Music Academy [REVISI]

De IndriaSulvians

18.1K 1.3K 319

Prologue. Bagaimana jadinya jika JKT48 itu bukanlah Idola grup, melainkan sebuah Sekolah Accademy musik. Dala... Mais

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XX
XXI
XXII
XXIII
XXIV
XXV
XXVI
XXVII
Spoiler FF Baru
XXVIII
Minal Aidzin walfaidzin
FYI
XXIX

XIX

461 43 9
De IndriaSulvians

Sahabat sejatiku...
Hilangkah dari ingatanmu...
Dihari kita saling berbagi....

   Keynal, yang kini tengah duduk di sebuah batu yang cukup besar di puncak bukit kebun teh. Dia tengah memandangi mentari senja yang sebentar lagi akan berganti dengan gelapnya malam.

Dengan kotak sejuta mimpi...
Engkau datang menghampariku...
Tuk' perlihatkan semua hartamu...

"Je. Gue kecewa sama elo?" Batin Keynal menatap jauh ke depan.

"Tapi gue gak tau apa yang udah buat gue kecewa sama elo? Atau apa mungkin gue hanya cemburu, karna cewek yang gue cinta, lebih cinta pada elo di bandingkan gue?" Lagi batin Keynal geram.

"Dulu, lo yang kenalin gue dengan Ve, hingga gue jatuh cinta sama dia, dan sekarang lo yang udah kasih tau gue atas perasaan Ve ke gue di waktu yang nggak gue pinta sama sekali!"

Kita slalu berpendapat...
Kita ini yang terhebat...
Kesombongan di masa muda yang indah...
Aku raja, Kau pun Raja...
Aku hitam, kau pun hitam...
Kita teman lebih dari sekedar materi...

"Gue sadar lo yang selalu ngertiin gue, gue sadar lo yang selalu ada di samping gue, gue sadar elo yang selalu dukung gue, di saat apapun. Tapi lo gak akan pernah bisa gue miliki!" Ujar seorang wanita yang tak lain adalah Ve, Ve yang kini tengah berada di pinggiran sungai. Entah bagai mana dia bisa berada di sana, namun percikan suara air sungai yang mengalir dan udara sore yang begitu hangat dan damai menuntun ve untuk belama lama di sana.

"Karena elo, gue jadi selemah ini, karena elo, gue seperti ini, itu semua karna cinta gue ke elo yang tak akan pernah bisa terbalaskan.  Karena selamanya lo hanya anggep gue sebagai sahabat!" Lirih Ve dalam hati.

Oh penatku jangan pernah lepskan...
Bila ku mulai lelah...
Lelah dan tak bersinar...
Oh sayapku jangan pernah lepaskan...
Bila ku mulai terbang...
Terbang meninggalkanmu...

"Mungkin lo emang benar! Gue harus buka hati gue untuk orang lain, buat bantu gue di saat saat sulit gue!" Batin Ve lagi merenungi perkataan Jeje.

"Mungkin lo bener! Akan ada hati yang lain yang bisa hancurin dinding yang kuat yang pernah lo bangun Di hati gue! Meski gue tahu sekalinya runtuh, dinding itu akan tetap tersisa. Dan gue mohon. Jangan pernah lo buanh semua kenangan tentang kita, karena selamanya gue ingin selalu di dekat elo!" Batin Ve dan mulai berdiri dan hendak beranjak dari tempat itu karena hari semakin menggelap.

"Karena selamanya, lo adalah sahabat gur, karena selamanya lo adalah kakak gue! Tolong selalu sadarin dan ingetin gue di saat saat gue lupa saat saat bahagi sama elo, karena selamanya kita adalah sahabat Je! Tolong sadarin gue dan tuntun gue di saat gue lupa bahwa gue selalu butuh elo! Elo Kakak sekaligus sahabt Gue!" Batin Keynal dan mulai beranjak dari batu besar itu. Karena sang mentari senja sudah hilang di gantikan oleh gelapnya langit petang.

Ho penatku...
Jangan pernah lepaskan...
Bila ku mulai lelah...
Lelah dan tak bersinar...

Oh... Sayapku...
Jangan pernah lepaskan...
Bila ku mulai terbang...
Terbang meninghalkanmu...

(Sheila On 7 - Sahabat Sejati)

"Karena elo, adalah harta yang berharga yang gue punya! Jesson Vanello!" batin Keynal dan Veranda di waktu yang sama namun tempat yang berbeda.

   Sesampainya Keynal di depan rumah, tanpa ia sadari dari arah berlawanan, Ve tengah berjalan pula menuju pintu namun sepertinya keduanya sama sama tak menyadari karena sama sama menunduk lemah dan sibuk dengan fikirannya masing masing hingga keduanya dekat dengan pintu dan...

Dughh

"Akhh..." "Duh..." Ringd mereka bersamaan dengan memegangi kedua kening mereka yang sama sama beradu.

"Sial." Geram Key yang mengetahui bahwa Ve yang menabraknya. Keynal tak menghiraukannya.

"Dihhh..." Dengus Ve lalu sam tak menghiraukannya dan sama sama masuk. Saat di ruang tengah semua orang yang ada di sana menatap Keduanya dengan tatapn heran, heran karena keduanya sama sama meringis, sama sama memegangi keningnya. Dan entah sadar atau tidak, Ve menautkan jari tangan Kirinya dengan tangan Keynal dan Keynal memgangi kening dengan tangan kirinya.

"Dari mana?" Tanya Nabill heran dan entah pertanyaan itu untuk siapa.

"Siapa? Gue atau..." Ucapan Ve terhenti karena saat mengangkat tangannya namu terasa ada yang menggapitnya. Saat menyadarinya ia pun membulatkan matanya dan menatap tajam pada Keynal. Keynal yang merasa dirinya di tatap pun melihat pada Ve dengan kening berkerut.

"Napa sih lo?" Tanya Keynal yang belum menyadari Arti tatapan Ve. Barulah Saat Ve menarik tangannya Keynal sadar.

"Jadi kalian dari mana?" Tanya Nabill kembali. Sedangkan Jeje fan Ayana hanya menyaksikannya tanpa suara.

"Kebun teh!" "Danau!" Ujar merka berbarengan.

"Beda tempat tapi barengan nyebutnya?" Ujar Nabill bingung.

"Kebetulan aja!" Ujar mereka lagi barengan.

"Kebetulan yang di sengaja ini mah!" Ujar Gaby yang berjalan dari arah dapur.

"Lo ngapa ngikutin gue sih Ve?" Dengus Keynal.

"Nah, Adaan juga elo yang ngikutin! Pake pegang pagang tangan lagi!" Ujar Ve malas.

"Lah... Adaan juga elo yang pegang pegang! Pake nubruk segala lagi? Dikira gue banteng apa?" Ujar Keynal sedikit mengejek.

"Udah... Mandi aja lu pada dah! Bentar lagi adzan! Lo pada gak sembahyang apa! Gak takut hukum lu pada sama tuhan lo pada!" Ujar Jeje yang mulai bersuara dengan santai.

"Diem!" Gertak Keynal dan Ve bersamaan.

"Ettdah... Gini amat kakak gue! Sekalinya gesrek, sok jaim lagi!" Gumam Nabill.

"I... Ye iye... Gue diem!" Ujar Jeje takut.

"Ape lo?" Sinis Ve pada Keynal.

"Mandi! Rambut lo bau kek mak lampir tau gak?" Ujar Keynal lalu masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam.

"Dihhh... Lo ngaca! Lo dakian tau gak! Gue tau kulit lo putih, cuman karena lo dakian jadi item deh! Dan gue rasa berat badan lo juga kareba Daki!" Ujar Ve sedikit berteriak. Sedangkan Nabill, Gaby, Ayana dan Jeje hanya terkekeh melihat perdebatan mereka.

"Tawa lu! Gue slepet juga lu!" Geram Ve melihat Adiknya.

"Ye... Gue juga yang kena!" Ujar Nabill menahan tawanya.

"Ish!" Dengus Ve lalu masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri untuk ikut sholat bersembahyang dengan adiknya.

"Kak Je!" Panggil Keynal dengan sesikit menyikut Lengan Jeje.

"Hemmm?" Gumam Jeje.

"Tau lah lo apa yang gue fikirin!" Ujar Nabill menaik turunkan Alisnya.

"Ok! Besok malam semuanya akan kita mulai ok!" Ujar Jeje.

"Kenapa gak dari sekarang! Kak?" Ujar Nabill.

"Karena besok malam terakhir ada di sini, untuk sekarang, kita berempat biasa saja, Kalo bisa yang nginep di sebelah juga kita kompromiin gimana Bill?" Usul Jeje dan Nabill pun memnatapnya dengan seringaian mematikannya. Maksud Jeje adalah Deva, Naomi, Shania, Yuvi, Boby dan Yona. Mereka yang sudah sampai dari jam setengah tiga tadi memutuskan untuk menyewa penginapan di sampin Jeje Cs yang memilikikurang lebih Delapan Kamar tidur.

"Bisa diatur!" Ujar Nabill santai. Tak berselang lama, adzan pun berkumandang, Nabill, Ayana, Keynal dan Ve segera bergegas ke mushola. Hanya menyisakan Jeje dan Gaby di kontrakan.

"Sayang, aku ke mushola dulu yah!" Pamit Ayana pada Jeje dan di jawab anggukan oleh Ayana. Keynal dan Ve pun keluar bersamaan kembali.

"Ok, ini bukan lagi kebetulan! Dan gue yakin disini ada sabotase dari Kalian!" Ujar Nabill mengintimidasi Kakaknya dan Keynal.

"Lo ngomong Apa sih! Gila lu ya!" Geram Keynal.

"Ok perlu gue jelasin! Pertama, kalian berdua sama sama masuk dengan memegangi Jidat, kedua banyak kata kata kalian yang di ucapkan berbarengan! Dan terakhir kalian keluar kamar berbarengan lagi, dengan warna baju yang sama!" ujar Nabill semakin mengintimidasi. Dan Keynal yang menyadari itu mulai melihat kearah Ve.

"Ok! Ini semua Ke-Be-Tu-Lan! Dan Elo Key! Ngapain lo pake baju merah sama kayak Gue, mana Cople lagi tulisannya Gue Jogja lu Karta, maksud lo apaan?" tanya Ve menatap kearah Keynal.

"Heh. Panci gosong! Lo kira gue liat saat lo ganti baju trus gue sama samain gitu! Ngarep banget lo! Udah ah! Udah komat tuh!" ujar Keynal lalu tak menghiraukan ocehan Ve.

"Sial! Elo tuh dasar toa arab!" sinis Ve.

"Udah akh! Yuk Kak!" ujar Nabill yang sedari tadi pusing memikirkannya lalu merangkul kakaknya dan menggiringnya keluar bersama Ayana.

"Kak Je! Ini aneh Kan?" tanay Gaby polos.

"Iya sih? Tapi kalo mereka udah jadian, kenapa di sembunyiin dari kita?" ujar Jeje bingung.

"Issshh... Kak Jeje mah! Maksud aku tuh ini nih, tuh liat game Aku tuh masa aku dapat Angel Card, aneh Kan? Padahal aku kalah tadi maennya, apa dapet Gift kali ya?" ujar Gaby dengan tampang polosnya.

"Untung lo manusia Gab! Kalo kucing udah gue kadih racun kali lu!" geram Jeje.

"Ih, Kak jeje kenapa Sih? Koa maraha marah sama Gaby? Gaby kan Gak salah?" ujar Gaby dengan cemberut.

"Iye... Iye... Gaby gak salah! Gak salah sedikit pun! Mungkin gue yang kurang sinkron otaknya!" ujar Jeje lalu kembali memainkan hpnya.

   Sedangkan di kontrakan sebelah terlihat, Yuvi yang tengah membaca sebuah majalah musik. Sking husyuknya, dia sampai tak menyadari adanya peria disisinya.

"Di... Jamika... Ku cinta kepadamu!" gumam Yuvi mengikuti lagu yang di dengar dari earphonenya.

"Kurindukan... Ku impikan... Ketempat dimana engkau berada..." lagi Yuvi yang belum menyadari adanya pria di sampingnya terus mengikuti lagu yang ia dengarkan.

"Lucu, imut, manis, cantik pula! Tapi sukanya lagu Regae! Unik!" gumam pria Itu, Tapi tak sedikitpun Yuvi mendengarnya.

"Kini kau disini... Menemani sepinya hariku... Yang sempat tak berwarna lagi... Kini kau bagai sang pelangi... Yang mewarnai... Dikala hujan reda kau tetap berdiri sendiri..." Yuvi kembali mengikuti lagu lagu yang ia putar. Lalu Pri yang duduk di sampingnya semakin gemas lalu menarik earphone yang bertenggwr di kupingnya.

"Gak baik, dengeri earphone keras keras!" ujar pria itu lalu mengembalikan earphonenya pada Yuvi.

"Maaf!" gumam Yuvi, lalu kembali memokuskan diri pada majalah yang tengah ia Baca.

"Yuv! Kamu suka lagu lagu Regae ya?" ujar Pria yang duduk di sampin yuvi dengan menatap Yuvi. Boby, pria yang duduk di samping Yuvi adalah Boby.

"Nggak! Aku lebih suka lagu lagu Emo Hardrock, makanya aku ikut Kak Nabill!" ujar Yuvi tanpa mengalihkan pandangannya.

"Aku kira kamu suka! Tapi tadi improv kamu di lagu regae bagus lho Yuv!" Puji Boby. Dan Kali ini dengan senyum, yuvi menutup majalahnya.

"Makasih... Ada lagi?" tanya Yuvi dengan senyum yang sepertinya di paksakan.

"Ngggg.... Nggak sih!" ujar Boby menggaruk kepalanya yang tak gatal. Lalu tanpa permisi Yuvi pun meninggalkan  Boby tanpa permisi.

"Ebuset, Jutek amat!" gertu Boby dalam Hati.

"Oh ya, dan satu lagi! Aku paling gak suka kalo ada yang nyabut Earphone ysedang aku pakai tanpa seizinku terlebih dahulu, apalagi sama orang yang belum aku kenal!" ujar Yuvi tanpa menatap Boby dan melanjutkan langkahnya menuju kamar.

"Hemhh... Gila, songong banget tih anak, jadi makin penasaran gue!" benak Boby dengan seringaian menyeryai senyum liciknya.

"Ok, kali ini gue akan mulai lagi! JE maafin abang!" batin Boby tersenyum.

   Tanpa Boby sadari, ternyata Seorang gadis di ambang pintu di belakang kursi yang ia duduki, tengah menatap lirih padanya, Shania, gadis yang mengagumi Boby dari hatinya.

"Sampai kapan?" benak Gadis itu lirih dalam hati.

"Tunggu hingga waktu yang menjawab!" benak Boby menatap pintu kamar yang tadi Yuvi masuki dengan tatapan yanh sulit diartikan.

"Mungkin kau bukanlah... Jodohku... Atau mungkin bukan takdirku..." lirih Shania masih dalam hati menekan dadanya yang terasa sesak. Dan karena sudah tak dapat membendung air matanya. Shania pun masuk kembali ke kamarnya.

Treng...

"Akua tak...."
Bip bip...
"Yeuh ganggu orang aje nih hp, baru juga intro!" gertu Nabill yang hendak bernyanyi namun hpnya lebih dulu bunyi.

"Lha, Si Nju??? Ngapa ye? Gak enal nih perasaan Bibill!" gumam Nabill lalu membuka pesan dari shania.

From Nju:
  Ajak Gaby ke kamar gue! NOW!"

"Boby lagi ni mah!" gertu Nabill lalu mencari keberadaan Gaby.

"Gab! Sayang!" panggil Nabill ke kamar Gaby.

"Iya bentar!" suara dari dalam kamar Gaby dan Ayana.

"Kenapa Yang?" tanya Gaby daat sudah membuka Pintu kamarnya.

"Shania minta di temenin!" ujar Nabull to the poin.

"Oh, yaudah Gih, kasihan! Temenin aja gak apa apa koq!" ujar Gaby tersenyum tulus.

"Maunya sama kamu juga? Mau kan?" tanya Nabill menatap Gaby ragu.

"Oh, yaudah Yuk!" ujar Gaby tanpa tanpa ragu lalu menggandeng tangan Nabill.

"Maaf ya, Kalo ganggu waktu kamu sama Ayana???" ujar Nabill merasa bersalah.

"Apaan, ayana sama Kak Jeje lagi nyari makanan tadi tuh oake mobil, gak Ajak ajak lagi. Eeh tapi tadi ngajak, cuman kamunya nggak ada, jadi gak ikut deh!" ujar Gaby dengan bergelayut manja di lengan kiri Nabill.

"Maaf Ya! Ntar kalo nju mau, kita suaul mereka ya! Palingan juga ke pasar malem, soalnya tadi kata kang ujang, di deket sini lagi ada pasar malem!" ujar Nabill.

"Hmmm!" gumam Gaby. Dan tibalah mereka di depan pint kontrakan Boby dan Deva.

Tok tok tok.

"Bang Deva!" panggil Nabill, sengaja dia memanggil Deva karena setahu dia, Deva ada di dalam. Dan Pintu pun terbuka dan bukan Deva yang membukakaknnya melainkan Yuvi.

"Ehh, kak Nabill, Kak Gaby! Masuk Yuk! Nyari Bang Deva Ya?" tanya Yuvi setelah Gaby Dan Nabill masuk.

"Sebenarnya sih mau ketemu Shania, cuman kan mau Izin dulu sama Bang Deva Gitu!" ujar Nabill dan Yuvi hanya mengangguk, Kemudian datanglah Deva yang berjalan dari Kamarnya.

"Eh, ada Apa Bill, tadi manggil Abang Ya?" tanya Deva memastikan.

"Iya bang, kita, mmm maksudnya aku sama Gaby mau ketemu Shania Boleh?" tanya Nabill.

"Ohhh... Boleh boleh silahkan Bill, masuk Aja!" ujar Deva.

"Thanks ya Bang!" ujar Nabill dan di angguki Oleh Deva. Lalu Nabill dan Gaby pun masuk ke kamar Shania tanpa permisi. Dan betul saja perkiraan Nabill, Shania Kini tengah menatap bintang denga air mata membasahi pipinya.

"Hhhhh... Nju!" panggil Nabill menghampiri Shania.

"Bill, Gab! Maaf ya!" ujar Shania menatap keduanya dengam Sendu.

"Shania, Kamu nangis? Kenapa?" tanya Gaby dengan menghampiri Shania.

"Gab? Apa aku bisa metaih bintang Itu?" tanya Shania dalam pelukan Gaby, Gaby yang tak mengerti hanya berkesimpulan bahwa shania hanya sedang berandai, tidak lebih.

"Shania, sebenarnya aku gak tau ya masalah kamu apa, tapi yang aku tahu, setiap orang bisa menggapi apa yang ia inginkan namun harus di dasari dengan keyakinan yang tinggi, setinggi keinginan Kita, tapi tinggi pun tak cukup shan, kamu juga harus memperkuat dan memperkokoh keyakinan kamu itu, agar jika di terjang apapun tak akan roboh nantinya. Dulu aku juga pernah bermimpi bisa meraih satu bintang, tapi saat kayakinanku sudah kokoh dan kuat serta menyamai tinggi bintang itu, ternyata bintang itu sudah jatuh entah kemana, namun karena keyakinanku semakin bertambah tingg, akhirnya aku bisa melihat satu bintang di sisi lain ada yang menghampiri aku! Jadi Intinya apapun yang tidak bisa kamu gapai, akan ada sesuatu yang menggapai mu, jangan mengahrapkan pada satu Harapan yang nantinya akan hilang, lihatlah di sekelilingmu. Banyak disana yang mengharpkanmu!" tutur Gaby denagn memeluk Shania lama. Sedangkan Nabill yang mendengar penuturan Gaby hanya bisa speechless memandangnya. Shania, dia luluh atas penuturan Gaby tadi, hatinya sedikit tenang, mungkin setelah ini, Hatinya akan terbuka.

"Pacar Gue!" Batin Nabill bangga dengam senyuman mwnatap tulus pada Gaby.

"Makasih Gab! Aku kira mungkin dengan aku mati, barulah aku bisa meraih bintang itu!" ujar Shania yang sudah sedikit tenang. Dan pernyataan Shania sontak membuat Nabill terkejut. Namun tidak Dengan Gaby, dia hanya tersenyum menanggapinya lalu menuntun Shamia untuk duduk di tepi ranjang di dekat Nabill.

"Itu juga bisa, itu lah cara instannya, yah mungkin itu cara Yang paling mudah, hingga saking mudahnya, cara itu hanya dilakukan oleh orang orang yang sangat Bodoh!" ujar Gaby mengusap ranbut Shania.

"Aku tau, kamu gak sebodoh itu!" ujar Gaby Yakin.

"Maksih!" lagi lirih Shania.

"Jadi, apa kamu sekarang bisa cerita sama kita, apa masalah Kamu?" tanya Gaby mengangkat dagu Shania hingga bisa Menatapnya, Nabill yang merasa dirinya terhanyut oleh penuturan Gaby hanya diam menyaksikan keduanya.

"Tadi, Aku liat Kak Boby mulai gencar deketin Yuvi, di satu sisi, aku senang ada yang mencintai sahabatku, yang artinya akan melindungi dia sepenuh hatinya, tapi di satu sisi lain, aku merasa cemburu, aku mencintai Kak Boby!" ujar Shania Lirih.

"Kuatkan hatimu, jika bisa kamu egois sedikit, utarakan perasaanmu, tapi jika kamu ragu, raih lah Bintang yang akan datang menghampirimu, karna aku Yakin, pasti bintang itu sama tingginya dengan mu." ujar Gaby tersenyum dengan mengelus rambut Shania.

"Apa Boleh Aku sedikit Egois bersaing dengan sahabat ku, walaupun sudah jelas pemenangnya dia, tapi setidaknya mereka tahu isi hati aku!" ujar Shania lirih dan meminta jawaban pada tatapn Gaby.

"Kalo kamu yakin dan akan kuat nantinya, kita akan melepaskan kamu, tapi kalo itu hanya buat kamu hancur, maaf Kamu adalah Harta kekasih aku, kita gak akan biarin siapapun buat Kamu hancur! Kamu ngerti kan Shan?" tutur Gaby memeluk kembali Shania, Dan Nabill memeluk Gaby dari belakang.

"Makasih Sayang!" ujar Nabill.

"Kewajiban aku menyayangi kamu sebisa dan semampu aku, serta menyayangi yang kamu sayangi pula entah itu sahabat atau keluargamu!" ujar Gaby dan Nabill mencium pipi Gaby.

"Kalian yang terbaik!" ujar Shania memeluk keduanya.

"Yaudah, daripada gini terus, kita ke pasar malam yuk? Kak Jeje udah disana Sama Ayana!" ujar Nabill dan dijawab anggukan antusias oleh Shania dan Gaby.














































TBC
Balik lagi nih, ternyata bobnjunya bukan romantis ges😂😂😂

Kira kira boby ngapa minta maaf yah sama Jeje???😊😊😊

Yang penting, Vommetnya ah ditunggu selalu dan

SEE YOU..😙😙😙😘😘

Continue lendo

Você também vai gostar

240K 36K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
102K 18K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
80.6K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
464K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...