Chandra & Kirana

By DoctorKey

815K 42K 3.1K

Kirana memiliki segalanya. Kecantikan, harta, sahabat, kasih sayang kedua orang tuanya, dan pacar tampan yang... More

Blurb
[01] Kirana's World
[02] Perjodohan Ala Siti Nurbaya
[03] Kejutan yang Gagal
[4] Brokenheart
[5] Accepted!
[6] Nikahan Mantan
[7] We Got Married
[8] Katanya 'honeymoon'
[9] Home Hell Home
[10] I'm Dizzy
[11] Kirana's Action
[12] Wifey
[13] Bittersweet
[14] Women's
[15] Stranger
[16] Between Two Guys
Cuplikan Part Selanjutnya
[17] Ada Apa dengan Kirana?
[18] Stomachache or Heartache?
[19] Selingkuh?
[20] Dia Kartika
[21] Down to The Earth
[22] Misteri dan Rencana yang Gagal
[23] Persit? Gue?
[24] Analogi Siput
[26] Do you love her?
[27] Nekat
[28] Behind The Mask
[29] Kembalikan Dia
[30] Karena Aku Mulai Suka Dengan Dia
[31] Firasat
[32] Saat Tubuhku Menyatu Dengan Pelurumu
[33] Wake Up Baby, Wake Up
[34] Rahasia Masa Lalu

[25] Keceplosan

12.9K 1K 109
By DoctorKey

"Kamu dari mana aja? "

Kirana mendengus kesal. Baru juga ia membuka pintu sudah kena semprot. Jika Kirana sedang tidak happy mungkin dia telah melempar sepatu heels nya ke arah Chandra.

"Kok aku dicuekin sih Ran."

Kirana masih mendengar nada rajukan dari Chandra tapi ia pura-pura tuli dan kembali menyeret semua paper bag nya ke kamar.

"Ran, aku lapar," ucap Chandra lagi.

Sedetik kemudian tubuh tinggi tegap pria itu telah menyender di pintu kamar mereka sambil menatap Kirana tak percaya.

Kirana sudah seperti pedagang baju cakar di pasar terong. Salah satu pasar di kota Makassar.

Bagaimana tidak, wanita itu menghambur seluruh belanjaannya di atas kasur mereka sambil duduk bersila menatap hasil buruannya.

"Ran, kamu waras?"

Kirana melotot ke arah Chandra. Sekelebat kejadian beberapa jam lalu kembali berputar-putar di otaknya. Ia mulai berpikir bahwa Chandra yang sebenarnya tidak waras karena mencium wanita lain di depan umum. Mungkin lazim kalau dia belum menikah. Nah sekarang Kirana dia anggap apa?

"Lo yang gak waras, kadal buntung. "

Chandra yang mendengar kata-kata kesal Kirana bukannya keluar dari kamar malah duduk di samping Kirana.

"Kamu keluar uang berapa?" tanya Chandra lembut sambil menatap mata Kirana.

Kirana menjadi gelagapan entah karena apa. Chandra dengan baju putih polos berkerah V dipadu celana jeans selutut itu malah terlihat tampan atau memang Kirana baru sadar kalau Chandra selalu tampan dengan baju apapun.

"Bukan urusan lo. Lagian ini duit gue bukan duit lo jadi gak usah takut," jawab Kirana ketus sambil mengendalikan debaran jantungnya.

Kirana memegang dadanya merasakan jantungnya berdetak kencang. Ia kemudian menatap Chandra yang balas menatapnya bingung. Detakannya malah makin kencang saja.

"Chandra gue kayaknya kena jantungan deh. "

Chandra yang sedang menaksir harga belanjaan istrinya itu segera berbalik menatap Kirana yang memucat.

"Kamu bercanda kan, Ran?" Chandra tertawa renyah menganggap Kirana hanya sedang bercanda.

"Gue beneran. Chandra dengar deh. " Kirana menarik tangan Chandra ke dadanya.

Chandra ikut merasakan jantung Kirana benar-benar berdetak kencang.

"Tambah kencang pas gue lihat lo. Tadi padahal gak sekencang ini loh," jelas Kirana.

"Iya kencang banget, Ran. "

Chandra menggerakkan tangannya dan tanpa sengaja menyentuh benda yang kenyal.

krik krik krik

Ia melotot saat menyadari apa itu. Kirana juga ikut melotot saat menyadari tangan Chandra berada di payudara kanannya.

"Lepas tangan lo atau gue potong titit lo!"

Ancaman Kirana segera menyadarkan Chandra dan dengan segera ia menarik tangannya. Ia memang pernah melihat bagian wanita yang itu saat dipaksa menonton blue film oleh kawan-kawannya tapi belum pernah memegang punya wanita manapun.

Dan seketika keheningan memenuhi ruangan kamar itu. Chandra menatap tangannya yang nakal dan Kirana yang mendadak canggung.

"Aku minta maaf. Aku gak sengaja. "

Kirana hanya mengangguk. Tapi respon Kirana malah membuat Chandra makin merasa bersalah.

"Kita ke rumah sakit aja yuk. Kita periksa jantung kamu. "

Kirana menggelengkan kepalanya. Dia benci rumah sakit dan apapun berbau itu.

"Gue cuman deg-degan pas lihat lo. Mungkin gak seserius itu. Yah walaupun jantung gue serasa sesak tadi pas lihat lo ciuman sama Kartika. Tapi gue..."

"Ciuman?" Chandra menaikkan alisnya mendengar ucapan Kirana soal dia yang mencium sahabatnya, Kartika.

Seketika mata Kirana membulat. Ia menutup mulutnya yang lancang itu. Bagaimana bisa dia mengatakan itu di depan Chandra?

Gue udah gila. Fix, gue gila!

Kirana terus menggerutu dalam hati. Dia tak berani mengangkat wajahnya dan melihat ekspresi Chandra.

Chandra sendiri mulai memikirkan perkataan Kirana, dia mencium Kartika? kapan?

Tadi ia memang menemui Kartika karena Kartika ingin memberikan hadiah untuk keponakannya yang berulang tahun dan ia meminta Chandra menemaninya mencari kado di mall. Tapi ia bahkan tak pernah bersentuhan dengan Kartika. Bahkan Chandra tak pernah menyentuh tangan Kartika dan bagaimana caranya dia mencium Kartika? Yah, memang ia pernah sekali menyentuh Kartika hari ini saat Kartika tiba-tiba kelilipan dan ia harus meniup mata gadis itu tapi sebelum dan setelahnya ia tak pernah menyentuh Kartika lagi.

"Kamu salah paham. Aku dan Kartika tidak pernah ciuman," bela Chandra.

"Gue gak peduli lo mau ciuman apa enggak. Bukan masalah gue," balas Kirana tapi ia masih menunduk tak berani menatap Chandra.

Bahkan Chandra sudah berani berbohong, pikir Kirana.

Chandra mendesah. Ia tak pernah merasa butuh untuk menjelaskan permasalahan dengan gadis manapun dulu. Tapi ia rasa ia entah mengapa harus meluruskan kesalahpahaman ini.

Ia menarik dagu Kirana yang sedari tadi menunduk. "Tatap mata aku. " ucap Chandra tegas.

"Aku tidak pernah mencium wanita lain selain kamu. Asal kamu tahu, kamu yang mengambil ciuman pertamaku dan karena itu aku tidak pernah mencium wanita lain lagi. "

Chandra menenguk ludahnya menatap bibir merah Kirana yang mencebik. Wanita angkuh itu terlihat imut sekali saat ini.

"Gue gak peduli. "

Chandra menarik satu alisnya. Tiba-tiba entah mengapa ia malah memikirkan satu kesimpulan dari gejala Kirana.

Ia deg-degkan hanya saat melihat Chandra.

Dadanya sesak hanya karena memikirkan Chandra mencium Kartika.

Apa mungkin Kirana...

"Kamu suka sama aku?" Tanya Chandra sambil menyipitkan matanya.

Kirana mendadak gelagapan tapi kemudian dia menjawab dengan lantang, "ENGGAK AKAN!"

Sudut bibir Chandra tertarik ke atas melihat respon berlebihan Kirana, "Baguslah. Karena kalau kamu jatuh cinta sama aku berarti kamu harus pole dance dihadapanku."

Chandra mulai menakut-nakuti Kirana. Kirana sendiri merasakan sebutir keringat sebesar biji jagung di dahinya.

"Gue gak suka sama lo. Lo aja kali yang mulai suka sama gue. "

Chandra tertawa dan mengacak rambut Kirana, "Masa sih? terus siapa tadi yang cemburu aku ciuman sama Kartika eoh? atau yang deg-degkan lihat aku?"

"Asshole."

Chandra tertawa lagi yang membuat Kirana mulai berpikir Chandra sudah mulai gila.

Ia memutur bola matanya dan mulutnya mulai menyinyir membuat Chandra makin gemas.

"That's my girl."

Chandra memeluk Kirana dari belakang. Ia sedari tadi menahan kegemasannya melihat tingkah Kirana. Entah mengapa tahu bahwa Kirana bisa saja mulai mencintainya membuat hatinya menghangat. Tapi ia tak ingin banyak berharap. Semua biarlah mengalir seperti air.

Atau ia juga diam-diam sudah jatuh pada pesona si wanita angkuh ini?

***

Bersatulah kartika chandra kirana

Membantu memupuk membangun

Mendorong...

"Wait!" Kirana segera memotong saat Mbak Sasa sedang bernyanyi lantang.

"Kenapa Mbak?" tanya Sasa tak mengerti. Saat ini ia sedang berlatih menyanyi mars dan hymne persit di rumah Kirana setelah Kirana menyeretnya dari rumah untuk di jadikan guru vocal.

"Apa maksud lo dengan bersatulah kartika chandra kirana, hah?"

Kirana memanyungkan bibirnya. Apa maksud penulis lagu ini? menyatukan dia, kartika, dan Chandra? maksudnya Chandra boleh poligami dan ia jadi istri tua yang menyedihkan?

"Liriknya memang gitu kok, Mbak. "

"Apaan! gue pokoknya gak setuju!"

Sasa memijat dahinya, ia mulai berpikir mengapa Kirana harus mengkritisi lirik lagu. Jika terus begini yang ada mereka tidak akan jadi latihan bernyanyi namun malah akan jadi acara debat.

"Mbak bisa gak kita nyanyi aja. Saya juga gak tahu apa-apa soal itu. "

Kirana mendengus tapi kemudian tetap mendengarkan dengan seksama saat Mbak Sasa dengan suara lantangnya kembali bernyanyi. Lagunya yang familiar membuat Kirana dapat menghapal liriknya dengan cepat.

"Gue coba yah Mbak," izin Kirana.

Bersatulah Chandra Kirana

Membantu memupuk membangun.

"Tunggu Mbak. Liriknya salah harusnya 'bersatulah kartika chandra kirana' mbak."

"Suka-suka gue dong."

"Tapi tetap aja Mbak harus sesuai lirik nanti kan mau diuji. "

Kirana mendesis. Ia meraih gelas putih dan meminumnya hingga tandas.

Mengapa ia menjadi sensitif dengan nama Kartika?

Apa ia benar-benar telah cemburu dengan Chandra?

Atau Kirana telah,

... jatuh cinta.

"Amit-amit," Kirana segera mengetok tiga kali meja didepannya. Seakan hal itu merupakan ritual menolak bala. Yah, jatuh cinta dengan Chandra itu masalah besar untuknya.

Continue Reading

You'll Also Like

472K 44.8K 28
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
4.8M 176K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
2.4M 266K 47
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
2.2M 18.7K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...