16

3.3K 295 19
                                    

NP : BTS - Hold Me Tight:')

Luhan menghirup aroma kota Seoul. Kakinya melangkah pasti menyusuri Universitas Seoul. Merekatkan kancing kemejanya dan mengelilingi bangunan luas itu. Hari ini ia siap memulai semuanya. Segala sesuatu yang baru dan tak akan ia hancurkan.

Pandangannya menyapu seluruh lapangan luas kampus. Dan menemukan gadis itu disana. Duduk di bawah pohon rindang bermandikan cahaya matahari di musim panas. Matanya menatap langit biru sesekali menatap secarik kertas di tangannya. "Park Chorong?"

Gadis itu menoleh dan tersenyum. "Nuguseyo?"

Luhan tersenyum cukup lama. Sebelum hatinya menjerit senang melihat gadis itu benar-benar berdiri di hadapannya.

"Aku datang dari ruang yang jauh, untuk menggantikan posisinya. Salam kenal."

Chorong masih terpejam diatas ranjang rumah sakit di jantung kota Seoul itu. Ini adalah hari ke delapan ia koma setelah kejadian malam itu. Tubuhnya di penuhi berbagai alat medis untuk menunjang kehidupannya.

Matanya yang berkantung tebal, wajahnya pucat dan nafasnya yang lemah. Membuat siapapun tak akan tega melihat keadaannya yang hampir sekarat. Ia kehilangan banyak darah malam itu, kepalanya terbentur pinggir trotoar membuat kepalanya sedikit bocor. Tiada siapapun malam itu, hanya Joonmyeon dan wajah jalan yang menjadi saksi bisu wanita itu terluka.

Pintu bercat putih itu bergeser. Menampilkan seorang wanita cantik dengan dress berwarna putih selutut dengan flat shoes berwarna senada. Ia menyampingkan tasnya dan menggenggam erat bunga berwarna putih hasil rangkaiannya sendiri. Kakinya melangkah lebih dekat untuk melihat wajah Chorong yang tertutup masker.

"Kau tahu betapa bencinya aku padamu Park Chorong" ia membuka suaranya yang serak.

"Aku mungkin bisa saja melakukan lebih dari yang sekarang kau rasakan. Namun, tak pernah terbesit di pikiranku untuk melukai harta berharga Joonmyeon Oppa."

Seo Herin menaruh sebuket bunga lili putih itu di nakas samping ranjang. Duduk di samping Chorong dan menggenggam tangannya erat. "Terima kasih telah menyadarkanku."

××××

Joonmyeon membuka gorden ruangan itu. Bau obat-obatan mendominasi ruangan sunyi pagi itu. Benar, Joonmyeon masih pergi ke rumah sakit sampai hari ini. Karena ini adalah hari kedua ia sadar setelah sepuluh hari gadis itu koma.

Joonmyeon tersenyum memandang Chorong yang masih terpejam di atas ranjang rumah sakit. Ia amat sangat merindukan semua tentang gadis itu. Yeah, mungkin ini terdengar berlebihan. Tapi Junmyeon menyadarinya. Jika ia tak bisa hidup tanpa gadis itu walaupun sekejap saja. Chorong adalah oksigen dari setiap hembusan nafasnya.

"Erghh" Chorong mengerang pelan seraya membuka kedua matanya. Mengerjapkannya perlahan dan menyesuaikan pandangannya.

"Tidur yang nyenyak Nyonya Kim?" Junmyeon tersenyum dan menarik kursi ke samping ranjang itu. Chorong tersenyum dan menyampingkan rambut hitamnya.

"Junmyeon-ah. Bogoshipda"

Chorong memeluk erat tubuh Junmyeon.

Chorong memegang erat jemari Joonmyeon yang dingin. Membuat pria itu tersenyum walaupun dingin menghujam jantungnya. "Ada apa? Kau ingin sesuatu?" Tanya Joonmyeon.

Ia mengelus pelan pipi gadis itu sayang.

"Kau tahu? Tidurmu terlalu lama, dan kau hampir membuatku berniat bunuh diri karena merindukanmu. Bagaimana denganmu? Ermhh.. aku yakin kau akan sedikit geli mendengarnya, tapi kau harus tau jika aku sangat mencintaimu Park Chorong."

Hold Me TightWhere stories live. Discover now