☆[S3] Chapter 23 : Kemunculan Sosok yang Mengejutkan☆

112 15 26
                                    

"Di dunia Rebula ini, kehadiran Iblis seperti kalian, tidak diharapkan! Aku akan membunuh kalian berdua demi kedamaian dunia!" Hill berteriak kencang saat dirinya sudah menggenggam pedang miliknya yang terkapar di tanah bersalju.

Kemudian, lelaki elf itu berjalan secara pelan menghampiri Yuna dan Zapar yang sedang mendiskusikan sesuatu sambil berjongkok, Hill Yustard mengangkat pedangnya tinggi-tinggi sesaat dirinya telah sangat dekat dengan mereka.

Dan, SET!

Hill langsung mengayunkan pedang tersebut dengan kencang ke arah Yuna dan Zapar yang masih sedang berjongkok di hadapannya, dia tidak tahu apa yang mereka pikirkan saat ini, padahal lawannya sedang berada di dekat mereka bahkan sedang mengacungkan senjatanya, tapi mengapa dua iblis itu tidak bergerak untuk menghindar atau bertarung lagi dengannya? Begitulah yang dipikirkan Hill Yustard, namun,

CRAT!

Sebuah darah tiba-tiba menyembur sangat deras dari bawah tubuhnya, sampai dia kaget tak mengerti, ah, ternyata pedang yang dia ayunkan pada Yuna dan Zapar malah mengenai kaki kirinya, pedang itu telah menancap di betisnya setelah membuat sobekan lurus dari pangkal pahanya sampai ke bawah.

"AAARGHHH!!!" Tentu saja, rasa sakit dari serangan tersebut langsung menyambar ke area lukanya sampai dia menjerit dan meringis kesakitan.

Bruk!

Hill Yustard sampai jatuh terduduk di tanah bersalju dengan darah yang masih menyembur-nyembur dari kaki kirinya, membuat area yang didudukinya banjir oleh cairan kental berwarna merah yang keluar dari tubuhnya, warna putih dari gumpalan tanah bersalju jadi tergantikan dengan warna merah yang sangat mengerikan.

"Me-Mengapa... Padahal aku yakin, tebasan pedangku mengenai kalian! Karena kalian sedang berjongkok persis di depanku! Tapi, mengapa tebasannya malah mengenai kakiku!?"

Kini, Yuna dan Zapar sedang berdiri tidak jauh dari tempat Hill Yustard menjerit-jerit, mungkin hanya beberapa meter saja, tapi misteri mengapa mereka tidak terkena serangan lelaki elf itu masih belum terungkap. Sebenarnya, apa yang telah terjadi saat itu? Hill Yustard benar-benar jengkel.

"Zapar, apa tidak apa-apa jika kita membiarkan dia terus begitu? Aku tidak tega melihatnya...." bisik Yuna pada Zapar dengan hati yang gelisah.

"Biarkan saja, Yun! Dia pantas mendapatkannya!" Setelah mengucapkan itu pada Yuna, Zapar kembali memusatkan perhatiannya pada Hill Yustard, lalu melangkahkan kakinya untuk mendekati si lelaki elf tersebut yang kini sedang bersimpuh lemah di permukaan salju yang menyatu dengan darahnya sendiri. "Hey kau!" Zapar langsung melemparkan sebuah bentakan pada Hill, membuat lelaki elf itu menatapnya dengan tajam.

"Kau mau membunuhku, kan?!" tebak Hill Yustard dengan suara yang tidak kalah kencang pada Zapar. "Jika itu benar, maka bunuh saja aku! Tapi kau akan terkena masalah besar! Kau akan punya banyak musuh jika membunuhku! Jadi, cepatlah! Ayo!Bunuh ak--"

"DIAM!!" Ocehan Hill langsung terpotong oleh teriakan Zapar bahkan sampai membuat segerombolan burung beterbangan dari pepohonan yang dihinggapinya, suara bocah itu menggema, memecahkan suasana sunyi dari hutan bersalju ini hingga Yuna juga tersentak mendengarnya. "Dengarkan aku! Brengsek! Jika kau ingin mati, aku bisa dengan mudah membunuhmu saat ini juga! Tapi, aku tidak sebusuk itu!"

"Kau sudah busuk dari lahir! Karena kau itu--"

"KUBILANG DIAM!" Zapar kembali membentak Hill karena lelaki itu tidak mau mendengarkan ucapannya sampai akhir. "Mungkin tadi kau bertanya-tanya, mengapa serangan dari pedangmu tidak mengenai kami, kan? Aku akan menjelaskannya padamu! Itu karena kami, menggunakan kekuatan malaikat! Kami bisa melindungi diri kami dari segala serangan dalam lima detik, saat kami menggunakannya, tubuh kami akan langsung menghilang dalam sekejap saat sebuah serangan datang, dan setelah itu, kening kami, para malaikat, akan membentuk sebuah pola bulan sabit yang bersinar, itulah yang Yuna bilang padaku!"

RAIGA (TAMAT)Where stories live. Discover now