DAMN I'am a Ghost

By alvaredza

257K 27.4K 1.7K

-Hantu senior bilang, bahwa para hantu dibebaskan bergentayangan sebelum mereka akhirnya di panggil ke alam a... More

Chapter 1 : Hantu Baik
Chapter 2 : Hantu Jahat
Chapter 3 : Hantu Perawan
Chapter 4 : Hantu Manja
Chapter 6 : Hantu Terlarang
Chapter 7 : Hantu Bahagia
Chapter 8 : Hantu Pencemburu
Chapter 9 : Hantu Nakal
Chapter 10 : Hantu Pendengar
Chapter 11 : Hantu Uuh.. laa..laaa
Chapter 12 : Hantu Cerdas
Chapter 13 : Hantu? Bukan, Tapi Iblis dari Neraka
Chapter 14 : Hantu Pembohong
Chapter 15 : Hantu Penolong
Chapter 16 : Hantu Palsu
Chapter 17 : Hantu Kenangan
Chapter 18 : Hantu? Bukan, Tapi Manusia
Chapter 19 : Dia Bukan Hantu
Chapter 20 : Dia Bukan Hantu 2
Chapter 21 : Akhir Kisah Sang Hantu & Manusia

Chapter 5 : Hantu Licik

10.7K 1.1K 23
By alvaredza

"HAHAHAHA... Apa yang hantu kecil lakukan disini?" Ucapannya kian menyeramkan.

"Ak..kuu... mmm..." Tubuhku rasanya bergetar karena takut.

Bugss... Bugss....

Sesuatu yang berat terdengar berjalan kearah ku. Aku mendengar suara-suara pukulan yang sangat keras itu. Ada beberapa hantu lain juga yang muncul dari pintu, ada hantu kakek tua, hantu wanita telanjang yang menggantung, dan juga hantu anak kecil dengan wajah terbalik.

"Hihihihih.... Apa kamu tersesat?" Tanya hantu wanita padaku.

Semakin lama aku merasa semakin terancam disini. Jika dilihat dari wujud mereka jelas aku tahu, mereka bukan hantu biasa tapi roh jahat. Para roh yang memiliki dendam yang mengerikan, itulah sebabnya mereka memiliki wujud yang mengerikan.

"Aku... mmm.. ingin... bertemu Dahn" Ucapku.

Para hantu itu menatapku tajam. Namun setelahnya muncul senyuman sinis di wajah mereka.

"Hahaha.... kau ingin bertemu Dahn?, kau masih kecil untuk apa bertemu Dahn" Ejek mereka.

"Ada yang ku ingin kan darinya" Ucapku lantang.

"Hahaha..." Tawa mereka terdengar menggelora.

Namun bukan itu yang membuatku takut, aku tak tahu Dahn itu wujudnya seperti apa. Aku hanya mendengar bahwa dia memiliki wujud yang sangat mengerikan. Beberapa hantu yang pernah bertemu dengannya, bahkan tak bisa menceritakan wujud Dahn karena tertalu mengerikan.

Tiba-tiba rumah ini terasa seperti bergetar. Udara di dalamnya semakin dingin dan benar-benar dingin. Suara getaran tadi tiba-tiba digantikan dengan suara retakan yang cukup keras.

Krekk... krekk.. krekk..

Aku melihat sebuah cermin besar dihadapanku. Sebuah cermin dengan pantulan sosok pria telanjang dada, dia bungkuk dan dengan tulang rusuk yang tercetak jekas. Seluruh wajahnya tertutup oleh rambut putih panjang yang menjuntai.

Sosok itu perlahan keluar dari cermin besar itu. Dimulai dari kepala, tangan, badan hingga akhirnya seluruh tubuhnya berhasil keluar dari cermin. Dibalik rambut-rambut yang menjuntai itu, aku dengan jelas melihat mata merah yang mengerikan. Mata yang mentapku tajam seakan aku ini adalah musuhnya. Perlahan aku juga bisa melihat mulutnya yang sobek terbuka lebar. Dia menyeringai kearahku.

"Apa yang membawamu kesini?" Tanya sosok mengerikan itu.

"Aku... mmm... ingin bertemu Dahn" Jawabku.

"Aku Dahn, ada yang bisa aku bantu?" Dia menyeringai dengan mata merah yang menatapku tajam.

'Jadi ini Dahn, dia benar-benar terlihat mengeriakan' Batinku.

Aku kembali menatapnya, sebaik mungkin aku menutupi kegugupan yang sekarang ini menyergap tubuhku. Jelas saja karena aku berada di sekitar roh jahat yang mengerikan. Bahkan Dahn, dia yang paling mengerikan diantara yang lain.

"Aku menginginkan Pil Rupa" Aku mengungkapkan tujuanku datang kesini.

"APA?"

"Hahaa..."

"Hai bocah sadarlah.... kau tidak mungkin mendapatkannya"

"Hahahahaha..."

Para roh jahat itu menertawaiku seakan aku ini tak layak mendapatkan benda paling berharga di dunia hantu ini.

"DIAAAMMM...." Dahn mengeluarkan suara yang menggelegar yang membuat kami semua bungkam seketika.

Dahn kembali menatapku, aku tak bisa menebak apa yang ada dipikirannya itu. Aku terlalu takut untuk menatap matanya lama-lama.

"Jadi kau ingin Pil Rupa?" Tanya Dahn

"Iya"

"Baiklah.... Tapi apa yang bisa kau berikan padaku?"

Benarkan, prinsip kerja Dahn itu sederhana 'Take and Give'. Kamu akan menerima sesuatu tapi kamu juga harus memberikan sesuatu. Pasti sesuatu yang harus kuberikan pada Dahn itu sesuatu yang sangat berharga.

"Tapi aku tidak punya apa-apa" Ucapku.

"Apa kau bersedia memberikan tubuhmu?" Dahn mendekat padaku. Bahkan jarak tubuhnya hanya satu langkah. Aku semakin bisa melihat matanya yang semerah darah itu, seakan-akan mata itu memantulkan kebencian yang amat mendalam.

"Apa maksudnya... tubuh.. tubuhku?" Aku bingung.

Tubuh apa yang Dahn maksud. Apa yang dia maksud itu energiku, gila... aku bisa saja langsung masuk neraka jika eregiku disedot olehnya.

"Tidak... aku tidak bisa memberikan energiku" Teriakku lantang.

"Hahaha... jadi kau masih belum tahu tentang tubuhmu itu... baiklah.... baiklah"

Aku masih bingung dengan ucapannya tentang tubuhku. Memangnya aku memiliki tubuh, aku kan sudah mati. Dan hanya menyisakan energiku saja. Energi yang tertahan didunia ini, sebelum berangkat ke akhirat.

Dahn berjalan kembali menuju cermin. Dia membisikkan sesuatu pada cermin itu. hingga pantulan gambar yang berada di cermin itu berubah. Menampilkan sebuah rumah tua, dengan pohon beringin tepat menembus di tengah rumah tua itu. lantai hancur dan semuanya terlihat berantakan.

Namun ada sesuatu yang bercahaya tepat di tengah-tengah pohon itu. Bentuknya bundar dan bercahaya temaram, apa lagi di tengah suasana ruangan yang gelap.

"Kau lihat itu?" Dahn kembali menatapku.

Aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti.

"Jika kau bisa membawakan aku benda itu kesini. Aku akan memberikan Pil Rupa untukmu."

"Tapi itu apa?" Aku tak pernah melihat benda itu sebelumnya.

"Telur Hugas" Ucap Dahn singkat.

"Telur Hugas?"

Aku sama sekali belum pernah mendengar tentang telur Hugas. Benda apa itu, dan apa yang dimaksud dengan telur. Apa sesuatu akan lahir dari telur itu.

"Jika kau bisa membawakan aku telur itu. Maka dengan senang hati aku akan memberikanmu Pil Rupa"

"Dimana telur itu berada?"

"Heh... Tak ada yang tahu, kau harus mencarinya sediri..."

Dahn kembali bergerak dan masuk ke dalam cermin secara perlahan. Suara patahan-patahan itu kembali terdengar. Dan juga getaran-getaran terasa di dalam rumah ini.

Krekk... Kreekkk... kreekkk....

"Bawa telur itu kesini.... maka aku akan memberikan mu Pil Rupa" Suara Dahn menggema kemana-mana.

Tatapanku masih tertuju pada cermin besar itu, cermin dimana Dahn berada. Aku masih bingung dimana telur Hugas itu berada. Bukan hanya itu, aku juga tak tahu apa sebenarnya fungsi telur itu. Dan untuk apa Dahn menginginkan telur itu. Semuanya benar-benar terasa seperti sebuah misteri.

Tapi aku juga tidak bisa melepaskan kesempatan besar ini. Aku bisa mendapatkan Pil Rupa dengan cara membawa telur itu kesini. Bukankah itu terdengar lebih mudah, bahkan jika dibandingkan dengan memberikan energiku pada Dahn.

"Apa kamu pikir bisa membawa telur itu dengan mudah hah?"

"hahaha... tidak mungkin"

Para roh jahat itu masih saja sibuk mengekjekku. Benar-benar menyebalkan, jika saja aku hantu level 2 seperti Nek Ija mungkin sudah ku hancurkan mereka semua.

....

Aku pergi dari rumah itu tanpa menghiraukan ucapan para roh yang menyebalkan itu. Misiku saat ini adalah mencari keberadaan telur Hugas. Suasana di luar nampak sudah sore. Aku berjalan dengan cepat menuju rumah yang biasa ku tempati.

"Mah, Kok kakak itu jalan cepet sih" Aku berhenti saat mendengar suara anak kecil berbicara.

Di komplek dekat rumahku (Rumah Mario) memang ada tamannya. Dan disinilah aku melihat anak kecil dan ibunya sedang bermain.

"Kakak yang mana sayang?" Tanya ibunya, sambil mencari keberadaanku yang rasanya tidak mungkin bisa dilihat.

"Itu kakak yang lagi ngeliat ke arah kita mah?... tuh yang itu" Anak kecil itu kembali menunjuk kearahku.

Ibunya mulai terlihat panik, bahkan ekspresi wajah takutnya tidak bisa disembunyikan begitu saja.

"Dadaahhh..." Aku melambaikan tanganku pada anak kecil itu.

Dia membalasnya sambil melambaikan tangannya juga padaku.

"Daddahh kakak" Teriaknya lugu.

Ibunya yang kaget lantas menggendong anak kecil itu sambil berlari. Aku ingin tertawa, tapi kasian juga kalau ngeliat si ibunya itu ketakutan sampai sebegitunya. Namun yang menjadi alasan kenapa anak kecil tidak takut padaku, adalah karena wujudku yang biasa bahkan terlihat seperti manusia.

Aku sama sekali tidak terlihat menakutkan. Wujudku seperti anak laki-laki berumur 17 tahun pada umumnya. Dan banyak anak kecil yang melihatku justru tersenyum dan tertawa karena aku berhasil menggodanya.

'Sudahlah... aku harus segera pulang' Batinku.

....

....

"Kamu ini bagaimana sih Mario, Ayah kan sudah bilang berkali-kali. Kamu sudah berada di tahun ke-tiga, apa kamu tidak bisa lebih serius lagi kuliahnya?" Ayah nampak begitu marah pada Mario.

"Oh... ayolah... aku ini sedang malas yah, aku butuh sedikit hiburan" Jawab Mario sekenannya.

"Mario kamu ini benar-benar jadi nakal ya? Nanti aku cubit" Teriakku padanya.

"Hiburan kamu bilang, dengan pulang malam setiap hari?"

"Tapi yah—"

"DIAM MARIO... dengarkan dulu perkataan ayahmu ini"

Mario terlihat jengah dengan apa yang dikatakan ayahnya. Benar-benar bocah beradal Mario ini, tapi aku suka. Hanya saja jika dia sudah main bersama si jalang, aku mulai sebal dan marah padanya.

"Ya, aku akan mulai lebih rajin lagi" Ucap Mario seadanya.

Ayah dan ibu juga nampak sudah lelah menasehati Mario. Dia pergi setelah ayah selesai menasehatinya.

"Tenang yah bu, aku akan menasehati Mario... tenang saja" Ucapku pada orang tua Mario.

Dengan cepat tubuhku menembus dinding kamar Mario dan duduk di kasurnya.

"Menyebalkan sekali... Apa salahnya sih nongkrong sama temen-temen, lagian dari pada di rumah bengong kagak jelas." Gerutu Mario, dia terlihat sangat sebal.

Mario lantas melepaskan jaket kulitnya dan melemparnya kesembarang arah. Dia menidurkan tubuhnya di atas kasur sambil dua tangannya diangkat dan dijadikan bantal.

"Uhh... Mario benar-benar yah, apa kamu ingin menggodaku huh?"

Ku baringkan tubuhku tepat disisinya. Aku menatap wajah tampannya itu. Ku sentuh rambutnya, dahinya, bergerak menuju hidung mancungnya dan berhenti di bibirnya.

"Benar-benar sempurna" Ucapku. Bahkan hingga kini aku masih mengaguminya.

Ku majukan wajah tepat di samping wajah Mario. Wajahku sekarang hanya berjarak 10 centi dari wajah Mario. Ku majukan bibirku menuju pipinya, Aku ingin sekali menciumnya.

"Mmmm..." Semakin dekat, semakin dekat.

"Ah....mending nelepon Gita deh, siapa tahu bisa diajak ngentot..."

Mataku tiba-tiba terbuka. Aku menatap murka kearah Mario. Menyebalkan sekali dia...

"ARRRGGGHHH... jangan sebut-sebut wanita sundal itu MARIOOOO" Teriakku kearah nya

"Menyebalkan..."

"Menyebalkan..."

"Mario menyebalkan...."

"ARRRRGGGHHHHH......"



To Be Continued...


Bandung, 15 september 2016
Story by Alvaredza


AN : Typo bertebaran....

Continue Reading

You'll Also Like

618K 28.1K 32
Reishi dikenalkan oleh ibunya pada anak temannya dari Amerika yang akan kuliah di kampus yang sama. Karena belum fasih bahasa Jepang dan juga belum p...
109K 12.1K 85
Ning Yu terpaksa menikah dengan Song Bailao, Seseorang yang pernah terjerat dengannya dan pernah juga menjadi mimpi buruk nya saat masih remaja. Di b...
40.6K 1.5K 28
Kalo kata Revan, hubungannya ama Eric itu, enemy in public, bestie in private. Tapi apakah status sahabat itu bakal ada selamanya? Atau berganti menj...
899K 25.4K 65
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...