ITU AKU DULU

By storyofdisi96

102K 8.5K 299

Terkadang tak mudah bagi sebagian orang untuk melupakan cinta pertama. Yang telah bertahun-tahun bertaut diha... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
COMMERCIAL BREAK
14
15
16
17
18
19
21

20

1.7K 165 12
By storyofdisi96

"Prill pulang bareng yuk." Saat bel sekolah berbunyi menandakan semua pelajaran hari ini telah selesai, Prilly tanpa kata langsung saja meninggalkan kelas.

"Hmmm?" Sahut Prilly saat Ali sudah berada tepat disisinya.

"Pulang bareng sama aku gimana?"

"Hmm kayaknya nggak dulu deh Li. Gue lagi kepengen sendiri dulu." Ali mengernyitkan dahinya mendengar alasan Prilly.

"Kamu ada masalah ya? Cerita dong sama aku." Ali tetap mengikuti Prilly. Seakan tak ingin wanita didekatnya ini pulang sendiri seperti apa yg diinginkannya.

"Bisa gak ikut campur nggak?" Bentak Prilly membuat Ali sedikit terlonjak kaget. Sesudahnya, Prilly langsung melangkah cepat meninggalkan sekolahnya tanpa menghiraukan Ali.

---------------------------------------------
Disinilah Prilly sekarang. Duduk di halte bus dekat sekolahnya. Menantikan bus ataupun taksi yang lewat.

Prilly terdiam. Merenungkan kata-kata Cinta tadi. Ucapan Cinta sangat amat mengusiknya saat ini.

"Apa bener Rafi masih cinta sama aku?" Tanya Prilly pada dirinya sendiri.

Prilly menghela nafasnya berat. Semua yang ia alami saat ini terasa rumit sekali. Ucapan Cinta yang mengatakan bahwa Rafi masih mencintainya. Dan kehadiran sosok Ali yang membuatnya sangat nyaman.

Jujur, berada di sisi Ali membuat Prilly merasa nyaman. Separuh kebahagiaan yang terenggut akibat berakhirnya hubungannya denga Rafi kemarin berhasil terbawa kembali berkat kehadiran Ali.

Namun, kehadiran Ali belum sepenuhnya membuat Prilly menghilangkan Rafi di sudut hatinya. Entah masih cinta atau karena merasa belum move on saja. Tapi yang pasti, sosok Rafi masih berdiri tegap di sudut hatinya. Belum ada yang mampu menggesernya bahkan kehadiran Ali yang mampu menyamankan suasananya.

"Hai Prill..." Satu suara panggilan itu membuat Prilly terlonjak kaget. Ia yang mulanya menunduk mengangkat kepalanya.

Prilly membelalak kaget saat mengetahui siapa yang berdiri dihadapannya saat ini. Ia benar-benar tak menyangka.

"Ra..fi?" Ucap Prilly tergagap. Sedangkan Rafi hanya menatap Prilly dengan senyumnya.

"Ngapain kamu masih disini? Kok belum pulang?"

"Eh? Aku masih nungguin taksi atau bus lewat" jawab Prilly sedikit gugup.

"Gimana kalo pulang bareng aku?"

"Eh?"

Respon Rafi malah terkekeh kecil. Prilly sangat amat menggemaskan saat sedang gugup seperti saat ini.

"Udah bareng aku aja yuk. Bentar lagi mau hujan tuh. Daerah ini juga agak sepi. Nanti kamu diapa-apain loh!"

Prilly menatap sekitarnya. Ya, benar kata Rafi. Daerah sini agak sepi. Ia jadi bergidik ngeri saat membayangkan ada orang jahat yang akan menyakitinya.

Akhirnya, Prilly menerima tawaran Rafi. Rafi tersenyum bahagia. Ia mengenggam tangan Prilly dan membawanya masuk ke dalam mobilnya. Kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Di jarak 200 meter, seseorang menatap keduanya. Menatap keduanya dibalik kursi kemudinya. Menatapnya dengan tatapan yang sedikit bingung.

Dia Ali. Sejak tadi Ali tidak benar-benar pulang. Ia mengawasi Prilly dari kejauhan. Saat melihat langit sudah mulai gelap, Ali berniat bergegas menghampiri Prilly. Namun sayang sekali, satu mobil sudah menghampiri Prilly terlebih dahulu.

Ali yang penasaran, akhirnya mengurungkan niatnya. Betapa kagetnya dia saat melihat Rafi lah yang menghampiri Prilly.

'Apa mereka menjalin hubungan lagi ya? Apa ini alasan Prilly yang terkesan menjauh dari gue?'

---------------------------------------------
"Makasih Fi buat tumpangannya" ujar Prilly saat mereka telah sampai di rumah Prilly.

Rafi tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Mau mampir dulu?"

"Hmm gak usah deh. Aku masih harus nyelesain tugas dulu."

"Oh gitu. Yaudah hati-hati di jalan ya" ujar Prilly. Rafi membalas dengan anggukannya lagi. Kemudian Rafi meninggalkan pekarangan rumah Prilly.

Prilly terus-terusan menatap mobil Rafi dengan senyumnya. Ia membayangkan sikap Rafi tadi saat keduanya di mobil.

Rafinya yang dulu telah kembali. Rafi yang lemah lembut dan penuh perhatian. Tanpa sadar sikap Rafi tadi menimbulkan sebuah senyuman di wajah Prilly. Entah mengapa perlakuan manis Rafi tadi mampu menyenangkan hatinya.

"Prill? Ngapain bengong aja disitu?" Suara Mama Uli mengejutkan Prilly. Prilly berbalik dan mendapati mamanya yang berdiri di daun pintu. Dengan senyumnya, Prilly berjalan menghampiri mamanya, meraih tangannya dan menciumnya.

"Udah kamu masuk sana. Bersihin badan. Siap-siap mau sholat maghrib udahnya mama tunggu di meja makan" Prilly mengangguk patuh dan segera masuk ke dalam rumahnya tanpa menanti mamanya.

"Kayak seneng banget hari ini tuh anak" ujar Mama Uli. Ia mengendikkan bahunya dan berjalan masuk untuk siap-siap sholat maghrib.

-----------------------—--------------------
"Mami!!! I'm home!!!" Pekik Ali seraya masuk ke dalam rumahnya. Ia merebahkan tubuhnya diatas sofa. Entahlah. Hari ini rasanya ia sangat lelah sekali.

"Haii my boy. You're look so tired today!"

Ali hanya mengangguk saja dengan tetap membaringkan tubuhnya diatas sofa dan memejamkan matanya.

"Yaudah kamu buruan mandi sana. Mami udah nyiapin makan malam spesial buat kamu. Udah sana. Siapa tau udah mandi kamu jadi lebih seger." Ali mengangguk. Ia mengangkat tubuhnya kemudian berjalan meninggalkan maminya sendiri menuju kamarnya.

---------------------------------------------
"Haii Ma!" Sapa Prilly pada pagi harinya. Prilly sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Ia langsung mengambil dua lembar roti tawar dan mengoleskan selai kacang kesukaannya di selembar roti tawar yang diambilnya.

"Kamu hari ini riang banget sih? Lagi happy ya?"

"Hmm? Ah nggak juga kok ma! Biasa aja!"

"Masa' sih? Tapi kamu tuh hari ini beda banget deh. Seriusan deh!"

"Aku mah happy salah gak happy salah"

"Bukan gitu maksud mama sayang. Mama cuma heran aja. Karena kan beberapa hari lalu muka kamu suntuk terus. Nah terus dari pulang sekolah kemarin sampe sekarang kamu tuh keliatan happy banget gitu. Ada apa sih? Jadi kepo mama!"

Prilly hanya menanggapi ucapan mamanya dengan senyumnya. Ia meraih segelas susunya dan meneguknya habis.

"Udah ah mama jangan kepikiran perihal aku happy apa nggak. Yaudah Prilly mau berangkat sekolah dulu ya ma. Dah Mama" Prilly menciun tangan mamanya, kemudian mengecup kedua pipi mamanya. Lalu ia berlalu dari ruang makan dengan ekspresi gembiranya.

Prilly membuka pintu rumahnya dengan gembira. Namun ia mengernyit saat melihat seorang pria berdiri didepannya dengan senyum yang mengembang.

"Ali? Lo ngapain disini?"

"Kayak biasa. Jemput kamu. Kita pergi sekolah bareng yuk!" Ajak Ali bersemangat.

Prilly menatap Ali ragu. Matanya tampak menelusuri sekeliling rumahnya. Ali yang melihatnya sedikit mengernyit heran.

"Kenapa Prill? Kamu cari siapa?"

"Sorry Li tapi hari ini gu---"

"Haiii pagi Prill!!!" Satu suara pria berhasil mengalihkan pandangan Prilly dan Ali secara serentak. Ali menatap pria itu bingung namun Prilly menatap pria itu dengan tersenyum.

"Yuk Prill kita berangkat. Ntar telat lagi" sahut pria tersebut. Prilly mengangguk bersemangat.

Prilly menatap Ali yang menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Dan Prilly menatapnya dengan tatapan tak enak hatinya.

"Sorry Li. Hari ini gue udah janjian sama Rafi. Sekali lagi sorry ya" ucap Prilly

Tanpa mau menanti jawaban Ali, Prilly berjalan mendekati Rafi dan langsung naik ke motor besar milik Rafi.

Ali hanya memandang keduanya dalam diam sampai sepasang insan itu benar-benar pergi dan tak terlihat di matanya.

Ali menarik nafas dalam dan menghelanya berat. Ia kemudian masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan pekarangan rumah Prilly dengan hati yang sedikit terluka.

Continue Reading

You'll Also Like

199K 9.3K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓡𝓲𝓼π“ͺ𝓷�...
415K 43.8K 19
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...
393K 30.4K 26
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
225K 13.6K 32
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...