Broken Vow (SERIES 2)

By secretblackbook

1.4M 98.9K 6.5K

KINARA HADIKUSUMA. "Apa kabar?" "Bagaimana hidupmu tanpa aku?" "Setiap detak denyut nadiku, Aku selalu memik... More

Catatan Kaki Oi Sandra
How to Read BV
1. A Letter to Raka
2. Throw·back 1
3. A cup of coffee
4. Throw•back 2
5. Kinara's Plan
6. Throw•back 3
7. Moved
8. Throw•back 4
9. Definition of Love (21+)
10. Throw•back 5
11. The intersection
12. Throw•back 6
13. Run Away
14. Throw•back 7
15. Heaven
INFO
16. Throw•back 8
17. Mine
18. Truth and Tears
19. Throw•back 9
20. Scared : Part 1
21. Scared : part 2
22. Jared's Blessing
23. Let Him In
24. Rice, Prawn Crackers & Soy Sauce
25. Who is she?
26. Throw•back 10
27. Chaos : Part 1
28. Throwback 11
29. Chaos : Part 2
30. Throw•back : Special Edition
31. A Little Punch
32. A Little Hug
33. Do-Fun
34. Cured
35. Baking Soda
36. B.y.e
37. A Red Box
38. It is Real
39. A Letter to The father of my children
Extra : Episode 2
Extra : Episode 3
A Letter for Onti
Dear Onti

Extra : Episode 1

38.4K 2.3K 192
By secretblackbook

BROKEN VOW

"EXTRA PART : EPISODE 1"

Angin membuat gesekan antara kulit-kulit kerang--yang mengantung di atap teras--berbunyi cukup nyaring. Rumah yang biasa ramai itu, kini sepi. Menandakan bahwa para penghuni rumah tidak ada di rumah.Seorang remaja tanggung dengan seragam SMA yang sudah penuh dengan pilox menggeser pagar depan dan menguncinya kembali setelah ia memasukan motornya ke garasi. Setelah mencoba membuka pintu rumah tapi terkunci, akhirnya ia mengeluarkan kunci cadangan yang selalu ada di pot anggrek.

Tidak ada asisten rumah tangga di rumah kontemporer bernuasa Amerika Latin yang sudah Jared tinggali selama hampir sepuluh tahun. Mulai dari menyapu, mengepel, menjemur dan menyetrika baju benar-benar dilakukan tanpa bantuan asisten rumah tangga. Setiap hari minggu mereka akan berkerja bakti seperti membersihkan jendela atau memotong rumput halaman. Sementara urusan dapur dan asupan gizi diserahkan sepenuhnya pada Kinara.

Berbagai les dan pelatihan keterampilan seperti menjahit, les menyulam dan tentu saja les memasak diikuti oleh Kinara. Ia benar-benar berjuang keras dalam les memasak untuk memperbaiki skillnya yang tergolong payah. Ia sudah benar-benar hidup dalam mimpinya yang tidak bisa ia wudjudkan selama ia menjadi single parents yaitu yang sekarang sudah benar-benar menjadi sebagai ibu rumah tangga sejati.

Jared sudah menyimpan sepatunya di rak, ia memanggil Kinara beberapa kali tapi tak ada jawaban. Sehingga ia memutuskan untuk langsung ke lantai atas untuk mandi karna beberapa spidol hinggap di badannya. Berganti pakaian santai, Jared turun ke dapur mencari sosok Kinara, tapi nihil.

Di pintu kulkas terdapat hiasan kulkas berbentuk landmark kota-kota yang pernah Jared kunjungi bersama keluarganya. Raka benar-benar terobsesi menghabiskan waktu dengan anak-anak, jadi sebisa mungkin di sela-sela pekerjaannya dan waktu libur sekolah, selalu ia habiskan untuk berlibur. Mata Jared menarik kertas yang diapit magnet bertuliskan Amsterdam.

Bunda pulang malem, nemenin Auntie Kat. Ada lasagna di kulkas. Panaskan 10 menit di microwave.

-Bunda-


Jared langsung mencari alumunium foil berisi lasagna dan memasukannya ke dalam microwave. Setelah menyiapkan lasagna dalam piring, Jared berjalan menuju sofa ruang keluarga tempat seisi rumah menonton tv. Dengan air putih di atas coffee table dan lasagna di pangkuannya, Jared menikmati pertandingan LA Lakers lawan Utah Jazz. Suara mobil masuk tidak bisa mengalihkan pandangan Jared dari televisi karna menit-menit terakhir LA Lakers berusaha mengejar ketinggalannya sepuluh point dari Utah Jazz. Sofa disamping Jared perlahan turun karna Raka sudah duduk di atasnya.

"Hari ini pengumuman kelulusan, kan? Gimana hasilnya?"

"Puji Tuhan aku lulusan terbaik, Yah."

"Good job! Ayah bangga sama Jared..."

Raka langsung memeluk Jared, dan mencium puncak kepalanya. Jared mendengus sebal karna diperlakukan seperti anak kecil oleh Raka. Tak ada kalimat yang paling indah bagi Jared selain ayahnya mengucapkan kata bangga padanya. Tapi ada kalimat lain yang ia tunggu dari mulut ayahnya, hadiah kelulusan bila Jared mendapatkan predikat lulusan terbaik.

"Ayah gak lupa janji ayah buat bolehin apapun yang aku minta?"

"Red... Please, apa gak ada yang bisa ngerubah pikiran kamu? Brown udah nerima kamu loh tanpa tes. Sayang kalo misalnya di postpone."

Jared memang sudah diterima di School of Engineering Universitas yang sama dengan John F Kennedy, pencapaiannya menjadi pemenang olimpiade fisika membuatnya masuk tanpa tes. Tapi Jared tak ingin masuk universitas dalam waktu dekat, ia ingin menghabiskan satu tahun untuk keliling dunia, menjajal Trango Tower di Pakistan untuk dipanjat, skydiving di langit Yunani dan tempat-tempat lainnya. Jared berpegang teguh bahwa hidup hanya sekali, selagi bisa ia ingin mengecap pemandangan dunia sebelum kembali kepada rutinitas belajar dengan setumpuk rumus fisika.

"Ayah... Jangan mulai lagi..," pinta Jared memelas.

"Okay kita bahas ini nanti sama bunda." Baru sadar Kinara yang biasa menyambutnya dari rumah sakit tidak muncul. "Kok sepi, Bunda mana?"

"Bunda lagi belanja sama Auntie Kat. Aku sendirian."

"Anet gak pulang sama kamu?"

Setelah anak-anak lulus SMP, mereka tidak lagi diantar jemput Kinara atau supir. Jared mendapatkan izin mengemudinya dan berkendara ke sekolah menggunakan sepeda motor. Memastikan selama tiga tahun terakhir tidak ada satupun laki-laki yang mengajak adiknya kencan sepulang sekolah. Jared sudah bersekutu dengan ayahnya untuk menjauhkan Janet dari pria manapun sampai masuk kuliah. Hari ini dengan segala bujuk rayu Janet, Jared melepasnya pulang bersama teman sekelasnya yang lain, tapi Jared tidak bodoh untuk tahu itu hanya alasan agar Janet pulang dengan kencan barunya. Entah, mungkin karna pengaruh euphoria hari kelulusan Jared memberi Janet kelonggaran. Tapi jika ayahnya tahu, dipastikan akan terjadi perang dunia ketiga.

"Red... Ayah nanya, Janet mana? Kalian gak pulang bareng?"

Jared mendelikan bahu, memilih menghindari Raka dengan membawa piring kosong ke dapur. Sekalian memberi waktu dirinya untuk merangkai kebohongan yang masuk akal untuk adiknya. Tapi begitu Jared keluar dari dapur, semuanya nampaknya sia-sia karna ia menangkap Raka sedang mengintip ke luar jendela. Raka yang menyadari kehadiran Jared langsung menoleh pada Jared tanpa melepaskan pegangan tanganya dari gorden.

"Jared... Adik kamu itu punya pacar?" Tanya Raka was-was.

Jared mendekat pada Raka, ikut mengintip apa yang ayahnya lihat. Di luar gerbang terlihat Janet tersenyum membuka gerbang dengan menenteng helm yang biasa ia pakai bersama Jared. Tak jauh seoarang pemuda bersandar pada mobil, Raka yakin itu bukan sopir taxi karna laki-laki itu memakai seragam yang sama dengan Janet. Kembali Raka bertanya siapa laki-laki itu tapi belum sempat Jared menjawab, pintu depan sudah terbuka. Buru-buru Raka dan Jared kembali duduk di sofa. Raka dan Jared langsung otomatis pura-pura asik menonton NBL.

Janet yang memasuki ruang keluarga sedikit tersentak melihat Raka sudah pulang, tapi ia berusaha supaya terlihat normal. Ia masih dengan seragam SMA penuh dengan coretan tanda tangan dan wish teman-temannya. Jantungnya berdebar keras, dalam hatinya benar-benar takut Raka mengetahuinya diantar oleh laki-laki.

"Siang ayah! Ayah kok udah pulang?" Tanya Janet duduk masuk ke pelukan Raka setelah ia mencium pipi ayahnya.

"Ayah baru pulang, gak sabar nunggu hasil ujian kalian. Gimana hasil ujian kamu?"

"Aku lulus dong! Walau nilainya gak sesempurna Kak Red, yang penting aku lulus," ujar Janet mengeluarkan surat kelulusan yang ia dapatkan tadi pagi.

Janet langsung mendapatkan pelukan dan ciuman di pipinya dari Raka. Seperti Jared, ia mencoba menghindari pertanyaan Raka dengan buru-buru kabur menuju kamar. Tapi terlambat, Raka menyuruhnya duduk di sofa sampingnya.

"Siapa yang nganter kamu tadi?"

Pertanyaan Raka benar-benar membuat Janet salah tingkah. Ia merutuki Ignatius yang tadi membuka pintu penumpangnya untuk Janet. "Temen aku, Yah...."

"Temen kamu pasti punya nama," tanya Raka dengan nada manis namun membuat bulu kuduk Janet meremang.

"Namanya Ignatius," cicit Janet. "Ayah... Jangan marah dulu ya, dia baik kok, dia– "

"Dia si dungu," celetuk Jared dengan tatapan yang masih tak lepas dari teve.

Janet melewati badan Raka lalu beberapa kali memukul Jared dengan bantal sofa. Tapi pukulannya banyak meleset karna Jared menghindar. "Dia gak dungu, dia cowok terkeren di sekolah. Semua mau pacaran sama dia! Selain atlet renang dia juga tajir melintir."

Dengan satu dorongan besar dari Jared membuat Janet terdiam. "Ya orang yang gak bisa bedain yang mana segitiga siku-siku dan segitiga sembarang memang gak dungu, kan?"

Janet yang tidak terima gebetanya diejek, ia kembali berontak. Raka yang berada di tengah-tengah mencoba menahan badan Janet, menjauhkannya dari Jared. Setelah teguran dari Raka, mereka baru berhenti. Raka akhirnya duduk di atas coffee table menghadap kedua anaknya. Janet melipat kedua tanganya di dada sementara Jared membenarkan rambutnya yang rusak.

"Janet... Kamu tahu kan peraturan di rumah ini. Nomor satu, jangan pacaran sampe kamu kuliah. Nomor dua, jangan pacaran sampe kamu kuliah. Nomor tiga, empat dan seterusnya sama kayak peraturan komor satu dan dua. That's it."

"Tapi... Ayah... Ini bener-bener konyol dan gak masuk diakal, ayah aja udah pacaran sama bunda dari SMA. Tante Levin sama om Rezky bahkan udah pacaran dari kelas 4 SD!"

"Listen carefully both of you. Dokter Emma, temen ayah dia obygn di rumah sakit, dia kemaren cerita kalo ada anak cewek, umurnya sekitar lima belas tahun udah melahirkan. Kalian tahu apa yang anak perempuan itu bilang sama dokter Emma?"

"Harusnya mereka pacaran sehat?" Tebak Janet.

"Harusnya dia minum pil KB dan pacarnya pake kondom?" Tanya Jared kemudian mendapatkan tatapan tajam dari Janet.

Jared hanya mendelikan bahu, "What? Aku udah dapet sex education di sekolah."

"Hampir... tapi bukan itu. Anak perempuan itu cerita sama dokter Emma kalo dia menyesal dan harusnya denger apa saat ayahnya melarang dia pacaran sampe punya pekerjaan," ujar Raka.

Janet memutar bola matanya tak percaya. "Ew... No way... Dia gak mungkin ngomong gitu. Ayah pasti ngarang! Bisa kita semua fokus sama aku sekarang? Aku cuma satu-satunya orang yang gak pernah punya pacar seantero sekolah dan gak pergi ke Promnight."

"Oh enggak, bukan kamu satu-satunya, Jared juga enggak."

Janet cemberut melihat kakaknya yang hanya mengangkat satu alisnya. Tangan Janet memegang tangan Raka lalu menempatkan kepalanya di ceruk leher Raka, biasanya hal ini akan ampuh dalam meluluhkan Raka untuk menuruti keinginan Janet. "Oke kalo aku gak boleh pacaran, gak apa-apa. Tapi izinin aku lusa buat pergi ke promnight ya Ayah... Ignatius minta aku jadi promdate-nya... Dia bahkan proposed aku di lapangan basket sekolah bawa bunga dan diiringin lagu paling romantis... Please..."

Raka tak langsung menjawab permintaan Janet, ia malah menoleh kearah Jared yang sedang menunjukan raut ingin muntah. "Jared apa kamu ikut promnight?"

"Never. It's stupid tradition, ever."

Janet terkejut mendengar penolakan Jared, ia menatap kakaknya dengan tatapan menuduh. "Tapi kamu ke Promnight tahun kemaren sama Kak Celine!"

"Itu dulu, sekarang enggak," ucap Jared santai.

"Kamu alien dari mana sih? Planet of Apes?" Bentak Janet tidak suka dengan jawaban Jared. Ia benar-benar tak habis pikir dengan pikiran kakaknya yang gila. Ini pesta perpisahan terakhir mereka di SMA, masa mereka tidak datang?

"Well, we cameout from the same belly... So that mean we come from Planet of Apes."

Pertengkaran antara Janet dan Jared sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Mengeragkan semua kekuatanya karna kesal yang mendalam, Janet berusaha menduduki Jared sambil memukul kakaknya menggunakan bantal sofa. Jared memang tidak melawan balik, tapi ia sangat menyukai menjahili Janet dengan menahan serangan Janet tanpa menyerah.

"Oke, kita bikin peraturan baru. Janet tetep gak boleh pacaran, tapi dia boleh ke promnight," ujar Raka menengahi.

Binar bahagia benar-benar terpancar jelas di mata Janet. Dengan cepat Janet memeluk sambil mengecup pipi ayahnya bertubi-tubi. Dan berakhir dengan pelukan panjang sebelum Janet melepaskannya. "Oh my god, thank you Ayah!"

"Tapi itu semua berlaku kalau Jared juga pergi," lanjut Raka membuat Janet menganga tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Raka bangkit dari duduknya hendak mandi tapi tangan Janet mencekalnya.

"Pardon? Tapi dia itu siluman kera, gak ada yang mau sama dia kecuali tante0tante kayak Kak Celine!"

"Simple. Berarti kamu juga gak akan pergi promnight. Okay... Semuanya clear kan? Malam ini ayah bisa tidur tenang, tanpa mikirin anak gadis satu-satunya bisa hamil pulang promnight."

"Kak Red i hate yoooooou!" teriak Janet mengemparkan seluruh isi rumah.

Continue Reading

You'll Also Like

899K 89K 47
Menjadi adik angkat seorang yang amat membencinya sudah cukup bagi Runa. Dia tidak butuh untuk tinggal seatap dan terikat bersama pria itu. "Sampai k...
1.4M 30K 13
Mia Rezklyn seorang selebgram masa kini yang hampir sepenuh hidupnya terekspos di social media. Dalam sebuah kesempatan, ia dipertemukan kembali oleh...
1.9M 183K 58
[Season kedua dari : Do you remember your first cup of coffee] Bahwasanya setelah patah dan hancur lebur bersama kehilangan bertubi-tubi yang ia rasa...
1.1M 88.2K 54
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...