☆[S2] Chapter 12 : Kunjungan Rumah☆

503 83 179
                                    

"Astaga!" Felis, ibu kandung Raiga langsung terkejut ketika memandang anak sematang wayangnya pulang dengan pakaian sekolahnya yang kotor dan wajah babak belur. "Raiga! Jelaskan padaku! Apa yang membuatmu jadi berantakan seperti ini? Apa di jalan kau dikeroyok oleh gerombolan berandalan? Atau kah kau dikejar-kejar oleh para waria?"

Mendengar ibunya bertanya hal-hal yang aneh, Raiga hanya menguap lebar, menampilkan wajah super malasnya seperti biasa. "Hanya urusan kecil," kata Raiga dengan berjalan melewati Felis dan masuk ke dalam kamarnya.

"Hanya urusan kecil?" ulang Felis dengan curiga, dia masih penasaran mengapa anak kesayangannya yang selalu dimanja bisa bonyok begitu, dia harus melaporkan ini pada pihak sekolah, ini sudah pelanggaran, pikirnya.

Ketika Felis kembali melanjutkan kegiatan menyapu lantai, seseorang mengetuk pintu rumahnya, membuatnya harus menghentikkan kegiatan bersih-bersihnya lagi dan membuka pintu, dia harap itu bukan penagih hutang yang kemarin lusa datang sambil marah-marah hingga dia harus mengusirnya menggunakan lemparan sepatu.

"Maaf, apakah ini rumahnya Kuruga Raiga Bolton?" Rupanya bukan penagih hutang, syukurlah. Ternyata dia hanyalah seorang gadis berambut biru yang mengenakan jaket berbulu.

Raut muka Felis langsung menampilkan keramahan bak bidadari pada gadis asing itu. "Betul, ini adalah rumah Raiga, dan dia itu putraku." ucap Felis dengan senyuman tipis yang menghangatkan suasana. "Memangnya, ada perlu apa kau mencari putraku?"

Gadis itu memberikan sebuah kartu nama pada Felis. Sebenarnya, gadis itu adalah Yuna, karena kerinduannya yang sudah tidak terbendung lagi, akhirnya dia nekat pergi mencari rumah Raiga dan Zapar, beruntung, karena sudah tanya-tanya pada orang-orang, akhirnya dia dapat menemukan rumah Raiga dengan cepat, sisanya tinggal Zapar.

☆☆☆

Setelah itu, Felis mempersilakan Yuna masuk ke rumahnya untuk duduk di kursi tamu, dia juga menawari gadis itu aneka makanan ringan sampai kue-kue yang renyah dan gurih, karena Yuna selalu menolak tawarannya, alhasil, Felis terpaksa harus membawa semua simpanan makanannya ke meja tamu.

"Ma-maaf, aku benar-benar tidak mau merepotkan Anda, tapi kenapa--" perkataan Yuna langsung dipotong oleh Felis dengan ramah.

"Tidak apa-apa, aku selalu seperti ini jika menjamu seorang tamu," ucap Felis dengan tersenyum hangat, tidak peduli pada Yuna yang cemas karena makanan yang ada di meja tamu sudah menggunung. "Ayo, makan saja kue-kuenya, Yuna. Aku akan ke kamar Raiga dahulu, untuk memanggilnya kemari."

Demi apa pun, Yuna tidak paham apa yang ada dipikiran ibunya Raiga, seumur hidupnya, dia tidak pernah melihat seorang tuan rumah menjamui tamunya dengan kue sebanyak ini hingga bertumpuk-tumpuk membentuk gunung sampai puncaknya menyentuh langit-langit rumah.

Bahkan, Yuna tidak dapat melihat keadaan yang ada di hadapannya karena terhalangi oleh tumpukan kue tersebut, lantas, bagaimana dia mengobrol dengan Raiga jika seperti ini kejadiannya.

"Ini benar-benar buruk." ucap Yuna dengan memasang wajah khawatir. "Aku harap, aku dapat memakan semua kue ini dengan cepat agar aku bisa berbincang bersama Raiga dengan tenang."

☆☆☆

Di dalam kamar, Raiga sedang bermain-main dengan Chogo, kucing peliharaannya yang bulunya berwarna putih tebal.

"Hahaha! Kau lucu sekali, Chogo!" Raiga menggelitik badan Chogo dengan lihai membuat kucing itu mendengkur nyaman karena hal itu.

RAIGA (TAMAT)Where stories live. Discover now