[COMPLETED] Friend And Love...

jeonbnavi

96.2K 8.3K 280

Karena mereka mengenal dari lama, karena mereka peduli satu sama lain, karena itu lah mereka bisa merasakan... Еще

Prolog
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Not An Update
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Penting!
Twenty-One
Twenty-Two
Twenty-Three
Notification
Twenty-Four
Review
Twenty-Five
Twenty-Six
Twenty-Seven
Twenty-Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty-One
notif
Thirty-Four
Thirty-Five
Thirty-Six
Notice
Hay hay
Announcements

Thirty-Three

1.6K 175 18
jeonbnavi

"Hyung, jika kau ingin dijemput kirimkan pesan saja ke nomor ku yang lama. Tapi kuliahku selesai agak sore." ucap Jungkook.

"Tak apa, aku hari ini menginap di rumah orang tuanya Yuju." balas Jimin.

"Ah, geurae? Yasudah, Hyung. Aku berangkat ya." pamit Jungkook seraya melajukan mobilnya pergi menjauh.

Jungkook POV.

Mungkin hari ini akan menjadi hari yang sangat melelahkan, bayangkan saja tugas yang harus selesai dalam beberapa jam ini, siapa yang tak pingsan setelah mengerjakannya. Bahkan kuasku pun mungkin tak akan berbentuk lagi.

"Jungkook!" panggil seseorang dari koridor fakultas.

Aku pun hanya menoleh ke asal suara.

"Kau bawa kuas banyak tidak?" tanyanya.

"Bawa, memangnya kenapa?" balasku.

"Apa aku boleh pinjam kuas no.3?"

"Boleh saja, tapi kurasa kuas no.3 ku ini sudah lumayan jelek. Sudah rontok beberapa helai." balasku.

"Tak apa, kajja! Kita langsung ke tempat." ajaknya.

"Heh? Ya! Chanwoo-ya! Bukankah dosen itu belum memberikan arahan dimana kita akan melukis ya?" ucapku heran.

"Kau telat, tadi aku sudah masuk ke kelas, katanya kita harus menggambar di bukit belakang yang ada di dekat Serin High School." balas Chanwoo.

"Mwo? Sejauh itu? Matilah aku." balasku.

"Sudahlah, kajja! Jam tiga sore tugasnya harus sudah dikumpulkan loh." ucap Chanwoo.

Gila bukan? Dalam waktu 7 jam kita harus mengerjakan empat tugas yang dikerjakan di satu tempat. Mana bisa inspirasi hanya di satu tempat? Keterlaluan memang.

"Chanwoo-ya. Kau bawa mobil?" tanyaku.

"Ani, mobilku dibengkel. Wae?" tanyanya heran.

"Assa! Baguslah kalau begitu, kajja! Kita pakai mobilku, tapi kau yang menyetir ya?" ucapku seraya melemparkan kunci mobil ke arah Chanwoo.

"Sudah kuduga, Jeon." balasnya.

Aku pun berjalan meninggalkan Chanwoo yang masih terdiam.

Jungkook POV End.

"Jim, kau mau mendengar sesuatu yang menarik tidak?" tanya Yuju.

"Mwo?" balas Jimin.

"Kemarin malam SinB menelponku." ujar Yuju.

"Mwo?! Dia menelponmu? Wah, daebak jinjja! Bahkan ia belum menelponku secara pribadi." ucap Jimin.

"Ya, SinB bilang karena kau sudah bertunangan denganku, akan lebih baik jika dia menelponku."

"Memangnya dia bicara apa saja, Yuju-ya?" tanya Jimin.

"Dia meminta tolong pada kita." balas Yuju.

"Hm? Minta tolong apa?"

*****

"Appa!" teriak SinB dari kamarnya.

"Ada apa? Tak perlu berteriak tuan puteri." balas Appa.

"Appa, aku tak nyaman di kampusku yang itu. Appa tahu? Mereka bahkan menjadikanku sebagai saingan, padahal 'kan kita masih kuliah. Appa tahu? Di kelasku itu, tak ada yang namanya kehidupan. Mereka belajar dengan serius, masuk-belajar-pulang." jelas SinB.

"Memang kehidupan dalam bisnis seperti itu." balas Appa santai.

"Appa! Tapi aku tak tahan jika suasananya seperti itu. Lebih baik aku kembali ke Korea dan melanjutkan kuliah di tempat semula." ucap SinB.

"Tapi Appa ingin kau belajar dari yang ahlinya nak."

"Arrayeo, Appa. Aku tahu dosennya sangat ahli, tapi suasananya yang membuatku tak tahan Appa."

"Baiklah, jadi maumu apa? Kau bahkan belum menyelesaikan semester awalmu disini."

"Aku ingin kembali ke Korea setelah semester ini selesai. Aku ingin melanjutkan disana saja Appa."

"Arrasseo, tapi dengan satu syarat."

"Mwonde?"

"Kau harus mengurus Hwang Entertainment selama kau kuliah."

"Ne?"

"Appa sadar, Appa lumayan melalaikan tugas Appa disana. Pendapatan menurun dan banyak artis yang ingin keluar. Ini juga bisa sebagai tolak ukurmu untuk bekerja."

"Baiklah, memangnya aku akan mengurus apa?"

"Kau akan menjadi CEO disana, kau yang akan mengurus semuanya."

"Appa, apa itu tak berlebihan? Aku kan belum selesaikan kuliahku? Dan aku harus mengurus agensi yang sebesar itu?"

"Karena Appa sedari awal mempercayakanmu untuk nantinya mengelola agensi itu."

"Kau tenang saja, aku sudah meminta sekretaris Jung untuk mendampingimu."

"Baiklah. Appa, tak bisakah kau tinggal di sini untuk hari ini?" tqnya SinB pelan.

"Mian, SinB-ah, Appa pulang karena ada berkas yang harus diambil. Appa harus kembali lagi ke kantor nak."

"Ah, begitu ya? Yasudah kalau begitu."

"Mianhae."

SinB POV.

Sudah kuduga, Appa hari ini akan menginap di kantor lagi. Padahal, awalnya aku sangat senang ketika Appa pulang.

"Fighting Hwang SinB!"

Ah benar, besok ada test debat. Bagaimana aku mempersiapkannya ya?

Aku pun mengambil handphoneku yang tergeletak di atas kasur.

"Yeobeoseyeo?"

"Eoh, SinB-ah, wae?"

"Eunha-ya, besok test debat 'kan?"

"Eoh."

"Apa semua siswa wajib mengikutinya?"

"Eoh, itu untuk nilai akhirmu nanti."

"Apa testnya untuk kelompok?"

"Ani, individu. Test ini layaknya test asli, kau akan membawa nama perusahaan mu nanti di test."

"Heh? Maksudnya?"

"Aku tahu test ini hanya ada di sini, nantinya kau akan di test bagaimana caranya kau menaikan saham perusahaanmu, program apa saja yang akan kau adakan, dan masih banyak lagi. Dan itu akan dilakukan serentak dengan siswa yang lain. Maka dari itu, test ini paling di wanti-wanti oleh siswa yang lain, biasanya mereka akan tahu kelemahan dan kelebihan saingan perusahaan dari test ini."

"..."

"Yeobeoseyo? SinB-ah, kau dengar aku?"

"Ah, iya. Ahaha mian, aku sedang mencerna penjelasanmu itu. Aku heran, bagaimana bisa di dunia ini ada test yang seperti itu?"

"Entahlah aku pun, sebaiknya kau harus belajar sungguh-sungguh untuk test ini."

"Arraseo. Gomawo Eunha-ya."

"Hmm. Cheonma."

"Ah iya. Eunha."

"Eoh"

"Aku ingin memberi tahu mu sesuatu. Semester depan aku akan pindah lagi ke Korea."

"Mwo?! Ani. Wae?"

"Aku tak tahan disini, apalagi aku harus menjalani test seperti itu. Membuat kepalaku pusing."

"Lalu aku bagaimana? Kau tahu 'kan, aku hanya berteman denganmu saja."

"Mian, kalau begitu kenapa kau tak pulang saja ke Korea?"

"Mothae, kependudukan ku sudah di cap di New York. Lagi pula Ibuku pasti akan menyuruhku menggantikan posisinya disini."

"Ah, geurae? Sayang sekali."

"Majja, andai saja waktu itu aku tak merubah kependudukanku, pasti aku akan pulang ke Korea."

"Tenang saja, selagi aku di New York. Kita habiskan waktu bersama, oke?"

"Okey!"

"Eunha-ya, sepertinya aku harus pergi sekarang. Ku tutup ya?"

"Eoh, jalga. Annyeong."

Aku pun menutup sambungannya. Aku teringat bahwa dua minggu ini aku tak menelpon orang-orang itu kecuali waktu itu aku menelpon Yuju untuk membantuku.

"Telpon jangan ya?"

Aku pun bingung. Jika aku menelpon sekarang, rencananya akan gagal. Tapi jika aku tak menelpon mereka, mereka akan marah. Apalagi Jungkook.

"Tahan, SinB-ah. Kita tunggu waktu yang pas."

Aku pun menaruh handphone ku di atas meja rias, lalu beranjak menuju kamar mandi.

****

5 Month Later.

"Jungkook!" teriak Namjoon.

"Waeyo Hyung? Kau berisik sekali." balas Jungkook tak kalah kencang.

"Ya! Sudah kubilang jangan memakai emailku untuk bisnismu, Jeon." ucap Namjoon.

"Mian, aku belum sempat membuat email baruku, Hyung. Memangnya ada apa?" tanya Jungkook.

"Kemarin, ada yang mengirim banyak email, katanya ia ingin membeli lukisan mu yang kau pajang di pameran waktu itu." jelas Namjoon.

"Biarkan saja, Hyung. Aku 'kan tak pernah berniat untuk menjual lukisanku pada orang."

"Geurae? Bahkan aku membaca emailnya jika ia berani menaruh harga mahal untuk lukisanmu." ucap Namjoon.

"Shireo, Hyung. Aku akan menyimpan semua lukisanku agar ketika SinB pulang ia bisa melihatnya." jelas Jungkook.

"Hm.. Mengingat itu, aku heran kenapa anak itu tak menghubungi kita ya?"

"Mungkin dia sibuk kuliah, Hyung."

"Ani, bahkan satu pesan pun tak ada. Aku bahkan menanyakan ke semua orang, tapi tak ada yang dikirimi pesan satupun oleh SinB."

"Entahlah. Aku pun bingung." ujar Jungkook pelan.

Jungkook pun meninggalkan Namjoon di ruang tamu. Ia beranjak menuju ruangan dimana lukisannya ia simpan. Ruangan ini sangat rahasia, bahkan ia memodifikasi kuncinya agar tak ada yang bisa menduplikatnya.

Inilah pekerjaan Jungkook selama SinB di New York. Ia mengumpulkan semua tugasnya di ruangan itu. Mulai dari tugas kuliah hingga lukisan iseng-iseng ia kumpulkan disitu.

Karena Jungkook ingin membagi semua keindahan lukisannya bersama SinB.

*****

"Chagi, kau yakin dia pulang hari ini 'kan?" tanya Jimin.

"Eoh, aku yakin. Kajja! Kita harus menjemputnya sekarang." ajak Yuju.

"Kajja!"

Jimin dan Yuju pun pergi menuju bandara. Mereka memutuskan untuk menjemput seseorang disana.

Sesampainya di bandara, Yuju dan Jimin mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru tempat.

"Pesawatnya sudah mendarat beberapa menit yang lalu, Jim. Tapi kenapa aku tak melihatnya?" ujar Yuju.

"Coba kita cari ke arah sana." ajak Jimin.

Jimin dan Yuju pun mencari ke arah gate kedatangan.

"Sepertinya itu dia." tunjuk Jimin.

Yuju pun menoleh ke arah wanita yang membawa koper mengenakan kacamata hitam.

"Sepertinya bukan, Jim. Orang itu rambutnya panjang." ujar Yuju.

"Tapi aku yakin itu dia, aku kenal dari caranya berdiri yang seperti itu." balas Jimin.

Jimin dan Yuju pun diam mematung seraya melihat ke arah wanita yang sedang diperbincangkan.

"Jim, dia menuju ke arah kita." ujar Yuju.

Wanita itu mendekati Jimin dan Yuju. Ia pun melepaskan kacamata hitamnya.

"Ya! Kalian mengapa lama sekali? Pasangan yang menyebalkan."

Jimin dan Yuju hanya terdiam melihat wanita itu bicara.

"Kau...kau Hwang Eunbi 'kan?" tanya Jimin yang masih tak percaya.

"Neo wae irrae?" balas wanita itu.

"SinB?" ucap Yuju.

"Mwo?"

"Kau SinB majja?" tanya Jimin lagi.

"Aish, kalian ini kenapa sih? Aku SinB" ucap wanita yang mengaku SinB.

"Ya! Kenapa kau bisa berubah seperti ini?" ucap Jimin.

"Berubah apanya?"

"Kenapa kau bisa bertambah tinggi? Rambutmu kenapa bisa sepanjang ini dan mengapa ada dua warna? Dan bagaimana bisa kau lebih kurus dan putih?" cerca Jimin.

"Omo! Bisa-bisanya kau menghantamku dengan pertanyaanmu itu, nanti saja kujelaskan. Kalian tak pergi dengan yang lain juga 'kan?" tanya SinB.

"Eoh, hanya aku dan Jimin." balas Yuju.

"Kajja! Aku akan tinggal di apartemenmu beberapa hari, sampai timingnya pas." ucap SinB.

"Kajja!" ajak Yuju.

Jimin pun masih terdiam di tempat.

"Ya! An ga?" tanya SinB.

Pletak!

"Aw! Appo! Yuju-ya, dia kenapa sih?" ujar SinB seraya mengusap kepalanya.

"Ya! Kau harus menceritakan semuanya dari awal, Hwang!" ucap Jimin.





Akhirnya saya update! Maafkan ya author baru update setelah sakit dan UN kemarin-

Vommentnya sekalian ya readers!

Продолжить чтение

Вам также понравится

Pengagum Rahasia arsyikaawalina

Любовные романы

17.4K 490 8
'Mengagumimu adalah kebahagian tersendiri untukku, walaupun hanya bisa melihatmu tersenyum, sedih, bahagia dari kejauhan tapi aku bersyukur masih dib...
kakak tiri-pjm (NC)🚫 Istri vmin

Любовные романы

106K 3.1K 15
mantan pacar sendiri jadi kakak tiri gw. "gw masi sayang ma lo"-jm "....." Gw harus bagaimana? cerita ini mengandung konten 18+++🔥 non baku⚠️ kalo a...
64.8K 5.6K 23
(Namakamu) bunga aelle si annoying, (namakamu) si pengganggu ketenangan iqbaal dhiafakhri ramadhan si cowok dingin ➡so happy reading
My Cousin Is My Husband taniaa

Подростковая литература

10.6K 318 14
Cerita ini cuman tentang POV yg berlatar imajinasi ku sendiri ya guys 1821+ 🌚🔞‼️ Di publish : 16-08-2021 Tamat : 09-10-2021 Jangan lupa baca season...