Pak Guru, Love You!!!!

By MNYsemok

5.4K 101 14

"pernikahan dengan cinta saja bisa berakhir begitu saja apa lagi pernikahan tanpa cinta" pemikiran itulah yan... More

OTW SOLO !!!!!!
SATU KAMAR, SATU SELIMUT UNTUK MENJADI SATU
THE WEDDING DAY
THE WEDDING DAY 2
SHOLAT PERTAMA SAMA KAMU
ASPRI ( ASISTEN PRIBADI)
SEPERTI MATAHARI
AIR MATAMU
GARA GARA KALUT
Patok Patokan
pup pup cuap

SENJATA MAKAN TUAN

681 10 5
By MNYsemok

Semburat senja muncul diufuk timur dengan matahari yang enggan untuk berganti. Sore ini Arga dan Mea tengah menyiapkan barang barang untuk dibawah ke rumah mama karena beliau meminta mereka menginap disana, dengan alasan kangen sama putri kecilnya. Arga mengangguk saja setelah mama mertuanya itu mengatakan seperti itu. Mereka berangkat menuju kediaman Baskara setelah menunaikan sholat isya, tapi sebelum mereka menuju kediaman Baskara Arga dan Mea mampir kerumah tantenya yang berselang lima rumah dari kediaman Arga dan Mea. Mea yang sangat ingin mampir kerumah tantenya itu karena ingin mencoba sesuatu, sesuatu yang Arga tak tahu dan istrinya itu akan bilang 'rahasia wanita'. Ya... hubungan rumah tangga mereka kini semakin menghangat dan mungkin rasa yang keramat itu mulai muncul didiri mereka. Bagaimana tidak muncul jika dua orang yang berbeda jenis terjebak dalam satu ruang dan saling membutuhkan. Membutuhkan dalam hal yang positif tentunya, seperti saat Mea tidak mengerti bab yang menurut Mea susah wanita itu akan menanyakan langsung kepada suaminya itu dan sebagai imbalan setelah Mea selesai belajar Arga meminta kepalanya di pijit karena lelah bekerja di dua tempat. Andai saja di sekolah milik eyangnya yang sudah dialihkan atas namanya itu tidak ada pengkhianat pastilah Arga tetap di kantor dan tidak bolak balik ke sekolah dan kantor.

Kini mereka sudah berada di tempat tante Dinda.

"Tante Mea kangen.... mana te Mea mau nyoba dong resep jamu terbaru dari tante yang katanya top markotop itu" ujar Mea sambil memeluk tante Dindanya itu dengan manja, sedangkan Arga mengobrol diteras dengan Om riko (suaminya tante Dinda).

"Itu tante sengaja tinggalin buat kamu diatas pantry,,,.... itu jamu bagus buat kulit Me biar tambah kenceng dan biar suami kamu gak lirik kanan kiri kayak om kamu itu" mendengar ucapan tantenya itu Mea terkikik sendiri dengan tantenya yang sedang perang dingin dengan suaminya itu.

"Tante masih marah aja sama si om,,..."

Glekk.... satu tegukan jamu itu tandas sudah.

"Dek buruan ini.... mama udah neror mas terus"

"Iya iya ayo mas"

"Om semoga lancar...." ucapan Arga hanya dibalas kerlingan mata oleh om riko.

Di tengah perjalan Arga melihat gelagat Mea ada yang tidak beres, keringat sebesar biji jangung bercucuran. Padahal suasana malam ini begitu dingin.

"Mash.... panas" ucap Mea menahan rasa panas yang menjalar ke tubuhnya.

"Ini AC nyalah loh dek" Arga melihat Mea yang dudu dikursi penumpang dengan gelisah. Astagfirhullah Arga teringat rencana  Omnya yang akan menggenjat senjata.
Wah ini namanya senjata makan tuan.

"Dek jangan bilang kamu kerumah tante buat cobain jamunya tante?" Ternyata pertanyaan Arga dibalas anggukan oleh Mea.

"Mas gak kuat, panas mas" aduh Mea.

"Sabar ya .... nanti didepan papa sama mama kamu jangan kayak gini ya biasa aja ya, nanti kita pikirin jalan keluarnya"

Setelah beberapa menit kemudian mereka telah sampai di rumah yang bernuansa jawa seperti rumah joglo (rumah khas yogyakarta) tapi dalam versi modern.

"Santai saja ya sayang" bisik Arga dibalas anggukan oleh Mea. Entah mengapa setelah Arga manggilnya 'sayang' rasa panas pada tubuhnya semakin bertambah.

"Assalamualaikum.... ma pa" ucap Mea dan Arga bersamaan. Mereka mencium punggung tangan Melani dan Kara.

"Waalaikumsallam sayang mama kangen tau sama kalian, mentang mentang udah punyah rumah sendiri udah lupa sama mama" Melani langsung memeluk putrinya itu

"Iihhh mama padhal baru kemarin sore loh mama sama umi main kerumah "

"Mama apa apaan sih anaknya baru nyampe juga bukannya disuruh masuk"

"Ma, pa Mea kekamar ya, mau istirahat bentar kepala Mea pusing gitu" Ucap Mea sambil memasuki rumah dan berlari kecil menuju kamar.

"Ma.... pa sehat?" Tanya Arga sesopan mungkin

"Alhamdulillah ga..."

"Mas buruan...." ucapan Melani disela oleh Mea.

Mea tak menyadari telah melewati abang abangnya dan mbak reynya.

"Lah ini anak main ngeloyor aja" sungut bang Kevin.

Didalam kamar Mea sangat gelisah karena rasa panas, gerah seakan ada yang didalam dirinya ini ingin meledak. Mea kini melihat Arga yang sedang menelpon.

"Me masih kuat? Kita sholat dua rakaat dulu ya?"

"Lah...?"

"Ini cuma disembuhin dengan satu cara jika tidak dilakukan pembulu darah kamu akan pecah" Mea menganggukan kepala setelah mendengarkan penjelasan suaminya itu.

<>>>>>>><<<<<<<

Rencananya sore ini aku dan mas Arga mau menginap dirumah mama dan papa. Sebelum kerumah papa aku meminta mas Arga agar mengantarkanku ke tempat tante Dinda terlebih dahulu karena ingin mencoba jamu yang baru dibuatnya. Yup... aku sangat suka minum minuman tradisional, karena khasiatny benar benar terbukti.

Setelah meminum jamu yang diberikan tante Dinda badanku terasa panas, gerah semua rasa menjadi satu.

"Mash.... panas" keluhku memang badanku terasa sangat gerah.

"Ini ACnya nyalah loh Me"

"Dek jangan bilang kamu kerumah tante buat cobain jamunya tante?" Tanya Mas Arga yang hanya aku balas dengan anggukan.

"Mas gak kuat, panas mas"

"Sabar ya .... nanti didepan papa sama mama kamu jangan kayak gini ya biasa aja ya, nanti kita pikirin jalan keluarnya"

Setelah beberapa menit kemudian kami telah sampai di rumah yang bernuansa jawa seperti rumah joglo (rumah khas yogyakarta) tapi dalam versi modern.

"Santai saja ya sayang" bisik Arga dibalas anggukan olehku. Entah mengapa setelah Arga manggilku 'sayang' rasa panas pada tubuhku semakin bertambah. Padahal dia jarang sekali memanggilku sayang tapi entah sekarang kata itu muncul lagi ke permukaan. Sebenarnya hubungan kami sudah maju tidak jalan ditempat lagi, Mas Arga sudah sangat menerimaku sebagai istrinya.

Setelah bercakap cakap ria bersama kedua orang tua ku aku dan Mas Arga bergegas ke kamar, agar orang tuaku tak curiga aku beralasan merasakan agak pusing. Bahkan aku melewati abang abang ku itu dimana sangat ingin aku menyapa dan mendekap tubuh yang selama ini melindungiku itu tapi apalah daya rasa panas itu seakan mengalahkan segalanya.

aku semakin gerah, melihat Arga sibuk menelpon membuat aku geram sendiri baru aku ingin memanggil mas Arga. Pria itu sudah berjalan kerjaku.

"Me masih kuat? Kita sholat dua rakaat dulu ya?"

"Lah...?"

"Ini cuma disembuhin dengan satu cara jika tidak dilakukan pembulu darah kamu akan pecah"

Dan saat itu aku tau jikalau aku terminum obat PERANGSANG. Oh God.... bagaimana ini? Aku sangat takut tapi lagi lagi tubuh ini seakan ingin sangat disentuh oleh mas Arga. Setelah kami sholat dua rakaat, Mas Arga menatapku seakan tatapan itu membutuhkan persetujuan untuk menjamah tubuhku. Jawabanku saat itu hanya tersenyum dan menganggukan kepala ya.... mulutku ini keluh darah ku sudah berdesir akibat bergairah mungkin mas Arga melihatku sudah sangat bergairah karena obat sialan itu.

Dia mulai mencium kedua mataku kemudian beralih ke dua pipiku dan bibirku. Ciuman awalnya sangat lembut namum lama lama menjadi menuntut, jangan salahkan aku kenapa aku menjadi sangat handal dalam ciuman krena mas Argalah yang sering mmenciumku seperti ini. Tangannya mulai bergerilyah dibalik kemejaku meremas kedua gundukan itu, ciuman itu kini beralih keleher jenjangku. Tanpa kusadari suara desahan ku keluar juga dari mulutku beriringan jejak dileherku tercipta bukan hanya satu mungkin lebih dari lima Mas Arga memberikan jejak itu. Kemeja ku sudah terlepas tanpa kusadari, bra yang ku pakai pun hampir terlepas.

"Aah....ssshhhh mashhh cu...ranghhhh bahhh..juu mash" seakan mengerti ucapanku mas arga melepaskan bajunya yang kini menyisahkan boxer saja.

Bra yang kupakai sudah terlepas memperlihatkan kedua aset berhargaku, dari mulai meremas menjilat hingga menghisap membuatku seakan terbang keawang awang. Meskipun ini awal bukan hal utama tapi sikap lembutnya saat dia menjamah tubuhku dengan lembut pun sudah membuatku terbang apalagi..... ah sudahlah. Kini tangan nakalnya sudah berpindah ke area sensitifku menyibak pahaku dan tangan nakalnya bergerilyah disana.

"Kau sudah sangat basah sayang"

Mas Arga melepaskan boxernya dan menampakkan juniornya yang WOW. Melihatnya saja membuatku bergidik ngeri.

"Mas apa muat?" Tanyaku

"InsyaAllah, jika sakit kau boleh mencakarku, menendangku, menjambakku dan memukulku. Agak sedikit sakit sayang"

Juniornya diarahkan dan digesek gesekan di bagian itu sebelum menjebol gawangnya.

"Mas" ujarku kesal, gairahku sudah diubun ubun lah dia malah keasyikan sendiri dia hanya terkikik.

Sebelum dia memasukiku dia mengambil semacam sapu tangan dia lapiskan tepat dibawah kami akan memulai serangan. Dia mengarahkan juniornya untuk memasuki sarangnya, baru kepalanya saja aku mengaduh kesakitan apalagi seluruhnya. Benar saja setelah beberapa kali hentakan hampir semuanya masuk.

"Asshhhh sakiitttt" tanpa kusadari air mataku keluar sendiri.

"Maaf sayang, apa sangat sakit kalau sangat sakit kita berhenti saja" aku tak mau egois aku tau gairah mas Arga sudah diubun ubun.

"Lanjutkan saja mas" mas Arga mendiamkan juniornya itu, entah mengapa rasa sakit itu berubah nikmat bahkan sangat nikmat ketika mas Arga mulai memaju mundurkannya. Permainan ini dari yang lambat lalu tak terkontrol lagi.

"Aaahhhh ma...aashhh faashhhter"

"Ahhh sayang"

"Oohhh mass...hhh aku mau keluar"

"Sama sama sayang"

<<<<>>>>>

Sinar matahari yang masuk kecelah celah jendela sang empunya kamar pun tak mempengaruhi mereka yang sudah terjebak dalam alam mimpi. Suara gedoran pun tak mereka hiraukan bahkan gedoran itu nyaris dikatakan hampir mendobrak jika tak dihentikan oleh Kara, ya .... yang mengetuk adalah abang Kevin.

"Pa dobrak ajalah pintunya.... nanti adek kenapa kenapa lagi gak biasanya kan adek bangun jam 9 bahkan lewat pa" ujar kesal bang Kevin

"Kamu ini mungkin adek kamu lelah butuh istirahat, lagian papa percaya kok sama Arga"

"Adekkan punya maagh pa. Lagian si Arga gak bosen bosennya ngedekep Mea mulu"

"Kevin Pramudiaji Baskara your language"

"Kan abang kangen sama adek pa"

"Adek kamu itu sudah menjadi istri orang Kevin"

"Tapi-"

"No tapi tapian mending kamu ikut papa sama Kevan latihan".

Dengan berat hati Bang Kevin mengekor papanya. Huh awas aja lo ga, batin bang kevin kesal.

<<<<>>>>>>

Arga terbangun dari tidurnya matanya perlahan terbuka, dia menemukan Mea yang masih terlelap, Arga mengamati setiap inchi wajah istrinya itu dan satu yang hanya Arga katakan sempurna ya... walaupun kesempurnaan hanya milik Allah. Ketika Arga menikmati mengamati wajah damai Mea, siempunya membuka mata dan menemuka Arga kini menatapnya.

"Pagi menjelang siang..sayang" ucap Arga sambil mengecup kening Mea.

"Pagi.... mas" entah kenapa adegan demi adegan semalam seolah berputar kembali dalam pikiran Mea, membuat Mea blushing.

"Itu kenapa pipinya merah kayak gitu, inget yang semalem ya? Mau direka ulang gak nih adegannya" goda Arga.

"Apaan sih mas....udah ah mau mandi dulu, udah siang"

MAAF BARU UPDATE. YOKKKKK BAGI BINTANGGGNYAAA.......

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 43.3K 44
Hay guys ini cerita pertama aku, jadi kalau misal ada typo atau kurang seru maap yaa, hehehe soalnya masih pemula. aku harap kalian sukaaa Azka Raffa...
1M 47K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1.9M 69.6K 73
Bukannya menjadi anak tiri, aku justru menjadi istri bagi calon ayah tiriku.
6.4M 325K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...