Mahasiswa 1/2 Abadi (KOMEDI...

By dono_salimz

35.2K 4.1K 215

Setiap kampus punya cerita dan cinta? Ya, ini adalah kisah gue, Dono Salim, biasa dipanggil Dono. Kisah maha... More

Mau Jadi Apa? #part 1
Mau Jadi Apa? #part 2
Mau Jadi Apa? #part3
Mau Jadi Apa? #part4
Mau Jadi Apa? #part5
Moving On... #part1
Moving On... #part3
Moving On... #part4
Moving On... #part5
Anak Kost Kudu Strong #part1
Anak Kost Kudu Strong #part2
Anak Kost Kudu Strong #part3
Anak Kost Kudu Strong #part4
Anak Kost Kudu Strong #part5
Tipe-Tipe (katanya) Mahasiswa #part1
Tipe-Tipe (katanya) Mahasiswa #part2
Tipe-Tipe (katanya) Mahasiswa #part3
Tipe-Tipe (katanya) Mahasiswa #part4
Tipe-Tipe (katanya) Mahasiswa #part5
Barbie Tomboy #part 1
Barbie Tomboy #part2
Barbie Tomboy #part3
Barbie Tomboy #part4
Barbie Tomboy #part5
TOLONG DIBACA, GUYS...
Jesen dan Suling Sakti (part 1)
Jesen dan Suling Sakti (part 2)
Jesen dan Suling Sakti (part 3)
Jesen dan Suling Sakti (part 4)

Moving On... #part2

1.3K 174 6
By dono_salimz

Beberapa saat mengobrol dengan Icha, gue merasa obrolan kami nyambung satu sama lain. Walaupun, nampak terlihat pemalu, ternyata Icha orangnya gokil dan seru juga. Farah seru juga sih, tapi setidaknya kalau dengan Icha, gue gak melulu ngobrol soal JKT 48 doang. Ketika tengah asyik-asyiknya mengobrol, tiba-tiba saja, kakak PK kelas gue masuk dan mereka berdiri di depan kelas. Sambil memegang sebuah spidol, nampak seorang perempuan dengan pipi agak chubby berkerudung abu-abu memperkenalkan diri. Gian Tiara adalah namanya. 

Namun, ia meminta untuk tidak dipanggil Kak Gian, melainkan Kak Giant alias Jayen. Sedangkan, kakak PK yang satu lagi, entah siapa namanya, dia nampak pendiam dan enggan memperkenalkan diri. Setelah beberapa saat mengobrol dan basa-basi, kemudian Kak Gian menyuruh kita untuk bersiap menuju ke lapangan. Katanya sih, kita disuruh berkeliling mampir ke stand-stand Ormawa dan UKM, gitu.

"Ormawa itu apa? UKM itu apa?" celetuk seorang Maba dari pojok belakang sebelah kanan.

"Jadi, UKM itu Unit Kegiatan Mahasiswa, sejenis kaya ekstrakuliler di SMA, gitu. Kalo Ormawa itu Organisasi Mahasiswa, ya semacam kayak OSIS di SMA, tapi tingkatnya lebih tinggi lagi, gitu," ujar Kak Gian berusaha menjawab pertanyaan dari seorang Maba tersebut.

"Kakak ikut UKM juga?" celetuk seorang Maba lainnya dari pojok sebelah kanan juga.

"Oh, nggak, kalo aku ikutnya Ormawa, bukan UKM, hehe," kata Kak Gian berusaha menjelaskan.

"Kak, kalo ikut kegiatan kayak gitu, aku bisa dapat jodoh gak kira-kira, Kak?" terdengar kembali suara celetukan, kali ini muncul dari sisi bagian tengah.

"......" Seisi kelas mendadak diam dan hening, sambil menyiapkan penggaris besi untuk dilemparkan secara bersamaan ke arah Maba yang menyeletuk itu.

Sesaat sebelum semua akan meninggalkan kelas, tiba-tiba saja, muncul sesosok pria dengan tergesah-gesah masuk ke dalam kelas. Ternyata, dia merupakan Maba di kelas gue juga. Berhubung dia datang terlambat, mau gak mau, dia pun harus menerima hukuman dari kakak PK. Gak kok, dia gak dihukum pancung kayak TKI di Arab Saudi, tapi dia cuma disuruh perkenalan diri di depan kelas. Sesosok pria bertubuh agak kecil, dengan kulit agak gelap dan masih mengenakan masker di mulut, serta rambut merah yang agak lepek, mirip kayak Ninja habis kesiram kuah capcay.

Tak lama kemudian, ia langsung memperkenalkan diri dan namanya ialah, Dino. Mendadak, dunia gue seakan runtuh ketika mendengar namanya. Dono dan Dino? Ya, nama kita mirip kayak pasangan homo, yang sengaja bikin nama samaan biar keliatan so sweet.

Berbekal informasi dan penjelesan mengenai apa itu Ormawa dan UKM, kita pun berangkat menuju ke stand pameran di dekat lapangan basket. Di sana, kita melihat banyak sekali berjajar stand-stand yang diisi oleh kakak-kakak senior dengan jaket Almamater. Beberapa ada yang berusaha menarik Maba ke stand dengan berteriak menggunakan Toa, lalu ada yang hanya membagikan brosur saja, bahkan ada yang stand up comedy sambil nari Jaipong untuk menarik perhatian.

Ketika melintasi beberapa stand, gue melihat sebuah stand yang unik sekali, yakni komunitas pencinta Jepang. Nampak beberapa orang mengenakan pakaian ala tokoh-tokoh khas dari Jepang. Ada yang memakai kostum ala karakter Dragon Ball, lalu One Piece, atau bahkan, hingga ada yang meniru seperti, Miyabi.

Ketika beberapa Maba, asyik berjalan dengan teman maupun gebetan mereka masing-masing, gue hanya berjalan seorang diri. Semua mata seakan tertuju kepada gue yang hanya berjalan seorang diri, jauh dari kerumunan mana pun. Seolah, gue itu spesies Alien berkepala dua dengan kaki mirip gurita yang baru sampai di Bumi dan gak ada yang mau temenan sama gue satupun. Sedih.

Setelah lama berkeliling, gue tertarik dengan salah satu stand organisasi. Sebuah organisasi resmi yang ada di jurusan gue, Ilmu Komunikasi. Merasa tertarik, gue pun mendekat dan meminta untuk dijelaskan oleh kakak-kakak yang berdiri di depan stand.

"Hallooo Dek, gabung di sini, yuk!" Ujar seorang perempuan berkerudung mengenakan jaket Almamater, sambil mendekat ke arah gue.

"Pinginnya sih gitu, tapi masih bingung, Kak. Ini sebenarnya organisasi apa, ya?" tanya gue dengan penuh penasaran.

"Jadi, kami itu organisasi resmi yang ada di FIKOM, dan kami punya 3 organisasi di dalamnya, yakni HIMA (Himpunan Mahasiswa), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa), gitu," ujarnya berusaha menjelaskan ke gue.

"Oh, gitu toh. Terus, manfaat kalo aku ikut organisasi ini apa, Kak?" tanya gue lagi.

"Kalau kamu ikut organisasi, kamu bisa dapat pengalaman baru yang gak kamu dapat di kelas. Selain itu, kamu juga bisa belajar menjadi pemimpin, loh,"

"Tapi apa organisasi itu gak akan ganggu kuliah, Kak?"

"Gak kok, tenang aja, di sini juga banyak kakak-kakak yang ikut organisasi, tapi nilainya tetap bagus kok, Dek,"

Berhubung hari sudah sore dan gue diwajibkan untuk memperoleh 2 cap stempel dari Organisasi maupun UKM, akhirnya gue memilih HIMA di jurusan gue tersebut. Sebelumnya, gue sudah memilih kegiatan lain yakni, PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen). Setelah pemilihan Organisasi dan UKM selesai, gue pun melanjutkan perjalanan bersama dengan rombongan kelas untuk berkeliling dan mengetahui tempat-tempat yang ada di kampus ini.

Gue pulang dengan perasaan bahagia, karena gue masih bisa pulang ke rumah dengan badan yang utuh dan tanpa ada luka-luka sedikit pun. Ternyata, Ordik di kampus gue benar-benar memperkenalkan kampus dengan selayaknya, tanpa ada perploncoan maupun senioritas. Padahal, gue sudah berpikir, kalau setelah mengikuti Ordik, gue akan masuk berita Patroli di Indosiar dan isinya kayak begini, "Ditemukan seorang pemuda bermata sipit meninggal dunia, dengan posisi kepala menancap di dalam kloset dan badannya dipenuhi dengan kecoa lagi tamasya."

***

Tidak jauh berbeda dengan hari pertama, pada hari kedua Ordik, ternyata kegiatannya hanya pengenalan kampus dan pemberian materi dari dosen saja. Bahkan, di hari ketiga ada kegiatan namanya hari inagurasi, di mana kegiatannya gue dan Maba yang lainnya hanya jalan-jalan di Dufan doang.

Kini, gue sudah masuk kuliah dan menjadi Mahasiswa sepenuhnya. Bagi sebagian orang, hari pertama masuk kuliah merupakan hal yang spesial, begitu juga untuk gue. Saking spesialnya, gue tidak lupa membagikan momen bahagia ini kepada para teman gue di Facebook, seperti ini, "Nt4R Gi3 aQ KuL14h n1cH. d0@in M0g4 l4nc@r E4aa..." Ya, teman gue di Facebook mayoritas memang para alay yang doyan gadoin micin.

Selain meng-update status di dunia maya, gue juga berusaha meng-update penampilan gue, agar terlihat lebih mirip anak kuliahan. Kalau dulu pas waktu SMA gue diwajibkan memakai seragam putih abu-abu, kini gue bebas memilih gaya berpakaian gue sendiri. Gue pun memutuskan untuk memakai batik berwarna ijo, celana jeans, dan sepatu kets hitam, mirip kayak Mas-Mas tukang Becak di Malioboro.

Di semester awal ini, kuliah gue masih dipaketin dari kampus. Atau lebih simpelnya, gue belum bisa memilih kelas dan waktu kuliah sendiri, melainkan masih harus mengikuti pilihan paket dari kampus. Nama kelompok kelas gue di semester ini adalah, YJ. Sebuah kelas yang berisikan 60 Mahasiswa di dalam 1 kelas.

Hari pertama kuliah, ternyata gak jauh berbeda dengan hari pertama masuk SMA. Hari di mana kita disuruh maju ke depan kelas satu per satu dan memperkenalkan diri.

Perkenalan pun dimulai. Satu per satu Mahasiswa maju dan memperkenalkan diri. Jujur, gue paling benci dengan momen perkenalan diri seperti ini. Seperti biasa, setiap kali gue memperkenalkan diri, selalu saja ada celetukan-celetukan yang 'menyerang' gue. Beberapa celetukan yang sering muncul di saat gue tengah memperkenalan diri, biasanya kayak begini :

"Dono? Kasino sama Indro-nya, ke mana? HAHAHA."

"Dono? Kemane aje lu, Don? GILE LU, DON!"

"Dono? Warkop? Kok sekarang matanya sipit, kayak habis dikencingin Kecoa, gitu. HAHAHA."

Mempunyai nama yang sama dengan tokoh terkenal, memang ada enaknya dan gak enaknya. Enaknya sih, gue bisa dikenal dan diingat oleh banyak orang dengan mudah. Tapi gak enakya, gue selalu dikaitkan dengan kebiasaan sosok asli dari tokoh tersebut. Bahkan, gak sedikit yang menyuruh gue untuk ngelawak di depan kelas, sambil joget Chiken Dance kayak Dono di film Warkop.

Sebenarnya, nama gue bukan hanya sama dengan Dono Warkop saja, melainkan juga dengan pendiri PT. Indofood, yakni Alm. Sudono Salim. Atau yang orang lebih sering kenal dengan nama Tionghoa-nya yakni, Lim Su Liong. Ya, dulu Papa pernah bilang, kalau dia terinspirasi dari Sudono Salim ini, karena dia merupakan pengusaha paling kaya dan sukses di Indonesia, bahkan di Asia pada zaman Presiden Pak Harto. Harapannya sederhana, agar kelak gue juga memiliki kemampuan untuk berbisnis yang handal seperti beliau. Jujur, gue pribadi, merasa terbebani dengan latar belakang yang begitu luar biasa dari sosok beliau. Mengingat, gue sama sekali gak memiliki basic untuk menjadi seorang pengusaha. Gue itu orangnya gampang gak enakan kalau jualan, bahkan kalau ada pembeli yang gak punya uang, gue selalu bayarin belanjaan dia, bahkan sampai gue kasih uang ongkos buat dia pulang.

Setelah selesai sesi perkenalan diri, kegiatan pun dilanjutkan dengan basa-basi dari Dosen, menjelaskan tentang perbedaan cara belajar dan mengajar saat SMA dan kuliah. Sejauh ini, gue memang merasa, bahwa kuliah itu jauh berbeda dengan jaman SMA dulu. Mulai dari penampilan terlebih dulu. Menurut gue, penampilan saat sudah kuliah itu jauh lebih bebas dan mengasyikan. Kalau dulu saat SMA kita diwajibkan menggunakan seragam, kini kita diperbolehkan mengenakan pakaian bebas, asal rapih dan sopan. Selain itu, kalau kita memakai celana pensil atau bagi yang cewek memakai celana legging (dengan motif macan tutul sekalipun), kita gak usah khawatir, celana kita gak bakal disobek-sobek sama Dosen kayak dulu jaman di SMA. Selain itu, kalau dulu kita diwajibkan membawa tas berisikan buku pelajaran seberat 1 bakul nasi, saat kuliah, kita boleh hanya membawa binder dan pulpen saja kok. Kemudian, di kuliah itu, gak ada namanya sidak alias inspeksi mendadak. Sebuah momen di mana, kalau sepatu kita gak berwarna hitam akan disita paksa. Atau bisa juga, bagi para cowok yang berambut agak panjang, akan ditarik keluar lapangan dan rambutnya digunting secara random, pakai cetakan dari baskom bekas gorengan.

Selain penampilan, ketika sudah menjadi Mahasiswa, kita bisa bebas melakukan apa saja. Misalkan kalau saat SMA, mau merokok saja harus main 'kucing-kucingan' dengan guru, saat kuliah, kita bisa merokok dengan nyaman di tempat yang sudah disediakan. Selain itu, kalau kita bolos dan gak masuk kuliah, kita gak usah khawatir, bakal disamperin sama Dosen sampai ke rumah kita. Kata Dosen gue, kuliah itu bebas, tapi harus bertanggung jawab. Maksudnya, kalau mau nakal ya silahkan nakal, tapi harus siap terima resikonya sendiri. Menurut gue, kuliah itu memang sudah menjadi tanggung jawab pribadi Mahasiswa, bukan lagi tanggung jawab dari Dosen, Rektor, maupun tukang Cilor depan kampus.

Bicara soal kebebasan saat kuliah, semua tetap harus ada batasannya dan tidak boleh terlalu ekstrem. Contohnya itu seperti; tidur saat sedang jam kuliah, kemudian makan saat dosen lagi menerangkan, atau bahkan, iseng masukin kepala ke dalam rok dosen, padahal dosennya itu bapak-bapak.


**Lanjutan cerita ini bisa dibaca di halaman berikutnya, ya! :)

Follow gue di Instagram, Twitter, & Wattpad juga -> @dono_salimz

Jangan lupa juga kasih Comment, Voted, & masukin cerita ini ke Reading List ya, Guys! (^_^)  

Continue Reading

You'll Also Like

7.4K 848 10
⚠️❗ WARNING ❗⚠️ cerita bromance / brothership ⛔ gak suka, skip aja, gak usah baca Haechan x nct 127 . Tertanda Sayap Kiri . "Di ujung perjalanan kkn...
20.7K 1.5K 2
"Ma... Bila tempatku berpijak tidaklah sejajar dengan saudaraku yang lain. Tolong jangan anggap aku gagal." _Lio
6.9K 716 17
Sepasang suami istri yang kini sudah memiliki anak 4 remaja nya, beginilah kehidupan keluarga Shean. warning!! cerita ini hanya fiksi jadi jangan di...
28.7K 1.6K 12
BUDIDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! [bijak dalam berkomentar, tidak menerima hujatan, kalo nggak suka dengan cerita aku, skip aja nggak usah dibaca...