Princess With Jeans ( TAMAT)

By MissJanus97

156K 15.4K 424

Naruto Namikaze tidak pernah menyangka jika pertemuannya kembali dengan sang ibu membawanya pada takdir baru... More

02. Klan Uchiha
03. Balet dan Sasuke
04. Romeo and Juliet
05. Kesalahan
06. Hukuman dan Sasuke
07. Kiss
08. Kejujuran
09. Kemarahan Sasuke
10. Saran dari Karin
11. Cemburu
12. Unfriend
13. Be The Princess
14. Keputusan
15. Itachi
16. Benang Merah yang Kusut(1)
17. Benang Merah Yang Kusut(2)
18. Kembalinya Sang Romeo
19. Tragedi Romeo dan Juliet
....
20. Keraguan
21. Rahasia(1)
22. Rahasia(2)
LEWAT
23. Masalah
24.
PENGUMUMAN
25. Kencan Yang Tidak Biasa
25.5 Kencan Yang Tidak Biasa (TAMAT)
pengumuman

01. New Life

14.8K 886 9
By MissJanus97

Namikaze Naruto tidak bisa menghentikan mulutnya terbuka lebar ketika mendengar penuturan Uzumaki Kushina,wanita empat puluh lima tahun yang sudah empat belas tahun ini menghilang dari kehidupan Naruto. Wanita yang berstatus sebagai ibu kandungnya itu datang ke pemakaman dengan pakaian mencolok,serba mahal ditambah dengan kehadiran para pria berjubah hitam itu. Hal itu semakin menguatkan perkiraan Naruto jika ibunya telah berubah. Berubah total. Dan memang apa yang ia perkirakan benar.

Uzumaki Kushina bukan lagi Uzumaki Kushina, janda beranak satu yang berprofesi sebagai desainer. Uzumaki Kushina merupakan ratu dari Kerajaan Konoha, sebuah kerajaan kecil yang terkenal akan kedamaian serta pemandangannya. Uzumaki Kushina kini seorang ratu dan mengundang dirinya untuk tinggal di istana. Bukan hanya sekedar tinggal, melainkan juga ingin menobatkan dirinya sebagai salah satu putri dari kerajaan tersebut.

"Jangan bercanda." Naruto tertawa,garing. "Aku mana mungkin menjadi putri!"

Namun Ratu Kushina tidak ikut tertawa,sedikit pun.  Ekspresi serius masih menghiasi wajah cantiknya.

"Aku serius, Naruto. Ikut denganku dan jadilah putri di Konoha."

Oke. Ini semua benar-benar sinting.

.
.
.

Kalau ini benar mimpi,
maka ini adalah mimpi terburuk yang pernah Naruto alami. Bayangkan! Dalam sehari hidupnya berubah total! Dia bukan lagi Namikaze Naruto,putri dari mendiang Namikaze Minato,si pembuat masalah di Stone High School. Dengan gaun indah serta make-up tebal yang mencekik lehermu,Naruto secara resmi telah di sulap menjadi Putri Naruto,putri dari Kerajaan Konoha.

Mendadak Naruto benar-benar berharap ini semua adalah mimpi. Ia berharap ketika terbangun nanti ia sudah berada di kamarnya yang sempit dan berantakan, namun sayangnya semua kejadian ini nyata. Begitu Naruto terbangun ia sudah berada di ruangan luas lengkap dengan segala furniture yang terbaik. Bukan cuma itu, seorang wanita yang mengaku sebagai Ayame, pelayan pribadinya sudah bersiap sedia menuruti perintah serta melayaninya.

Kalau kalian pikir menjadi seorang putri adalah hal yang menyenangkan, maka sebaiknya kalian buang jauh-jauh pikiran itu. Menjadi putri tidaklah seindah yang diceritakan dalam film-film animasi. Ada banyak tata peraturan yang harus ditaati, begitu pun dengan larangan yang harus dihindari. Dan sialnya,Naruto bukanlah tipe yang suka menaati peraturan. Ia tipe pemberontak,sama seperti mendiang ayahnya. Naruto bahkan sering dikeluarkan dari sekolahnya karena kenakalannya.

Dengan sifatnya yang seperti itu,Naruto pesimis dapat menjadi seorang putri seperti yang diharapkan ibunya.

"Ini ide buruk,"katanya sebelum pelajaran tata krama dimulai. "Aku tidak pernah bermimpi menjadi seorang putri. Aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya berjalan layaknya seorang putri,"keluhnya.

Naruto berjalan dengan lesu. Beberapa kali ia tersandung gaunnya sendiri,membuatnya harus ekstra hati-hati dalam melangkah.

"Kau hanya belum terbiasa,Putri Naruto,"hibur Pangeran Kurama. "Aku yakin seiring dengan berjalannya waktu kau akan menjadi putri sungguhan."

Tapi aku tidak yakin - keluh Naruto. Naruto tahu betul bagaimana dirinya dan untuk menjadi seorang putri lemah lembut yang menjunjung tinggi norma kesopanan,sepertinya hal-hal seperti itu tidak akan pernah terwujud dalam hidupnya.

Dan benar saja, pelajaran tata krama hari ini berakhir dengan begitu buruk. Naruto melakukan banyak kesalahan yang berujung pada ceramah panjang dari Ratu Kushina.

"Aku kecewa padamu, Putri Naruto. Padahal aku dan Hashirama telah menaruh harapan tinggi padamu," katanya mengakhiri ceramah untuk Naruto hari ini.

Naruto kesal, ia merasa segala tindakannya tidak dihargai. Naruto tidak pernah ingin menjadi seorang Putri. Naruto hanya ingin menjadi remaja biasa. Yang makan popcron di bioskop,yang berkencan setiap malam jum'at dan yang sering bercanda tanpa embel-embel peraturan.

Naruto merindukan hidupnya yang dulu.

.
.
.


"Astaga! Putri Naruto! Apa yang Anda kenakan itu!" Mata Ayame terbelalak ngeri saat melihat Naruto keluar dari kamarnya mengenakan jeans hitam dibalut tanktop hitam. Sebuah tato tulisan hieroglif menghiasi bahu kanan Naruto yang selama ini tertutupi oleh gaun yang ia kenakan.

Ayame meneguk ludahnya,membayangkan hukuman yang akan ia terima karena telah membiarkan Putri Kerajaan Konoha berpenampilan seperti ini. Dengan segera wanita paruh baya itu menggiring Naruto masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian yang "layak", sayangnya gadis itu terlalu bebal untuk menuruti semua kemauan Ayame.

"Aku mempunyai hak untuk memilih pakaianku,"kata Naruto dengan keras kepalanya.

Ayame menggeleng ngeri, seolah Naruto baru saja mengeluarkan sebuah pendapat yang memicu perang dunia.

"Seorang putri berhak mengenakan pakaian sesuai dengan peraturan serta tata krama,"jelasnya.

Naruto memutar bola matanya. "Ayolah Ayame, itu sudah kuno. Zaman telah berubah. Biarkan aku menjadi diriku sendiri."

"Saya mohon kasihanilah saya,Putri. Saya bisa dihukum karena perilaku Anda." Ayame memasang wajah memelas.

"Tidak ada yang akan menghukummu,Ayame,"sahut Naruto santai. Mata birunya melirik ke arah jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya. "Nah,sepertinya aku sudah terlambat. Beri tahu ibuku jika aku akan berangkat sendiri ke sekolah."

"Tapi Putri---"

"Dah Ayame." Naruto menyambar jaketnya,mengendap-endap dari para prajurit dan lompat lewat pagar belakang istana. Sementara Ayame bergelut dalam kecemasan, Namikaze Naruto malah tertawa-tawa sembari membayangkan bagaimana keadaan sekolah barunya. Sekolah para bangsawan.

.
.
.

Naruto menjejalkan sisa roti isinya hingga mulutnya penuh,mengabaikan segala tatapan menghujat dari segerombolan gadis bergaun cantik. Semenjak Naruto menginjakan kakinya di tempat ini,tatapan mencela penuh hinaan selalu ia dapatkan dari para gadis,seolah-olah Naruto adalah sumber penyakit yang wajib untuk dijauhi.

Naruto sendiri tidak terlalu peduli akan hal itu. Dengan cueknya ia melangkah lebih jauh,mencari ruang kelasnya yang sedari tadi belum ia temukan. Naruto sempat tergiur untuk menanyakannya pada siswa lama,namun sepertinya mereka terlalu enggan untuk berbicara dengan Naruto hingga gadis bersurai pirang itu mengurungkan niatnya.

Naruto benar-benar tidak tahu kalau menjadi Putri Kerajaan Konoha berarti juga harus menjadi alergi bagi murid-murid lain. Tren baru mungkin?

"Minggir." Suara sedingin es itu menghancurkan segala pikirannya. Naruto mendongakan sedikit kepalanya agar dapat melihat si pemilik suara itu. Mata birunya bersitatap dengan iris sepekat maam. Naruto berdecih sebal, selain karena fakta tubuh orang ini jauh lebih tinggi darinya,wajah sedatar papan itu juga menjadi menyebalkan bagi Naruto.

"Maaf?"

"Kau tuli? Kubilang minggir! Kau menghalangi jalanku." Nada pedas itu terlontar dari wajah tampannya, membuat Naruto membulat sempurna.

"Permisi? Jalanan masih lebar,Dude! Kau bisa melewatinya tanpa mempedulikan aku!"balas Naruto tak mau kalah pedas.

Rahang pemuda itu mengeras,tangannya mengepal menahan marah. Di belakangnya menyusul seorang pemuda lain yang ekspresinya jauh lebih manusiawi dari pada pemuda ini.

"Sudahlah Sasuke,jangan buat masalah pada siswi baru." Ia menepuk pemuda yang bernama Sasuke.

Sasuke tampak menggerutu namun pemuda tadi justru mengabaikannya dan tersenyum manis pada Sasuke. "Hai. Aku Kiba dan ini temanku Uchiha Sasuke. Seperti yang kau lihat dia memang pemarah."

Kiba tertawa renyah sementara Sasuke membuang muka,tetap mempertahankan sikap angkuhnya.

"Aku Naruto. Namikaze Naruto,"balas Naruto riang.


Kiba mengangguk-angguk seolah baru mengerti akan suatu hal. Ia tampak meniliti Naruto dari sudut kaki sampai kepala. "Apa kau siswa transfer? Aku belum pernah melihatmu."

"Ya." Naruto membenarkan. "Aku baru disini. Aku dari Rockey Beach."

"Penerima beasiswa?"

"Maaf?" Naruto menatap Sasuke bingung.

Sasuke mengarahkan dagunya pada Naruto. "Dari pakaianmu menegaskan bahwa kau miskin dan dari kalangan jelata. Jelas sekali kau masuk ke sini karena sumbangan."

"Sasuke!" Kiba memeringati,tapi Sasuke tidak terlalu peduli.

Naruto memejamkan matanya,menahan amarah yang siap keluar kapan saja. Apa katanya tadi? Miskin? Kalangan jelata? Sebegitu menyedihkannya diri Naruto hingga Sasuke mengatakan hal itu?

Kiba terus meminta maaf atas ucapan Sasuke. Ia menyeret Sasuke pergi sebelum sahabat karibnya itu terkena tamparan wanita dipagi hari.

Naruto memperhatikan dirinya sendiri. Tanktop yang dilapisi jaket serta jeans yang warnanya hampir pudar. Belum lagi sepatunya yang belum sempat ia cuci. Pantas saja sedari tadi gadis-gadis centil itu menatapnya dengan pandangan menghina. Mereka menganggap Naruto adalah rakyat biasa,bukan putri atau bangsawan seperti mereka. Mereka mengenali Naruto sebagai siswi transfer penerima beasiswa,bukan sebagai Putri Kerajaan Konoha.

Dan itu kabar menyenangkan bagi Naruto!

.
.
.


"Jadi kau dari Rocky Beach? USA?"

Naruto mengangguk sambil terus mengunyah burger kejunya. Siang ini tanpa diduga si ramah Kiba mengajaknya untuk makan siang dan tentu saja Uchiha Sasuke ikut menemani mereka dengan raut masam. Naruto tidak tahu apa yang membuat Sasuke tidak menyukai dirinya. Mungkin karena Sasuke mengira Naruto seorang miskin atau mungkin karena Naruto tidak secantik murid penerima beasiswa seperti yang di film-film. Apa pun itu,Naruto mencoba untuk tidak memikirkannya. Naruto bahkan tidak mengharapkan mereka berdua tahu mengenai identitasnya sebagai seorang putri.

"Apa pekerjaan ayahmu?"tanya Sasuke dengan tatapan menyelidik,persis petugas sensus.

"Dulu ayahku bekerja di toko barang bekas Keluarga Jones."

Salah satu alis Sasuke terangkat. "Dulu? Ayahmu sekarang pengangguran?"

Naruto tertawa mendengarnya. "Bukan itu maksudku,"kata Naruto mengoreksi. "Maksudku ayahku sudah pensiun,istirahat di surga sana."

"Oh ..." Hanya itu yang diucapkan Sasuke. Tidak ada ucapan bela sungkawa atau semacamnya layaknya yang diucapkan Kiba.

"Aku turut berduka. Kau pasti sangat sedih."

"Oh,jangan begitu,Kiba." Naruto mengibaskan tangannya ke udara. "Ayahku percaya Tuhan,jadi mungkin ia sudah di surga sekarang."

"Bagus,"sahut Sasuke tanpa perlu repot-repot menatap mata Naruto. "Setidaknya setelah kematian ayahmu kau mendapat beasiswa. Kau miskin yang beruntung."

"Yah,kau benar. Aku miskin yang beruntung." Naruto menelan gigitan terakhir burgernya dengan penuh kekesalan. Entah kenapa Naruto merasa jika mulut pedas Sasuke tidak sesuai dengan status bangsawannya. Tunggu,Naruto bahkan tidak tahu apakah Sasuke benar bangsawan atau tidak.

"Jadi kalian berdua bangsawan?"tanya Naruto sambil mengacungkan sepotong kentang goreng.

Kiba menggendikan bahu. "Aku bukan bangsawan,tapi orang tuaku kaya. Bisnis mereka cukup besar hingga aku bisa masuk ke sini,"katanya merendah.

"Setidaknya kau kaya,"potong Naruto dengan nada sebal yang dibuat-buat. "Kekayaan memang hebat."

"Ya,sayangnya kekayaanku tidak ada apa-apanya dihadapan Klan Uchiha,"Kiba setengah bercanda.

"Tutup mulut,Kiba!" Sasuke memutar bola matanya malas,membuat Lee menepuk-nepuk bahu Sasuke sambil tertawa.

"Ayolah,aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Kekuasaan Klan Uchiha hampir setara dengan Keluarga Kerajaan!" Kiba mengatakan dengan ekspresi berlebih.

"Apa sehebat itu?"tanya Naruto penasaran.Jujur saja,ia tidak tahu menahu soal Klan Uchiha yang disebut-sebut. Naruto masih baru disini,bahkan buku tentang asal-usul Kerajaan Konoha belum selesai ia baca. Naruto berani bertaruh jika ibunya akan memarahinya jika sampai tahu akan hal ini.

Kiba bertopang dagu. "Apa kau benar-benar tidak tahu tentang Klan Uchiha?"

Naruto menggeleng secara otomatis.

"Wah ... kau harus banyak belajar,Dik!" Kiba mengedipkan matanya pada Sasuke penuh arti. "Mungkin kau bisa menanyakannya langsung pada pewaris Klan Uchiha."

Pewaris?

Oh,tentu saja. Si Sasuke. Bagaimana Naruto bisa lupa jika nama belakang pemuda menyebalkan itu adalah Uchiha?

"Jangan dengarkan dia,"kata Sasuke dengan nada kesal disetiap katanya. "Tidak ada yang istimewa pada Klan Uchiha."

Kiba ingin mengeluarkan bantahan namun dering telpon Naruto mengurungkan niatnya itu.

"Siapa?"tanya Kiba ingin tahu.

"Oh,dari Ayame."

"Ayame?" Mata Kiba menyipit,hidungnya kembang-kempis seakan dapat mencium ketidakberesan dalam diri Naruto.

"Dia bibiku,"jelas Naruto dengan cepat. "Dia memintaku pulang. Pekerjaan sampinganku telah menunggu."

"Wah,kalau begitu kau harus cepat! Ayahku bilang kita tidak boleh membiarkan setiap rupiah melayang,"kata Kiba.

Naruto merapikan bajunya. "Yeah. Aku setuju. Kalau begitu sampai jumpa besok."

.
.
.

Seperti yang sudah Naruto tebak,Ayame langsung menyambutnya dengan keluhan panjang,mengatakan betapa cemas dan takutnya ia hari ini dan bagaimana dirinya dengan susah payah menyakinkan Ratu Kushina jika Naruto telah sampai ke sekolah dengan aman.

"Anda tidak dapat melihat bagaimana marahnya Ratu Kushina tadi! Demi Tuhan,Putri!"ucap Ayame dengan nelangsa.

"Ya,setidaknya aku beruntung karena tidak melihatnya,"kata Naruto enteng. Naruto mengganti pakaiannya dengan gaun kerajaan. "Menurutmu aku akan mendapat hukuman?"

"Sepertinya begitu,Putri,"kata Ayame mengiyakan. "Karenanya lebih baik Anda tidak terlambat untuk makan malam."

"Ya,itu bisa dipikirkan nanti. Tapi Ayame bisa aku bertanya satu hal padamu?"

Ayame mengurungkan niatnya membuka pintu dan menoleh pada sang putri. "Tentang apa,Yang Mulia?"

"Tentang Klan Uchiha," jawab Naruto. "Siapa mereka hingga kekuasaannya hampir sebanding dengan keluarga kerajaan."

Continue Reading

You'll Also Like

103K 7.6K 51
Ini lanjutan cerita dari akun sebelumnya Kyfaforitestory. Teman-teman mohon infokan ke yang lain yah, yang ikutin cerita ini. salam hangat šŸ’™ Salmo...
2.9M 208K 51
Apapun akan gue lakuin untuk ngelindungin orang yang gue cinta, termasuk bertumpah darah sekali pun. š™š™–š™£š™œš™œš™– š™€š™§š™–š™£š™™š™¤ š˜æš™–š™­š™©š™šš™§š™«š™£ Terim...
91.2K 11.3K 25
Bagaimana rasanya bereinkarnasi ke dalam sebuah cerita dark romance yang mampu membuatmu gila? Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis yang memasuki...
527K 25.3K 35
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...