☆Chapter 3 : Cara Malaikat Terbang☆

1.2K 144 112
                                    

"Hah?" Suara Raiga menggema, membuat kedua mata Yuna sedikit terbuka. "Neraka?"

Zapar tersenyum sombong, dia berlagak seolah-olah dirinya adalah orang yang hebat. Padahal, Raiga sendiri saat ini sedang menganggap bocah itu aneh, bodoh dan dungu.

Neraka?

"Apa kau bercanda?" Raiga mengangkat kedua alisnya kaget. "Kau tidak berpikir Neraka itu tempat yang bagus kan?"

Zapar menggelengkan kepalanya, menenggelamkan punggungnya di punggung kursi. "Hey, Raiga, kenapa mukamu jadi terkejut begitu?" Zapar menyunggingkan senyuman kecil. "Tenanglah, aku hanya bercanda, kawan."

Bercanda dia bilang?

"Konyol sekali," Raiga menepuk dahinya dengan jengkel. "Kenapa aku bisa-bisanya tertipu oleh kebohonganmu?"

Mendengarnya, Zapar tertawa. Baru kali ini, Raiga ditipu oleh orang asing, biasanya dia yang duluan menipu orang. Tapi, ya sudahlah, mungkin saat ini keberuntungannya sedang direnggut oleh malaikat lain.

Zapar contohnya.

"Astaga! Untuk apa kau kembali ke sini, pria aneh!" Tiba-tiba Yuna bangun dan berdiri tegak dengan mata yang melotot pada Zapar. "Kau masih belum puas meledek Raiga?"

Zapar ikut berdiri, namun dia tersenyum pada Yuna dan mencoba untuk berjabat tangan dengan gadis berambut biru tersebut.

Sayangnya,

Plak!

Tangan Zapar langsung ditepis oleh Yuna. "Jangan ganggu kami," Yuna menatap tajam mata Zapar. "Kumohon, pergilah dari sini."

Raiga hanya bisa menonton dengan santai, dia tidak peduli nasib Zapar yang sedang diusir oleh Yuna, yah, begitulah sifatnya.

"Yuna," Ketika Yuna dan Zapar masih sedang berdebat, Raiga memotong pembicaraan mereka. "Zapar itu teman kita."

Yuna terbelalak mendengarnya.

Suasana tiba-tiba hening, hanya suara keriuhan dari rel kereta dan dengungan obrolan dari ruangan sebelah. Yuna memandang wajah Raiga dengan tidak percaya, tentu saja dia kaget, karena selama gadis itu tidur, dia sama sekali tidak tahu kalau Raiga dan Zapar sudah semakin dekat.

"Kau dengar itu?" Zapar tersenyum licik pada Yuna.

Yuna menoleh pada Zapar, dia bingung harus membalas apa. Jadi, gadis berjaket merah itu hanya bisa duduk kembali di kursinya dengan perasaan yang masih resah.

"Jadi namamu Yuna ya?" Zapar juga duduk kembali, berhadapan dengan Yuna, mencoba berinteraksi dengan gadis lugu itu. "Kau cantik sekali."

Seketika perasaan Yuna dibawa oleh Zapar setinggi langit sampai meledak berkeping-keping di angkasa.

Apa ini?

Yuna sedang digoda?

Seumur hidupnya, Yuna tidak pernah sekalipun dibilang cantik oleh lelaki, bahkan keluarganya pun tidak ada yang mengatakan hal itu sebelumnya. Kedua pipi Yuna memerah, dia malu sekali.

"Hah?" Raiga merespon perkataan Zapar dengan nada yang datar. "Tadi kau bilang apa?"

Zapar berbisik-bisik pada Raiga, mendadak mereka berdua tertawa bersama, membuat Yuna yang seruangan dengan mereka penasaran pada bisikan yang disampaikan oleh Zapar ke Raiga.

"Kenapa kalian tertawa?" Yuna sedikit merasa tersinggung. "Kalian menertawakanku?"

Raiga langsung menggeser pantatnya mendekati Yuna, masih menahan tawanya, lalu berbisik pada telinga gadis tersebut.

RAIGA (TAMAT)Where stories live. Discover now