Our Love Story [END]

By lovesooji

48.4K 6.1K 654

Berkisah tentang perjalanan kisah cinta Bae Suzy dan Kim Myungsoo yang penuh dengan lika liku. Permasalahan d... More

Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21 (END)

Part 1

5.3K 434 25
By lovesooji

[WARNING]

Cerita dibawah ini mengandung konten dewasa yang hanya bisa dibaca oleh umur tertentu. Yang dibawah umur harap lebih bijak memilih bacaan!!

--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

Part 1

Myungsoo tidak menyadari keberadaan Suzy sampai pria itu mendekati ruang tamu apartemennya. Saat itulah baru ia sadar bahwa ada seorang wanita cantik sedang duduk di sofa ruang tamunya sambil bersedekap dengan senyuman kecil yang samar-samar ia tutupi.

"Sayang? Kapan kau kembali ke Korea?" Pria itu masih terlihat terkejut, sangat. Bagaimana tidak? Wanita yang sedang duduk di sofa ruang tamunya itu sudah berada di luar negeri selama hampir satu tahun lamanya, tapi sekarang wanita itu sudah ada di dalam apartemennya dan duduk manis di sofanya. Apakah dia sedang berhalusinasi atau apakah dia sedang bermimpi?

Suzy tersenyum lebar memamerkan deretan giginya, Myungsoo merindukan senyuman lebar sang kekasih. Gigi kelincinya membuat Myungsoo gemas setiap kali wanita itu memamerkan senyum lebarnya, jangan lupakan juga eye smile sang wanita. Sangat cantik.

"Yak! Kenapa kau tidak mengabariku? Kapan kau sampai?" Myungsoo melepas jas berwarna hitam miliknya serta melemparnya asal, dia menghampiri kekasihnya itu dan memeluknya erat. Suzy masih betah memamerkan senyuman lebarnya, dia juga merindukan kekasihnya itu.

"Aku baru saja tiba malam ini. Sesampainya di Korea, aku langsung kemari dengan taksi. Untung saja oppa belum pindah" Adu Suzy manja dengan nada bercanda. "Untung juga sandi pintunya belum diganti" Bisik Suzy manja. Ya tuhan, Myungsoo sangat merindukan nada bicara Suzy yang manja seperti itu.

"Benarkah? Aigoo~ gadisku yang baik" Puji Myungsoo sembari mengelus rambut panjang bergelombang milik Suzy, "Kenapa kau tiba-tiba kembali ke Korea tanpa pemberitahuan? Aku bisa menjemputmu sayang" Myungsoo melepaskan pelukannya, sambil memegang kedua bahu Suzy, ia menatap balik wanitanya.

"Ayah menyuruhku pulang. Aku tidak tau kenapa. Tapi aku lebih memilih menemuimu terlebih dahulu dari pada dia" Cenggiran Suzy tampak polos, "Aku merindukanmu, oppa" Rajuk Suzy, dia menarik tengkuk Myungsoo dan kembali keduanya berpelukan. Myungsoo tersenyum menang. Wanitanya ini selalu mendahului dirinya, tanpa sadar dia merasa sangat bangga. Dia merasa istimewa, sangat istimewa.

"Oppa juga sangat merindukanmu sayang. Satu tahun lamanya, aku sudah seperti mayat hidup" adu Myungsoo lagi. Dia mengatakan yang sebenarnya. Ketika kekasihnya itu tiba-tiba di kirim oleh sang ayah ke luar negeri ―ke salah satu cabang anak perusahaan pria paruh baya itu. Myungsoo jadi sulit menemui Suzy, alhasil keduanya hanya berkomunikasi dengan telepon seluler. Dan hari-harinya berlalu hanya seputar pekerjaan dan pekerjaan, dia benar-benar sudah seperti mayat hidup yang tidak punya gairah yang lain selain pekerjaan.

Suzy kembali tertawa lebar, "Benarkah? Coba lihat" ia melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi Myungsoo. Wanita itu menilik setiap sudut wajah sang kekasih, keningnya kemudian berkerut, "Woah, benar. Lihatlah kantong mata ini, mata merah ini dan semua keriput ini. Kau semakin tua oppa" Myungsoo merenggut sebal, tapi kemudian dia tersenyum jahil, "Tapi aku tetap tampan kan?" Tanyanya sembari menarik pinggang Suzy mendekat.

"Hm, masih tampan" Jawaban jujur Suzy membuat Myungsoo tersenyum bahagia, "Apa kau mau mengecek yang lainnya juga sayang?" Bisik Myungsoo ke telinga kanan Suzy, membuat wanita itu tertawa geli.

"Lainnya? Apa?" balas Suzy pura-pura tak mengerti. Senyuman jahil Myungsoo kembali tercetak jelas di wajah tampannya, "Semuanya" jawab Myungsoo dengan bisikan yang seduktif.

Suzy memekik tertahan ketika sang kekasih mengangkat tubuhnya secara bridal, tangannya refleks melingkar di leher Myungsoo ketika ia merasa tubuhnya melayang. Myungsoo tersenyum menang ketika melihat Suzy tak menolak sama sekali, "Sayang" Panggil Myungsoo di sela-sela gendongannya.

"Eum?" Guman Suzy, wanita itu menyandarkan kepalanya pada dada bidang Myungsoo. Dia benar-benar merindukan prianya.

"Bisakah kau membuka dasiku dulu? Aku sedikit tercekik" Pinta Myungsoo, pria itu berucap sembari menolak pintu kamarnya menggunakan punggung. "Tentu" Jawab Suzy patuh, kemudian jari jemarinya mulai membuka dasi yang melilit leher Myungsoo. Suzy melemparnya asal sebelum dia merasakan lembutnya kasur yang selama ini Myungsoo tiduri.

Myungsoo menurunkan Suzy dari gendongannya secara perlahan, dia menurunkan kekasihnya itu di tengah-tengah ranjang, kemudian dia merangkak naik dan mengukung Suzy dengan kedua tangannya. Suzy hanya bisa melihat samar-samar wajah Myungsoo karena lampu kamar yang memang belum di hidupkan.

"Oppa" Pangil Suzy lirih

Myungsoo mengecup kening Suzy lama sebelum bertanya, "Apa?"

"Bisa nyalakan lampu nakas? Aku mau melihat wajahmu." Myungsoo terkikik geli, wanitanya ini begitu terus terang dan itu sangat menggemaskan menurutnya. "Apa kau sangat merindukan wajah tampan ini? Hm?" Tanya Myungsoo sembari sedikit memiringkan tubuhnya guna mencapai tombol lampu nakasnya. Dengan gerakan cepat dia menyalakan lampu tersebut dan sekitaran ranjang langsung bercahaya, walaupun remang-remang.

"Begini lebih baik" Ujar Suzy puas, keduanya matanya masih melihat ke arah Myungsoo lekat. Sudah setahun lamanya dia tidak bisa melihat wajah nyata Myungsoo sedekat ini. Selama ini dia hanya bisa melihat Myungsoo melalui video call yang sering keduanya lakukan.

"Bisa kita mulai?" Myungsoo mengerlingkan matanya dan Suzy mengangguk. Myungsoo kemudian menunduk dan mengecup singkat bibir merah jambu Suzy. "Aku merindukanmu sayang, sungguh" Ucapnya sedikit terputus-putus karena dia terus memberikan Suzy kecupan-kecupan pendek.

"Aku juga" Jawab Suzy pelan. Wanita itu menarik tengkuk Myungsoo dan membiarkan pria itu melumat kedua bibirnya. Ciuman itu berlangsung lama dan terkesan dalam, Suzy bisa merasakan seberapa rindunya Myungsoo pada dirinya. Ciuman Myungsoo begitu lembut, Suzy benar-benar merasa terbuai.

Myungsoo terengah, nafasnya naik turun tepat di depan wajah Suzy. Wanita itu membuka matanya yang sempat tertutup selama mereka berciuman, Myungsoo telah melepaskan tautan bibir mereka, keduanya butuh oksigen. "Aku merindukanmu" Suzy kembali mendengar kata-kata itu dari kedua bibir Myungsoo tapi dia tidak bisa membalas ucapan prianya karena kedua bibir miliknya sudah kembali di lumat. Kali ini lebih cepat dan terkesan menuntut. Myungsoo mengerakkan kepalanya kekanan dan kekiri sesuai irama yang tercipta antara keduanya, dengan tangan kiri yang berfungsi menopang tubuh, tangan kanan Myungsoo mulai beraksi. Dia mengelus paha Suzy dan mulai menyelinap masuk kedalam dress bagian belakang wanita itu.

Myungsoo mengelus punggung polos Suzy membuat wanita itu mengeliat geli, sekarang ciuman Myungsoo sudah berpindah arah, bibirnya menuruni rahang Suzy dan berakhir di sekitaran leher wanita itu. Suzy melengkuh dengan tangan meremas rambut Myungsoo lembut. Samar-samar dia mendengar suara resleting dressnya yang ditarik pelan oleh Myungsoo, kemudian dia merasakan tangan Myungsoo menaiki bahunya dan mulai menuruni dress tersebut, Suzy terlena. Setiap sentuhan Myungsoo membuat dia lemah, dia benar-benar merindukan ini.

Deruan nafas Myungsoo semakin berat dan hangat di sekitar dada Suzy, saat Suzy sedang mengeliat geli karena semua sentuhan yang Myungsoo berikan pada tubuhnya, pria itu ternyata sudah melepaskan semua pakaiannya tanpa Suzy sadari. Suzy menyentuh punggung berotot Myungsoo dengan gerakan naik turun ketika pria itu masih bermain-main di daerah dadanya, Myungsoo menggeram, Suzy hanya menyentuhnya dengan tangan halusnya, tapi Myungsoo sudah benar-benar dibuat menggila.

Kedua kaki Suzy seakan di gerakan, ketika dia melihat kebawah, ternyata tangan kanan Myungsoo sedang membuka kedua kakinya lebar, Suzy melengkuh berat ketika milik Myungsoo bersentuhan dengan area sensitifnya. Telinga Suzy menangkap nada geraman yang Myungsoo keluarkan, "Myung" desah Suzy, Myungsoo menganggkat kepalanya dan melihat ke arah Suzy.

"Ya, sayang?" Tanyanya, Suzy tersenyum tipis kemudian menggeleng, "Aku hanya ingin memanggil namamu" Balas Suzy dengan nafas berat. Myungsoo tersenyum dan merangkak naik, dia menarik dagu Suzy kemudian kembali mengulum bibir Suzy. Sambil sibuk mengalihkan perhatian wanita itu dengan ciuman lembutnya, Myungsoo bergerak maju dan semakin rendah ke area sensitive Suzy. Dia menutun miliknya ke sana dan dengan sekali sentakan, dia berhasil memasuki Suzy setengah.

Suzy yang sedikit terkejut mengigit bibir bawah Myungsoo membuat ciuman keduanya terputus karena Myungsoo yang meringis, Suzy mendongakkan kepalanya, "Myung―soo" Lengkuhnya lagi. Myungsoo tersenyum melihat Suzy seperti itu. Dia semakin memperdalam penyatuan mereka, dengan sekali sentakan kemudian dirinya telah memasuki Suzy dengan seutuhnya membuat Suzy merasa penuh sesak.

Ini memang bukanlah yang pertama kalinya dia memasuki Suzy, tapi entah kenapa wanita itu tetap terasa begitu sempit dan sulit di tembus. Mungkin karena sudah satu tahun tidak dimasuki, pikir Myungsoo senang. "Aku mencintaimu sayang" Ujar Myungsoo yang nyaris seperti lirihan. Dengan gerakan cepat dan tajam dia menghujam Suzy. Wanita itu hanya mendesah dan menyebutkan nama Myungsoo berulang kali, entah dia mendengar pengakuan Myungsoo entah tidak. Dia sudah terlalu gila dengan semua perlakuan pria itu.

"Suzy―sayang―" Myungsoo mengeram di tengah-tengah gerakan pinggulnya. Inilah yang telah ia mimpikan sepanjang malam satu tahun terakhir ini, inilah yang ia damba-dambakan sepanjang malam semenjak kepergian Suzy. Dia merindukan penyatuan dengan wanita yang sangat dia cintai ini.

"Oppa, sedikit―lagi―" Suzy mencekam kedua bahu Myungsoo dan menatap kedua mata Myungsoo yang sedang terpejam menikmati gerakannya sendiri, "Ya sayang. Tunggu aku" Racau Myungsoo dengan mata terpejam. Suzy menyentuh dahi Myungsoo dan menggelap keringat yang membanjiri wajah tegas Myungsoo. Beberapa jam yang lalu, Suzy bisa melihat wajah lelah Myungsoo tapi sekarang prianya terlihat begitu bertenaga. Sangat seksi, batinnya kagum.

"Ah―" Keduanya mendesah panjang ketika puncak kenikmatannya datang. Myungsoo mengigit bibirnya ketika merasakan miliknya di cengkram begitu kuat di bawah sana, ia melengkuh kuat dan akhirnya tumbang menindih tubuh Suzy yang basah oleh keringat. Dengan sisa tenaga yang ia punya, Myungsoo bangkit dari atas tubuh Suzy dan memilih berbaring di samping Suzy dengan nafas yang masih terengah-engah puas.

"Luar biasa" ucapnya sangat puas, dia kemudian duduk dan meraba selimut. Dengan gerakan pelan, dia menutupi tubuh Suzy dan tubuh miliknya sendiri. Suzy masih memejamkan mata sembari mengatur nafasnya yang terputus-putus. Myungsoo memiringkan tubuhnya, dengan tangan kiri dia menopang kepala, tangan kanannya ia gunakan untuk menyusuri dahi Suzy, menyingkirkan rambut dan anak rambut yang menutupi wajah penuh peluh wanita itu.

Suzy membuka mata, ia beralih melihat Myungsoo ―menatap balik tatapan prianya. Myungsoo tersenyum, begitu juga dengan dirinya. Myungsoo menunduk dan mengecup keningnya lama, "Kau lelah?" Suzy mengangguk. Dia baru saja mendarat di Korea beberapa jam yang lalu, dan sekarang dia sedang berolah raga malam-malam. Tenaganya seakan terkuras habis.

"Tidurlah" Perintah Myungsoo. Suzy memiringkan tubuhnya, memeluk Myungsoo dan membenamkan kepalanya di dada pria itu. "Oppa juga, tidurlah" Cicit Suzy, Myungsoo tersenyum dan membalas pelukan Suzy. Dia menganggkat kepala Suzy kemudian menjadikan tangan kirinya sebagai bantal, dengan sekali tarikan tangannya pada pinggang Suzy, keduanya kembali menempel lekat. "Aku harap kita akan seperti ini selamanya" Ujar Myungsoo sembari mengecup pucuk kepala Suzy.

Setelah mengucapkan selamat malam akhirnya Myungsoo juga mengikuti jejak Suzy, tertidur lelap.

***

Setelah mereka bercinta untuk kedua kalinya pagi ini, Suzy dan Myungsoo tetap berbaring di atas ranjang sembari berpelukan, tidak memperdulikan waktu yang terus berjalan ataupun ponsel masing-masing yang terus bergetar minta di ambil. Keduanya sibuk berbincang, membicarakan tentang apapun yang terlintas di benak mereka kecuali tentang apa yang barusan dan yang tadi malam mereka lakukan.

"Aku tidak percaya ayahmu akan menarikmu kembali secepat ini, aku pikir aku harus menahannya lebih lama lagi" ujar Myungsoo, "Aku bisa saja mengunjungimu, tapi kau tau masalahnya kan?"

Myungsoo mengelus pucuk kepala Suzy dengan tangan kanan, Kepala Suzy diletakkan di bahu kiri Myungsoo. Pria itu mungkin tidak bisa melihat wajah wanitanya, tapi dia bisa mencium wangi rambutnya. Dia selalu suka mencium wangi Suzy yang tercampur dengan wangi tubuhnya. Dibawah selimut tebal putih milik Myungsoo, pria itu menyilangkan kakinya di atas kaki Suzy, seakan mengunci wanitanya agar tidak lari kemana-mana.

"Aku juga berfikir begitu oppa, aku pikir aku harus menahan rindu lebih lama lagi" ucap Suzy sembari mengerucutkan bibirnya, Myungsoo mungkin tak melihat wajah muramnya karena posisi mereka, "Aku terlalu sering merindukanmu, sampai-sampai aku sering bermimpi tentangmu"

"Apa yang oppa mimpikan?" Tanya Suzy penasaran, sebesar apapun rindu Suzy pada kekasihnya itu, dia tidak pernah memimpikannya. Betapa tidak beruntung.

"Malam-malam erotis?" Jawab Myungsoo jahil, alhasil Suzy mencubit perutnya halus, "Mesum" ujarnya sebagai balasan, Myungsoo tertawa.

"Ayo bangun, ayahmu pasti sudah menunggu" ucap Myungsoo menginggatkan, Suzy mengangguk patuh dan kemudian bangkit untuk duduk, diikuti oleh Myungso setelahnya, "Dimana kopermu?" Tanya Myungsoo setelah merotasikan kepalanya melihat sekeliling kamar.

"Masih di ruang tamu" Jawab Suzy ingat, saat datang ke apartemen Myungsoo tadi malam, dia meletakkan koper yang berisi perlengkapannya di ruang tamu. "Baiklah, aku akan mengambil koper dan mencari perlengkapan mandimu" Myungsoo bangkit tanpa memperdulikan keadaannya.

Pria itu melangkah menuju lemari besar miliknya dan menarik celana pendek, memakainya, kemudian berlalu ingin meninggalkan kamar. Sebelum benar-benar keluar dia kembali berujar, "Mandilah, tapi jangan kunci pintunya" ingat Myungsoo, Suzy hanya menggangguk sebagai jawaban.

Wanita itu menyibak selimut setelah Myungsoo lenyap di balik pintu. Dia juga melangkah menuju lemari Myungsoo, mencari-cari handuk yang masih bersih. Setelah menemukannya, Suzy memakai handuk tersebut dan melangkah cepat kekamar mandi. Dia menutup pintu tetapi tidak menguncinya sesuai dengan perintah Myungsoo. Mungkin pria itu akan menyusul nanti.

To be continued...

Hai..hai...bagaimana dengan ceritanya? Suka? Suka?

Semoga suka deh...

Untuk part selanjutnya akan diupdate sesuai dengan respon. Semakin bagus responnya semakin cepat updatenya.

Nulis itu pakek mood, nah kalau moodnya baik karena responnya bagus maka updatenya cepet 

So, cepat lambatnya update itu tergantung kalian readers. See ya!!

Continue Reading

You'll Also Like

5.3K 582 20
Dua orang, dua pribadi yang berbeda. Satu sisi gelap, satu sisi terang. Junho dan Nuneo adalah kakak beradik dengan kembar identik. Mereka memiliki s...
12.4K 1.4K 26
Awal semuanya bermula ketika Sakura bercanda dengan Mebuki yang ternyata membuatnya menjadi serius membawa Sakura membuka mata akalu ada seseorang ya...
39.5K 4.5K 13
Bagaimana aku bisa bertahan di sampingmu, jika kau selalu memaksaku melakukan suatu hal yang tidak aku inginkan? -bae suzy Aku mencintaimu dan harus...
99.4K 10.8K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...