku, kan? Bahkan, Tuan Zapar melakukan itu sambil memandang gambar wanita telanjang, mengerikan bukan?"

"MENJIJIKAN SEKALI! KAU ZAPAR!" Yuna menjerit hingga semua penghuni rumah terkaget mendengarnya.

☆☆☆

Karena Yuna menjerit seperti itu, pelayan wanita itu langsung kabur untuk membuang pembalutnya di tong sampah.

Raiga akhirnya tersenyum. "Sudah selesai? Kalau begitu, bagaimana kalau kita ketuk pintunya untuk masuk?"

"Menjijikan-menjijikan-menjijikan-menjijikan!" Sayang sekali, Yuna sedang berada di mode rusak, gadis itu malah berbaring di tanah dengan ibu jari digigit-gigit seperti seorang bayi. Pertanyaan Raiga sama sekali tidak terjawab, karena terpaksa, akhirnya dia sendiri yang mengetuk pintu.

Tok! Tok! Tok!

Membutuhkan waktu beberapa menit hingga akhirnya seseorang membuka pintu, menyambut Raiga dengan senyuman hangat.

"Ah, terima kasih telah berkunjung ke rumahku, Nak Raiga."

Tidak disangka-sangka, akhirnya Raiga dipersilakan duduk di rumah Zapar oleh seorang malaikat elit tingkat sembilan, yaitu Tuan Garelio. Sementara itu, Yuna ditinggalkan di depan pintu oleh Raiga karena pikiran gadis itu telah rusak oleh omongan pelayan wanita tadi.

Raiga menjadi tamu pertama yang berkunjung ke rumah Tuan Garelio, bahkan dia dilayani sendiri oleh malaikat terkenal itu.

Penampilan dari Tuan Garelio sangat glamour dan mewah, dia mengenakan sebuah jubah merah berbulu seperti seorang raja. Dia juga memakai sebuah mahkota di kepalanya, membuatnya semakin terlihat mirip seperti raja, bahkan sayapnya yang lebar dan bercahaya dikibaskan dengan mengagumkan.

Jika dibandingkan dengan Claudio Geriz, malaikat elit tingkat sepuluh, Tuan Garelio lebih berwibawa dan bijaksana, terlihat sekali dari tatapannya yang tajam namun menghangatkan, cara berjalannya pun penuh dengan kegagahan seorang pria.

Betul-betul jantan, pikir Raiga.

"Jadi, apa yang membuat Nak Raiga berkunjung ke gubuk kecilku ini?" tanya Tuan Garelio dengan merendahkan diri.

"Zapar," jawab Raiga dengan polos. "Aku ingin bertemu dengan Zapar."

Tuan Garelio menganggukkan kepalanya. "Jadi alasannya karena ingin bertemu dengan Putraku Zapar, ya?" Kemudian, Tuan Garelio menghela napas. "Dia sudah kuusir dari rumah ini."

Raiga terbelalak mendengarnya, dia tidak percaya kalau Tuan Garelio telah mengusir Zapar alias putranya sendiri. Tapi mengapa dia melakukan itu, apakah Zapar telah membuat kesalahan? Raiga terus bertanya-tanya dari dalam hati.

"Bukankah, Pelayan Wanita yang tadi mengatakan bahwa Zapar sedang berada di dalam kamarnya? Dia juga bilang kalau Zapar sering melakukan sebuah ritual tertentu?"

Tuan Garelio langsung tertawa mendengarnya. "Maksudmu, seorang wanita yang mengenakan baju pelayan yang menggenggam sebuah pembalut tadi, ya?" Raiga mengangguk sebagai respon. "Itu Istriku, bukan seorang pelayan atau apalah itu."

Raiga semakin bingung. "I-Istri Anda? Tapi mengapa dia mengenakan pakaian pelayan dan menyebut Zapar ditambahi dengan 'Tuan'? Seperti seorang pelayan menyebut majikannya begitu, kenapa?"

Lagi-lagi Tuan Garelio tertawa. "Hahaha! Itu jelas karena aku memperbudak Istriku sendiri, bahkan Zapar pun kuperlakukan seperti kecoa di rumah ini, tapi sayangnya, dia telah kuusir, jadi, perkataan Istriku itu bohong, Zapar tidak ada di kamarnya, melainkan di luar, entah di mananya aku tidak peduli."

Raiga langsung menahan emosinya. "Ternyata dugaanku salah," ucap Raiga dengan bangkit dari kursi. "Kau lebih buruk dari Tuan Claudio, aku permisi."

Karena marah, Raiga meninggalkan Tuan Garelio yang masih tersenyum menatapnya keluar dari pintu.

"Dasar anak-anak." Tuan Garelio menggelengkan kepalanya.

☆☆☆

"APA!? ZA-ZAPAR DIUSIR!?"

Yuna memekik setelah mendengar cerita singkat yang dikatakan Raiga, mereka masih ada di depan pintu rumah Zapar.

"Ya, begitulah," jawab Raiga dengan malas. "Terus, apa yang harus kita lakukan?"

Hidung Yuna kembang-kempis saking jengkelnya. "Tentu saja kita harus mencari Zapar! Ayo, Raiga!"

Namun, Raiga menepis tangan Yuna yang akan menyentuhnya. "Aku tidak mau," jawah Raiga dengan santai. "Aku tidak mau mencari Zapar."

"Raiga!?" Yuna terkejut mendengarnya. "Kenapa?"

"Lebih bagus kalau kau membantuku untuk melenyapkan sumber masalah di rumah ini, Yuna."

Yuna tidak mengerti. "Sumber masalah? Apa maksudmu?"

"Tuan Garelio," kata Raiga dengan nada ditekan. "Dialah dalang dari semua ini, kita harus melenyapkannya."

☆☆☆

"Harganya 20 cahaya, Tuan."

Saat ini, Zapar sedang berada di meja kasir, sedang mengocek kantongnya untuk membayar makanan yang baru dibelinya di supermarket itu.

Setelah itu, dia keluar dari supermarket, berjalan-jalan santai dengan mengunyah keripik kentang yang baru dibelinya itu.

"Sekarang, aku harus ke mana, kawan? Aku bingung." Karena melamun sambil berjalan, badan Zapar tidak sengaja menabrak seorang lelaki berambut pirang hingga jatuh.

"Oh! Maaf-maaf, kawan!" Zapar langsung membantu lelaki itu untuk berdiri kembali.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." jawab lelaki itu dengan tersenyum walaupun dirinya membiarkan Zapar membantunya untuk berdiri.

Setelah berdiri, lelaki pirang itu terkejut saat membaca nickname dikaos yang dikenakan Zapar.

"Ka-Kau Zapar!?" pekik lelaki pirang itu. "Jadi, kau ya, malaikat yang membantu Raiga saat dia bertugas di Bumi?"

Mendengarnya, Zapar mengangguk. "Benar, kawan!" Zapar tersenyum sombong. "Memangnya kau siapa hingga bisa mengenal Raiga?"

"Aku Melios! Musuh Raiga!"

Zapar terkaget mendengarnya.

BERSAMBUNG ...

RAIGA Chapter 14 UPDATE!!

Yoyosha! Akhirnya Raiga update! Yeyeyeyeye! :v

Semoga kalian terpuaskan dengan cerita ini!

Penasaran?

Tunggu kelanjutannya! ^^

Sampai jumpa! XD

#RAIGAChapter14

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 148K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
3.6M 357K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
1.1M 104K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
282K 744 9
konten dewasa 🔞🔞🔞