My Ice Girl [Sudah Terbit - S...

By pitsansi

22.3M 1.4M 117K

#1 in Teen Fiction [28-08-17] #1 [3 bulan berturut-turut, Nov 17 - Jan 18] [Sudah Terbit - sebagian part suda... More

Serial My Ice Girl (Wattpad Studios & Screenplay)
Teaser Poster "My Ice Girl" Series
Official Teaser My Ice Girl Series (Screenplay & Vidio.com)
Official Poster My Ice Girl
Official Trailer My Ice Girl
Instagram Live Chit Chat with Cast
[1] Gadis Berlesung Pipi
[2] Siap Bersaing
[3] Satu Lawan Satu
[4] PDKT
[5] Abu-Abu
[6] Senyum yang Sama
[7] Hai
[8] Life Must Go On
[9] Tetangga Baru
[10] Selangkah Lebih Dekat
[11] Panas
[13] Rumit
[14] Dinner
[15] Di Antara Dua
[16] Just the Way You Are
[17] Accident
[18] Maaf
[19] Memory
[20] Target
[21] X-5
[22] Fakta Baru
[23] Jangan Pergi!
[24] Curiga
[25] Truth or Dare
[26] Mama dan Dara
[27] Sambal Mangga
[28] Rain
[29] Ada Apa Dengan Dara?
[30] Suka?
[31] Amanda Kirana
[32] Complicated
[33] Discuss
[34] Tertangkap Basah?
[35] I'm in Love
[36] Hurt
[37] Beku
[38] Luapan Emosi
[40] Flashback
[41] Melawan Kata Hati
[42] Tentang Kebahagiaan
[43] Confused
[44] Asing
[45] Devil and Angel
[46] Memilih
[47] Devil
[48] Secret
[50] Baikan?
[51] "Iya"
Open PO Novel "Just be Mine"
[UpMood] Iko cs Ngebet Peranin My Ice Boy
[52] Tempat Pulang
[53] Second Meet
[54] Gue Mau Lo Bahagia
[55] Maaf & Terima Kasih
[56] When I See You Again
[57] Please, bahagia buat gue, My Ice Girl
[58-End] I Love You, Adara Mahestri
Kalian Harus Tau Ini!
Tanya Apapun!
Pemeran MIG Rusuh di Q&A
[Bayar Janji] Buka Part yang Diprivate
My Ice Boy
Info Terbit & Testimoni
Testimoni Terpilih & Extra Part
Cara Baca Part yang Diprivate
Kilas Balik Kisah Manda
Vote Cover & Seputar PO
Pre-Order & Pemenang Vote Cover MIG
Special Giveaway (s/d 01 November 2022)

[12] Petunjuk

379K 27.2K 1.4K
By pitsansi


“Ra, buruan sini.” Niki memanggil Dara yang baru saja merapikan buku-buku pelajarannya di atas meja dan hendak keluar kelas. Kelas sudah lumayan sepi sejak bel pulang berbunyi lima menit yang lalu. Kini hanya tinggal menyisakan beberapa orang di dalam kelas, termasuk Dara.

Dara membalikkan tubuhnya, menoleh pada Niki yang kini sedang berkumpul di tengah kelas bersama dengan beberapa teman sekelasnya. Kesepuluh perempuan yang berkumpul di sana tampak sedang merundingkan sesuatu yang sangat penting.

“Sini, Ra. Kita mau tanya sesuatu yang penting banget.” Kali ini Lala yang mendesak Dara untuk segera mendekat.

Dara kemudian mendekat karena penasaran. “Mau tanya apaan, sih?” Ia lalu duduk di salah satu bangku yang dekat dengan sekumpulan cewek-cewek itu.

“Kita lagi debat serius, nih,” kata Lala memulai penjelasannya. “Dari tadi hasilnya imbang terus. Jadi, kita butuh suara lo buat nentuin suara terbanyak.”

“Emangnya lagi voting apaan?” tanya Dara makin penasaran.

“Kalo disuruh pilih, lo lebih suka cowok yang romantis atau humoris?”

Pertanyaan Lala barusan membuat keadaan menjadi gaduh. Semua teman-temannya langsung menyuarakan pendapat beserta alasan mereka masing-masing. Suaranya berisik sekali, hingga membuat Dara pusing mendengarnya.

“Suara kita di sini imbang, nih. Lima orang pilih cowok romantis, dan lima orang pilih cowok humoris. Kalo lo, pilih yang mana?”

Desakan Lala membuat Dara mulai berpikir.

“Lo pasti pernah punya pacar yang romantis, dong?” tanya Lala, mulai memancing.

Mata Dara menerawang jauh. Ia sedang membayangkan sesuatu. Bukan pacar seperti yang disebutkan Lala. Karena ia memang belum pernah pacaran sama sekali. Tapi, kini ia justru sedang membayangkan sosok Gino yang menurutnya sangat romantis.

“Lo pasti pernah dikasih surprise sama seseorang atau dia kasih hadiah yang bisa menyentuh hati lo banget, kan?”

Senyum Dara perlahan mengembang ketika kini membayangkan momen-momen manisnya dengan Gino. Cowok itu selalu perhatian padanya. Bahkan tidak jarang cowok itu menghadiahkan sesuatu padanya walau bukan di hari spesialnya. Walaupun barang-barang itu tidak mahal, namun sungguh menyentuh hatinya. Contohnya, gantungan kunci snowball yang cowok itu berikan padanya beberapa waktu lalu.

“Nah, kalo cowok yang humoris, cowok yang bisa menghidupkan suasana dengan leluconnya. Bikin suasana jadi menyenangkan.”

Kali ini Dara mencoba membayangkan sisi humoris Gino, namun ia tampak kesulitan. Cowok itu jarang sekali bercanda, justru cenderung bersikap manis padanya.

“Biar gampang, lo bayangin aja Malik. Dia itu lucu banget,”

Perkataan salah satu teman sekelas Dara yang bernama Risma seketika membuyarkan bayangan Dara. Nama Malik yang baru saja lolos masuk ke telinganya membuat senyum di wajahnya sirna tak berbekas.

“Iya, selalu bisa bikin kita ketawa walau cuma bisa liat dari jauh. Cara dia bercanda sama teman-temannya kayaknya asyik banget. Pantas aja si Ethan betah temenan sama dia. Pokoknya pasti ketawa mulu kalo jadi pacarnya. Mau, deh.” Kali ini komentar panjang lebar dari temannya yang bernama Sari. Wajah cewek itu berbinar-binar dengan suara hampir histeris.

Dara mendadak hilang selera untuk bersuara.

“Jadi gimana, Ra? Lo lebih suka cowok yang mana?” desak Niki.

“Contoh cowok humorisnya nggak bisa yang lain aja?” kata Dara bernada sebal. “Ngerusak imajinasi gue aja.”

“Malik itu lucu lagi, Ra,” Sari mencoba menghasut. “Murah senyum, terus bisa bikin teman-temannya ketawa. Orangnya asyik buat diajak bercanda.”

“Udah gitu ganteng lagi. Jago gombal juga. Yaampun, kapan gue bisa digombalin dia?” Risma memejamkan matanya, membayangkan kemungkinan ucapannya.

Dara langsung bangkit dari duduknya. “Kalo contoh cowok humorisnya kayak Malik, mending gue sama cowok yang romantis aja, deh.” Ia kemudian berlalu pergi menuju pintu kelas.

“Tuh, kan, gue menang. Lebih asyik punya cowok romantis daripada cowok humoris,” kata Niki membanggakan diri pada teman-temannya. Ia didukung 4 temannya yang bersuara sama dengannya. Sedangkan 5 orang yang bersuara berbeda justru tetap bersikeras bahwa cowok humoris jauh lebih mengasyikkan dibanding cowok romantis.

“Ra, lo mau ke mana? Buru-buru amat!” teriak Lala ketika Dara hampir menghilang di balik pintu kelas.

“Latihan renang sama anak-anak.”

--<><>--

“Mal, balik nggak?”

“Duluan aja,” sahut Malik pada Satya yang sudah berdiri di pintu kelas. “Gue mau ke perpus sebentar.”

“Tumben rajin, ada angin apa, nih? Biasanya juga ngajak bolos jam pelajaran.”

“Dia mah, bolos juga tetep aja pinter. Nggak kayak kita,” sahut Iko yang entah sejak kapan sudah akur kembali dengan Satya. Mungkin sejak kata-kata bijak dari Malik menamparnya telak.

“Kita?” Satya melirik Iko karena tersinggung.

“Bukan kita, tapi kalian!” Arul yang baru saja menyusul ke pintu kelas, langsung membenarkan kata-kata Iko.

“Lo juga!” sahut Satya dan Iko kompak.

“Yaudah, kita balik duluan ya, Mal,” teriak Satya pada Malik. “Inget, belajarnya jangan giat-giat, nanti kita-kita jadi kelihatan banget begonya.”

Malik terbahak di tempat duduknya. Matanya mengikuti kepergian teman-temannya itu hingga menghilang di pintu kelas.

Setelah berdiam diri di kelas selama beberapa menit, Malik kini berjalan keluar dari sana. Kakinya melangkah perlahan menjauhi ruang kelas menuju ke suatu tempat. Bukan perpustakaan seperti yang tadi disebutkannya, melainkan ke suatu tempat di area gedung SMP. Malik merasa, ia perlu segera mencari suatu petunjuk tentang Manda di sana.

--<><>--

Dara baru saja selesai mengganti seragamnya dengan pakaian renang yang biasa ia gunakan untuk berlatih bersama teman-teman ekskul renangnya. Yaitu celana renang ketat yang panjangnya tepat lima senti di atas lututnya, juga baju renang tertutup lengan pendek yang press body.

Teman-temannya yang lain sudah mulai melakukan pemanasan dan peregangan otot di pinggir kolam renang. Beruntung, Yayasan Gemilang memiliki gedung olahraga sendiri, dan arena kolam renang berada di lantai tiga. Jadi, kebanyakan siswa perempuan yang tergabung dalam ekskul renang tidak khawatir dan merasa risi bila latihan mereka dilihat orang banyak.

Yang lebih seru lagi, ekskul renang banyak sekali peminatnya. Anggotanya bukan hanya dari SMA, tetapi juga dari SMP Gemilang. Yayasan sengaja menyatukan keduanya dengan alasan memaksimalkan fasilitas serta potensi para anggota klub renang.

Langkah Dara terhenti ketika berniat menyusul teman-temannya di pinggir kolam. Ia melihat seseorang sedang menjulurkan kepalanya dari balik pintu masuk arena. Cowok itu bertingkah sangat aneh seperti sedang mengintip keadaan di sekitar kolam renang.

“Lo lagi ngapain di sini?” bentak Dara sambil membuka lebar pintu arena lebar-lebar.

Malik tersentak karena terkejut. Ia lalu menegakkan punggungnya dan menatap Dara dengan mata membulat. Diperhatikannya lekat-lekat penampilan Dara yang baru pertama kali dilihatnya. Cewek itu membuatnya hampir tidak dapat berkedip.

Dara mengartikan horor cara pandang Malik kepadanya. Dara langsung mendekap tubuhnya sendiri ketika menyadari hal yang membuat cowok itu memandangnya aneh.

“Dasar cowok mesum! Lo pasti ngintip!” Dara langsung menghadiahi Malik dengan pukulan bertubi-tubi hingga cowok itu kesulitan untuk menghindar.

Teman-teman Dara yang sedang melakukan pemanasan di pinggir kolam renang seketika histeris karena melihat ada orang asing yang menyelusup masuk ke arena mereka. Namun justru sebagian dari mereka histeris karena menyadari orang asing itu adalah Malik. Mereka sekarang malah jadi salah tingkah dan pura-pura malu karena Malik datang disaat mereka sedang berpakaian renang.

“Tunggu dulu, dengerin penjelasan gue dulu,” bela Malik di tengah kesibukannya menghalau pukulan-pukulan yang terus dihujani Dara padanya. “Gue nggak bermaksud ngintip. Beneran!”

“Pakai alasan segala, lagi. Dasar cowok nggak tahu diri!” Dara terus melampiaskan kekesalannya pada Malik.

Malik kemudian memberanikan diri untuk menahan kedua pergelangan tangan Dara agar cewek itu berhenti memukulnya. “Gue punya alasan kenapa gue bisa ada di sini. Gue bisa jelasin kalo gue bukan cowok mesum seperti yang lo kira,” katanya, mencoba meyakinkan Dara dengan tatapannya.

“Apa? Apa alasannya?” desak Dara, tak percaya.

“Ra, bu Poppy udah selesai ganti baju. Bentar lagi pasti sampai sini,” lapor salah satu teman ekskul Dara yang baru saja berlari dari ruang ganti. “Bisa gawat kalo dia tahu ada orang asing yang menyelusup masuk ke sini. Bisa digantung hidup-hidup tuh orang.”

Malik menelan ludahnya dengan susah payah. Kata-kata barusan terdengar sangat mengerikan. Benarkah pelatih renang yang disebutkan siswi tadi sangat menakutkan?

“Gue akan tunggu lo di depan gedung sampai lo selesai latihan. Gue bisa jelasin semuanya,” ucap Malik yang masih menggenggam erat-erat kedua tangan Dara.

Setelah mengatakan itu, Malik melepas genggamannya kemudian berlalu pergi sebelum kehadirannya diketahui sang pelatih, hingga mengancam keselamatannya sendiri.

Dara dibuat heran dengan semua tingkah aneh Malik. Alasan apalagi yang akan dikarang cowok itu? Sudah jelas-jelas ia tertangkap basah sedang mengintip.

“Ada apa ini? Kenapa kalian belum mulai pemanasan? Ayo mulai!” Suara tegas bu Poppy langsung menggelegar di arena kolam renang. Semua orang langsung berbaris rapi untuk memulai kembali pemanasan mereka, termasuk Dara.

--<><>--

Malik duduk termenung di kursi di depan gedung olah raga. Ia terkejut menemukan Dara ada di sana, di arena kolam renang yang biasa digunakan klub renang SMP Gemilang berlatih, ekstrakulikuler yang juga digeluti Manda pada masanya.

Malik baru tahu bila klub renang SMP dan SMA Gemilang disatukan seperti ini. Bila demikian, kemungkinan besar Dara mengenal Manda.

TBC

Mumpung masih semangat, aku update tiap hari, nih. Jangan bosan baca, jangan bosan kasih vote & komen juga, ya.

Jadi, kalian lebih pilih cowok romantis atau cowok humoris?

Salam,
pitsansi

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.7M 217K 27
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
640K 60K 45
π–π€π‘ππˆππ† πŸπŸ–+ [ π—žπ˜†π—Ήπ—²π—Ώ π—¦π—²π—Ώπ—Άπ—²π˜€ 𝟯 ] D'arcy, nama Tengahnya yang berarti kegelapan melambangkan kehidupannya. Tidak ada siapapun yang...
571K 31.5K 74
The endβœ“ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] β€’β€’β€’ Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
3.5M 167K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...