Music Academy [REVISI]

By IndriaSulvians

18.1K 1.3K 319

Prologue. Bagaimana jadinya jika JKT48 itu bukanlah Idola grup, melainkan sebuah Sekolah Accademy musik. Dala... More

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
XXII
XXIII
XXIV
XXV
XXVI
XXVII
Spoiler FF Baru
XXVIII
Minal Aidzin walfaidzin
FYI
XXIX

XXI

452 43 25
By IndriaSulvians

    Pagi menjelang kala itu, terlihat seorang pemuda masih memejamkan matanya, walau matahari sudah hampir tinggi, namun pemuda itu tak menandakan akan bengun dan tersadar dari alam mimpinya.

"Yuv, andai ada seseorang yang akan datang padamu, lalu akan mwnjadikanmu sebagai kekasih, kamua akan menerimanya kala itu juga, atau berfikir terlebih dahulu?" Tanya seorang pemuda yang tengah duduk di sebuah bangku taman perbukitan yang jauh dari keramaian dan kemacetan serta panasnya Kota metropolitan.

"Tergantung! Siapa yang nyatainnya?" Ujar Gadis di sebelah pemuda tadi.

"Kalo aku, sekarang dengan tiba tiba, nembak kamu, kamu mau terima aku?" tanya pemuda tadi lagi denfan menatap serius ke arah gadis disebelahnya.

"Kakak, lagi becanda kan, Kak Boby?" ujar Gadis itu menatap pemuda di sebelahnya.

"Aku sungguh sungguh, aku cinta sama kamu, Yuv! Dari awal aku lihat kamu saat pertama aku ada di kampus, saat itu juga aku jatuh cinta sama kamu Yuvi! Cindy Dea Yuvia, maukah kamu jadi pacar dari Seorang Boby Cheassar Widjaja?" tanya pemuda itu dengan memegang kedua tangan si gadis dan menatapnya penuh harap.

"Maaf kak, hati aku udah diisi seseorang! Dan itu bukan kak Boby! Jadi aku mohon buang perasaan kakak jauh jauh. Karena percuma, hati aku udah dimiliki orang lain, dan nggak akan pernah bisa di ambil lagi oleh siapapun. Jadi maaf kak aku nggak bisa, aku mohon lupain aku!" ujar Gadis itu lalu pergi dari hadapan sang lelaki dengan langkah cepat.

"Nggak, Gak mungkin... Gak mungkin..  Ini gak mungkin!" lirih penuda itu menatap nanar pada gadis tadi yang meninggalkannya.

"ENGGAAAAAAAAAAKKKKK!" Teriak seorang pemuda sangat keras hingga suaranya menggelelgar di seluruh penjuru ruangan kamarnya. Pemuda yang baru bangun dari tidurnya berteriak amat keras, dia kini tengah terduduk dengan nafas yang tak beraturan, keringat bercucuran, wajah yang memucat, pandangan yang kosong. Hingga seorang wanita paruh baya masuk ke kanarnya.

"Boby, Kamu kenapa teriak teriak nak? Kamu mimpi?" tanya wanita itu khawatir.

"Mimpi... Akh syukurlah hanya mimpi!" gumam Pemuda itu yang ternyata adalah Boby.

"Kamu mimpi apa Sayang?" tanya wanita tadi yang tak lain adalah Intan, Ibu dari Jeje dan Boby.

"Burk mah, Buruk banget, lebih buruk dari wajahnya Jeje!" ujar Boby sekenanya. Dan Jeje yang kebetulan ada di situ langsung mendelik pada Kakak nya itu.

"Berarti kayak muka lu donk Kak?" ujar Jeje meledek Balik.

"Sudah sudah! Yaudah, Mandi cepetan, kita mau kerumah Ayana!" ujar Intan lalu beranjak dari tempat tidur Boby. Boby yang hendak berauara lagi langsung di potong oleh Intan.

"Gak ada penolakan, semua harus ikut!" gertak Intan tegas.

"Iya, Iya! Yaudah aku mandi dulu!" ujar Boby malas lalu masuk ke kamar mandinya.

   Di lain tempat, terlihat Naomi dan Keynal entah apa yang sedang merka lakukan. Keynal tengah duduk diatas batu yang cukup tinggi dan besar, dan Naomi duduk di bawah batu besar itu.

"Key!" panggil Naomi nelihat Keynal yang sedang diatas batu itu.

"Heemm!" gumam Keynal tanpa melihat kearah Naomi.

"Ih... Lihat sini ih! Tatap wajah Kakak!" kesal Naomi lalu berdiri dan menarik kaki Keynal.

"Ih, Kak! Jan di tarik kaki guenya! Tar Jatoh lagi! Gue gak mau lihat muka kakak, tar khilaf gimana?" ujar Keynal lalu turun dari batu itu.

"Gak papa di khilafin kamu ini Key!" goda Naomi mengedipkan matanya.

"Errrr... Wew! Inget Bang Deva Key, Inget... Inget...!" benak Keynal lalu mengalihkan tatapannya.

"Hahaha... Muka kamu lucu Key! Jadi pengen di Khilafin beneran!" ujar Naomi dengan tawanya.

"Akh, udah deh! Gue pulang Nih! Lagian Kakak ngapain sih ngajak aku kesini! Tar Bang Deva cemburu lagi, Kan ribet ntar!" ujar Keynal lalu duduk dengan menyenderkan punggungnya.

"Enggak koq Key, Deva tau kalo aku lagi jalan sama Kamu!" ujar Naomi dengan menyenderkan kepalanya di Bahu Keyanal.

"Kak! Jan gini akh, tar ada yang liat! Malu tau!" kesal Keynal lalu menjauhkan kepala Naomi.

"Key, aku cuma mau tanya? Kamu beneran suka Ya sama Ve?" tanya Naomi dengan Nada yang serius.

"Kata siapa?" elak Keynal.

"Kata Jeje sama Deva!" ujar Naomi polos.

"Suka, Cinta! Sayang mungkin? Yah tapi mau giman lagi, dianya aja gak bisa move on dari Jeje? Aku udah gak ada harapan!" ujar Keynal lemah lalu menyenderkan kepalnya di Bahu Naomi.

"Anggap aja, aku kakak iparmu yang udah sah bisa kan Key! Lebih terbuka dengan Aku, lebih akrab dengan Aku gitu? Bisa kan Key?" tanya Naomi dengan tatapn lurus kedepan.

"Sayangnya aku gak Bisa!" ujar Keynal acuh dan memejamkan matanya di Bahu Naomi.

"Yaudah aku gak maksa!" ujar Naomi pasrah.

"Key! Andai kakak bisa jujur! Mungkin kalo kakak ketemu kamu lebih awal daripada Deva, mungkin kakak akan jatuh cinta sama kamu. Tapi kakak rasa cinta Deva untuk kaka sudah cukup! Tapi masih ada yang kurang, yaitu kebahagiaan kamu. Key! Kaka boleh ya bantuin kamu untuk mendapatkan Ve?" tutur Naomi dan dilanjutkan dengan tawaran untuk Keynal, namun apa yang Keynal lakukan, dia malah tertidur di pundak Naomi dengan pulasnya.

"Key!" ujar Naomi melihat Keynal yang sudah lelap dalam tidurnya.

"Hemhhh... Kamu malah tidur!" ujar Naomi dengan tersenyum kearah Keynal. Lalu Naomi mengambil smartphonya lalu menelpon seseorng.

Tuuuuttt... Tuuuuuttt...

Hallo yang!
..... .... ...
Jemput aku sama Key, di taman xxxxx ya!
..... ...
Iya aku tunggu
.... .... ....
Tuuut...

"Dengan atau tanpa persetujuan kamu, Aku sama Deva akan tetap bantuin dapatkan Seseorang untukmu Key, walau Bukan Ve!" Gumam Naomi dengan mencium puncak kepala Keynal sekilas.

   Saat pertama~ Kudekati dirimu~
   Menuruti se~mua~ Inginmu~
   Dan tiba wa~ktumu~  Tu~'k beri ja~ waban~
   Tetap saja kau anggap aku~ hanya teman~

"Kak Nabill, apa sedikit saja, aku gak bisa menempati tempat paling indah di hatimu!" Lirih pilu seorang gadis yang  tengah menyendiri di tempat latihan gadis itu dan Band nya.

Reff1:
Ba~walah~ a~ku~ kedalam mimpimu~
Aku~ takkan kecewakan kamu~~
Walaupun itu semua~ hanya~
Sebatas mimpi~~~

Jadikan aku~ kekasih hati~ mu~~~
Aku~~~ menginginkan kamu~~
Sungguh sungguh merasa~~~
Ku jatuh cinta~~~

"Setidaknya, walau aku gak bisa miliki kakak di dunia nyata, aku bisa memiliki kakak dalam mimpi indahku, di dalam tidur panjangku... Selamat tinggal kak, semoga tuhan memmpertemukan kita kembali di kehidupan yang lain, maaf bila aku akan mengecewakanmua..." Tangis lirih gadis itu dengan memegang dua buah botol dengan bentuk Gepeng dan berisi air berwarna biru.

Telah ber~ bagai cara~~~
Tuk' dapatkan ha~ timu
Tetap saja kau anggap aku~~~
Hanya te~man~~~

Reff2:
Bawalah aku... Kedalam mimpimu...
Aku takkan kecewakan kamu...
Walaupun itu semua... Hanya...
Sebatas mimpi...

Jadikan aku... Kekasih hatimu...
Aku... Menginginkan kamu...
Sungguh sungguh merasa...
Ku jatuh cinta... Pada dirimu...

   Sudah sekitar delapan gelas, gadis itu menuangkan minuman botol tadi yang sudah ia campuri dengan entah serbuk apa. Matanya mulai memerah, rambut yang sudah tak beraturan, bibir yang pecah dan memerah. Dan puncaknya, dia mulai nengeluarkan darah dari hidungnya.

Reff 3 (overtrue):
Bawalah aku... Kedalam mimpimu...
Aku... Takkan meninggalkan kamu...
Walaupun itu semua... Hanya...
Sebatas mimpi... Ho....

Jadikan aku... Kekasih hatimu...
Aku... Menginginkan kamu...
Sungguh - sungguh merasa...
Kujatuh cinta... Pada dirimu...

   Ketika tangan gadis itu menyentuh hidungnya yang sudah mengeluarkan banyak darah, ia pun tersenyum dalam tangisnya, walau fikurannya sudah melayang, jiwanya sudah terbang, rasa sakit dimana - mana, dia pun menggenggam erat gitar berwarna putih yang ada di sampingnya.

"Berbahagia lah Kak, Aku mencintaimu, aku akan menunggumu di kehidupan yang lain!" Lirih wanita itu, lalu pandangannya mulai menggelap, pegangan tangannya mulai melemah, dan fikirannya kosong. Hingga ia mengambil darah yang menetes dari hidungnya dengan jari telunjuknya dan menggoreskan di gitar pegangannya. Dan gadis itu menggoreskan hyruf demi huruf dengan lemah di belakang gitar itu.

  Sedangkan Nabill dan Gaby yang menuju tempatnya latihan bersama Shania, Gaby dan Mario kini tengah bercanda tertawa dengan lepas seakan takkan ada airmata yang mengalir waktu ini, namun apa jadinya jika nabill mengetahui sesuatu sedang terjadi pada sahabatnya.

"Errr... Mar, Perasaan gue koq gak enak ye?" Tanya Nabill di tengah langkahnya yang berada di belakang Shania dan Gaby.

"Kenapa, Tho?" Ujar Mario mengerenyitkan dahinya.

"Gak tau, gue. . ."

"YUVIIIIIIIIIIIIIIIII" Jerit Shania melengking saat memasuki ruang latihannya. Dan teriakan shania mengejutkan ketig orang di belakangnya.

"Yuvi, kamu kenapa, hkss! Bangun Yuv, Yuvi bangun... Hiks...!" Lirih Shania memeluk Yuvi. Sedangkan Nabill, Mario dan Gaby hanya mematung bersimpuh.

"Denyutnya masih berjalan... Cepat bawa ke rumah sakit! Kalian duluan kita akan menyusul nanti." Pekik Gaby yang masih menggunakan akal sehatnya. Dan Mario langsung membopongnya diikuti Shania.

"Sayang, ayo ki...ta...." Ucapan Gaby melemah ketika mengikuti pandangan Nabill. Dan Seketika Gaby menutup mulutnya yang mendapati dua buah botol bekas minuman dan beberapa bungkus plastik.

"Sembunyiin ini semua!" Ujar Nabill seketika. Lalu mengambil sampah sampah tersebut dan membungkusnya. Tak sampai disitu, Gaby mengambil gitar berwarna putih yang tergeletak di lantai. Dan ketika membalikannya mendapati tulisan yang di gores dari Darah.

I love Nabill N DarkKnight

Gaby membulatkan matanya dengan sempurna ketika menatap tulisan Itu. Sedangkan Nabill, hatinya menangis melihat goresan darah pada gitarnya.

"Aku penyebab ini semua!" Gumam Nabill yang masih bisa di dengar oleh Gaby.

"Bukan saatnya untuk kita menyalahkan disini siapa penyebab ini Semua, kita susul Mario sama Shania ke rumah Sakit." Ujar Gaby lalu menarik lengan Nabill.

*skip

  Kini Nabill dan Gaby telah sampai di rumah sakit yang sebelumnya telah di smskan oleh Shania.

"Shan, Gimana keadaan Yuvi?" Ujar Nabill saat sudah bearad di samping Shania yang sedang di pelok oleh Mario.

"Belum ada kepastian dari dalam Bill!" Lirih Shania lemah. Lalu Nabill pun duduk di bangku samping Shania diikuti Gaby.

"Bill, Kabarin orang tua Yuvi dulu Gih!!" Saran Mario.

"Udah, tadi udah Gue telpon tapi gak di angkat. Trus gue kirin Sms, tapi sampe swkarang belum dapat balasan." Ujar Nabill dan di angguki oleh Mario. Sesaat kemudian, keluarlah seorang dokter dari ruangan Emergency tersebut.

"Dok! Bagaimana keadaan Yuvi Dok?" Ujar Nabill terburu buru.

"Maaf, kita sudah berusaha memberikan yang terbaik, tapi tuhan berkehendak lain. Hhhhh. Kuatkan dirimu Dek!" Ujar Dokter itu memegang Bahu Nabill. Dan sontak Shania pun menangis dalam pelukan Mario dan Gaby bersimpuh di lantai menutupi wajahnya.

"Apa maksud anda Dok? Bicar yang benar!" Sentak Nabill berapi api.

"Maaf, pasien terlambat mendapatkan penanganan pertama, sehingga, komplikasi antara pil ekstasi dan alkohol dengan dosis tinggi membuat pasien yang memiliki gejala Paru paru basah harus meregang nyawanya. Maafkan kami. Kami sudah berusaha sebisa kami." Ujar dokter itu.

"Anda bercanda kan Dok! Awas!" Gertak Nabill lalu masuk kedalam ruangan itu dan mendapati  tubuh Yuvi sudah terbaring lemah dan di tutupi kain putih di atas bangsalnya. Melihat itu, Nabill menghampiri tubuh sahabat sekaligus adikkecilnya itu.

"Yuvi, yuv! Bangun Dek, Kamu udah janji sama kakak akan selalu ada di samping kakak, Bangun Yuv, kamu udah janji akan membawa piala kampus untuk kakak, Bangun Yuv! Yuvi! Bangun.... Hiksss... Kakak mohon Bangun!" Lirih Nabill memeluk erat tubuh Yuvi yang mulai mendingin dan wajahnya yang memucat.

"Sayang! Kamu yang sabar Ya! Ini udah jalan yang Dia pilih! Hiks." Ujar Gaby memeluk tubuh Nabill yang Rapuh.

"Gab, Yuvi Gab! Adik aku... Gab adik aku gab!" Lirih Nabill seolah mengadukan semuanya pada Gaby.

"Iya sayang ia, kamu sabar Ya! Kamu jangan kayak gini, kasihan nanti yuvi gak tenang disananya, relakan kepergiannya Ya sayang! Ikhlaskan dia." Ujar Gaby mencoba menguatkan kekasihnya yang tengah rapuh itu. Sedangkan Shania dan Mario, mereka memang ada di dalam tapi fikirannya entah dimana melihat wajah pucat Yuvi.

"Sahabatku, tidurlah dengan tenang! Andai waktu bisa di putar kembali, aku akan mwngisi kekosongan hatimu dari dahulu!!" Ujar Mario membisikan tepat di telinga Yuvi.

"Nggak! Nggak! ini belum berakhir... Yuvi belum berakhir, dia masih hidup! Dia hanya sedang istrahat kan Nju?" Tanya Nabill mulai ngawur. Dan itu membuat Gaby meringis perih melihat kekasihnya seperti itu.

"Yuv, Hey sayang dengerin Kakak, Kakak janji. Saat kamu membuka matamu, Kakak akan membawamu ke suatu tempat yang dulu pernah kakak Janjikan sama kamu!" Ujar Nabill dengan tatapan kosongnya lalu mengusap kepala Yuvi.

"Sayang, jangan Begini sayang, Kamu harus kuat! Kasian dia...

"Cukup! Bill. Lo jangan kek gini, Kasian Yuvi! Biarin dia beristirahat dengan tenang Bill." Bentak Shania.

"Koq kalian ngomong gitu! Yuvi nggak apa apa, dia hanya tertidur sebentar dan nanti juga akan bangun lagi kan?" Ujar Nabill seolah perkataannya adalah nyata.

"Nggak, Bill! Yuvi udah pergi, hiks! Yuvi udah tenanga disisinya! Lo yang kuat, kita semua doakan yang terbaik untuk sahabat kita! Hkss…" lirih shania lalu memegang pipi Yuvi yang sudah dingin dan kaku total.

"You is my cute of drummer. Selamat jalan si gadis limited edition, seperti katamu, takkan pernah ada orang yang dapat menggantikanmu, Becouse you all and only!" Gumam Shania tepat di telinga kiri Yuvi.

"Nggak, Yuvi belum mati kan Gab! Dia masih hidup kan? Dia udah janji sama aku, dia akan membawakan piala kampus untuk aku Gab! Dia udah Janji Gab, Dia udah janji..." Lirih Nabill lalu terduduk di lantai memegangi lututnya.

"Sayang! Relakan dia ya! Ikhlaskan dia!" Ujar Gaby menangkup wajah Nabill dan menghapus airmatanya.

"Gab, Adik aku gak ada! Adik aku Gab!" Gumam Nabill lalu menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya dengan tangianya.

"Ssstttt... Udah ya! Dia anak yang baik, aku yakin dia akan bahagia di sana! Tuhan akan menciptakan tempat terindah untuknya!" Ujar Gaby lalu memeluk Nabill. Tak berselang lama, semua teman Nabill termasuk Boby dan keluarganya serta keluarga Yuvi kini telah berada dimana Yuvi berbaring. Tangis kepedihan dan kesedihan yang hadir disana menemani mereka. Tak terelakan lagi, Ibu Yuvi pun tak kuasa menerima kenyataan hingga ia pun pingsan. Namun ayah yuvi tetap memeluk putri tunggalnya itu.

"Tidurlah dengan tenang, Anak papah, papah tau semua cita cita mu belum seutuhnya terwujud! Jika ada setitik harapan, biarkan papah yang akan meneruskan cita citamu...!" Lirih Papah Yuvi dengan memeluk Anaknya.

"Kak, Adik aku Kak! Dia pergi kak, dia pergi tanpa pamit!" Lirih Nabill dalam pelukan Ve.

"Ssssttt... Kakak yakin kamu kuat! Relakan dia ya sayang!" Gumam Ve memeluk erat adiknya.

"Apa ini jawaban mimpi aku semalam? Aku yakin ini semua hanya mimpi... Yuvi, tolong izinkan aku melihatkan semua isihatiku untukmu..." Gumam Boby.


...
...
...
...
...
...
...

























"Mamah! Sakittt... Akh... Kepala aku..."


















Tbc
Vommetnya maksih dan selalu ditunggu
See you

Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 258 10
kita adalah dua orang yang dipertemukan namun tak akan bisa disatukan, aku disini hanya sebagai orang yang menemanimu disaat kamu belum menemukan cin...
152K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
62K 5.6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...