DAMN I'am a Ghost

By alvaredza

256K 27.4K 1.7K

-Hantu senior bilang, bahwa para hantu dibebaskan bergentayangan sebelum mereka akhirnya di panggil ke alam a... More

Chapter 1 : Hantu Baik
Chapter 2 : Hantu Jahat
Chapter 3 : Hantu Perawan
Chapter 4 : Hantu Manja
Chapter 5 : Hantu Licik
Chapter 6 : Hantu Terlarang
Chapter 7 : Hantu Bahagia
Chapter 8 : Hantu Pencemburu
Chapter 9 : Hantu Nakal
Chapter 10 : Hantu Pendengar
Chapter 11 : Hantu Uuh.. laa..laaa
Chapter 12 : Hantu Cerdas
Chapter 13 : Hantu? Bukan, Tapi Iblis dari Neraka
Chapter 15 : Hantu Penolong
Chapter 16 : Hantu Palsu
Chapter 17 : Hantu Kenangan
Chapter 18 : Hantu? Bukan, Tapi Manusia
Chapter 19 : Dia Bukan Hantu
Chapter 20 : Dia Bukan Hantu 2
Chapter 21 : Akhir Kisah Sang Hantu & Manusia

Chapter 14 : Hantu Pembohong

9.1K 1.1K 40
By alvaredza

"Aku menginginkan tubuhmu" Ucap Dahn.

DEG...

Tubuhku tersentak ke belakang, Aku kaget bukan main. Apa yang dimaksud Dahn dengan tubuhku. Bukankah aku hantu, mana mungkin aku memiliki sebuah tubuh. Tubuh yang sekarang aku pakai saja hanya mempan 24 jam. Itu juga karena bantuan sebuah pil Rupa. Dan kini Dahn menginginkan tubuhku. Hahaha... terdengar seperti sebuah lelucon yang menggelikan.

"Hahahaa... jadi kau masih belum tahu?" Tanyanya.

Aku menatap jengah pada hantu satu ini. Dia sangat menyebalkan ternyata. Harusnya aku tahu itu sedari dulu, dan tidak usah berurusan dengannya. Mulai sekarang aku harus berhati-hati dengan tingkah Dahn. Aku juga harus berhati-hati dengan semua ucapan manisnya itu. Dia berbahaya.

"Memangnya apa yang belum aku tahu?" Tanyaku menantang Dahn.

"Sebuah rahasia besar..." Jawabnya.

Rahasia besar?, Aku terus menatapnya waspada. Sosok hantu atau iblis dihadapanku ini sama sekali tidak bisa dipercaya. Aku tak ingin jatuh dalam jabakannya.

"Rahasia? Rahasia apa?"

"Hahahaa.... ayolah sebuah informasi itu tidak ada yang gratis... hehehe.." Dahn nampak masih menatapku licik.

Aku butuh rencana, sebuah rencana yang bisa membebaskanku dari situasi seperti ini. Aku tidak tertarik dengan rahasia itu. Tujuanku satu-staunya kini hanya pergi dari hadapannya. Tapi rupanya Dahn bisa membaca apa yang sedang ku rencanakan.

"Apa saat ini kau berencana untuk lari?" Tanya Dahn dengan senyum mengejeknya.

Aku tidak menjawab dan hanya diam menatapnya. Sepertinya tak mudah untuk pergi dari hadapannya.

"Baiklah... baiklah... akan aku beri tahu satu rahasia padamu" Wajah Dahn kini mendadak serius.

"Kau masih hidup!" Ucap Dahn tegas.

'Hah? Apa yang dia maksud' Ejekku dalam hati.

"Hahaa... kau tidak percaya? Hahaha apa kau mencurigaiku?" Tawa Dahn.

"Tentu saja, mana ada hantu yang percaya bahwa dirinya masih hidup. Apa itu lelucon?" Kini aku gantian mengejeknya.

Dahn hanya tersenyum padaku, sebuah senyuman yang masih sama, sinis dan mengejek.

"Lalu, apa kau menemukan jawaban mengapa rupamu sama sekali tidak membusuk layaknya hantu pada umumnya?" Kini Dahn menatapku dalam.

DEG...

Meski aku berdiri tegak, tapi saat mendengar ucapan Dahn barusan rasanya jantung seperti akan copot. Aku berusaha untuk tak percaya dengan apa yang Dahn katakan. Tapi entah mengapa aku memiliki firasat yang aneh. Apa yang Dahn ucapkan terdengar seperti sebuah kebenaran. Dan apa yang dia katakan, juga sama seperti yang Om Dani katakan. Meski itu semua hanya kemungkinan belaka.

"Masih belum menemukan alasannya?"

"Lihat ini..." Perintah Dahn.

Sebuah cahaya kemerahan muncul di hadapanku. Cahaya itu terlihat seperti cermin, ada sebuah gambar yang dipantulkan di dalamnya. Aku melihat sebuah gambaran yang aneh. Seseorang terbaring di atas ranjang rumah sakit, dengan selang oksigen di mulutnya. Nampak orang itu diam dan sama sekali tak bergerak. Tunggu... orang itu.... wajah itu.... mirip sekali denganku...

Aku melotot, Aku merasa kesulitan bernafas kini. Aku tak percaya dengan apa yang ku lihat saat ini.

"Kau masih hidup, dan aku menginginkan tubuhmu, serahkan padaku tubuhmu itu" Perintah Dahn.

'Ini tidak mungkin, aku masih hidup?' Tanyaku dalam hati.

Aku menatap Dahn kaget, aku masih belum percaya dengan apa yang ku lihat saat ini. Tiba-tiba aku bisa merasakanya, aku merasakan sebuah getaran dalam jiwaku. Rasanya seperti ada ikatan antara rohku dan juga sesuatu yang berada di luar sana. Apa perasaan ini berkaitan dengan orang yang terbaring di rumah sakit itu. tapi semua itu rasanya tidak mungkin.

Aku ingat satu hal, bahwa roh dan tubuh memiliki hubungan yang sangat kuat. Seperti Yin dan Yang, 2 hal itu saling melengkapi. Dan ketika roh menginginkan tubuh milik roh lain, maka harus ada penyerahan dari roh yang bersangkutan. Dengan kata lain, ketika Dahn menginginkan tubuhku, maka aku harus melepaskan tubuhku untuknya. Karena Dahn tidak bisa masuk ke dalam tubuhku begitu saja.

"Ayo berikan... cukup katakan 'Aku memberikan tubuhku untukmu'... cukup dengan kalimat itu... ayo cepat katakan." Paksa Dahn.

Dahn masih tetap dengan tatapan tajamnya dan juga senyum mengejek yang tak pernah lepas dari bibirnya. Kini dia memaksaku untuk mengatakan sebuah mantra pelepasan tubuh.

Apa dia gila, ah.. tentu dia adalah hantu paling gila dan jahat yang pernah ku temui. Kalau benar aku masih hidup, tak mungkin aku memberikan tubuhku padanya. Yang harus ku lakukan kini adalah menemukan tubuhku, lalu memasukinya.

Sekarang aku seperti merasa mendapatkan kesempatan untuk hidup lagi.

....

Tubuhku bergetar, cahaya kebiruan muncul dan merubah wujudku kembali menjadi semula. Aku rasa efek dari pil rupa sudah habis pada rohku. Wujudku kembali menjadi hantu meski belum 24 jam aku menggunakan pil itu. Aku pikir perubahan ini dipacu karena terlalu banyak energi yang terkuras. Tapi untunglah, karena sekarang aku menjadi hantu. Dan kini saatnya menggunakan kekuatan hantu untuk kabur dari dua iblis jahanam itu dan menemukan dimana tubuhku.

Kini aku sudah bisa bergerak dengan cepat. Bahkan gerakannya secepat cahaya, terdengar lebay memang tapi itulah yang terjadi. Ku gunakan sisa energiku untuk menghilang dari tempat ini. 2 lawan 1 bukanlah pilihan yang tepat. Apalagi mereka berdua adalah hantu level 1, dan juga hantu terlarang, itu berarti mereka sangat berbahaya. Aku tidak mungkin bisa mengalahkan mereka berdua.

Aku melayang dan bergerak menuju salah satu bangunan yang ada disana. Dahn dan juga makhluk itu masih tetap menatap ku dan memperhatikan setiap gerak gerikku. Aku perkirakan saat ini mereka tahu apa yang ku rencanakan. Benar saja, baru saja aku berusaha melakukan hal tersebut, Dahn tiba-tiba berkata.

"Apa kamu ingin meninggalkan dia?" Ucap Dahn.

'Dia?, siapa?' Batinku.

Aku membalikan badan, ku tatap Dahn dengan sangat penasaran. Dia tertawa mengerikan, nampak dia sangat senang karena membuatku sangat penasaran.

"Ah, apa kau penasaran?" Tanya Dahn.

"Apa maksudmu?" Jika kalian bilang bahwa aku telah masuk ke dalam jebakannya, kalian benar. Aku memang mudah dipengaruhi olehnya. Tapi semua itu karena ucapannya yang selalu membuatku penasaran dengan apa yang dia katakan terus menerus. Entahlah, Aku merasa seperti berusaha mencari pecahan-pecahan memori yang hilang dari dalam benakku.

Tiba-tiba dari dalam cahaya kemerahan itu kembali muncul sebuah gambaran.

"Apa lagi ini?" Tanyaku.

"Mari kita bernegosiasi? Bagaimana?" Dahn bergerak sedikit mendekat kearahku.

"Berapa kali aku harus bilang kalau ak—"

DEG..

DEG...

Jantungku seperti berhenti berdetak.

Mataku melotot...

Aku membeku, aku seperti tidak bisa bergerak saat sesuatu tiba-tiba muncul di dalam cahaya yang nampak seperti cermin itu. Sebuah gambaran untuk kedua kalinya yang membuatku kaget, cermin itu seperti sebuah layar televisi yang sedang menayangkan sebuah adegan. Dimana seorang pria sedang duduk di kursi, namun dalam keadaan yang memprihatinkan. Tubuhnya diikat dan kepalanya dipenuhi dengan cairan berwarna kemerahan. Darah, cairan itu darah.

Aku mengenali pria itu, aku sangat mengenalinya. Hatiku rasanya benar-benar hancur saat melihat pemandangan itu.

"Marr..rriioo...hh.." Ucapku kaget.

Bagaimana bisa itu Mario, dan bagaimana bisa dia dalam keadaan seperti itu. Ku tatap Dahn tak percaya, apa yang Dahn lakukan pada Mario.

"Apa yang kamu lakukan, APAAA?" Teriakku pada Dahn.

"Hahahaa... ayolah... aku bilangkan kita butuh negosiasi"

Aku menangis, lelehan air mata membasahi pipiku secara perlahan. Kilatan-kilatan memori dalam otakku berputar begitu saja. Aku melihat Mario yang tengah tersenyum, cemberut dan ekspresi Mario saat pertama kami bertemu. Tapi semuanya menjadi kacau seperti ini, yang nampak saat ini adalah keadaan Mario yang memprihatinkan.

"Kau memiliki satu kesempatan untuk memilih... Apa kau memilih tubuh mu, atau orang yang kau cintai? Hahahaaaa...." Ucap Dahn sambil tertawa mengerikan.

'Dasar makhluk kotor..' Batinku.

"Jika kau memilih tubuhmu, maka pria itu akan mati. Tapi jika kau memilih menyelamatkan pria itu, serahkan tubuhmu... mudah bukan?"

Rasanya aku melemas, aku tak tahu harus melakukan apa. Kepalaku rasanya blank begitu saja. Aku tak bisa memikirkan apapun saat ini. Hatiku terus berkecamuk, aku sedih, aku juga ketakutan saat ini.

Apa Mario kini baik-baik saja, aku bahkan tak tahu dimana Dahn menyembunyikannya. Air mataku terus menetes, aku takut sesuatu yang buruk terjadi pada Mario. Nek Ija benar, seharusnya aku tidak berurusan dengan Dahn. Karena aku berurusan dengannya, membuat semuanya jadi kacau seperti ini. Aku merasa sangat bersalah pada Mario.

"Dimana Mario, cepat katakan dimana Mario?"

"Pilihlah mana yang kau inginkan?"

"Pilih? KAU... HYAAAAAA..."

Aku berlari kearah Dahn, aku berusaha untuk menghajar hantu sialan itu. Tubuhku dengan cepat bergerak hingga sampai dihadapannya. Tapi yang terjadi selanjutnya, aku justru terpelanting, iblis yang berada disebelah Dahn melindunginya.

Aku terdorong ke belakang, dan rohku terjatuh hingga mendarat di tanah. Energiku rasanya seperti berkurang begitu banyak. Aku berusaha bangun, namun sepersekian detik Dahn sudah berada dihadapanku, dia menatapku dengan mata merahnya. Dia berdiri tepat satu kaki dihadapanku.

"ARRrrh...hhhh.....hhssss... ARRRRGGGGGHhH" Teriakku.

Lengan Dahn menebus rohku, dia seperti meremas sesuatu yang ada di dalam dadaku. Aku seperti kesulitan bernafas, Aku berontak, tapi Dahn mengangkatku hingga rasanya kakiku tak menyetuh tanah.

"HAHHHHH.... ARRRGGHH..." Aku tak bisa berbicara, yang bisa ku ucapkan hanya hanya suara erangan kesakitan.

Energiku kian menipis, rohku rasanya benar-benar hampir hancur. Aku bahkan tak bisa merasakan apapun saat ini.

"Jika kau tidak mau menyerahkannya secara baik-baik, maka aku akan merebutnya dengan kasar" Desis Dahn.

Rasanya kian menyakitkan. Tubuhku kini berpendar berwarna keunguan. Ini pertanda bahwa aku akan hancur, Rohku akan benar-benar pergi dari dunia ini. Tapi sebelum itu terjadi, suara gemuruh langit terdengar. Petir menyambar dengan kilatan tajam, dan suaranya terdengar menggema ke setiap sudut kota ini.

DEEERRR.... BLEDEEERRRRR...

Sebuah cahaya benderang muncul dibalik gerbang sekolahan ini. Meski keadaanku kini hampir mati untuk kedua kalianya, namun aku masih bisa melihat dengan jelas. Gerbang itu terbuka dengan hentakan yang sangat keras. Gerbangnya hancur dan terlempar, tiga sosok nampak berdiri dan menghadap kearah pertempuran aku dan Dahn.

....

....

"Nee.... Iiijj..jaahhh..."

"Taamm..mmaar....raaa..."

"Omm.. Dahh..nnniii..."



To Be Continued...


Bandung, 19 November 2016
Story by Alvaredza


AN : hohohoooo... misteri oh misteri... sebentar lagi... yoyoyoo..

Selamat membacaa dan Sorry untuk typo yang bertebaran.


Continue Reading

You'll Also Like

13.5K 948 13
mengisahkan Todo x Mido Maaf ya bang todonya agak buaya
3.8M 283K 82
Warning : Ini cerita BL alias cowok x cowok. Rin cuma re-upload dari Weco, jadi kalau mau baca langsung banyak episode, baca di Weco ya guys ^^ itu...
81K 1K 32
Hubungan Bruno dan Evan adalah hanya sebatas seorang Boss dengan bodyguardnya. Bruno yang masih muda dan terkenal ceroboh tak sengaja memberikan obat...
1M 70.7K 59
Author : Mangjae Artist : Mangjae Summary : Ada 5 pemuda tampan yang terkenal di sekolah. Anehnya sifat mereka berbanding terbalik dengan penamp...