My Ice Girl [Sudah Terbit - S...

By pitsansi

22.3M 1.4M 117K

#1 in Teen Fiction [28-08-17] #1 [3 bulan berturut-turut, Nov 17 - Jan 18] [Sudah Terbit - sebagian part suda... More

Serial My Ice Girl (Wattpad Studios & Screenplay)
Teaser Poster "My Ice Girl" Series
Official Teaser My Ice Girl Series (Screenplay & Vidio.com)
Official Poster My Ice Girl
Official Trailer My Ice Girl
Instagram Live Chit Chat with Cast
[1] Gadis Berlesung Pipi
[2] Siap Bersaing
[3] Satu Lawan Satu
[4] PDKT
[5] Abu-Abu
[6] Senyum yang Sama
[7] Hai
[8] Life Must Go On
[9] Tetangga Baru
[10] Selangkah Lebih Dekat
[11] Panas
[12] Petunjuk
[13] Rumit
[14] Dinner
[15] Di Antara Dua
[16] Just the Way You Are
[17] Accident
[18] Maaf
[19] Memory
[20] Target
[22] Fakta Baru
[23] Jangan Pergi!
[24] Curiga
[25] Truth or Dare
[26] Mama dan Dara
[27] Sambal Mangga
[28] Rain
[29] Ada Apa Dengan Dara?
[30] Suka?
[31] Amanda Kirana
[32] Complicated
[33] Discuss
[34] Tertangkap Basah?
[35] I'm in Love
[36] Hurt
[37] Beku
[38] Luapan Emosi
[40] Flashback
[41] Melawan Kata Hati
[42] Tentang Kebahagiaan
[43] Confused
[44] Asing
[45] Devil and Angel
[46] Memilih
[47] Devil
[48] Secret
[50] Baikan?
[51] "Iya"
Open PO Novel "Just be Mine"
[UpMood] Iko cs Ngebet Peranin My Ice Boy
[52] Tempat Pulang
[53] Second Meet
[54] Gue Mau Lo Bahagia
[55] Maaf & Terima Kasih
[56] When I See You Again
[57] Please, bahagia buat gue, My Ice Girl
[58-End] I Love You, Adara Mahestri
Kalian Harus Tau Ini!
Tanya Apapun!
Pemeran MIG Rusuh di Q&A
[Bayar Janji] Buka Part yang Diprivate
My Ice Boy
Info Terbit & Testimoni
Testimoni Terpilih & Extra Part
Cara Baca Part yang Diprivate
Kilas Balik Kisah Manda
Vote Cover & Seputar PO
Pre-Order & Pemenang Vote Cover MIG
Special Giveaway (s/d 01 November 2022)

[21] X-5

328K 26.5K 1.6K
By pitsansi


02 Oktober 2015

Kata dia, cewek yang punya lesung pipi itu manis. Bisa bikin mood buruk jadi sirna hanya dengan lihat cewek itu tersenyum.

Berarti, gue bisa jadi salah satu kandidat buat jadi pacarnya, kan? Senangnya.

Awalnya gue cuma suka biasa aja. Tapi, lama-lama jadi tambah suka. Jangan salahin gue, tapi salahin dia yang kenapa manis banget waktu itu? Iya, waktu itu. Saat gue dengan susah payah menerobos padatnya orang-orang untuk lihat pembagian kelas yang ditempel di mading. Mentang-mentang badan gue mungil, jadi mereka seenaknya aja nyikut gue buat menyinggir dari sana.

Kemudian, suaranya yang tenang tapi tegas, mampu membuat semua orang di depan mading menyingkir. Gue masih ingat kata-katanya.

“Kalian ngalah, dong, sama cewek. Dia hampir jatuh, loh, karena kalian sikut-sikut.”

Mereka yang sebagian besar adalah cowok-cowok bertubuh tinggi, cuma bisa berseru, “Iya, Kak. Maaf, Kak,” kemudian mereka menyingkir dan memberikan gue ruang untuk bisa lihat pengumuman di mading dengan sangat jelas.

Tapi sayangnya, saat itu gue lupa buat ngucapin makasih sama dia. Karena saat gue balik badan, dia udah nggak ada di tempat semula.

Sejak kenaikan kelas, gue jadi sering beralasan biar bisa main ke gedung SMA Gemilang. Karena gue tahu, setelah lulus dari SMP, dia lanjut sekolah di SMA Gemilang. Gue seneng banget. Walaupun gue sama dia sekarang beda gedung, tapi gue masih bisa mengagumi dia dari jauh.

Gue jadi mikir keras gimana caranya biar bisa deket sama dia. Makanya gue putusin buat masuk ekskul renang. Karena yang gue tahu, cuma ekskul renang yang gabungin anggota dari SMP dan SMA Gemilang.

Di klub renang, gue beruntung banget bisa dekat sama seseorang yang kebetulan satu kelas sama cowok yang gue suka, X-5. Gue jadi tertarik sama semua kegiatan yang dilakukan kelas X-5 di SMA Gemilang, terutama semua hal yang berhubungan tentang dia, si kakak kelas yang sudah mencuri hati ini.

Malik mengingat kembali isi buku diary milik Manda yang ia baca semalam. X-5. Ia mengulang kelas yang disebutkan di dalam buku itu. Pikirannya langsung tertuju pada Ethan yang ia tahu dulu berada di kelas X-5.

Maka, tanpa membuang waktu, pagi-pagi sekali Malik menyusul Ethan ke kelasnya. Ia hanya ingin sekedar memancing Ethan dengan pertanyaan sederhana tetang tipe cewek yang disukainya. Ia terkejut ketika Ethan menyebut salah satu cewek yang disukainya adalah yang mempunyai lesung pipi. Entah candaan Ethan itu serius atau tidak. Yang jelas, Malik jadi lebih waspada pada orang-orang yang dekat dengannya, yang bisa saja memiliki hubungan dengan kepergian Manda.

--<><>--

“Dara, kamu tahu nggak, Malik suka rasa cokelat atau keju?”

Dara hampir saja tersedak ketika meneguk susu cokelat kesukaannya pagi ini. Pertanyaan Bunda barusan terdengar sangat aneh.

“Kenapa tanya sama Dara? Mana Dara tahu?” katanya cuek. Dan nggak mau tahu, lanjutnya dalam hati.

“Oh, Bunda kira kamu tahu.”

Kenapa juga Dara harus tahu?

“Bunda bingung mau kasih dia kue buatan Bunda yang rasa cokelat atau rasa keju?”

Dara berdecak setelah menyelesaikan sarapannya pagi ini. “Nggak usah kasih apa-apalah, Bun. Ngapain, sih, repot-repot?”

“Kita harus baik-baik sama tetangga,” jawab Bunda yang sedang sibuk menyiapkan sesuatu di dapur.

“Bunda udah kelewatan baiknya. Jangan bikin dia keenakan.” Dara beranjak dari kursinya, kemudian meraih tas ranselnya di sudut meja makan.

“Yaudah, Bunda titip ini buat Malik, ya,” kata Bunda yang sudah berada di dekat Dara sambil mengulurkan dua kotak makan berukuran sedang.

“Ini apa?” tanya Dara terkejut. Ia enggan meraih dua kotak makan itu.

“Yang satu bekal sarapan. Yang satu lagi kue bolu coklat keju. Semuanya kamu kasih ke Malik, ya.” Bunda mengulurkan dua kotak itu semakin dekat ke arah Dara.

“Apaan sih, Bun?” Dara berniat menolak. “Nggak usah repot-repot beginilah.”

“Ini bukan buat kamu, tapi buat Malik.”

“Nanti dia malah keenakan kalo Bunda baik terus sama dia.”

“Itung-itung ini ucapan terima kasih karena dia udah temenin kamu malam minggu kemarin,” desak Bunda.

“Bukan Dara yang minta ditemenin,” kata Dara cuek.

“Tapi Bunda yang minta dia temenin kamu,” kata Bunda membenarkan. Bunda lalu memaksa Dara membuka tangannya dan menyambut dua kotak itu. “Ini, Bunda titip, ya. Ingat, langsung kasih ke Malik begitu kamu sampai di sekolah, ya. Bunda yakin dia belum sarapan.”

“Aduh, Bun,” Dara pura-pura kesakitan sambil memegang perutnya dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya yang memegang dua kotak makan, perlahan ia turunkan dan meletakkannya di meja makan. “Perut Dara sakit nih. Lagi halangan hari pertama.”

“Apa hubungannya?” tanya Bunda heran.

“Dara harus ke toilet, lama. Pasti terlambat dan nggak sempat kasih bekal ini ke Malik,” kata Dara, masih berusaha keras menjalankan aktingnya sealami mungkin.

“Yaudah, kalo gitu, selesai dari toilet, kamu ke rumah Malik aja buat kasih bekal itu. Sekalian berangkat bareng dia biar nggak telat.”

Dara langsung menegakkan tubuhnya setelah mendengar saran dari Bunda. “Dara berangkat sendiri aja deh, Bun.” Ia kemudian bergegas ke luar rumah setelah pamit sekilas pada Bunda.

Bunda hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Dara. Ia tahu betul ketika putrinya sedang berbohong. Dan ia juga tahu dengan cara apa mengatasinya.

--<><>--

“Arul,” bisik Dara di depan kelas XII IPA 2.

Beruntung, Dara tiba di sekolah pagi-pagi sekali. Keadaan di kelas itu masih sangat sepi. Dan ia tahu Arul selalu datang paling pagi dari teman-teman sekelasnya yang lain.

Arul datang menghampiri. “Ada apa?”

Dara mengulurkan dua kotak titipan bundanya kepada Arul.

“Gue udah sarapan,” tolak Arul percaya diri.

“Ini bukan buat lo!” sahut Dara. “Gue titip buat Malik,” lanjut Dara sambil berbisik.

Arul tidak langsung meraih kotak-kotak itu. Ia memicingkan matanya, menatap Dara dengan heran.

“Ini titipan Bunda, bukan dari gue,” ujar Dara dengan tatapan memperingatkan. “Lo tahu sendiri, Bunda gue orangnya kayak gimana.”

“Kenapa lo nggak minta tolong Ethan aja yang sampein ke Malik?” tanya Arul masih bergeming.

Dara berdecak sekali. “Lo tahu sendiri Ethan mulutnya comel banget. Makanya gue minta tolong banget sama lo. Jangan sampai ada yang tahu bekal ini dari gue, ya. Gue nggak mau digosipin lagi sama dia.”

“Mending lo kasih sendiri langsung ke orangnya, deh,” saran Arul, masih enggan menyentuh kotak itu.

“Jadi, lo nggak mau bantuin gue?” kata Dara bernada kesal.

“Ngapain gue repot-repot sampein bekal itu, kalo nyatanya orang yang lo maksud sekarang lebih dekat sama lo daripada gue.”

Dara mengerutkan keningnya, tak mengerti. Ia baru paham maksud perkataan Arul ketika cowok itu memberikan kode dengan matanya untuk menoleh ke belakang.

Dara menoleh dengan ragu-ragu. Belum juga kepalanya menoleh sempurna ke belakang, sebuah tangan sudah mengambil alih dua kotak dari tangannya.

“Jadi ini buat gue?” tanya Malik sumringah.

“Itu titipan Bunda!” jawab Dara cepat. “Nggak usah dikembaliin kotaknya!” lanjutnya dengan nada memperingatkan. Ia takut, kalau-kalau Malik akan membuat kelasnya kembali heboh dengan kedatangannya.

Tanpa menunggu jawaban dari Malik, Dara melangkah pergi dari sana dengan langkah-langkah cepat. Malik hanya mampu mengiringi kepergian cewek itu dengan senyuman lebar.

Malik menoleh pada Arul yang baru saja berniat untuk kembali masuk ke kelas.

“Gue nggak pernah tahu kalo lo sama Dara ternyata saling kenal?” tanya Malik.

“Lo nggak pernah tanya, kan? Ngapain gue capek-capek jelasin?” jawabnya cuek.

“Yaudah, sekarang gue tanya. Kalian bisa saling kenal, gimana ceritanya?” tanya Malik penasaran.

“Ya, jelas kenal. Waktu kelas sepuluh, gue sama Dara teman sekelas. Bareng Ethan, Satya, sama Iko juga.”

Malik tertegun seketika. “Kelas sepuluh lima?” tanyanya meyakinkan.

Arul mengangguk, membenarkan tebakan Malik. Kemudian ia masuk ke kelas setelah beberapa saat menunggu, namun Malik tidak kunjung bersuara.

X-5. Malik mencoba menghubungkan semuanya dengan isi diary Manda. Itu artinya, cowok yang disukai Manda sekelas dengan teman-temannya saat kelas sepuluh. Atau bisa jadi, cowok itu adalah salah satu dari mereka.

TBC

Sebentar lagi kita akan memasuki konflik yang mungkin aja bisa bikin kalian berpikir dua kali sama tebakan kalian di awal cerita ini.

Aku terhibur banget baca komen-komen kalian yang heboh-heboh dan ngocok perut di setiap scene cerita ini. Semoga cerita ini juga bisa menghibur kalian, ya.

Satu lagi, aku mungkin nggak akan rutin lagi update cerita MIG ini. Maksudnya, nggak akan update tiap hari lagi, tapi aku kasih jeda dua atau tiga hari. Selain karena memang konflik cerita ini akan mulai menguras emosi kalian, juga biar kalian ngerasain kangen yang mendalam dulu sama Malik. Kan nggak asyik kalo ketemu tiap hari. Ya, kan? Wkwk

Jadi, jangan berharap aku update besok ya. Aku akan update lagi di waktu yang tidak menentu, tapi nggak akan lama kok jedanya. Kumpulin dulu kangennya sama Malik ya.

Vote dan comment jangan lupa, biar makin semangat :)

Salam,
pitsansi

Continue Reading

You'll Also Like

540K 58.2K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
638K 43K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
721K 33.9K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2.4M 128K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...