AQUA World

By PrythaLize

1.2M 166K 43.2K

[Fantasy & (Minor)Romance] Seluruh umat manusia tahu kenyataan bahwa volume air di bumi semakin naik dan mene... More

B
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

1

95.7K 8.7K 1.8K
By PrythaLize

chapter 1

Andai saja manusia zaman dulu punya kekuatan untuk berbicara dengan tumbuhan, mungkin mereka bisa mendengar jeritan tangis setiap saat.

***AQUA World***

Keadaan dimana sela-sela jari kaki bersentuhan mesra dengan air bukanlah hal yang aneh saat ini.

Kutelusuri jalan, memperhatikan terlebih dahulu rambu lalu lintas sebelum menyeberang. Kendaraan berhenti saat merah, dan bergerak saat hijau. Kenyataannya, tak ada yang membutuhkan rambu sialan itu, karena ada atau tidaknya rambu itu, kecelakaan tetap saja terjadi, sebab saat kendaraan di depan berhenti, kendaraan belakang tidak mungkin tidak menyenggol apapun yang ada di depannya.

Tidak ada yang bisa memprediksikan kecelakaan kecil seperti ini, tapi kecelakaan pada umumnya hanya akan membuat tabrakan kecil. Tidak ada yang mempersoalkannya dengan heboh seperti masa lalu.

"Mau menumpang?" tawar Cheryl sambil menggeser tempat duduk. Tiba-tiba saja kendaraannya itu berhenti di depanku saat aku hendak menyeberang. Di sisi lain, kendaraan lain bergerak tanpa mempedulikan Cheryl yang berhenti. Seperti yang kukatakan, tidak akan ada yang akan mempersoalkannya.

"Tidak, terima kasih," balasku singkat. "Aku tidak mau terlambat lagi bersama kendaraan lamban itu."

Cheryl tertawa kecil. "Ya, sampan memang lamban. Tapi setidaknya tidak membuat kakimu basah," jawabnya yang membuatku menatapnya datar. "Yah, kecuali kalau ada speedboat iseng yang membuat air masuk," tambahnya.

Kendaraan yang umum disini adalah sampan, perahu layar, speedboad, papan selancar, ferry, atau mungkin agar lebih mudah menyebutkannya, semua jenis perahu.

Selamat datang di bumi, planet yang identik dengan air. Planet dimana manusia berasal.

Aku tinggal di apartemen bersama Ibuku. Sebagian besar manusia sudah berpindah ke Mars dan memulai peradaban baru disana.

Percaya atau tidak, aku belum pernah bertemu dengan Ayah dan kedua Kakakku, itu karena perpindahan besar-besaran yang dilakukan limabelas tahun yang lalu, membuat Ibuku dan banyak orang lainnya tereliminasi. Alasannya karena Ibuku sedang mengandung saat itu, dan banyak orang-orang lain yang juga tereliminasi dengan berbagai alasan. Aku dan Ibuku masih tinggal di bumi sampai Mars benar-benar siap untuk ditinggali. Orang-orang yang sudah berpindah ke planet baru haruslah orang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Berkat teknologi yang maju mereka berhasil menciptakan oksigen dan gravitasi sendiri.

Saat ini jumlah pulau di dunia berkurang drastis jika dibandingkan dengan tahun 2000-an, pastinya. Volume air mulai naik, entah sejak kapan. Bukan hal yang jarang melihat orang-orang mendayung sampan, perahu karet atau speedboad ke tempat tujuan mereka.

Mereka membuat sampan dari kayu yang sudah terendam oleh air beberapa ratus tahun lamanya, pemilihan kayu untuk pembuatan sampan pun tidak langsung pilih. Semua daunnya harus yang benar-benar sudah rontok-menandakan bahwa pohon itu tidak bisa lagi menghasilkan oksigen.

Beberapa tahun silam, semua pohon secara bersamaan merontokkan daunnya, membuat semua manusia di bumi panik tak karuan. Untungnya pemerintah sudah memprediksikannya dan mereka berhasil membuat tumbuhan buatan yang juga bisa menghasilkan oksigen (Tanpa proses fotosintesis).

Ketinggian air di daratan yang kupijak kira-kira sampai sebetisku, namun tak berhasil menyentuh ujung rok sekolah-ku yang berada tepat di bawah lutut. Semua bangunan di buat tinggi, rumah-rumah dibuat bertangga sebelum pintu masuk, pokoknya mirip rumah panggung namun berbahan dasar semen. Semennya terbuat dari batuan-batuan yang sudah mengikis menjadi pasir yang dikirim dari mars (kurasa itu sisa-sisa yang ingin mereka buang setelah eksploitasi besar-besaran).

Di depanku Cheryl, tetanggaku yang sering sekali menawarkanku menumpang di sampannya. Sebenarnya aku tahu tujuan liciknya memintaku ikut, agar kami mendayung berdua, dan itu melelahkan. Sebenarnya Ibuku juga menawarkanku naik sampan, tapi aku tidak tertarik. Lebih baik berjalan kaki daripada mendayung.

"Ayolah, Skye." Cheryl mengedipkan matanya genit. "Kalau begitu...,"

Cheryl mengeluarkan tali tambang yang memang tersambung pada sampan. Kata buku, dulunya tambang itu digunakan untuk menahan sampan agar tidak terbawa ombak saat sudah sampai di bibir pantai. Tapi sekarang ..., tali tambang itu gunanya untuk membawa sampan. Hanya dengan menyambungkan kaitan di leher kuda nil. Oh, dan tentu saja kuda nil jinak (atau kau akan bertemu dengan kuda nil liar yang akan membawamu sampai ke ujung dunia), kuda nil yang sudah di suntik agar tidak berbau (atau kau akan memiliki bau yang sama sepertinya) dan tentu saja kuda nil yang sudah aman itu berharga amat mahal.

"Enggak, ah," balasku jengkel. "Beli kuda nil makanya."

"Kuda nil kan mahal, Skye," jawab Cheryl memelas. "Ah, sudahlah." Cheryl mendayung sampannya, sedangkan aku berjalan menelusuri air jernih yang menggenangi seluruh tempat.

Ngomong-ngomong, air yang naik memang selalu jernih, aku bahkan masih bisa melihat jari kakiku sendiri. Kata buku, dulunya bumi mempunyai banyak air keruh yang pokoknya membuat dasarnya tidak terlihat, dan dari aku lahir hingga saat ini, aku belum pernah melihat air keruh secara langsung. Kalau di televisi atau buku, aku pernah.

Mungkin airnya jernih karena dulu sempat ada pembersihan sampah dan penyaringan besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah? Semua sampah diasingkan ke luar angkasa, dibiarkan melayang-layang tanpa gravitasi. Bumi bebas sampah. Setiap hari kamis, akan ada pesawat yang membawa tempat untuk menaruh sampah untuk dikirim ke luar angkasa.

Beberapa kali ada lelaki yang menggoda Cheryl dari papan selancar mereka. Papan selancar menjadi transportasi modren yang nge-trend di khalangan remaja. Jika harus jujur, aku lebih memilih naik kuda nil daripada papan selancar karena beberapa alasan; baru bisa bergerak sendiri kalau ada arus atau ombak, baru bisa bergerak kalau dipasang tali ke ikatan speedboad, bisa terjungkil-tidak aman, dan tentu saja karena aku tidak bisa berselancar.

"Skye, kau bawa pil kenyang tidak?" tanya Cheryl yang masih fokus mendayung, tampaknya dia menambah kekuatannya untuk mendayung, sebab dia bisa menyusulku yang berjalan. Sudah kubilang, menggunakan sampan sama sekali tak menguntungkan.

Aku mengeluarkan sekotak pil kenyang dan memberikan sebuah kepada Cheryl. Oh ya, pil kenyang ini dibuat oleh ilmuan-ilmuan ternama yang kini telah berada di Mars. Sebulan sekali, kota kami akan kedatangan beberapa helikopter yang akan melemparkan ribuan kardus kotak pil kenyang ke bawah. Pil ini berbentuk bulat, berdiameter setengah centimeter berwarna putih. Hanya memakannya sekali, bisa merasakan kenyang sampai duabelas jam. Pil kenyang membuat pembuangan saluran pencernaan pada manusia berkurang drastis. Sejak diproduksi pertama kali dulu, pil ini tetap menjadi yang terunggul disepanjang penciptaan benda tanpa efek samping sedikitpun.

"Utang sebutir ya," ujarku tanpa merasa bersalah. Cheryl hanya mengangguk dan memakan pil kenyang setelah mendayung selangkah lebih jauh dibandingkanku. "Terima kasih, Skye."

Gedung sekolah sudah terlihat dari sini, karena kulihat Cheryl sudah nampak kelelahan mendayung sedaritadi, aku pun memutuskan untuk membantunya. Tapi hei, tidak dengan menjadi kuda nil juga pastinya. Aku mendorong sampannya dari belakang.

"Whooo, Skyee baik banget deh." Cheryl nampak terengah, namun tersenyum lebar sembari berbalik ke belakang.

"Besok jalan kaki aja, makanya," cibirku ke Cheryl dan dia hanya terkekeh kecil.

*

Setelah menempuh jalanan penuh air, melewati parkiran sampan dan menaiki tangga yang cukup tinggi, akhirnya aku sampai di depan pintu gedung apartemen. Apartemen ini bukan hanya milik keluargaku seorang, tapi juga milik yang lain. Begitu masuk, aku harus menaiki lift ke lantai 39 dahulu. Barulah setelah membuka kunci apartemen keluargaku, aku langsung meraih kain untuk mengelap kering kakiku. Jari-jarinya sudah mengerut untuk kesekian kalinya. Butuh waktu untuk membuatnya kembali seperti semula.

"...dikabarkan hari ini volume air naik setinggi 0,02 milimeter. Semuanya diharapkan berhati-hati saat berlayar..."

Terdengar suara televisi yang kutahu adalah satu-satunya stasiun televisi yang masih bertahan untuk meliput berita tentang kenaikan air tiap harinya. Stasiun televisi lainnya memutuskan untuk berhenti dan lebih mengangkat tangan, lebih baik segera pindah ke mars dan meliput perkembangan tentang planet baru itu-menurut mereka.

"...berita selanjutnya, sebuah kapal tenggelam ditengah-tengah Samudra Pasifik koordinat..."

Tapi stasiun televisi yang ini benar-benar meliput hal-hal tentang air.

"...seorang bocah laki-laki berusia sepuluh tahun ditemukan tewas tenggelam di..."

Benar-benar meliput segala hal tentang air, kan?

"Skye?" Kulihat Ibuku keluar dari dapur dan mengambil sekotak pil kenyang dan masuk ke ruang keluarga. "Kapan pulang?"

Aku mengikutinya masuk ke ruang keluarga. "Sudah makan?"

Ibuku memperlihatkan pil kenyangnya. Pandangan kami berdua kembali menuju monitor televisi yang kini meliput tentang kewaspadaan setiap manusia untuk tidak melewati batas teritorial yang ada di setiap kota.

Batas teritorial adalah batas dimana kita boleh berpijak. Biasanya batas teritorial ditandai dengan gabus berwarna kuning yang diikat sebagai batas. Di luar batas teritorial itu adalah tempat dimana air mulai dalam, bisa saja itu bekas waduk, telaga, danau, laut, atau bahkan samudera.

Ah-lupakan tentang pembagian-pembagian perairan yang pernah kubaca di buku. Sebab semuanya kini sudah bercampur aduk, kan?

"Skye, bagaimana pelajaran renangnya tadi?"

"Masih sama, Skye masih tidak bisa tahan napas lama-lama," balasku dengan sedikit lesu.

Bayangkan saja, hanya aku yang tidak bisa tahan napas sampai semenit. Hanya aku yang tidak bisa! Sekeras apapun aku berusaha, aku hanya bisa bertahan selama 49 detik saja.

"Berusahalah, Nak, Ibu mendukungmu."

"Buat apa, Bu? Toh airnya naik dikit-dikit juga, kadang tidak naik malah. Skye rasa sampai Skye mati nanti, mungkin airnya baru sampai segini." Aku menunjuk bagian perut atasku, lalu buru-buru menurunkan tanganku saat Ibu memberikan perlototan tajam. "Tapi kenyataan kan, Bu? Dari Skye kecil sampai berumur lima belas seperti sekarang, airnya hanya naik 5,55...5,57 cm."

"Hanya untuk jaga-jaga, Skye sayang..."

Aku tahu belajar renang memang gratis, apalagi disaat pemerintahlah yang memberikan anjuran untuk itu. Tapi, kalaupun aku bisa melakukannya, aku mungkin tidak akan melakukannya.

Menurutku bumi cukup luas, ada banyak tempat yang mungkin saja belum pernah tersentuh air. Bumi luas, dan air akan selalu mencari tempat yang kosong membuat semuanya merata dengan air. Jadi sedikit aneh saja kalau aku berenang meski airnya bahkan tidak sampai semeter.

"Skye pikirin lagi deh nanti," balasku dengan muka memelas, biasanya Ibu akan menghela nafas dan melepaskanku.

Dan ya, Ibu benar-benar melakukannya. "Ya sudahlah."

Pandangan kami kembali menuju monitor, kali ini mereka membahas tentang sejarah penemuan putri duyung di masa lalu oleh para perantau atau pelayar.

Oh sungguh, kapan stasiun televisi ini akan berhenti menyiarkan hal lain yang berhubungan dengan air?

***TBC***

22 Oktober 2016, Sabtu.

[A/N]

Met Skye, my another Heroine.

Eh, ini cuman testimoni lho, next chapter updatenya setelah Air Train dan DN tamat yaa! Di update karena saya pengen nanya pendapat kalian saja, nih cerita pantas ga dilanjutin?

Galau banget mau pasang di Fantasy, Sci-Fi atau Adventure. Menurut saya sih, ini lebih ke fantasy, tapi gatau deh, lihat saja ke depannya.

Selamat datang di isi kepalaku, haha!

Full of future thought, pala pusing liat atlas dan gali ide.

Oh ya, komentar ya, pendapat kalian tentang cerita ini, hehe.

Cindyana

🐳

Continue Reading

You'll Also Like

164K 14K 41
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
742K 74.3K 28
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
626K 53.5K 26
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ _______ (𝘔𝘦𝘯𝘨𝘢𝘶𝘮 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘭𝘢...
1.9M 100K 74
Ini gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin jiwa seseorang yang tertidur setelah dipaksa mencari pasangan tiba-tiba sudah pindah ke raga orang lain...