He is My Husband (Completed)

By edeniacullens

1.2M 36.9K 951

18+ NO PLAGIAT, PLEASE !!!! Kisah Helena dan Nathan yang bertemu kembali setelah Nathan meninggalkan Helena... More

1. Bad Purpose Ever
2. Shock to meet him, again.
4. Better Propose
5. Upset
6. Help me, Nathan
7. Poor Helena
8. After married with you
9. London
10. Just the way you are
11. First day, Worst day
12. Hungry?
13. Tears
14. Best Surprise
15. Forgive me
16. Truth
17. Damn Max!!!
18. Pain
19. Bangkit
20. Different
21. Wanita Ular
22. Lelaki brengsek
23. Fact
24. Find you
25. Damn, Max!! 2
26. End
Add part
Extra
Spoiler

3. About Nathan

58.4K 1.9K 201
By edeniacullens

Helena POV

Entah aku harus senang atau sedih saat mendengar suaranya.
Aku begitu merindukan Nathan, bahkan tak ada seorangpun yang tahu sebesar apa rinduku pada lelaki itu. Tapi, bayangan pahit 1 tahun lalu mulai membayangiku. Aku menangis tanpa bisa berkata apapun, tak peduli sekelilingku yang menatapku aneh  dan iba karena isakkanku.
Aku berlari sejauh mungkin dari restaurant terkutuk itu, apa apaan ini?!

Aku dijodohkan dengan kekasih ralat, mantan kekasih yang meninggalkanku demi wanita lain tanpa 1 katapun! Apa jadinya jika aku menikah dengannya??

Aku harus memberi keputusan pada Mom, ku buka handphone ku dan mencoba mengirim pesan saat sudah menaiki bus kota.

Putuskan perjodohan itu, aku akan pergi. Jangan cari aku..

Send.

Sesudah mengirim pesan itu, aku menaruh kepalaku pada kaca jendela bus dan menangis. Sakit hati itu makin menyeruak masuk saat aku mencoba memejamkan mata yang membawaku melihat kenangan pahit dulu.

Aku tidak bisa. Sungguh Nathan! Aku butuh waktu....

------

Author POV

"Ada apa, Sayang? Kenapa wajahmu tegang?" Gordon memandang bingung istrinya. Mereka masih berada di restaurant itu mendengar penjelasan Nathan dan Martin memutuskan untuk tetap melanjutkan perjodohan ini karena permintaan Nathan. Bahkan Martin mengangkat ancamannya lagi jika pernikahan itu batal.

"Sayang???" ulang Gordon sambil memegang bahu istrinya yang sedang tegang. Patricia menoleh kaget.

"A-aku... Aku "

"Pesan dari Helen kah, Mom?" Bahkan suara Nathan membuat Patricia kaget terlebih ia memanggilnya dengan sebutan ibu.

Patricia hanya bisa mengangguk. Lalu, dengan sigap, Gordon mengambil ponsel istrinya itu dan membaca lalu terdiam.

"Apa isinya?" Nathan menatap tajam dengan dahi berkerut memperlihatkan sisi tegas dan memaksanya.

Gordon mengulurkan ponsel itu dan memberinya pada Nathan. Nathan terlihat diam dan mengeraskan rahangnya tapi, sejenak ia melunakan tatapannya dan memejamkan mata sebentar.

"Kalian tidak usah khawatir. Urus saja pernikahan ini, sisanya aku yang akan urus." Nathan pun pergi meninggalkan restaurant setelah menaruh ponsel itu dimeja.

Patricia hanya bisa menangis menyadari jika putrinya dalam keadaan tertekan diluar sana. Helena adalah gadis lemah, walau terlihat kuat di luar. Ia sangat khawatir dengan keadaan putrinya.

Nathan mengeluarkan ponselnya.
"Kemana dia?"

"Maaf Tuan, kami masih mengikutinya. Kami berada di belakang bus yang ia naiki tadi." ucap Deon, kepercayaan Nathan di sebrang telpon.

Nathan menghembuskan napasnya kasar. Ia tak habis pikir, apa yang sudah terjadi pada Helena? Jujur, memang ia mengakui kesalahannya dulu karena lebih memilih Cassey. Tapi apa salah jika ia juga mencintai Cassey? Bahkan memang mereka masih berhubungan hingga sekarang. Tetapi, ia juga tak bisa memungkiri jika ia ingin memiliki Helena seutuhnya sebagai istrinya. Memang ia akui ia lelaki brengsek, tetapi apa bisa kita menyalahkan hati?

"Pastikan dia aman, kemana pun ia pergi."

Nathan memutuskan sambungan telponnya pada anak buahnya dan kembali menelpon seseorang sambil memasuki mobil yang sudah anak buahnya siapkan. Nathan lebih memilih menggunakan supir hari ini jadi ia duduk di kursi belakang.

"Honey, kenapa nomormu sibuk? Aku menelponmu daritadi. Begitukah kelakuanmu saat kau jauh disana?"

Nathan tersenyum walau ia tahu lawan bicaranya tidak bisa melihatnya.
"Honey, maafkan aku.. Aku hanya sibuk, di Indonesia, pekerjaanku sangat banyak. Mungkin aku akan kembali ke London dalam waktu yang lama."

"Tak apa. Aku akan sering mengunjungimu nanti. Tapi, oh God.. Aku harus tampil sekarang, sampai nanti honey.. Love you.."

Nathan terkekeh mendengar kesibukan Cassey, kekasihnya itu yang masih sempat menelponnya ditengah kesibukkan dunia modelnya hanya untuk mendengar kabar Nathan. Memang hubungan mereka sudah lebih dari sepasang kekasih, tetapi itu wajar bukan?? Bahkan di London mereka tinggal di satu apartment. Tinggal bersama membuat mereka semakin dekat.

Entah apa yang dipikirkan Nathan dulu, ia bahkan sudah berpacaran dengan Helena bertahun-tahun tapi saat melihat Cassey, hatinya selalu nyaman dan bahagia. Itu membuatnya memutuskan untuk tinggal di London bersamanya yang kebetulan akan pergi juga karena sekolah modelnya sedangkan Nathan, untuk membantu bisnis ayahnya.
Nathan tidak tahu caranya menjelaskannya pada Helena, ia juga bingung. Ia sangat menyayangi Helena. Dia adalah wanita yang super baik hati dan pengertian. Bahkan ada sesuatu yang sulit dijelaskan yang membuat Nathan ingin memiliki Helena sang pemancar kasih sayang. Seperti belakangan, ia mendengar dari ayahnya yang sedang berada di indonesia, jika Helena akan dijodohkan dengan pengusaha kaya raya karena ayah Helena, Gordon, membutuhkan suntikan dana. Mendengar kabar itu, darah Nathan memuncak. Dengan cepat ia meminta ayahnya yang mengambil tindakan itu, untuk menjodohkan dirinya dengan Helena. Ayahnya yang tidak begitu menyukai Cassey pun lebih menyetujui Helena, anak temannya. Membuat perasaan Nathan lega dan sejak itu, bayangan rasa bersalah nya semakin menjadi. Bahkan, untuk menghilangkan rasa bersalah itu ia lebih sering pergi ke club malam dan mabuk lalu diakhiri dengan tidur bersama wanita. Cassey yang suka dunia malam pun tidak merasa keberatan. Bahkan seolah tidak peduli jika Nathan pulang pagi dengan keadaan berantakan karena Cassey akan kembali memanjakan Nathan dengan mengajaknya tidur bersama kembali. Seperti itulah kebiasaan mereka setiap hari.

Yang terpenting sekarang adalah Nathan bahagia, Cassey bahagia.. Itu sudah lebih dari cukup.

---------

Helena mengaduk soup yang ia pesan, matanya bengkak, sekeliling matanya hitam dan hidung memerah. Bahkan rambutnya pun kusut. Saat ini ia sedang sarapan di kedai depan apartment yang ia sewa di pinggiran kota bandung. Lumayan jauh dari kota Jakarta. Sudah 5 hari semenjak kejadian di restaurant itu, ia belum juga merasa cukup untuk menenangkan diri. Ia harus mengumpulkan kekuatan untuk bertemu dengan lelaki itu. Walau Helena sangat mencintai lelaki itu, tapi rasa sakit hati ditinggalkan karena wanita lain itu begitu membekad di dalam dirinya. Ia kecewa pada lelaki itu, tiba-tiba datang dan mengajaknya menikah paksa. Apa dunia ini sudah menggila??
Lagi-lagi Helena mengeluarkan airmatanya entah yang keberapa liter.

Helena memejamkan matanya karena pusing, selama 5 hari ini ia hanya keluar untuk sarapan dengan semangkuk cream soup tanpa makanan yang lain. Ia hanya malas keluar apartment. Seperti pagi ini, langit mendung membuat Helena kembali merapatkan jaketnya. Ia tidak terbiasa dengan udara dingin, ia terbiasa dengan panasnya Jakarta walaupun musim hujan, Jakarta tidak terlalu dingin seperti dikota ini yang terletak dekat pegunungan dan hutan hutan.

Helena bangkit berdiri setelah menghabiskan soupnya yang berniat kembali ke kamarnya.

"Ouuuhhhh... "
Helena menoleh pada seseorang yang ia tabrak.

"Maafkan saya, mbak." Ucap wanita itu.

Helena tersenyum pucat. Ia merasa tidak enak badan sekarang. "Tak apa. Harus saya yang meminta maaf. Saya yang tidak melihat."

"Apa anda baik-baik saja??"  Tanya wanita itu yang memakai setelan formal namun terlihat manis secara bersamaan.

"Ya.. Tentu.. Hanya butuh sedikit istirahat."

"Butuh bantuan?"

"Ti-tidak. Terima kasih, saya akan segera pergi ke kamar. "

"Oh, baiklah. Hati-hati.."

Helena pun membalikan badannya sambil memijit pelipisnya, berlalu menuju lantai dimana kamarnya berada.

"Maaf, boss. Tapi, saya rasa dia sedang dalam keadaan buruk." ucap wanita berpakaian normal tadi yang menabrak Helena sambil mengangkat telponnya.

"Ya, aku mendengar suaranya tadi. Lanjutkan pekerjaanmu, awasi dia sampai aku datang kesana. "

"Baik Boss.."

---
Helena merebahkan dirinya di kasur, matanya sudah berkunang-kunang. Ia menarik rambutnya dan kembali menangis karena rasa sakit itu.

Apa penyakitnya kambuh lagi??? Tapi, ia tidak pernah meninggalkan sarapan. Karena penyakitnya akan kambuh jika ia melewatkan sarapan sekali saja.

Ia memiliki penyakit lambung dan juga darah rendah, jika sekali saja ia melewatkan sarapan, ia akan merasa pusing,mual dan terakhir jika sudah parah perutnya akan terasa melilit dan perih. Entahlah, tapi semenjak setahun lalu, ia hanya dijelaskan untuk jangan melewatkan sarapan.

Helena meringis dan merasa perutnya sakit. Ia mencengkram perutnya erat dan berguling diatas kasur. Entah berapa lama, akhirnya ia tertidur karena terlalu lelah menangis.

"Apa sebenarnya yang terjadi?" Tanya Deon, tangan kanan Nathan yang mahir berbahasa Indonesia dan Sunda pada anak buahnya.

Nathan duduk di sebuah cafe yang diatasnya terdapat apartment. Ia baru saja sampai dikota Bandung ini, lalu ia menatap anak buahnya yang bertugas mengawasi Helena sementara ia sibuk bekerja.

"Begini, Boss.. Tadi saya berpura-pura menyenggol Nona Helena, terlihat wajahnya sangat kusut, mata bengkak dan terlihat pucat. Saya yakin dia dalam keadaan buruk sekarang." ucap wanita manis dihadapan Nathan. Nathan hanya bisa mengkerutkan wajahnya, tidak mengerti ucapan wanita didepannya itu karena bercampur dengan logat Sunda. 

Deon pun menjelaskan semua yang terjadi yang anakbuahnya pantau kepada Nathan. Nathan mengangguk dan berterima kasih pada semua anak buah Deon dan dalam ketegasannya, ia pun berdiri diikuti Deon dan beberapa anak buahnya yang lain.

"Mari Sir, saya akan antar anda ke kamar apartment yang di sewa Nona Helena. " Ucap Deon yang disetujui Nathan.

Deon meminta Nathan menunggu, sementara ia berbicara pada receptionist disana dan meminta kunci akses. Atas kekuasaan perusahaan yang dimiliki Nathan, merekapun mendapatkan apa yang diinginkan.

"Mari, Sir."

"Tidak. Kalian, kembalilah ke Jakarta. Jangan hiraukan aku. Aku akan pulang bersamanya nanti. Pastikan mobilku siap saat akan pulang. Dan sisa pekerjaanku, aku serahkan padamu, Deon. "

Deon mengangguk dan memberi kunci itu pada Nathan. Deon pun kembali ke Jakarta bersama anak buahnya setelah mengurus kepulangan majikannya nanti.

To be continue.....

Continue Reading

You'll Also Like

100K 3.3K 20
🔟 The Tenth Stories, short version. Susan Browning adalah seorang wanita asal Phoenix yang mendapatkan pekerjaan disebuah café di New York setelah d...
5.8K 185 24
Berliana karonline megane , yang biasa dipanggil anne ,wanita cantik dengan rambut sebahu berwarna hijau grey , semua orang di sekolahnya dulu menyeb...
1.1M 110K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
329K 13.8K 36
[Adult Romance 18+] Bagi Sean, mencintai wanita itu tidak butuh alasan kalau hati kita sendiri sudah menetapkan pilihan. Biarpun rupanya jauh dari ya...