Naruto no Imouto (Discontinue...

By Rhizurola

137K 13.6K 2.5K

[Fanfiction] [Dalam masa perevisian] [First Season Completed] [Second Season Ongoing] [Slow Update] Sebuah ke... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
ATTENTION
Epilog -First Season End-
2nd Season: Satu
2nd Season: Dua
2nd Season: Tiga
2nd Season: Empat
#Tag
2nd Season: Enam
2nd Season: Tujuh
2nd Season: Delapan
2nd Season: Sembilan
2nd Season: Sepuluh
2nd Season: Sebelas
2nd Season: Dua belas
2nd Season: Tiga Belas
2nd Season: Empat Belas
2nd Season: Lima Belas
2nd Season: Enam Belas
2nd Season: Tujuh Belas
2nd Season: Delapan Belas
2nd Season: Sembilan Belas
2nd Season: Dua Puluh
2nd Season: Dua Puluh Satu
2nd Season: Dua Puluh Dua
2nd Season: Dua Puluh Tiga
2nd Season: Dua Puluh Empat
2nd Season: Dua Puluh Lima
2nd Season: Dua Puluh Enam
2nd Season: Dua Puluh Tujuh
2nd Season: Dua Puluh Delapan
2nd Season: Dua Puluh Sembilan
2nd Season: Tiga Puluh
2nd Season: Tiga Puluh Satu

2nd Season: Lima

3K 296 40
By Rhizurola

"Ada satu syarat." Ucap Kakashi dengan kedua tangan yang diletakkan di bawah dagu.

Semuanya, Shiina, Maeno, Masamune apalagi Yoshitake menatap serius kearah Kakashi, sang hokage ke enam.

"Kalian harus berhasil menuntaskan misi yang akan aku berikan," terus Kakashi.

Membuat ke empat orang di depan Kakashi terkejut.

"Aku dan Maeno juga ikut?" Tanya Masamune sembari halis kanannya yang terangkat.

"Tentu saja," jawab Kakashi. "Shiina juga ikut dalam misi ini." Jelas Kakashi.

Yang lainnya tak kaget, namun Shiina yang paling kaget diantara yang lain.

"A-aku?" Shiina menunjuk dirinya sendiri sembari mengkerutkan dahinya karena aneh.

Kakashi mengangguk.

"Tapi kan, aku bukan ninja, aku hanya jadi beban saja bila ikut." Ujar Shiina menjelaskan.

"Tenang saja, Shiina. Justru di misi ini kau akan berperan penting dan paling dibutuhkan." Jelas Kakashi. "Dan untuk misi ini, kau akan ditemani satu orang Chuunin,"

"Chuunin?"

Kakashi mengangguk, kini dibalik maskernya, ia tengah tersenyum lembut.

Sementara ke empat orang itu, hanya membalas wajah ramah Kakashi dengan kerutan dahi, mereka penasaran, misi apa yang akan mereka emban? Dan siapa Chuunin yang akan ikut?

°°°

Pada akhirnya Kakashi tidak memberitahukan misi tadi kepada Shiina dan ketiga sahabatnya sebelum hari misi dilaksanakan datang.

Yoshitake, Masamune, Maeno beserta Shiina, keempatnya sekarang tengah terpecah belah sedang berlatih dan mempersiapkan segalanya hingga hari untuk misi datang.

Di tempat Masamune yang tengah berlatih dengan Rock Lee.

"Ha, a ... ha," Masamune terengah-engah, ia berdiri dengan menopang diri dengan kedua tangannya yang bersandar di kedua lutut miliknya. Pakaian yang ia kenanakan kotor, keringat bercucuran diseluruh tubuhnya.

"Bagaiamana, Masamune-kun? Latihan hari ini kita cukupkan sekian saja?" Tanya Lee yang sepertinya merasa kasihan yang melihat Masamune yang begitu kelelahan.

Sebelum menjawab pertanyaan dari gurunya itu, Masamune perbaiki terlebih dahulu letak berdirinya, menjadi berdiri dengan tegak, serta mengelap cucuran keringat yang membasahi wajah putihnya.

"Tidak, sensei. Mari teruskan.'
Jawab Masamune dengan pancaran mata serius, tak ada senyum diwajahnya.

Lee terdiam sejenak melihat kegigihan Masamune, serta wajahnya yang terlampau serius.

"Baiklah, Masamune-kun. Mari kita teruskan," Lee kini mengembangkan senyumannya, kegigihan Masamune patut diacungi jempol.

"Ha'i, sensei!" Teriak Masamune dengan sedikit menarik senyumannya.

Mereka berdua pun melanjutkan latihan super hard ala Lee yang terinspirasi dari gurunya sewaktu genin dulu, Maighto Guy.

Sementara di tempat Maeno, Tenten, dan Tsunade berlatih.

"Suiton!" Teriak Maeno dengan penekanan.

Byuuur!

Sebuah air keluar dan menyembur dari sekitaran tempat Maeno berdiri. Menghantam sebuah batu besar yang berdiri sekitar 2 meter dari tempat Maeno berdiri sekarang.

Kedua manik cokelat Tenten bersinar menatap takjub kearah Maeno yang mengalami perkembangan pesat dalam jutsu khas clannya, jurus elemen air.

"Huu," Maeno menghela napas lelah dengan senyum manisnya yang masih mengembang, menyeka keringat-keringat yang ada di kening.

"Hum! Bagus, Maeno!" Tsunade menempatkan kedua tangannya di pinggang, tersenyum bangga kepada saudara satu clan yang masih dalam pencaharian latar belakangnya.

"Hm! Sekali lagi, Tsunade-sama. Ajari aku jurus yang lain!" Maeno tak kenal lelah, manik biru tuanya memancarkan pancaran semangat juang yang tinggi.

Tsunade semakin tersenyum kagum saja kepada Maeno, kepada bocah laki-laki yang memiliki rambut sama persis dengan kakeknya, Senju Tobirama.

"Baiklah, Maeno. Sekarang giliran Tenten yang mengajarimu," ucap Tsunade. "Tenten, ajarkan Maeno taijutsu dan cara menggunakan segala jenis senjata dengan benar," titah Tsunade, meneruskan ucapannya.

"Ha'i!" Tenten merespon dengan semangat, berlari kecil menghampiri Maeno.

"Ayo, Maeno!" Ajak Tenten semangat.

"Ayo, sensei!" Balas Maeno.

Keduanya pun memulai pelatihan.

Sementara di tempat Yoshitake berlatih,

"Sruuuuut!"

"Sruuuut!"

Kedua orang bergender sama dan memiliki perbedaan usia yang terpaut tujuh tahun, sedang duduk dan menyantap satu mangkuk ramen di Ichiraku Ramen.

"Aaaaha! Ramen Ichiraku memang top tebayou,"

"Hem-hem!" Yoshitake ingin berbicara sesuatu hal namun mulutnya sedang penuh oleh mie ramen. Hanya manggut-manggut dengan wajah senang membenarkan pernyataan dari gurunya, Naruto.

Bukannya berlatih untuk misi, Yoshitake malah asik-asik kan makan di kedai ramen. Dan juga Naruto sang guru, bukannya mendorong muridnya untuk berlatih, malah ikut-ikutan berakhir di kedai Teuchi.

"Haha, akhirnya kesampaian juga ya makan disini, Yotsun." Ucap Naruto senang menengok kearah Yoshitake.

"Hem! Enak sekaliii!" Yoshitake amat senang, mengangguk dengan senangnya.

Mereka tak tahu kalau saat ini ada gadis dewasa berambut merah menyala sedang menatap keduanya dengan wajah kesal menahan emosi.

Rambut panjang merahnya terangkat keatas, perempatan imaginer muncul di kening gadis itu, gadis yang tak lain dan tak bukan yakni Shiina.

Teuchi berkeringat, melihat Shiina yang amat mengerikan, tapi ia bungkam tak memberitahukan bencana yang sebentar lagi akan menimpa kedua tamu istimewanya disini.

Naruto dan Yoshitake langsung mengambil suapan ramen mereka dengan sumpit.

"Sruuuuuut"

"Sruuuuuuut"

"Niichan, Yoshitake," suara panggilan dengan nada menahan kesal datang dari arah belakang mereka berdua.

Keduanya langsung diam dengan mie ramen yang masih menggelantung di kedua mulut mereka.

Mereka kenal suara wanita itu, diam dengan rasa waswas yang tinggi. Perlahan menengok dengan horornya.

Shiina menampakkan senyuman iblis, wajah menahan marah dan kesal, serta rambut yang mengangkat keatas, aura menyeramkan menyelimutinya, lengkap sudah.

Melihat Shiina yang teramat emosi itu, Naruto langsung menyeruput mie yang menggelantung dibibirnya sampai tak tersisa.

Sedangkan Yoshitake yang baru melihat Shiina yang seperti itu, menganga, mie yang menggelantung dibibirnya pun jatuh kembali ke mangkuk yang ia pegang.

"NIICHAN! YOSHITAKEEE!"

"AAAA!"

Bruk! Trak! Tung!

Beberapa menit kemudian,

"Ini uangnya, paman." Shiina berseri manis sembari menaruh beberapa uang di meja.

Teuchi mengangguk, berusaha tersenyum, keringat dingin nampak di wajah tuanya.

"Hehe, maafkan keributannya ya, Paman." Shiina mengelus sendiri rambut belakangnya.

"A-aha-ahah! Tak usah dipikirkan, Shiina. Tak apa-apa," balas Teuchi terbata-bata.

"Kalau begitu, kami bertiga pamit dulu ya, paman." Shiina membungkuk sopan, lantas menyeret kakak dan temannya yang kini tergeletak di bawah.

"Huu," Teuchi menghela napasnya, menatap Shiina yang telah keluar dari kedainya sambil menyeret kedua pelanggannya.

"Turut berduka cita, Naruto." Ucapnya.

"A-ayah! Naruto hanya babak belur!" Ayame yang sedari tadi bersembunyi mengingatkan ayahnya.

°°°

"Syalala~ lala~ lalala~" Maeno tengah berjalan dan memasuki halaman rumah Naruto, dengan bernyangi riang entah menyanyikan lagu apa.

Maeno terus berjalan dengan penuh melodi yang ia nyanyikan, tanpa lirik, hanya melodi yang menurutnya enak didendangkan.

Kini Maeno telah berada tepat di depan pintu rumah Naruto. Kini suasana langit sudah gelap.

Ting tong!

Maeno memencet bel.

"Iyaa," suara sautan dari dalam.

Sreeet,

Shiina membuka pintu rumah dari dalam.

"Ah, Maeno, sudah pulang ternyata," sambutan hangat penuh senyum dari Shiina.

"Hehe, sudahlah." Jawab Maeno tak kalah ramah.

Shiina membuka lebar pintu rumahnya.

Tanpa diberi aba-aba, Maeno langsung masuk ke dalam rumah, dan membuka sandal ninjanya serta menaruhnya di rak sepatu.

Shiina menutup kembali dan mengunci kembali pintu rumah.

Keduanya berjalan menuju ruang tengah.

"Tadaima," ucap Maeno.

"Okaeri," jawab dari kedua bocah yang tengah terengah-engah dan duduk dengan posisi lelah di sofa yang terdapat di ruang tengah ini.

"Uwoh, ka-kalian kenapa?" Maeno kaget melihat kedua kawannya yang lemas dan lelah macam itu.

Masamune dan Yoshitake lah yang sekarang sedang berehat diatas sofa.

"Masamune lelah begitu sih karena seharian berlatih dengan Lee-niisan tanpa henti," ucap Shiina memberikan jawaban.

"Oh benarkah?" Tanya Maeno meyakinkan. "Yosh! Bagus, Masamune. Itu baru seorang ninja!" Maeno memberikan pujian pada Masamune.

Masih dalam kondisi memulihkan diri dengan tiduran diatas sofa itu, Masamune memaksakan diri untuk mengangkat jempol tangan kanannya ke udara.

Maeno tersenyum.

"Nah, kalau Yotsun, pasti kau sangat kelelahan karena diajarkan jutsu yang luar biasa hebat oleh Naruto-senpai kan? Iyakan!" Ucap Maeno yakin.

"Iya, Maeno! Tepat sekali! Kau luar biasa!" Yoshitake menjerit-jerit, dia tak ingin terlihat hina dihadapan Maeno yang telah membelanya di depan Kakashi tempo hari.

"Jangan percaya padanya, Maeno." Bisik Shiina dengan ekspresi yang memandang rendah Yoshitake.

"Ja-jangan, Shiinaa!" Yoshitake tak ingin Maeno tahuuu!

Shiina pun meneruskan bisikannya, memberitahukan aktifitas tadi siang pada Maeno, secara rinci!

Wajah Maeno yang semula tersenyum penuh bangga, kini senyuman tersebut mulai memudar seiring bertambahnya kata yang sedang Shiina sampaikan di daur telinganya.

"Yo-Yotsun, kau," Maeno menatap pasrah, wajahnya mendung saat ini.

"Pffft-" nampaknya Masamune menahan tawa.

"Wo-woi, Masamune! Apa yang lucu?!" Wajah Yoshitake memerah, mulai kehilangan harga diri.

Masamune duduk dari posisi tidurnya.

"Ahahaha! Kau sesuatu banget deh, Yotsun. Apa kau tak takut misi ini gagal hanya karena dirimu yang kurang kuat?" Itu kata-kata yang dilontarkan Masamune, tertawanya layaknya orang yang baru dapat tontonan komedi.

Yoshitake hanya diam,

"Tak apalah, Masamune." Maeno berucap, wajahnya kembali seperti semula.

"Tanpa latihan pun, kalo soal pertarungan, Yotsunlah jagonya, ingat?" Maeno sungguh baik hati, apapun yang Yoshitake lakukan, pasti itu langkah terbaik yang Yoshitake langkahkan.

"Maeno," bisik Yoshitake, merasa bersalah juga.

Masamune diam tidak tertawa, menghela napasnya lelah.

"Kau selalu memujinya, itulah yang membuatnya berleha-leha." Masamune bangkit dari sofa, mulai berjalan ke depan sana.

"Disini dan disana berbeda, Yotsun." Bisik Masamune, sekarang tepat berada di depan Yoshitake.

"Jika kau mati disini, di dunia asli pun kau juga akan mati," bisik Masamune lagi, bisikan yang hanya terdengar oleh mereka berempat.

Maeno dan Yoshitake langsung membelalakan mata mereka, aura mengerikan menjalar ke seluruh tubuh mereka.

Masamune langsung meneruskan jalannya, menaiki anak tangga tuk pergi tidur ke kamarnya yang telah diatur oleh Naruto waktu itu.

"Shi-Shiina-chan, itu, bohongkan." Maeno menggenggam tangan kanan Shiina dan menggoyangkannya sedikit.

Shiina berwajah datar, perlahan menggelengkan kepalanya.

"Sebelum kita masuk ke dunia Naruto. Aku dan Masamune sebelumnya menyusup ke rumah Yuu-sensei untuk memeriksa sesuatu, dan kita menemukan berkas yang berisi tentang kemungkinan terbesar yang tak bisa dihindari ketika masuk ke dunia ninja ini," Shiina mulai menerangkan.

Tenang saja, saat ini Naruto tak ada disini.

Maeno dan Yotsun menatap Shiina dengan serius. Masamune berhenti di anak tangga, ingin mendengar lebih lanjut penjelasan dari Shiina.

"Kematian, dan alur cerita, serta konflik yang akan kita dapat," terus Shiina.

"Tadaima!"

Naruto datang dari arah pintu rumah, semuanya terkejut.

"Kita bahas ini lagi nanti," bisik Shiina.

Tap, tap, tap.

Suara langkah kaki Naruto yang mendekat.

"Wah, semuanya sudah pulang ternyata." Naruto masuk dan menaruh beberapa bungkus kue dango di meja ruang tamu.

"Untung aku bawa kunci rumah," bisik Naruto sendiri.

"Sudahlah, aku mau tidur," Masamune melanjutkan langkahnya.

Hati Yoshitake tak tenang, apalagi perlakuan Masamune yang semakin melecehkannya.

"Kuso," Yoshitake mengumpat pelan.

Semua orang tak tahu hal apa yang telah Yoshitake dapatkan siang tadi bersama Naruto, semua orang tak tahu, hanya dia dan Naruto sajalah yang tahu.

Sebuah peristiwa sebelum mereka berdua berakhir di kedai Ichiraku.

Flashback mode on.

"Ha ... ha, ah," Yoshitake sangat terengah-engah, baju kotor dan wajahnya terlihat tersiksa sekali.

"Mou ikkai, Yotsun! Jangan mudah menyerah!" Naruto menyemangati.

Yoshitake dengan tangan gemetaran karena lelah yang luar biasa, mencoba membuat segel jutsu bunshin dan mencoba kembali membuat replika dirinya yang telah gagal beberapa kali.

"Bunshin no jutsu!" Teriak Yoshitake penuh emosi.

Bruk!

Ia berlutut ke tanah.

Hasilnya nihil sekali

"Kuso!" Umpat Yoshitake sembari memukul tanah yang tengah ia tatap. "Kenapa tak bisa?! Aku tak becus soal memakai otak, sekarang ditambah lagi tak bisa dengan otot! Apa aku tak punya kekuatan apapun?! Apa aku sehina ini?!"

Naruto perlahan berjalan mendekat kearah Yoshitake.

"Yotsun, jangan menghina dirimu seperti itu, semua orang pasti punya bakat, kau hanya perlu melatihnya da-"

"Aku tak butuh ocehanmu!"

"Apa?" Naruto terkejut serta bingung.

"Kau seorang pahlawan dunia bukan?" Yoshitake berangsur-angsur berdiri, menatap tajam kearah Naruto. "Tahu apa kau soal kegagalan?!"

Deg! Deg!

Pertanyaan yang dilontarkan penuh emosi itu menghujani dada Naruto, sakit rasanya.

Mana mungkin Yotsun mengetahui tentang kesakitan lahir batin yang dialami Naruto, kegagalan juga banyak Naruto alami hingga sampai sukses seperti sekarang ini.

Yoshitake tak tahu perjuangan Naruto.

"Yotsun, sebagai gurumu, aku menegaskan bahwa menghina diri sendiri tak kan membuatmu dapat membuat bunshin!" Sentak Naruto.

"Lalu apa?! Inilah kenyataannya! Aku hanyalah manusia tanpa bakat! Kau tak kan tahu dan takkan pernah tahu soal kegagalan yang terus aku alami sepanjang hidup!" Yoshitake mengingat jelas nasib dirinya, saat di panti asuhan, dirumah orang tua angkatnya, dan di sekolah.

Naruto langsung meraih kerah baju Yoshitake dan mengangkat tubuh Yoshitake keatas, dengan wajah yang sangat emosi serta kesal, Naruto muak melihat seseorang yang pesimis macam bocah yang tengah ia angkat saat ini.

Bukannya kaget atau pun takut, Yoshitake malah semakin menatap tajam gurunya itu.

Di dalam ekspresi Yoshitake itu, dapat Naruto tangkap dengan jelas, wajah ketakutan serta kesedihan diantara emosi yang tengah merasuki Yoshitake.

Muncul lah bayangan wajah Naruto ketika seumuran dengan Yoshitake, tengah menangis karena sendirian tak memiliki keluarga. Dan muncul lah pula bayangan Sasuke saat kecil dulu dengan wajah dendamnya.

Wajah Naruto yang memarah karena emosi berangsung-angsur memudar.

Menatap iba penuh rasa kasihan kearah Yoshitake.

Perlahan, dengan perlahan menurunkan tubuh anak itu.

Dan langsung mengelus dengan kasar rambut pink miliknya.

Yoshitake terkejut, tiba-tiba diperlakukan seperti ini.

"Ya sudah, Yotsun. Jangan ambil pusing!" Ucap Naruto dengan wajah yang berseri ceria khas miliknya.

Yoshitake menengadahkan wajahnya menatap Naruto.

Naruto tersenyum hangat.

"Jangan khawatir, Yotsun. Shiina pasti akan membantumu, dia itu adikku yang pintar! Dia seorang ilmuwan pembuatan jutsu."

"Tapi, pasti lamakan untuk membuat sebuah jutsu, atau apalah itu, sedangkan aku butuh kekuatan untuk menuntaskan misi dari Hokage, dan misi itu sebentar lagi, mustahil Shiina akan menyelesaikannya tepat waktu," Yoshitake menundukkan kepalanya lagi.

"Hahaha, aho ka, Yotsun!" Dengan riangnya Naruto terus mengacak-ngacak rambut pink milik Yoshitake.

"Woi, yamerou!" Yoshitake berusaha menghentikan tangan besar milik Naruto.

"Kau punya Masamune, dan Maeno. Lantas apa yang kau takutkan, Yotsun?" Naruto berhenti mengacak-ngacak rambut muridnya.

Yoshitake mengangkat sebelah halisnya menatap bingung kearah gurunya.

"Kalian bertiga sahabatan bukan? Ditambah adikku ikut dalam misi ini, jangan takut, dia pasti akan menyukseskan misi mu itu, Yotsun. Dia adalah adik dari pahlawan. Ore no imouto dattebayou!"

"Jadi jangan sedih dulu, ya. Jalanmu masih panjang, setelah misi mu itu selesai aku akan diskusikan masalah pembelajaran yang pas untuk mu dengan Shiina, okeh!" Naruto mengangkat jempolnya ke depan wajah Yoshitake.

Yoshitake terdiam, semua ucapan Naruto semuanya benar, apalagi tentang ketiga temannya itu, mereka pasti akan membantu Yoshitake, pasti.

Perlahan bibir Yoshitake menarik ke ujung, membentuk sebuah senyuman manis serta bahagia.

"Ha'i, sensei."

"Nah, untuk menghilangkan stres, mari kita makan di kedai Ichiraku Ramen!" Teriak Naruto dengan semangat.

"Huwaah! Ikou!" Yoshitake telah kembali ke dirinya yang semula.

Flashback off

Dan begitulah sedikit kisah,

Sekarang Yoshitake bingung. Apa dia nanti tak kan menjadi sebuah beban?

Sementara misi akan diberikan Kakashi esok hari.

Yoshitake benar-benar gugup dan bimbang.

Apakah ... akan lancar?

-NNI: 2nd Season-

To be continue...

A/n:

Gimana? Gimana? Kira-kira misi apa ya yang akan mereka dapatkan?

Hoho~ tunggu kelanjutannya ya <(❛∀❛)/ vote dan komentarnya di tunggu! (*¯︶¯*)

Continue Reading

You'll Also Like

165K 14.2K 79
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
69.4K 6K 15
[ RION KENZO MIKAZUKI ] adalah ketua mafia dari Mikazuki AV Rion kenzo Mikazuki mafia Italia, ia terkenal dengan kekejamannya terhadap musuh maupun...
1.2M 107K 59
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
1.4M 18.5K 46
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...