☆Chapter 2 : Neraka☆

1.5K 157 117
                                    

Setelah berpamitan dengan mamanya, Raiga pergi ke stasiun kereta awan menuju Bumi. Dia menunggu kedatangan kereta di kursi tunggu setelah membeli tiket, dia duduk bersebelahan dengan seorang gadis berambut biru panjang, berjaket merah berbulu.

Karena lapar, Raiga membuka kopernya, mengeluarkan sekantung keripik kentang untuk camilannya. Ketika dia memakan keripiknya itu, sang gadis yang ada di sebelahnya tiba-tiba menoleh padanya. Sontak, Raiga kaget, soalnya tatapan yang dipasang oleh gadis berjaket merah dan berambut biru itu seperti orang yang sedang tidak mau diganggu, mungkin saja suara krispi dari keripik itu mengganggu pendengaran gadis tersebut, pikir Raiga.

Daripada diam saja, Raiga bertanya pada gadis yang masih menatap matanya itu dalam keheningan. "Apa kau merasa terganggu?" Bola mata merah dari gadis tersebut langsung membesar setelah mendengar pertanyaan dari Raiga, sungguh, pikirannya tiba-tiba berkecamuk, dia takut kehadirannya benar-benar mengganggu gadis asing itu.

"Tidak," Suara lembut itu berasal dari bibir tipis gadis di sebelah Raiga, namun, sekarang kepala sang gadis berpaling darinya. "Aku hanya sedang ... lapar."

Sedetik kemudian, Raiga tersenyum, ternyata alasan mengapa gadis itu memandang dirinya adalah dia ingin merasakan keripik kentang yang dikunyah Raiga untuk menutupi rasa laparnya. Astaga, rupanya alasan yang gadis berambut biru bilang padanya benar-benar membuat Raiga ingin tertawa.

"Kau lapar?" Raiga menyodorkan keripik kentangnya kepada gadis berjaket merah di sebelahnya itu. "Ini enak lho."

Sang gadis dengan malu-malu mengambil keripik kentang yang ada di tangan Raiga lalu melahapnya secara lembut. "Kau benar, ini sangat enak, terima kasih," kata gadis itu dengan sopan. "Aku ingin berkenalan denganmu."

Mendengar hal itu langsung membuat Raiga membelalakkan matanya. Dia tidak percaya ada seorang gadis yang ingin mengajaknya berkenalan duluan. "Hah?" Raiga tersenyum kecut. "Kau tadi bilang apa?"

"Aku ingin berkenalan denganmu, bolehkah?" Alangkah kagetnya Raiga mendengar pertanyaan itu.

"Te-tentu saja," ucap Raiga gelagapan. "Namaku Kuruga Raiga Bolton, panggil saja aku Raiga!" Gadis itu mengangguk.

"Raiga?" Kata gadis itu dengan senyum malu-malu. "Nama yang keren. Kalau namaku, Zelila Yuna Birikawa, kau boleh memanggilku Yuna."

Raiga tersenyum. "Baiklah, Yuna, kita sekarang berteman." Kedua pipi Yuna memerah mendengarnya.

Tut~ Tut~ Tut~

Suara kedatangan kereta yang ditunggu Raiga akhirnya datang juga, pria berjaket hitam itu langsung berdiri. "Yuna, keretaku sudah tiba, aku pamit ya!" Namun, Yuna juga ikut berdiri.

"Rupanya kita menunggu kereta yang sama ya, Raiga."

Mendengar hal itu, Raiga terkejut. "Jadi kau juga menunggu kereta ini?" Yuna mengangguk sebagai jawaban.

Dan kemudian, mereka berdua memasuki kereta bersama, dan duduk di ruangan yang sama di dalam kereta.

"Ahaha! Aku tidak mengira kalau kita akan ke tempat yang sama, aku pikir kau berbeda tujuan denganku." Raiga terkekeh-kekeh mengingat kejadian satu jam yang lalu, Yuna hanya tersenyum tipis menanggapinya.

Ceklek!

Seorang pria seumuran Raiga tiba-tiba masuk ke ruangan mereka tanpa permisi, duduk di hadapan Raiga dan Yuna dengan wajah sombong. "Apa?" ucap pria berambut merah itu dengan pedas. "Kalian tidak suka dengan kehadiranku?"

"Bukan begitu," Raiga menjawab. "Kami hanya terkejut kau datang tanpa permisi pada kami, apa kau pernah belajar sopan santun? Tata krama? Etika?"

Terdengar menyinggung, lelaki berambut merah itu langsung berdiri, menantang Raiga. "Kau mau berkelahi, rambut perak?" Raiga tersenyum.

RAIGA (TAMAT)Where stories live. Discover now