exo imagine series; spring lo...

By seahun-

392K 36.5K 6.3K

❝ in my dreams you're with me, we'll be everything I want us to be ❞ warn: baku or non baku/ harsh words/ mat... More

Sehun
Chanyeol
D.O
Chen
Lay
Baekhyun 0.1
Baekhyun 0.2
Baekhyun 0.3
Baekhyun 0.4
Baekhyun 0.5
Baekhyun 0.6
Baekhyun 0.7
Baekhyun 0.8
Baekhyun 0.9
Xiumin 0.1
Xiumin 0.2
Xiumin 0.3
Xiumin 0.4
Xiumin 0.5
Xiumin 0.6
Kai 0.1
Kai 0.2
Kai 0.3
Kai 0.4
Kai 0.5
Kai 0.6
Kai 0.7
Kai 0.8
Kai 0.9
Kai 1.0
Kai 1.1
Kai 1.2
Kai 1.3
Suho 0.1
Suho 0.2
Suho 0.3
Suho 0.4
Suho 0.5
Suho 0.6
Suho 0.7
Suho 0.8
Suho 0.9
Suho 1.0
Suho 1.1
Suho 1.2
Suho 1.3
Suho 1.4
Suho 1.5
Suho 1.6
Suho 1.7
Suho 1.8
Suho 1.9
Suho 2.0
Suho 2.1
Suho 2.2
ekskul +osh
Lu Han -ex.
Lu Han -ex2
Kak Kris
Imagine
wrong +pcy
bc: chen!

Pcy -hug me.

7.9K 678 159
By seahun-


"Chanyeol-ah, bangun dan segeralah bersiap atau kau akan terlambat" ucap seorang gadis yang tengah mengeluarkan beberapa helai pakaian dari dalam lemari.

Pemuda yang dipanggil Chanyeol tersebut tak bergeming sama sekali dari posisinya.

Gadis tersebut, y/n. Mendudukkan bokongnya disebelah kekasihnya, Park Chanyeol yang tengah tertidur pulas.

Tangannya bergerak menyentuh pundak kekasihnya dan menggoyangkannya perlahan.

"Kau akan terlambat jika tidak bangun sekarang, kuliahmu mulai jam sembilan kan?"

Chanyeol menggeliat perlahan kemudian tangannya beralih ke tangan gadisnya, menyingkirkannya dari bahunya.

"Park Chanyeol" ulangnya sekali lagi.

Kali ini Chanyeol membuka matanya dan berbalik menatap manik mata gadisnya. "Akhirnya kau bangun juga, cepat mandi da-"

"Tak bisakah sehari saja kau tak menggangguku?! Aku pulang malam dan kelelahan, dan mulut berisikmu itu sangat-sangat menggangguku! Jadi lebih baik sekarang kau enyah saja dari hadapanku karna aku ingin tidur dengan tenang dan nyaman tanpa gangguanmu!" ucapnya penuh penekanan kemudian kembali merapatkan selimutnya dan tidur.

Y/n tampak tak terkejut sama sekali atas perlakuan dan kata-kata kasar yang dilontarkan kekasihnya barusan. Ia berpikir Chanyeol pasti sangat kelelahan sehingga mengeluarkan kata-kata itu.

Ia juga menyalahkan dirinya sendiri kenapa tidak peka sama sekali jika kekasihnya lelah, padahal kemarin malam dia tau Chanyeol pulang saat dini hari, entahlah apa yang dikerjakannya hingga pulang jam segitu.

Dia berdiri dari duduknya kemudian mengambil tas kecil yang biasa ia gunakan.

"Pakaianmu sudah aku siapkan, ada ditempat biasa. Sarapan dan air hangat untuk mandi juga sudah, jangan lupa mengabariku jika kau sudah bangun eoh? Aku berangkat duluan, saranghae."

Chanyeol membuka matanya perlahan saat tak mendengar suara apa pun disekitarnya, sepi dan sunyi. Gadisnya telah berangkat ke kampus terlebih dahulu.

Tangannya menggapai ponsel untuk melihat jam, "baru jam delapan" ucapnya malas kemudian berjalan kearah dapur.

Membuka kulkas dan meminum air langsung dari botolnya. Ia menoleh keatas meja makan dan menemukan sarapannya telah tersedia disana, seperti biasanya.

"Apa aku terlalu jahat padanya?" ucapnya untuk dirinya sendiri.

Selesai mandi dan bersiap, ia mengambil kunci mobil diatas meja dan menghabiskan sarapannya kemudian turun ke parkiran untuk kemudian pergi ke kampus.

Saat tengah menyalakan mesin, ponselnya berbunyi. Gadisnya menghubungi namun dengan enggan dia melempar ponselnya ke kursi penumpang.

Beberapa menit ponselnya berbunyi lagi namun dengan nomor yang berbeda, senyumnya mengembang dengan cepat ia meraih ponselnya dan menggeser tombol hijau.

"Hei beb, sudah bangun?"

"........"

"Kepalamu masih pusing? Mau ku antarkan obat ke apartemenmu sekarang?"

"........"

"Aniya, aku tidak ada jam kuliah hari ini. Tiga puluh menit lagi aku sampai oke? Saranghae."

Sambungan terputus dan Chanyeol dengan cepat memutar arah mobilnya menuju tempat lain.


💔


"Y/n, tunggu aku" ucap Baekhyun pada sahabatnya yang baru saja tiba.

"Baru sampai? Chanyeol dimana? Dia tak bersamamu?" cecar Baekhyun tanpa jeda.

Y/n menggelengkan kepalanya, sudah sangat terbiasa dengan sikap Baekhyun yang seperti ini.

"Aku baru saja dari apartemennya, sepertinya dia akan terlambat."

Baekhyun menggelengkan kepalanya, "anak itu kebiasaan sekali"

"Biarkan saja, ah mau menemaniku membeli kue tidak? Besok hari jadi kami yang ke tiga tahun"

"Ku tebak pasti dia akan lupa"

"Akan kuingatkan, jadi mau menemaniku?"

Baekhyun memutar bola matanya malas. "Baiklah baiklah"

Kemudian keduanya berjalan memasuki kelas.

_

Y/n menaruh beberapa kantung belanjaan di meja dapur Chanyeol. Pemuda itu tidak masuk kuliah dan tidak ada di apartemennya.

Y/n sudah mencoba menghubunginya beberapa kali namun nihil, tak ada jawaban sama sekali dari Chanyeol.

Ia menghembuskan nafasnya pelan, akhir-akhir ini Chanyeolnya banyak berubah.

Jarang ada di apartemen, pulang selalu larut malam bahkan sempat beberapa hari kemarin tak pulang sama sekali.

Jika ditanya, dia akan berbalik marah dan menganggap jika y/n tidak percaya lagi padanya.

Chanyeolnya yang sekarang lebih mirip seperti bom waktu, yang dapat meledak kapan saja tanpa diketahui.

Dia akan meledakkan amarahnya walau pada kesalahan terkecil sekalipun, setelah itu pergi meninggalkan y/n dan baru kembali saat amarahnya reda.

Ia, sama sekali merasa asing dengan Chanyeolnya yang sekarang.

Chanyeolnya dulu adalah pemuda dengan senyum bodohnya yang sehangat matahari musim semi.

Sikap kekanakan dan manjanya yang selalu membuat y/n tertawa, juga sikap dewasanya yang membuat y/n merasa nyaman.

Kini semuanya tergantikan dengan sikapnya yang sedingin es dan kadang sepanas lava cair.

Namun y/n tidak pernah berpikiran buruk akan Chanyeolnya. Sebisa mungkin ia mengenyahkan sedikit aja rasa keraguan yang tak jarang muncul belakangan ini, menghantuinya.

Sampai dini hari pun, Chanyeol belum memunculkan batang hidungnya. Y/n sudah tertidur di meja makan karena kelelahan menunggu Chanyeol pulang untuk makan malam bersama.

_

Y/n tengah sibuk menyiapkan ruangan untuk perayaan hari jadi mereka yang ketiga tahun.

Siang tadi Chanyeol mengangkat ponselnya dan menyatakan akan pulang malam ini.

Tentu saja itu membuat y/n senang bukan main. Ia bahkan langsung membeli kue dengan Baekhyun beberapa menit setelah Chanyeol memutuskan sambungan.

Tak lupa juga ia menyiapkan hadiah untuk Chanyeol. Hoodie yang sudah sejak lama Chanyeol inginkan.

Setelah semuanya siap, ia kemudian mandi dan sedikit berdandan, ingin terlihat cantik di depan Chanyeolnya.

Namun, sudah tiga jam berlalu Chanyeol belum juga datang. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan hampir setengah sepuluh malam.

Disaat hatinya gelisah tak menentu karna ponsel Chanyeol tak dapat dihubungi, layar ponselnya berubah menampilkan nama Baekhyun disana.

"Ada apa Baek?"

"Cepatlah datang ke cafe sebelah bar dekat apartemen Chanyeol."

"Untuk apa? Aku sedang menunggu Chanyeol pulang."

"Dia tidak akan pulang, aku melihatnya dengan seorang gadis."

Deg.

"Baekhyun bercandamu sangat tidak lucu, ini hari jadi kami ingat? Bagaimana mungkin dia bersama gadis lain."

"Untuk itu aku menyuruhmu segera kemari. Cepat sebelum mereka pergi! Aku serius."

Dengan tergesa-tergesa ia mengambil jaket dan memakainya secara sembarangan, bahkan ia tak sadar sedari tadi berlari masih menggunakan sendal rumah.

Yang ada dipikirannya kini hanyalah Chanyeolnya yang sedang bersama gadis lain.

Segala bentuk pikiran negatif dan keraguan yang selama ini ia enyahkan dari pikirannya kini perlahan bangkit lagi dan menyerangnya.

Sesampainya di depan pintu cafe, Baekhyun yang memang sengaja menunggunya diluar segera menarik tangannya masuk.

Bunyi lonceng terdengar saat mereka memasuki ruangan cafe, dengan dagunya Baekhyun menunjuk sepasang kekasih di pojok ruangan.

Y/n membeku ditempatnya. Di hadapannya kini, Chanyeolnya sedang memeluk mesra seorang gadis. Tak jarang juga ia mengecup pucuk kepala gadis tersebut, menyalurkan rasa sakit yang kian mendera di hati y/n.

Perlahan, seperti berjalan diatas tusukan ribuan duri tajam y/n menghampiri Chanyeol yang tak menyadari kehadirannya sama sekali.

"P-Park Chanyeol" ucapnya dengan suara serak akibat tangisnya yang telah pecah sejak pertama kali melihat Chanyeol memeluk gadis tersebut.

Chanyeol pov

"P-Park Chanyeol" sebuah suara yang sangat ku kenali menginterupsi pendengaranku.

Dengan cepat aku menolehkan kepala kearah datangnya sumber suara, dan benar saja. Disana, di hadapanku berdiri y/n dengan air mata yang terus berjatuhan dari pelupuk matanya.

"Y/n" aku bangun dari posisiku dan mendekatinya, namun dengan cepat dia mundur menjauhiku.

"Siapa dia? Kenapa kau memeluknya?" tanyanya dengan mata nanar menatapku dan Ara bergantian.

Ara, gadis yang beberapa hari ini ku kencani. Yang membuatku jarang pulang, yang membuatku hampir melupakan kekasihku sendiri karna kehadirannya.

"Aku kekasihnya." Ara berucap sambil memeluk lenganku manja.

Tersirat dengan jelas rasa terkejut dan luka sekaligus dimata y/n.

"M-mwo? Aku tak salah dengar kan?"

"Kita bicarakan di rumah saja eoh?" aku merasa risih karena banyak mata yang menatap kami saat ini.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi Park Chanyeol, semuanya menjadi jelas dimataku sekarang. Tentang perubahan sikapmu dan tentang gadis ini, semua sudah sangat amat jelas."

Y/n berjalan semakin mundur menjauhiku dan berlari keluar cafe, aku tidak bisa mengejarnya karena ini memang murni salahku. Aku yang telah bermain api dibelakangnya.

Brakkk.

"Kecelakaan!" seseorang berseru dan pengunjung cafe berlarian keluar termasuk aku.

Perasaanku berubah tak enak, ini tidak mungkin dia. Tidak mungkin.

Aku menyeruak diantara kerumunan orang-orang, hatiku mencelos mendapati y/n tergeletak di aspal penuh bersimbah darah.

_

Dua hari berlalu semenjak kecelakaan tersebut. Setelah dua hari menemani y/n dirumah sakit, hari ini aku memutuskan pulang untuk mandi dan mengganti pakaianku.

((Play: Chanyeol exo - Hug me cover))

Hal pertama yang ku temukan setelah lama tak kembali ke apartemenku adalah ruang tamu yang dirias dengan cantik.

Balon-balon disusun satu per satu membentuk kata 'happy anniversary'.

"Ah, bahkan aku lupa dua hari lalu adalah hari jadi kami." Tawaku sinis untuk diriku sendiri.

Aku tau aku bukan kekasih yang baik untuknya, bahkan dengan kesadaran penuh aku malah berselingkuh dibelakangnya.

Memarahinya bahkan saat dia tak melakukan kesalahan apapun, aku benar-benar jahat.

Aku melangkah menuju kamar mandi, mengisi air sendiri. Mengambil pakaianku sendiri, membeli makanan sendiri dan membersihkan apa pun sendiri. Dan aku merasa benar-benar sendiri sekarang.

Aku terduduk lesu disamping ranjang, tak ada lagi y/n yang menyiapkan segala kebutuhanku, yang mengomeliku, yang selalu menungguku, yang selalu berada disampingku.

Air mataku menitik jatuh membasahi punggung tanganku. Apa aku benar-benar siap melepaskannya? Kehilangannya saat ia terbangun nanti.

Hatiku sendiri meronta meminta pembenaran. Aku egois, menginginkannya tetap bersamaku disaat aku telah menyakitinya sedemikian rupa.

Ia bahkan tak pernah marah dan mengeluhkan apapun kepadaku.

Ponselku berbunyi terus menerus, setelah menjawab panggilan aku segera berlari menuju rumah sakit.

Dia kritis, keadaaannya kritis.

"Bagaimana keadaannya dok?"

Untunglah dia bisa melewati saat kritisnya. Aku bernafas dengan lega, aku tau dia gadis yang kuat. Aku tau dia gadis yang tangguh.

Aku duduk disamping ranjangnya dan menggenggam jemarinya erat, mencium punggung tangannya yang terasa sangat dingin.

"Ch-chanyeol-ah"

"Eoh, kau bangun? Sebentar aku panggil dokter dulu." tapi langkahku terhenti saat tangan mungilnya menggenggam jari telunjukku erat.

"Kenapa?"

"Temenin aku disini" ucapnya lemah.

Aku kembali duduk disebelahnya, menautkan jemari kami.

"Mianhae" ucapku pelan, rasa bersalah tak pernah berhenti menggerogoti hatiku selama dua hari ini.

"Gwaenchana, aku sudah memaafkanmu sebelum kau minta."

Hatiku berdenyut semakin nyeri, bagaimana bisa aku menyakiti gadis sebaik dan setulus ini.

"Uljima, Chanyeol-ah." Tangan mungilnya mencoba menggapai pipiku dan mengusap air mataku yang terjatuh.

"Mana Park Chanyeol dengan senyum bodohmu sehangat matahari itu hmm?" Ucapnya menggodaku, membuatku tertawa kecil.

"Park Chanyeolku sudah kembali." Dia berseru riang dengan suara seraknya yang hampir menghilang.

"Chanyeol-ah?"

"Hmm, wae?"

"Boleh aku minta sesuatu?"

"Katakan, apapun."

Dia menatap langit-langit kamar kemudian tatapannya beralih turun lagi ke mataku. "Hiduplah dengan baik dan bahagia dan juga.."

"Peluk aku..."

Dengan mata yang mengabur karna air mataku yang menumpuk di pelupuk mataku, aku memeluknya dengan hati-hati, membenamkan kepalaku di ceruk bahunya.

Tangannya mengusap punggungku pelan, "setelah ini, jangan pernah menangis lagi dan tersenyumlah eoh? Kau tau kan aku paling menyukai senyumanmu."

Aku mengangguk dalam diam di ceruk lehernya, apa ini perpisahan? Dia akan benar-benar meninggalkanku?

"Saranghae, Chanyeol-ah."

Seiring dengan kata-katanya, usapan tangannya yang semakin memelan, aku tau ini benar-benar sebuah perpisahan bagi kami.


fin.


Galau aku galau:')) wkwk
Ada yang nangis baca ini? Dapet ga feelnya? :'))
Aku bikin ini sambil mengumpat wp ku yg error😹
Nanti kalo iseng aku bikin lagi deh yang beginian wkwk
Keep vomment juseyo~
Thankyou❤

Continue Reading

You'll Also Like

17K 1.5K 16
Cinta pertama tidak pernah berhasil Benarkah itu? Kyra akan membuktikan apakah itu benar atau hanya mitos belaka...
18K 1.1K 29
Apaan sih, bang?! Lo mau ngejual gue?! Gue bilangin mama sama papa biar dicabut jabatan lo jd direktur! - Vian Kamu ttd di sini - DK Pkoknya lo hrus...
135K 13.5K 36
Gimana sih rasanya ngerawat detektif yang super duper pendiem?
115K 15.6K 83
Wonyoung dan Sunghoon adalah sepasang teman dekat yang... sangat dekat. Di mana saking dekatnya banyak yang mengira kalau mereka lebih dari sekadar s...