Hold Me Tight

By doublemeen

101K 7.8K 509

Pesta Reuni itu adalah satu kekeliruan dalam hidupnya. Kesalahan besar yang harusnya tidak ia lakukan. Kesala... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
17
18.
19. Home ➖Bonus

16

3.3K 295 19
By doublemeen

NP : BTS - Hold Me Tight:')

Luhan menghirup aroma kota Seoul. Kakinya melangkah pasti menyusuri Universitas Seoul. Merekatkan kancing kemejanya dan mengelilingi bangunan luas itu. Hari ini ia siap memulai semuanya. Segala sesuatu yang baru dan tak akan ia hancurkan.

Pandangannya menyapu seluruh lapangan luas kampus. Dan menemukan gadis itu disana. Duduk di bawah pohon rindang bermandikan cahaya matahari di musim panas. Matanya menatap langit biru sesekali menatap secarik kertas di tangannya. "Park Chorong?"

Gadis itu menoleh dan tersenyum. "Nuguseyo?"

Luhan tersenyum cukup lama. Sebelum hatinya menjerit senang melihat gadis itu benar-benar berdiri di hadapannya.

"Aku datang dari ruang yang jauh, untuk menggantikan posisinya. Salam kenal."

Chorong masih terpejam diatas ranjang rumah sakit di jantung kota Seoul itu. Ini adalah hari ke delapan ia koma setelah kejadian malam itu. Tubuhnya di penuhi berbagai alat medis untuk menunjang kehidupannya.

Matanya yang berkantung tebal, wajahnya pucat dan nafasnya yang lemah. Membuat siapapun tak akan tega melihat keadaannya yang hampir sekarat. Ia kehilangan banyak darah malam itu, kepalanya terbentur pinggir trotoar membuat kepalanya sedikit bocor. Tiada siapapun malam itu, hanya Joonmyeon dan wajah jalan yang menjadi saksi bisu wanita itu terluka.

Pintu bercat putih itu bergeser. Menampilkan seorang wanita cantik dengan dress berwarna putih selutut dengan flat shoes berwarna senada. Ia menyampingkan tasnya dan menggenggam erat bunga berwarna putih hasil rangkaiannya sendiri. Kakinya melangkah lebih dekat untuk melihat wajah Chorong yang tertutup masker.

"Kau tahu betapa bencinya aku padamu Park Chorong" ia membuka suaranya yang serak.

"Aku mungkin bisa saja melakukan lebih dari yang sekarang kau rasakan. Namun, tak pernah terbesit di pikiranku untuk melukai harta berharga Joonmyeon Oppa."

Seo Herin menaruh sebuket bunga lili putih itu di nakas samping ranjang. Duduk di samping Chorong dan menggenggam tangannya erat. "Terima kasih telah menyadarkanku."

××××

Joonmyeon membuka gorden ruangan itu. Bau obat-obatan mendominasi ruangan sunyi pagi itu. Benar, Joonmyeon masih pergi ke rumah sakit sampai hari ini. Karena ini adalah hari kedua ia sadar setelah sepuluh hari gadis itu koma.

Joonmyeon tersenyum memandang Chorong yang masih terpejam di atas ranjang rumah sakit. Ia amat sangat merindukan semua tentang gadis itu. Yeah, mungkin ini terdengar berlebihan. Tapi Junmyeon menyadarinya. Jika ia tak bisa hidup tanpa gadis itu walaupun sekejap saja. Chorong adalah oksigen dari setiap hembusan nafasnya.

"Erghh" Chorong mengerang pelan seraya membuka kedua matanya. Mengerjapkannya perlahan dan menyesuaikan pandangannya.

"Tidur yang nyenyak Nyonya Kim?" Junmyeon tersenyum dan menarik kursi ke samping ranjang itu. Chorong tersenyum dan menyampingkan rambut hitamnya.

"Junmyeon-ah. Bogoshipda"

Chorong memeluk erat tubuh Junmyeon.

Chorong memegang erat jemari Joonmyeon yang dingin. Membuat pria itu tersenyum walaupun dingin menghujam jantungnya. "Ada apa? Kau ingin sesuatu?" Tanya Joonmyeon.

Ia mengelus pelan pipi gadis itu sayang.

"Kau tahu? Tidurmu terlalu lama, dan kau hampir membuatku berniat bunuh diri karena merindukanmu. Bagaimana denganmu? Ermhh.. aku yakin kau akan sedikit geli mendengarnya, tapi kau harus tau jika aku sangat mencintaimu Park Chorong."

Chorong menarik sudut bibirnya singkat. Tangannya meremas tangan pria itu, berusaha menahan sesuatu yang akan keluar dari matanya.

"Joonmyeon-ah. Aku ingin kita berpisah saja" Chorong mengedipkan matanya. Membuat krystal bening itu tumpah dengan mudah.

"Mwo?"

Joonmyeon tergelak pelan, "kurasa kau terbentur terlalu keras dan-"

"Aku serius Kim Joonmyeon. Lebih baik kita berpisah, dan ku harap kau tak akan menemuiku lagi selama-lamanya."

"Apa yang kau bicarakan? Siapa yang membuatmu begini?"

"Setelah aku berpikir lama, aku menyadari semua. Kau terlalu indah untukku yang buruk ini. aku pikir lebih baik kau menemukan orang yang lebih baik."

"Chorong-ah.."

"Kau pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dariku Joonmyeon-ah. Kalaupun mau, kau bisa mendapatkan putri seorang presiden atau pengusaha yang bisa membantumu lebih sukses. Aku bahkan tidak ada apa-apanya. Tidak ada yang bisa kau banggakan jika aku jadi istrimu di masa depan. Orang tuaku bahkan hanya penduduk desa biasa, bukan seseorang bisa dibanggakan dalam keluargamu. Pikirkan lagi Junmyeon-ssi"

Junmyeon menatap Chorong tak percaya. Hatinya memanas dan ingin sekali melampiaskan perasaannya. Tapi tak di depan gadis itu. "Keparat itu pasti sudah mencuci otakmu."

"Tidak, Luhan tak pernah seburuk apa yang kau pikirkan. Ia terlalu baik untuk di hujat, karenanya hidupku lebih berarti dan ak-"

"Geurae.. jadi Luhan memang lebih baik dibanding aku yang brengsek ini. Jadi apa artinya semua ini?" Joonmyeon menahan keras air matanya.

"Jauh sebelum kau datang hidupku baik-baik saja. Tapi kau membuat semuanya berubah. Ini sebuah kesalahan, aku tak benar-benar mencintaimu Junmyeon-ssi"

"Kau tidak mencintaiku? jika kau tak suka padaku kenapa kau tak menolakku?"

"Lalu mengapa kau tersenyum padakku? kau menciumku dan datang padaku malam itu. Kau memberiku harapan kosong. Dan kau bilang jika kau tak mencintaiku? Begitu?" lanjutnya dengan nada tinggi. Matanya menatap wanita itu nanar.

"HENTIKAN KIM JOONMYEON" pekiknya

"Baiklah kalau kau memang tak suka padaku tolong beritahu aku, bagian mana yang tak kau suka? aku bisa memperbaikinya kan? malhaebwa Park Chorong" ujarnya setengah berteriak.

"Joonmyeon-ah jebal, mengertilah. aku ingin kita berhenti sampai disini saja"

Junmyeon menundukan kepalanya dalam seraya terjatuh di kursi itu. Air matanya mengalir bebas tanpa perintah. Ia sangat hancur detik ini. Bagai tersambar petir dan terjatuh ke jurang yang paling dalam.

"Baiklah. Kita berhenti sampai disini. Terima kasih atas segala kebaikanmu Chorong-ssi" Junmyeon memutar tubuhnya dan berjalan meninggalkan ruangan itu.

"Junmyeon-ah.." panggil Chorong masih terduduk diatas ranjang. Wanita itu berusaha melangkahkan kakinya sekuat tenaga.

Aku mencintaimu Kim Junmyeon.

Memeluk punggung pria itu erat untuk terakhir kalinya. Walaupun pria itu memilih untuk membuang pandangannya ke arah lain, ia yakin jika Junmyeon ingin memeluknya juga. "Maaf atas kebodohanku selama ini. Membuang waktu berhargamu untuk sikap konyolku yang tak pantas di maafkan."

Junmyeon bergerak melepaskan pelukan wanita itu dan berjalan dengan tempo cepat meninggalkan ruangan itu.

Hatinya remuk dan ingin sekali menghajar dirinya sendiri. Karena hari ini.... kedua kalinya hal bodoh terjadi. Ia membiarkan kakinya pergi meninggalkan gadis itu tanpa memikirkan apapun. Tergantikan dengan kedatangan Luhan yang merasakan hal yang sama.

"Kau melakukan yang terbaik Chorong-ah" Chorong memeluk erat Luhan dan menumpahkan semuanya. Membiarkan semuanya meluap dan keluar begitu saja.

"Aku yakin Junmyeon akan mengerti" Luhan memeluk tubuh Chorong erat dan mencium wangi rambut hitamnya itu. Junmyeon bukan satu-satunya pria yang terluka disini.

"Maafkan aku oppa. Aku hanya tak ingin menyakiti kalian berdua."

×××××

JOONMYEON

Aku melangkahkan kakiku tanpa arah. Bahkan tak tahu kemana aku akan pergi. Pikiranku begitu kalut dan hatiku terasa sangat hancur. Terlintas untuk mencoba bunuh diri, tapi itu terlalu bodoh. Aku tidak sebodoh yang kalian kira.

Aku menekan empat digit password untuk membuka apartemenku. Menjatuhkan tubuhku di sofa besar yang menghadap ke pelupuk jendela.

Gelap dan dingin ruangan ini terasa sangat cocok dengan kelamnya hati ini. Aku menggenggam selimut putih ini sebagai pelampiasan. Membiarkan air mataku runtuh dan isakan tangisku keluar dengan bebas. Menatap semua yang ku mimpikan telah hilang sekejap mata. Apa dosaku?

Ini lebih menyakitkan dari apapun.

Ponselku bergetar. Menghadirkan potret ibuku disana. "Junmyeon-ah?"

"Kau disana?" Ulangnya dengan nada khawatir. Aku menarik nafasku dalam dan membuangnya.

"Ya. Aku disini bu, ada apa?"

Hembusan nafas dan potongan suaranya membuat hatiku sedikit lega. "Syukurlah, ibu mengkhawatirkanmu Junie. Bagaimana? Kau akan mengunjungiku di akhir pekan bersama nona Park kan?"

Sial, aku baru saja menjanjikan hal ini tadi pagi.

"Ibu.. aku.."

"Hmm..?"

"Aku dan Chorong sudah selesai. Kami putus beberapa jam yang lalu. Maafkan aku bu" aku dapat merasakan gurat kecewa dari nada bicaranya sekarang. Berapa lama ibu mendambakan Chorongku? Sangat lama.

"Tidak apa-apa. Pergilah tidur, ibu akan mengunjungimu besok. Kau terdengar tidak baik sekarang. Annyeong!"

***

Sooyoung dan Jimin menuntun Chorong ke sofa besar apartemen mereka. Mendudukan wanita itu disana dan memberinya segelas susu hangat.

"Aku sudah dapat informasi tentang penabrakmu Noona. Dia seorang wanita yang masih sangat muda" ujar Jimin.

Sooyoung menguatkan perban di lengan Chorong. "Aku tidak mau berlama-lama penjarakan saja si jalang itu!"

Chorong menatap adik bungsunya bingung, "siapa yang kau maksud?"

"Aku tidak ingin basa-basi lagi. Si brengsek Seo Herin yang melakukannya. Apa kau tak menyadarinya?" Tanya Sooyoung.

Chorong terdiam untuk beberapa saat. Menelan salivanya dan berfikir keras. Sebenarnya ia tak yakin dengan pernyataan ini, tapi. "Kita tidak bisa langsung menyimpulkan syoo."

Jimin menganggukan kepalanya. Menyetujui kakak perempuannya itu. "Noona?"

"Kau berpisah dengan Junmyeon hyung?" Terdengar gurat ragu dalam pertanyaannya. Tapi ia harus melakukan ini.

Chorong tersenyum pahit. "Seseorang yang hebat akan mendapatkan yang lebih hebat. Aku tak ingin berlarut-larut dalam permainan konyol in-"

"Permainan konyol? Kau menganggap ketulusan seorang pria sebagai permainan konyol?" Balas Jimin.

"Park Jimin.."

"Junmyeon hyung pria yang baik noona-ya. Kau melakukan hal yang menyebalkan pada orang-orang baik. Wae? Apa mereka pernah melukaimu?"

"Aku tak ingin melukai keduanya. Aku mencintai keduanya dan tak ingin mereka terluka karena wanita brengsek sepertiku. Ak-"

"Tapi sekarang kau melukai keduanya Noona! Kau menginginkan keduanya? Itu tak akan bisa. Kau harus memilih satu diantara mereka. Kau sangat egois noona." Jimin menyandarkan punggungnya ke sofa dan memijat keningnya.

"...lalu apa sekarang?"

"Aku tahu ini adalah kesalahan besar. Tapi ini yang terbaik"

Chorong terisak kencang di pelukan Sooyoung. "Aku memutuskan mereka berdua."

"MWO?"

Continue Reading

You'll Also Like

15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
755K 36.3K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
2M 327K 66
Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Angel's Secret- •BACK TO GAME•...
8.4M 518K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...