Chandra & Kirana

Από DoctorKey

815K 42K 3.1K

Kirana memiliki segalanya. Kecantikan, harta, sahabat, kasih sayang kedua orang tuanya, dan pacar tampan yang... Περισσότερα

Blurb
[01] Kirana's World
[02] Perjodohan Ala Siti Nurbaya
[03] Kejutan yang Gagal
[4] Brokenheart
[5] Accepted!
[6] Nikahan Mantan
[7] We Got Married
[8] Katanya 'honeymoon'
[9] Home Hell Home
[10] I'm Dizzy
[11] Kirana's Action
[12] Wifey
[13] Bittersweet
[14] Women's
[15] Stranger
[16] Between Two Guys
Cuplikan Part Selanjutnya
[17] Ada Apa dengan Kirana?
[18] Stomachache or Heartache?
[19] Selingkuh?
[20] Dia Kartika
[22] Misteri dan Rencana yang Gagal
[23] Persit? Gue?
[24] Analogi Siput
[25] Keceplosan
[26] Do you love her?
[27] Nekat
[28] Behind The Mask
[29] Kembalikan Dia
[30] Karena Aku Mulai Suka Dengan Dia
[31] Firasat
[32] Saat Tubuhku Menyatu Dengan Pelurumu
[33] Wake Up Baby, Wake Up
[34] Rahasia Masa Lalu

[21] Down to The Earth

18.3K 1.1K 126
Από DoctorKey

"Ayo naik, " ajak Chandra.

Kirana malah tetap berdiri kokoh ditempatnya sambil memandang tak percaya pada pria di hadapannya itu.

"Hey, ayo naik," Chandra berhenti menstarter motor miliknya dan menatap Kirana.

"Lo naik itu aja. Gue mau naik taksi." Kirana memasang senyum tipis yang sedikit ia paksakan.

"Kenapa? naik ini aja. Lebih murah. " ucap Chandra sambil mempromosikan motor miliknya.

"Naik motor butut itu? Hah, lo gila? mau gue kemanain muka gue hah? " bentak Kirana sambil menunjuk motor butut milik Chandra.

"Yang jelas motor ini bisa jalan Ran. Ayo naik! "

Kirana bersedekap sambil menggelengkan kepalanya. Cukup sudah ia menikah dengan pria kere seperti Chandra. Dan sekarang ia harus naik motor butut yang lebih cocok dilempar di tempat sampah itu? Kirana berpikir itu ide paling buruk.

"Ayo! "

"Gak mau Chandra."

Chandra menarik napas panjang. Pria itu kemudian turun dari motor butut yang telah menemaninya bertahun-tahun itu.

"Aahhhh... turunin gue! Chandra turunin gue!" teriak Kirana saat tubuhnya kini telah melayang dan dalam gendongan Chandra.

Teriakan Kirana menarik perhatian beberapa orang di sekitar parkiran rumah sakit itu. Ada yang diam-diam memperhatikan. Apa pula yang secara terang-terangan melihat mereka seakan sedang menyaksikan drama di tv.

Chandra mendudukan Kirana di jok motornya. Wanita itu menutup mukanya karena malu entah mengapa membuat Chandra tersenyum.

Chandra kembali menaiki motornya dan beruntung kali ini 'Pertiwi' panggilan kesayangannya untuk motor bututnya itu sedang bersahabat baik dengannya sehingga ia tak perlu menstrater berulang kali motornya itu.

"Ayo jalan!" perintah Kirana.

Chandra sengaja tidak menjalankan motornya dan menunggu respon wanita itu.

"Hey, lo budek? ayo jalan! gue malu."

Chandra tertawa mendengar celotehan Kirana. Ia berbalik dan menunjuk pipinya.

"Cium gue dulu, " Tantang Chandra sambil melempar tatapan jahil pada Kirana.

"Tsk," Dengus Kirana.

"Ah, atau kamu mau aku yang cium," Chandra memoyongkan bibirnya dengan jahilnya.

Cup.

Kirana mengecup lembut bibir Chandra saat pria itu masih sibuk berbicara.

Chandra membatu di tempatnya tak menyangka kalau Kirana akan seberani itu. Ciuman itu hanya beberapa detik saja. Hanya sekedar kecupan singkat tapi efeknya membuat saraf otak Chandra berhenti bekerja.

"Sekarang lo udah bisa jalanin motornya kan?" tanya Kirana sambil bersedekap.

Chandra menganggukkan kepalanya dengan tatapan kosong dan kembali menghadap ke depan.

"Oh ya, kamu harus pakai helm." Chandra mengoper helm itu ke belakang tanpa menatap wajah Kirana.

Bibir Kirana berkedut. Ia merasakan sensasi menyenangkan telah membuat pipi pria itu memerah.

"Apa sekarang lo udah mulai jatuh cinta dengan gue? " tanya Kirana saat motor mereka telah berjalan menyusuri sepanjang jalanan perintis kemerdekaan yang selalu ramai.

"Gak akan! aku gak mungkin jatuh cinta dengan orang gila seperti kamu," balas Chandra walaupun pipi dan telinganya telah memerah karena mengingat ciuman singkat tadi.

"Awas kalau sampai lo jatuh cinta ke gue! Lo harus pake daster pink dan nari pake lagu snsd di tengah lapangan. Setuju? " teriak Kirana karena saat ini mereka sedang di jalan raya yang ramai.

"Siapa takut. Dan kamu, kalau kamu yang jatuh cinta pertama kali, kamu harus pakai lingerie dan menari tiang dihadapan aku. "

Kirana menampeleng helm Chandra. "Dasar mesum!"

Chandra bukannya marah malah tertawa. Ia rasa seakan hidup kembali saat ini. Entah virus apa yang dibawa oleh Kirana hingga membuat Chandra merasa nyaman. Entahlah. Ia hanya ingin menikmati saat-saat ini.

"Kamu lapar gak? aku punya tempat makan yang bagus di Makassar.  Mau ikut? "

"Restoran apa? tapi muka gue kucel gini. Kita pulang dulu aja terus balik ke restorannya. Gimana?" Kirana menatap wajahnya yang masih pucat dari kaca spion itu.

"Kamu udah cantik. Kamu ikut yah. Kalau gak mau ikut aku turunin disini."

"Eh lo gila hah! Gue ikut. Cuss let's go!"

***

Mata Kirana menjelajahi tempat itu. Rasanya sejuk sekali. Beberapa pepohonan besar terlihat berjejeran di sepanjang jalan itu. Dan beberapa orang terlihat jogging di sore hari. Suasana tempat ini memang terlihat asri berbeda dengan saat mereka di jalanan.

"Ini dimana sih, Chan? " tanya Kirana penasaran. Sepanjang jalan ia melihat beberapa plan nama fakultas dengan logo ayam dimana-mana.

"Unhas," jawab Chandra singkat.

Kirana tidak bertanya lebih lanjut karena plan-plan nama yang berjejeran di jalan itu seakan menjawab rasa ingin tahunya.

Ia sedang berada di Universitas Hasanuddin, salah satu Universitas di Makassar. Pantas saja ia melihat banyak mahasiswa yang hilir mudik di tempat itu.

"Buat apa kita kesini? emang disini ada restoran keren?"

"Iya. Ini jauh lebih keren daripada restoran. " jelas Chandra persuasif.

Motor butut Chandra kemudian berbelok ke sebuah perumahan. Entahlah. Karena sepanjang jalan menuju ke sana ia melihat spanduk berisi iklan kost.

"Chandra, lo gila? ini... "

Kirana memandang ngeri sebuah jembatan kecil yang mereka lewati. Sebuah parit besar berada tepat di bawah mereka. Apa harus lewat sini? Kirana bahkan sedari tadi harus menahan napasnya.

"Tadaa. Welcome to the heaven!" ucap Chandra.

Kirana rasa ingin memukul kepala Chandra dengan helm. Heaven apanya? ini hanya tempat kumpulan pedagang kaki lima. Dan lihat saja jalanannya yang becek dan berlubang. Ini sarang bakteri dan virus!

Chandra memarkirkan motor bututnya yang entah kenapa selalu menjadi pusat perhatian orang. Chandra benar-benar mulia. Bahkan barang rongsokan seperti itu masih ia jaga.

"Lo gak berpikir buat makan disini kan? " tanya Kirana dengan nada mengejek.

"Memang kenapa? Disini makanannya enak. Kamu harus coba."

"Are you kidding me? Makanan disini itu pasti gak higenis. Dan tempat ini itu tempat makan orang-"

Chandra meletakkan jarinya di bibir Kirana sebelum mulut kotor gadis itu berulah lagi.

"Jangan mengomel terus atau aku cium," ucap Chandra menperingati.

"Lo berani?" tantang Kirana.

"Siapa takut," Chandra mengeluarkan senyuman mesumnya. Ia mendekatkan wajahnya ke arah Kirana dan...

"Ok. ok. Sekarang kita mau kemana?" tanya Kirana cepat setelah menahan bibir Chandra. Ia rasa suaminya itu sudah gila! Apa gadis yang memeluknya di rumah sakit itu memberinya obat sampai Chandra jadi kumat?

"Follow me, dear."

Chandra menarik tangan Kirana memasuki sebuah warteg. Terlihat banyak orang sudah memenuhi warteg kecil itu.

Sebenarnya Kirana merasa sedikit jijik melihat cara makan beberapa orang itu. Apa mereka tidak kursus kepribadian seperti Kirana sehingga tata cara makan pun mereka salah besar.

"Kenapa? " tanya Chandra saat Kirana mematung di depan pintu hingga membuat beberapa orang kesulitan masuk.

Kirana menggelengkan kepalanya dan kemudian ikut duduk dengan Chandra di salah satu meja. Dua orang pria telah duduk lebih dahulu di tempat itu beruntung masih ada kursi yang tersisa.

"Kamu mau pesan apa sayang?"

Kirana tidak membalas dan masih mengamati sekitar. Ia merasa seperti di kirim ke dunia yang lain. Tempat yang biasanya hanya ia lihat di tv.

"Sayang," panggil Chandra lagi.

"Ya? Lo ngomong apa? "

"Kamu mau pesan apa? kamu boleh pesan apapun semau kamu. " tutur Chandra sambil menopang dagunya menatap Kirana dengan intens.

"Lo waras? Suer Chan, gue gak marah lo selingkuhin gue tapi please lo jangan gila kayak gini dong, " Kirana memelas. Ia menyentuhkan tangannya ke jidat Chandra. Tapi tangannya kemudian ditahan oleh pria itu.

Chandra melotot menatapnya.  "Aku gak selingkuh Kirana. Kartika itu sahabatku. "

"Who cares. Lo mau selingkuh atau enggak itu bukan masalah gue. Yang jelas lo gak gila. Cukup gue punya suami kere tapi please jangan jadi gila. "

"Lo cemburu!"

"Apa? " Kirana melotot atas tuduhan Chandra yang tak beralasan itu.

"Kalau begitu gue yang cemburu."

Kini kening Kirana semakin berkerut. Perkataan Chandra semakin melantur.

"Lo?"

"Mbak pesan ka' 2 porsi ayam krispi sama teh manis," ucap Chandra dengan logat Makassarnya yang aneh.
"Lo gak tanya gue mau makan apa?"

"Pasti jawab terserah. Jadi dari pada aku mati kelaparan nungguin kamu milih jadi lebih baik samain dengan punyaku," jelas Chandra yang membuat Kirana mencubit pinggang pria itu.

"Lo udah ngomongnya melantur. Sekarang malah jadi pengatur. Ngeselin banget tahu gak? " Kirana mengcebikkan bibirnya dengan kesal.

Chandra malah tertawa dan menjepit bibir Kirana, "Jangan mencebik begitu. Lihat cowok-cowok dihadapan kamu? mereka kayak naksir kamu. Aku gak suka," bisik Chandra.

Senyum Kirana akhirnya terbit. Perkataan Chandra seakan napas segar bagi Kirana untuk membalas pria itu.

"Hi!" ucap Kirana dengan ramah ke arah kedua pemuda yang Kirana taksir masih mahasiswa. Tak lupa ia menyodorkan tangannya ke arah kedua pria itu

Kedua pria itu malah terlihat kikuk dan malu-malu. Chandra sedari tadi malah mempelototi kedua pria itu. Coba saja ia memakai baju lorengnya ia yakin kedua pria itu bahkan tak akan berani melirik istrinya.

"Kok gak dibalas," gerutu Kirana dengan nada manja yang membuat Chandra makin uring-uringan.

Kedua pria itu tertawa garing. Tatapan mereka tertuju pada Chandra yang terus mempelototi mereka.

"Nama gue Kirana. Kalian?" tanya Kirana lagi. Ia masih tak gentar terlebih melihat Chandra yang seperti cacing kepanasan.

"Saya Andi. Ini teman saya Abi, " ucap salah satu pria yang berbehel.

"Oh kalian berdua gan-"

Pluk.

Mulut Kirana terisi penuh dengan ayam yang disodorkan Chandra ke mulutnya tepat setelah seorang pelayan meletakkan makanan di meja mereka.

Kirana menatap kesal ke arah Chandra yang terlihat tak bersalah.

"Apa? "

Kirana tak menjawab dan menggigit kuat ayamnya itu. Seakan daging ayam itu adalah Chandra.

***

"Gimana? enak kan? " Chandra menaik turunkan alisnya ke arah Kirana.

Kirana mendengus kesal. "Not bad."

"Kamu harus coba kesini sesekali. Disini makanannya murah dibanding kamu makan di restoran dengan porsi sedikit dan mahal," promosi Chandra.

Tapi memang benar kata Chandra. Perut Kirana benar-benar terisi penuh saat ini. Bahkan di tangannya ia sudah menenteng bungkusan es kelapa muda dan coto makassar yang kata Chandra patut Kirana coba.

"Coba aja kita ajak Dylan."

Saat seperti ini ia jadi ingat si tengil Dylan. Pria itu tidak datang menjenguknya hari ini sehingga Kirana sepanjang hari harus kembali bertengkar ala kucing dan tikus dengan Chandra. Kalau ada Dylan, maka ia akan punya teman sekongkolan untuk menghina Chandra.

"Gue kangen Dylan. "

"Jangan kangen sama dia," ucap Chandra sambil menstarter motornya yang kembali mogok.

"Kenapa memangnya? dia baik gak kayak elu," bela Kirana.

"Tapi gue suami kamu. Jadi kamu harusnya cuman kangen sama aku."

"Tapi kamu boleh kangen Kak Kartika gitu? Sedangkan gue gak boleh kangen pria lain?" tantang Kirana karena terbawa emosi. Mengapa ia tidak boleh rindu Dylan. Dylan kan sahabat Chandra, kenapa ia harus cemburu?

"Darimana kamu tahu tentang Kartika?"

Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

346K 14.1K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
16.3M 637K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
REYNA 21+ Από Penarose🥀

Ρομαντική

4.7M 34.2K 29
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
1.1M 54.1K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...