My Hot Werewolf [END]

By whiskeypink

245K 11.4K 72

COMPLETED✔ 🚫DON'T COPY MY STORY!🚫 ✨Cek profilku untuk lihat ceritaku yang lain ya✨ --- Dia murid baru. Dia... More

Prolog
Part 2 - What Is That?
Part 3 - He Save Me
Part 4 - A Werewolf?
Part 5 - Jordan?
Part 6 - Is It Reincarnation?
Part 7 - And Now, I Know
Part 8 - Should I Kill Her?
Part 9 - Oke, I'll Agree
Part 10 - The Bastard Guy
Part 11 - Suspicious
Part 12 - Stupid!
Part 13 - Please, Stop it!
Part 14 - You're Not My Son Again?
Part 15 - I'm Just Looking At You
Part 16 -I Have To Protect Her
Part 17 - Worries
Part 18 - The Stupid Boy
Part 19 - Kill Me, Jordan!
Part 20 - Now, Im An Alpha
Epilog
CHECK THIS PART!
I'm Back
Stories Collaborate With @dyoagst
ANOTHER STORY

Part 1 - Who Is He?

23.7K 1.1K 17
By whiskeypink

Cek mulmed biar imajinasi kalian tergambar sama cast yang aku siapkan hehe😂

***

Pagi yang cerah. Embun pagi yang membasahi dedaunan membuat udara semakin segar. Pagi yang cocok untuk terus saja malas-malasan ditempat tidur.

Requiella Bouwie. Gadis remaja yang gila malas-malasan dan gila makan ini sangat susah untuk bangun pagi. Padahal hari ini ia harus masuk kesekolah, jika tidak guru killer akan memarahinya habis-habisan.

"Quella! Bangun, sudah pagi! Nanti kau akan terlambat!" teriak sang Mommy dari lantai satu yang tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk anak satu-satunya ini.

"Hmm." Quella hanya bergumam. Ia menutup wajahnya dengan selimut tebal miliknya. Suara dering alarm memecahkan gendang telinga nya karena terlalu berisik baginya.

"Sudah jam berapa?" tanya nya dengan kesadaran yang masih empat puluh persen.

"Quella! Ba-"

"Aku sudah bangun." jawab Quella disaat Mommy-nya -Mary- membuka pintu dan ternyata anaknya sudah bangun.

"Bagus. Sekarang kau harus bersiap-siap, oke?"

"Baiklah." dengan langkah gontai ia berjalan kedalam kamar mandi. Menyelesaikan kegiatan bersih-bersih nya disana sampai kurang lebih tiga puluh menit.

***

"Baiklah, aku pergi!" Quella berjalan menuju sekolahannya. Jarak antar sekolah dengan rumahnya tak begitu jauh, sehingga ia bisa berjalan kaki untuk sampai kesana.

Quella menginjak bangku high school yang ada di Beacon Hills, California.

Beacon Hills High School.

Tak butuh waktu lama, ia sudah tiba disekolahnya. Dengan langkah lebar ia berjalan menuju kelas tercintanya. Dari kejauhan, seorang pria memandang takjub kearah Quella. Pria itu menghampiri Quella dengan pandangan genitnya.

"Hay, Quella. Kau terlihat.. Begitu cantik hari ini." pria itu mengelus pipi Quella manja. Quella yang risih pun menepis tangan menjijikan pria yang ia tidak sukai ini.

"Menyingkirlah, Daniel. Aku tak suka kau mengangguku seperti ini." Quella berjalan cepat meninggalkan Daniel dan juga teman nya yaitu Rayn.

"Oh bung, kau melepaskan gadismu, huh?"

"Berisik kau, Rayn. Quella tak akan kemana-mana. Untuk apa aku khawatir untuk melepaskannya?" senyum miring terpancar diwajah Daniel saat ini sembari menatap punggung Quella yang berjalan menjauh menuju kelasnya.

***

"Kau tau? Ada anak baru disini." ucap teman dekat Quella yaitu, Bella.

"Oh benarkah? Siapa?" Quella begitu penasaran. Tak sempat Bella menjawab pertanyaan Quella tadi, guru mata pelajaran nya kini sudah masuk kekelas dengan diikuti tiga orang pria tampan dibelakang nya.

Quella tak bekedip. Ia terus saja memandang seorang pria yang baginya cukup menarik.

"Hay semua. Disini, saya membawa tiga anak murid baru yang akan menempati kelas ini sekarang. Baiklah, silakan kalian perkenalkan diri kalian masing-masing."

Pria pertama mengenalkan dirinya, "Pagi semuanya. Aku Ken Martisson. Kalian bisa memanggilku, Ken."

Pria berkulit putih, dengan rambut ikal yang membuat dirinya semakin terlihat imut. Ditambah dengan bola matanya yang berwarna gelap.

Pria kedua memberikan senyum termanis yang ia miliki sebagai sapaan kepada teman baru nya disini, "Aku Gerald." ucapnya sedikit dingin. Berbeda dengan Ken yang lebih ceria, Gerald cenderung bersikap dingin.

Quella kemudian melihat pada pria terakhir yang seharusnya memperkenalkan diri sekarang. Tapi pria itu malah berdiam diri sembari menatap Quella dengan seksama. Terkuncilah pandangan mereka berdua.

"Ehem. Mr. Houstin, bisakah kau memperkenalkan dirimu dihadapan semua teman mu disini?"

Orang yang disapa oleh wanita berusia paruh baya ini pun langsung memutuskan pandangannya dengan Quella, "Aku Jordan Houstin."

Jordan sama dinginnya dengan Gerald. Tetapi Quella cenderung memiliki ketertarikan dengan Jordan karena pandangan mereka yang terkunci beberapa detik tadi.

"Baiklah, terimakasih atas perkenalan kalian bertiga. Silahkan duduk dikursi belakang yang kosong."

Mereka bertiga mengangguk kecil kecuali Ken yang tersenyum menampakkan gigi putih nya itu membuat dirinya semakin terlihat imut dan menggemaskan.

Disaat Jordan melewati bangku Quella, tatapan keduanya terkunci kembali. Ketika sebuah suara mengisyaratkan agar Jordan lekas duduk, Quella tersenyum kecil padanya.

***

Jam istirahat kembali terdengar. Quella dan Bella berjalan kearah kantin untuk segera memesan beberapa makanan karena perut kedua gadis ini sungguh lapar.

"Kau lihat? Bukankah mereka sungguh tampan, hmm?"

'Ya, sungguh tampan.' Batin Quella menyetujui.

Kini, ketiga pria itu duduk dibangku yang tak jauh dari posisi Quella dan Bella sehingga kedua gadis ini bisa menatap ketiga pria tampan itu dengan puas.

Bella menyantap makanannya yang hampir habis itu dengan lahap. Quella? Dia hanya terus saja menatap Jordan dengan pandangan kosong. Pikiran Quella beranggapan bahwa Jordan seperti tak asing baginya. Walau kenyataan dia dan Jordan belum pernah bertemu secara langsung.

"Kau melamun?" Quella mengerjapkan matanya terkejut kemudian menggeleng, "Tidak. Hanya bingung."

"Bingung? Ada apa?"

Entahlah ini perasaan Quella saja atau bagaimana. Jordan memang tidak asing dipikiran Quella.

"Tidak apa. Kau sudah selesai makan kan? Ayo kita kekelas." Quella berdiri terlebih dahulu meninggalkan Bella yang buru-buru meminum minumannya.

"Hey tunggu! Makanan dan minuman milikmu saja belum kau sentuh." Bella terengah-engah menyamakan langkah kaki Quella. Quella hanya diam tak mengubris ucapan Bella.

"Quella.. Itu disana." Quella berhenti sejenak kemudian menatap Bella dengan raut wajah bertanya.

"Ada Daniel."

Tepat saat Bella mengucapkan nama laki-laki itu, Daniel sudah tiba dibelakang Quella. Quella menghembuskan nafasnya gusar.

"Oh kau Quella! Apa kau sudah makan siang, huh?"

Daniel mencoba memegang bahu Quella namun dengan cepat ditepis oleh Quella. Gadis ini tak main-main jika ia sudah tidak suka oleh seseorang, "Jangan ganggu aku, Daniel. Permisi!"

"Tunggu dulu, sayang. Kau mau kemana? Aku baru saja ingin mengajakmu makan siang. Bukan begitu, Rayn?"

"Ya! Benar begitu, Quella. Daniel hanya ingin mengajakmu makan siang bersama kami." Rayn mengulangi ucapan Daniel.

Quella memutar bola matanya malas. Dia mencoba menghindar dari Daniel namun kekuatan Daniel sungguh kuat dibanding gadis lemah seperti dirinya.

"Lepaskan aku, Daniel!"

"Aku hanya ingin mengajakmu makan siang, Quella. Apa kau tidak mau, hmm?"

"Tidak! Permisi."

Namun, Daniel lebih cepat kali ini. Ia tak membiarkan Quella pergi seperti tadi pagi, "Daniel!!" teriak Quella. Daniel hanya tertawa hambar dihadapan Quella.

Bella hanya diam tak tau harus berbuat apa. Ia pergi sejenak meninggalkan teman nya yang tengah diganggu oleh Daniel. Ia berlari mencari bantuan. Tepat waktu! Jordan, Ken dan Gerald tengah berjalan balik kekelas sehingga berpas-pasan dengan Bella yang sudah panik.

"Hey! Tolong aku dan temanku. Dia diganggu oleh pria berengsek disana. Kumohon.." wajah Bella yang panik membuat ketiga pria ini bingung dan saling melempar pandangan.

"Dimana teman mu itu?" Ken bersuara. Sedangkan Gerald seperti tak tertarik sama sekali.

"Disana! Kumohon. Pria itu kasar terhadap temanku."

"Baiklah, kami akan membantumu gadis cantik." Ken mengedipkan matanya lalu berjalan dengan tingkat kepercayaan diri yang meningkat.

"Ken!" seru Jordan. Ia mengikuti teman gila nya itu. Sedangkan Gerald, mau tidak mau ia harus mengikuti kedua teman nya itu.

"Hey, kalian berdua!" Ken berteriak saat melihat Daniel yang terus saja memaksa Quella agar mau makan siang bersama nya.

Jordan diam sejenak saat ia melihat gadis itu meringis kesakitan karena dicengkram oleh pria disampingnya. Daniel tersenyum miring saat melihat ketiga pria yang ingin membantu Quella.

"Oh kau rupanya. Mr. Houstin.."

Jordan terkejut saat tau kedua pria itu adalah Daniel dan Rayn, "Lepaskan dia, Daniel. Kau tak pantas mengganggunya seperti itu." akhirnya Jordan bersuara. Quella menatap Jordan dengan raut.. Entahlah.

"Kau mau jadi pahlawan, huh? Rayn.." Daniel memberi kode kepada Rayn agar maju untuk melawan Jordan. Rayn maju dan segera memberi beberapa tinju kepada mereka bertiga.

"Ahh!" Quella membungkam mulutnya ketika wajah Ken berhasil terkena tumbukan Rayn. Tak mau kalah, Jordan membalasnya dan berhasil. Rayn terjatuh dengan memegang perutnya.

Rayn menggeram. Ia kembali bangun dan langsung menghajar mereka, Gerald tak mau terlihat lemah, ia menangkis tangan Rayn yang ingin melempar tinju diwajah Jordan.

"Sialan kau!" Gerald tersenyum meremehkan. Quella dan Bella pun segera berlindung dibalik dinding. Daniel langsung segera menghajar mereka semua dengan membabi buta.

Ken dan Gerald langsung terkujur lemas. Tinggallah Jordan yang masih menatap Daniel dengan tatapan tajam, "Jika kau ingin berkelahi, bukan disini tempatnya, Daniel."

"Oh tentu saja aku sangat mengerti maksud dari ucapanmu. Ayo. Aku sama sekali tidak takut padamu." Daniel berlari keluar sekolah bersamaan dengan Rayn.

"Kalian duluan, aku ada urusan sebentar." ucap Jordan, "Arrgh! Jangan membuat kami menunggu lama, Jordan."

"Hmm, kau duluan Gerald. Ken, kau temani Gerald. Aku akan menyusul."

"Baiklah. Ayo dude kita berkelahi. Sudah sangat lama aku tidak berkelahi dengan mereka."

Ken berlari terlebih dahulu. Gerald mendengus kesal karena hanya gara-gara gadis itu, ia harus berkelahi saat ini dengan Daniel dan Rayn.

"Kau tidak apa?" ucap Jordan saat dirinya menghampiri kedua gadis yang sudah bersembunyi dibalik dinding sedari tadi. Quella mengangguk pelan. Bella hanya menatap Jordan dan mengagumi ketampanan yang dimiliki oleh Jordan.

"Syukurlah. Kalau begitu aku tinggal. Kalian baliklah kekelas."

"Hmm, terimakasih." Jordan membalasnya dengan anggukan.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

5.5K 781 9
Xavier is an Alpha, and Orion is an Enigma. They are two parallel lines that were never meant to intersect
9M 289K 19
#1 in Fantasy #Tersedia Di Gramedia. Hidupku yang rumit semakin rumit saat aku bertemu dengannya. Dengan seorang pria tampan bak Dewa Yunani dengan...
103K 4K 39
Ini cerita tentang Aura, seorang gadis yang menyukai hujan dan musik, yang tertawa riang dalam guyurannya sambil bersenandung. Aura yang merasa kalau...
55.2K 1.9K 11
"Vanilla" Aku mencium bau coklat bercampur vanilla yang menarik. Tidak ada toko permen roti ataupun coklat. Tidak terasa aku berjalan mengikuti aroma...