(END) RAYHAN AND ANGELA

By matchamallow

18.1M 864K 75.1K

ISI MASIH LENGKAP!! ROMANCE DEWASA Seri ke 2 dari trilogi Sean-Rayhan-Daniel ANGELA PRAMOEDYA Sejak pertemuan... More

Keterangan
Part 1-Rayhan
Part 2- Angela
Part 3-Justin
Part 4 - Love Confession
Part 5-Dia...hanya Angela
Part 6 - The Promise
Part 7-Feeling Alone
Part 8-Birthday
Part 9 - Auction
Part 10-The Result
Part 11-Tempted and The First Kiss
Part 12-Wish I could say the same thing...
Part 13-The Truth
Part 14-Double Jeopardy
Part 15-Fallin Tears
Part 16-New Life
Intermezzo
Part 17-Angela
Part 18-Rayhan
PART 19-Desire
Part 20-(Private) My Promise
Part 21-The Feeling
Part 22-Reason
Part 23-This is What You Came For
Part 24-(Private) The Biggest Fear
Part 25 - Past and Present
Part 26 - Forgive but Not Forget
Part 27 - Second Chance
Part 28 - Do You Really Love Me?
PART 28.2 - DO YOU (REALLY) LOVE ME?
Part 30 - The Painful Truth
Part 31 - Why?
Part 32 - We don't Talk Anymore
Part 33 - I'll Be Alright
Part 34 - Mourning Day
Part 35 - If Life is so Short
Part 36 - Imperfect
Part 37 - Pride and Prejudice
Part 38 - Heritage
Part 39 - True Love is a Waiting
Part 40 - Chasing You
Part 41 - Marry Me Please
Part 42 - (END) Take Me Home
Q/A serta Trailer Rayhan and Angela
Epilog dan Extra Part Rayhan & Angela

Part 29 - Crazy

255K 17.4K 1.9K
By matchamallow


"Penurunan harga bahan bakar ini sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi produksi kita. Tapi banyak agen-agen yang akan mengeluh jika mereka masih memiliki stok barang lama sementara harga kita turunkan." ayahnya memulai pembicaraan di meja makan pagi itu seperti biasa dengan pekerjaan.

"Jadi apa yang akan Papa lakukan?" tanya Rayhan. "Kemungkinan besar Papa pastinya tetap akan menurunkan harganya, bukan? Mereka hanya akan mengalami kerugian untuk sesaat. Kita tidak mungkin tidak menurunkannya karena kita juga memiliki pesaing."

Entahlah, Re. Papa juga berpikiran sama, tapi nanti kita kaji ulang setelah rapat direksi dan pemegang saham." sahut ayahnya lagi.

Rayhan hanya mengangguk-angguk.

"Oiya, Re. Bisnis properti kita mungkin tidak akan terlalu sibuk beberapa hari ini karena arsitek yang kita sewa masih merancang ulang rencana tahap duanya."

"Baiklah. Jadi aku tidak perlu meninjau pekerjaan mereka hari ini?" Rayhan menyelesaikan sarapannya karena ayahnya juga sudah berdiri dan akan berangkat.

"Tengok saja sebentar." perintah ayahnya.

Rayhan kembali mengangguk dan menaiki tangga. Sesampainya di atas, ia membuka pintu kamarnya dan masuk.

Terlihat Angela tersedak roti.

"Uh!! Kakak!! Kau membuatku terkejut. Kukira Papa." Angela mengelus dadanya. "Kunci pintumu, Kak!" lanjutnya dengan raut wajah cemas.

"Papa sudah berangkat, Angela. Tadi aku baru saja me..."

"Pokoknya kunci saja!" potong Angela. "Bisa saja ia belum berangkat dan tiba-tiba masuk kema..."

"Baik...baik..." Rayhan akhirnya mengalah dan mengunci pintu kamarnya menuruti perintah Angela. Setelahnya, ia berjalan menuju jendela dan menyingkap sedikit tirai untuk melihat keluar. "Mobil Papa sudah keluar halaman rumah."

"Bukan hanya Papa yang bisa masuk kemari, tapi juga pengurus rumah. Di mana aku harus menaruh mukaku jika ditemukan di kamarmu oleh mereka? Apalagi dalam kondisi seperti ini!" gerutu Angela sambil menunjuk dirinya sendiri.

Angela memakai kemeja putih Rayhan yang ia ambil sendiri dari lemari tanpa ijin. Meski Angela tidak memiliki perawakan mungil tapi tubuh rampingnya membuat kemeja itu kedodoran. Dan gadis itu duduk santai berselonjor menjulurkan kakinya di sana...di atas sprei tempat tidur Rayhan yang berwarna putih. Rambutnya acak-acakan tapi anehnya itu sangat menarik.

Ia terlihat seksi.

Bagaikan malaikat nakal yang datang untuk menggoda.

Oh, shit...Mengapa ia tidak menyadari betapa menariknya Angela sejak dulu?

Gaun dan beberapa potong dalaman Angela tersampir di kaki tempat tidur dengan rapi. Dari situ, ia tahu Angela tidak memakai apapun di balik kemejanya dan tanpa sadar hal itu membuat ingatan Rayhan kembali melayang pada kejadian tadi malam. Ia bercinta dengan Angela. Berkali-kali malah.

Rayhan sempat merasa ragu-ragu pada awalnya. Ia masih belum percaya apakah yang dialaminya saat itu nyata atau hanya halusinasi semata. Tapi Angela menciumnya kembali dengan liar, menarik kemejanya hingga beberapa kancingnya terlepas seakan tidak sabar untuk mempertemukan tubuh telanjang mereka lalu menindihnya di tempat tidur. Setelahnya Rayhan tidak peduli atau memikirkan apapun lagi. Ia menyambut Angela yang memang setiap saat ia inginkan namun tak bisa ia raih karena terhalang janji yang ia ucapkan.

Angela masih tertidur pulas saat Rayhan bangun di pagi hari dan masih belum terbangun juga setelah ia mandi dan berpakaian. Akhirnya ia meninggalkan Angela yang masih terlelap bersama nampan berisi sarapan yang ia ambilkan diam-diam di dapur. Rayhan sempat menatapnya sejenak di tempat tidur sebelum turun untuk sarapan bersama ayahnya. Angela yang biasanya temperamen jika dalam keadaan biasa, terlihat tenang dalam tidurnya yang damai. Ia mengecup pipi Angela dan gadis itu tanpa sadar mengerang kesal karena terganggu. Sungguh menggemaskan.

"Apa yang Kakak lihat?!" bentak Angela sambil menampilkan wajah kesal. Mata kucingnya yang besar menatapnya galak. Ia sudah menelan potongan croissant terakhir yang sejak tadi digenggamnya dengan kedua tangan.

"Tidak ada." Rayhan tersenyum. Ia memang sejak tadi duduk di samping Angela dan mengamati gadis itu.

Angela meminum jusnya dan mengalihkan pandangan. Rayhan memperhatikan Angela meneguk jus itu dalam kelambatan yang disengaja hingga habis. Angela meliriknya dan rona merah muncul di pipi gadis itu. "Berhentilah menatapku."

"Aku ingin bertanya padamu, Angela."

"Apa itu?"

"Mengapa kau mengijinkanku memakai tubuhmu lagi setelah baru saja kudengar kau mengatakan tidak akan memberikanku kesempatan?"

Pertanyaan Rayhan hanya semakin menambah rona di wajah Angela...dan sedikit kemarahan yang mulai muncul.

"Aku menginginkannya." gumam Angela.

Rayhan menaikkan alis mendengarnya.

"Tapi itu bukan berarti aku mencintaimu dengan bodoh seperti dulu," Angela berdeham. "Pokoknya aku hanya menginginkannya saja! Ada perbedaan besar antara kedua hal itu. Jelas? Aku memerlukan lelaki dan sialnya hanya Kakak satu-satunya lelaki yang kuinginkan meski aku sudah berusaha mati-matian mencari pengganti..."

"Jangan, Angela." Rayhan menghentikan ucapan Angela dengan ciuman. "Terserah kau menganggapnya apa, tapi jangan berusaha mencari penggantiku." pinta Rayhan.

Seperti biasa Angela merespon ciumannya dan tanpa sadar mereka sudah bergumul di tempat tidur tanpa mempedulikan nampan berisi piring kotor dan gelas yang berguling di samping tubuh mereka. Rayhan merasa senang mengetahui betapa cepat Angela bereaksi terhadap sentuhannya. Angela mengerang saat tangan Rayhan mengelus payudara gadis itu dari permukaan kemejanya. Puncaknya langsung merespon sentuhan Rayhan.

"Apakah Justin pernah menyentuhmu seperti ini?"

"Ti...dak..." Angela menjawab dengan terengah-engah. "Hanya kau...yang bisa membuatku...seperti ini."

Desahan Angela terdengar merdu dan membuatnya gila.

Angela hanya miliknya...dan menginginkannya. Kenyataan itu membuatnya bahagia. Ia tidak menduga akan menemukan gadis seperti Angela yang begitu agresif dan bercinta tanpa malu-malu. Angela menirunya saat bercinta. Gadis itu membalasnya dengan melakukan hal-hal yang sama seperti yang ia lakukan pada tubuh Angela.

Meski setelah normal, Angela selalu kembali mengenakan topeng angkuhnya seperti biasa.

Rayhan menyelipkan tangannya ke balik kemeja yang dipakai Angela. Seperti dugaannya, tidak ada penghalang apapun. Tangannya dengan bebas menjelajahi tubuh Angela. Angela sudah begitu basah dengan hanya sedikit rayuan yang ia lakukan. Ia tinggal membuka resleting dan membebaskan diri untuk memasuki Angela di sana jika ingin.

"Angela...tinggalah bersamaku." tanpa sadar kata itu terucap.

Angela menatapnya lekat-lekat. Pipinya merona dan bibirnya yang sedikit terbuka merekah merah karena ciuman mereka. Ia terlihat begitu cantik.

"Aku...sudah menyewa apartmentku sendi..." tiba-tiba ucapan Angela terhenti seakan mengingat sesuatu.

"SIAL!! LEONARDO!!" Angela mendadak bangun dan membuat Rayhan terguling ke samping.

"Leonardo?" Rayhan mengerutkan alis sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Kak!! Antarkan aku sekarang ke apartmentku!" Angela melepas kemejanya tanpa mempedulikan Rayhan dapat menonton tubuhnya yang telanjang lalu kembali memakai pakaiannya sendiri satu persatu dengan tergesa-gesa. Rayhan menatapnya kebingungan.

"Aku harus mengurus sesuatu." lanjut Angela. "Tolong..."

Angela menyodorkan punggungnya pada Rayhan.

Ternyata ia meminta bantuan Rayhan menarik resleting gaunnya ke atas yang tidak bisa Angela lakukan sendiri.

Rayhan terpaksa melakukannya dengan berat hati.

_____________________

"Kenalkan, Kak. Ini Leonardo."

Angela tersenyum sambil menaburkan makanan ikan ke dalam akuarium.

Rayhan menatap seekor ikan mas koki buruk rupa yang gemuk dan sangat doyan makan. Leonardo berenang-renang dengan riang memakan satu persatu makanan yang mengambang di permukaan akuarium. Ternyata Angela menyuruhnya menyetir dengan tergesa-gesa hanya karena hewan berperut buncit ini? Ia tidak habis pikir. Tapi karena Angela menyayangi ikan jelek itu, mau tak mau ia harus menyayanginya juga.

"Aku hanya memberinya sedikit makanan, tidak boleh banyak-banyak." gumam Angela. "Lihat...Bukankah ia sangat cantik, Kak?" Angela mundur selangkah sambil menjalin jemarinya dan menatap Leonardo dengan penuh kekaguman.

"Bukankah ia berjenis kelamin laki-laki?"

"Aku tidak tahu. Aku hanya menamainya Leonardo." sahut Angela sambil memasukkan kembali makanan ikannya ke laci meja.

"Nama yang sangat sesuai untuknya." puji Rayhan.

"Benarkah?! Aku tahu semua orang pasti akan menyukai Leonardo begitu melihatnya!" Angela menoleh. Matanya membesar karena senang. "Aku mandi dulu, Kak. Anggap saja rumah sendiri." Angela berjalan santai tanpa menunggu jawabannya ke bagian kiri apartment dan memasuki kamar mandi.

Suasana langsung sunyi seketika itu juga.

Rayhan melihat sekelilingnya dan merasa heran bahwa Angela bisa hidup dalam kesendirian semacam ini. Tidak ada televisi di kamar apartment itu. Lantainya bersih namun terasa dingin. Satu-satunya kehidupan di kamar tersebut hanyalah Leonardo yang kini berenang-renang di sisi kaca seakan-akan mengharapkan Rayhan mendekatinya.

Ya, ampun...Ikan itu memang benar-benar jelek.

"Kakak tidak berangkat menyusul Papa?" Angela bertanya padanya beberapa menit kemudian setelah keluar dari kamar mandi.

"Tadi Papa mengatakan bahwa tidak ada janji yang harus dihadiri. Jadi aku tidak terlalu mengkhawatirkannya. Lagipula kau belum makan siang, Angela."

"Kakak tidak perlu merubah perlakuan padaku hanya karena kita sudah tidur bersama. Aku sangat mandiri. Sungguh." Angela menoleh padanya sekilas sambil menyisir rambut.

Apa Angela sudah akan kembali memakai topeng angkuhnya?

"Aku percaya itu. Kau sudah membuktikannya, Angela." jawab Rayhan dengan sabar.

"Baguslah." Angela tersenyum lalu menaruh sisir dan menaiki tempat tidurnya. "Aku masih mengantuk dan ingin tidur sebentar."

Angela membuka penutup kasurnya dan merebahkan kepalanya di atas bantal.

Ia mendadak terbangun kembali. "Kak! Kemarilah!!"

"Apa?"

"Tidurlah di sampingku." Angela menepuk-nepuk bantalnya. Rayhan terpaksa menurutinya. Ia ikut menaiki tempat tidur dengan masih menggunakan pakaian lengkap dan sepatunya lalu berbaring di sebelah Angela. "Aku suka kalau kau memelukku." gumam Angela.

Rayhan memeluknya. Angela semakin mendekat padanya sambil menyurukkan diri di leher Rayhan. Gadis itu tersenyum.

Mandiri?

"Angela..."

"Hummm." Angela bergumam pelan.

"Aku ingin mengatakan sesuatu yang harus kauketahui." ucap Rayhan ragu. Ia terdiam sejenak menunggu reaksi Angela, tapi Angela tidak menjawabnya. Rayhan menoleh dan melihat Angela sudah terlelap dengan napas yang teratur.

Rayhan terpaksa menunda kelanjutan pembicaraannya.

Ia menatap Angela yang tertidur dengan tenang.

Angela tertidur di atas lengannya. Sebentar lagi Rayhan pasti akan mengalami kram berkepanjangan. Tapi penderitaan itu sepadan dengan apa yang didapatkannya.

__________________

Angela terbangun siang itu karena bunyi alarm ponselnya.

Awalnya ia mengerjap-ngerjapkan mata karena terkejut dan kebingungan di mana dirinya berada serta apakah hari itu pagi, siang atau sore. Ingatannya kembali setelah beberapa detik dan mengingat bahwa baru saja ia tertidur di apartment bersama kakaknya.

Angela menoleh ke samping dan mendapati tempat tidurnya kosong. Kakaknya sudah pergi.

Ia segera turun dari tempat tidur dan mencari ponselnya yang masih berbunyi. Angela tidak pernah memasang alarm ponselnya di tengah hari semacam ini, jadi pasti kakaknya yang menyetel alarm itu untuknya.

Ponselnya tergeletak di meja makan. Di sampingnya berjejer beberapa kotak berisi makanan dengan logo restoran terkenal. Angela hampir meneteskan air liur karena mencium bau makanan itu. Apa kakaknya tidak tahu ia sedang diet?! Sial!!

Tapi sejujurnya dalam hati ia merasa senang mendapat perhatian semacam ini.

Seumur hidup ia selalu mengharapkan hari ini akan datang. Di mana kakaknya menyayanginya dan memberi perhatian untuknya.

Ia hampir meleleh karena perlakuan ini.

Perutnya berbunyi. Sepertinya croissant yang ia konsumsi sejak pagi tidak cukup untuk menutup mulut cacing-cacing yang berdemo. Mau tak mau ia harus makan. Cepat-cepat Angela membuka semua kotak itu dan menikmati makanannya satu persatu. Oh, Tuhan!! Semua makanan yang tidak sehat itu memang sangat enak! Mikey pasti histeris dan bahkan kejang-kejang jika melihatnya seperti ini, tapi untungnya ia tidak ada.

_______________

"Aku tidak begitu suka berbelanja, Kak! Kenapa kau malah mengajakku kemari?!" gerutu Angela.

"Ya, kau sangat tidak suka berbelanja..." Rayhan menghela napas sambil menggotong beberapa tentengan yang sudah penuh di kedua tangannya.

Rayhan mendatangi apartment Angela kembali sore itu setelah pulang dari kantor ayahnya. Ia tidak ingin Angela hanya menganggapnya ingin menidurinya semata, jadi ia mengajak Angela berbelanja. Entah darimana ia mendapatkan ide buruk semacam itu.

"Ini semua salahmu, Kak! Salahmu! Kalau aku hanya tinggal di rumah saja tidak mungkin aku akan melihat sandal imut berlogo Hello Kitty itu dan juga barang-barang lainnya yang menarik minatku." Angela membela diri.

"Lalu mengapa kau tidak memakai jasa pengiriman barang ke rumah?"

"Karena aku harus membayar lebih mahal sementara aku tidak boleh boros." sahut Angela.

"Kau tidak ingin menghabiskan uang tapi pada saat yang sama kau juga tidak mau aku membayar semua barang-barang yang kau beli!" gerutu Rayhan.

Angela tersentak mendengarnya lalu memalingkan wajah dengan angkuh seperti biasa. "A...Aku sudah memutuskan untuk hidup mandiri. Aku sudah mentolerir batas bahwa Kakak sudah mentraktirku makan dan membelikanku gaun. Aku akan sangat marah bila Kakak membelikanku barang lain lagi. Ingat itu!" ancam Angela.

Rayhan teringat akan perhiasan yang ia belikan untuk Angela dan merasa kecewa. "Baiklah." sahutnya pasrah. Ia tidak ingin Angela menghindar lagi darinya jadi sedapat mungkin ia selalu meluluskan permintaan Angela.

"Kak, apa itu?" Angela menunjuk ke belakang Rayhan.

Rayhan menoleh. "Ah, itu hanya pertunjukan air mancur yang biasa terjadi pada jam-jam tertentu."

Angela terpana dan melangkah setengah berlari melewatinya. Rayhan terpaksa mengikuti Angela. Sungguh aneh bahwa Angela bisa tertarik pada hal-hal yang bahkan hanya ia anggap sebagai sesuatu yang biasa saja. Apa saja sebenarnya yang dikerjakan Angela di luar negeri hingga begitu udik? Mencangkul sawah? Sepertinya tidak ada sawah di sana.

Angela berhenti kira-kira sepuluh meter di depannya menyaksikan air yang bergerak seperti menari dan berwarna-warni. Selama beberapa saat Rayhan hanya melihat Angela dari belakang yang terdiam tanpa mengetahui bagaimana ekspresi gadis itu.

Angela berbalik dan tersenyum.

"Kak!! Ini indah sekali. Aku belum pernah melihat yang seperti ini!" Angela melompat-lompat sambil menaikkan kedua tangannya tanpa mempedulikan orang-orang sekitar yang melihat tingkahnya.

Jantung Rayhan seakan berhenti berdetak.

Ia melihatnya lagi...

Senyuman yang sama dan teriakan tidak tahu malu yang mengingatkannya pada masa lalu yang ia rindukan. Angelanya telah kembali. Dan ia memperlihatkannya pada Rayhan, bukan pada orang lain.

"Kak? Ada a...." Angela tergesa-gesa menghampirinya hingga terjungkal dan hampir terjatuh. Rayhan menangkapnya.

Angela refleks mencengkeram pakaian Rayhan erat saat ia hampir terjatuh tadi. Ia masih belum melepaskan cengkeramannya dan terengah-engah menatap lantai. "Aku...tidak pernah seperti ini." mata Angela terlihat cemas saat mendongak memandangnya.

Rayhan tidak berkomentar apa pun. Ia hanya membantu Angela menegakkan tubuh lalu memeluknya erat.

Angela terkejut karena pelukan itu.

"Kak..."

"Angela..." Rayhan begitu sedih mengetahui bahwa ia pernah mengecewakan Angela dan sekarang ia harus mengatakan sesuatu yang sejak tadi siang ingin ia katakan. "Aku..."

"Kak!! Pulang!!" Angela mendorongnya pelan sehingga ucapan Rayhan terhenti. "Sekarang!!"

"Apa?!" Rayhan sungguh tidak mengerti perubahan mendadak Angela.

Sebelum ia bertanya lebih lanjut, Angela sudah menarik lengannya dan Rayhan terpaksa mengikuti lagi. Hari ini ia sungguh menjadi budak Angela.

"Jangan memelukku atau menyentuhku seperti itu lagi di depan umum!" bentak Angela saat mereka sudah berada di dalam mobil dan Rayhan baru saja menyalakannya.

Rayhan mengerutkan kening, Ia benar-benar kebingungan dengan temperamen Angela yang berubah-ubah sejak tadi. Kadang Angela begitu manis dan sedetik kemudian ia marah-marah, Ada apa sebenarnya dengan gadis itu?!

"Berapa lama kita akan sampai di rumah?" tanya Angela.

"Entahlah. Jika tidak macet mungkin setengah jam." jawab Rayhan.

"Apa?!" Angela terkesiap. "Bukankan jalanan selalu macet pada jam-jam seperti ini?"

Rayhan mengangguk.

"Kalau begitu carilah hotel terdekat."

"Apa?!" Kali ini giliran Rayhan yang harus mengucapkannya.

"Baiklah!! Aku akan mengaku!! Sejak dulu aku tidak tahan jika berdekatan denganmu! Kau membuatku menginginkannya, Kak. Dan sekarang aku sedang menginginkannya!" rengek Angela.

Rayhan ternganga tak percaya mendengar ucapan blak-blakan Angela, meski semuanya jelas bagi Rayhan sekarang setelah begitu lama memikirkan kenapa Angela selalu membalas ciumannya saat mereka sedang berseteru.

"Tunggu dulu!" Angela menatap sekeliling tempat parkir yang agak sepi dan memiliki cahaya remang-remang. "Kak, kaca mobilmu berlapis kaca film paling gelap bukan?

Rayhan mengangguk

Angela tidak mungkin akan melakukan hal gila yang ada dalam pikirannya bukan?

Dan Rayhan terpaksa meralat pikirannya tadi setelah menyaksikan Angela melepas dalamannya melewati kaki setelah melepas sepatunya juga.

Angela benar-benar melakukan itu...

Ia menaiki Rayhan dan memposisikan diri saling berhadapan di atas pangkuannya. Ia membuka celana Rayhan dan langsung menurunkan tubuhnya di sana sambil memeluk Rayhan erat. Kebetulan Rayhan juga sudah terangsang sejak tadi hanya dengan mendengar ucapan vulgar Angela.

Shit... Ini semua benar-benar gila...Tapi berada di dalam Angela sungguh terasa luar biasa nikmat.

"Kak....Uhhh." Angela mengerang.

Rayhan menatap wajah Angela yang terlihat lega dan tertahan karena merasakan hal yang sama. Matanya terpejam erat. Angela menaik turunkan tubuhnya perlahan dan menghentikannya sebentar sambil mengetatkan cengkeramannya pada bahu Rayhan.

"Maafkan aku, Kak.... Sungguh...aku tidak bisa menahannya." ucap Angela setengah mendesah dan setengah meringis sambil membuka mata menatap mata Rayhan.

"Tidak apa-apa. Aku suka." Rayhan menarik Angela mendekat dan menciumnya. "Lanjutkanlah."

"Benarkah?" Angela tersenyum dan balas menciumnya.

Rayhan tidak menyangka Angela ternyata penuh kejutan.

Ia harus bersiap-siap dengan kegilaan semacam ini di kemudian hari jika berurusan dengan Angela.

***

Maaf ya tidak sepanas bayangan kalian. Hahaha.

Aku memang membatasinya agar tidak terlalu berlebihan.

Continue Reading

You'll Also Like

314K 16.5K 48
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
16.3M 638K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
4.8M 176K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
473K 44.8K 28
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...