(END) RAYHAN AND ANGELA

By matchamallow

18.1M 864K 75.1K

ISI MASIH LENGKAP!! ROMANCE DEWASA Seri ke 2 dari trilogi Sean-Rayhan-Daniel ANGELA PRAMOEDYA Sejak pertemuan... More

Keterangan
Part 1-Rayhan
Part 2- Angela
Part 3-Justin
Part 4 - Love Confession
Part 5-Dia...hanya Angela
Part 6 - The Promise
Part 7-Feeling Alone
Part 8-Birthday
Part 9 - Auction
Part 10-The Result
Part 11-Tempted and The First Kiss
Part 12-Wish I could say the same thing...
Part 13-The Truth
Part 14-Double Jeopardy
Part 15-Fallin Tears
Part 16-New Life
Intermezzo
Part 17-Angela
Part 18-Rayhan
Part 20-(Private) My Promise
Part 21-The Feeling
Part 22-Reason
Part 23-This is What You Came For
Part 24-(Private) The Biggest Fear
Part 25 - Past and Present
Part 26 - Forgive but Not Forget
Part 27 - Second Chance
Part 28 - Do You Really Love Me?
PART 28.2 - DO YOU (REALLY) LOVE ME?
Part 29 - Crazy
Part 30 - The Painful Truth
Part 31 - Why?
Part 32 - We don't Talk Anymore
Part 33 - I'll Be Alright
Part 34 - Mourning Day
Part 35 - If Life is so Short
Part 36 - Imperfect
Part 37 - Pride and Prejudice
Part 38 - Heritage
Part 39 - True Love is a Waiting
Part 40 - Chasing You
Part 41 - Marry Me Please
Part 42 - (END) Take Me Home
Q/A serta Trailer Rayhan and Angela
Epilog dan Extra Part Rayhan & Angela

PART 19-Desire

441K 23.4K 3.5K
By matchamallow

"Pulang! Sekarang!!"

Angela hampir tidak percaya mendengar kata-kata kakaknya. Kakaknya juga mencengkeram lengannya dan mulai menariknya keluar kamar.

Apa-apaan....?

"Kak, apa kau sadar apa yang sedang kaulakukan?" Angela bertanya dengan tenang sambil mengikuti kakaknya. Ia tidak memakai bahasa asing lagi.

Rayhan berhenti.

Ia memang tidak sadar atas apa yang dilakukannya saat ini. Tiba-tiba saja ia sudah begitu marah dan mendapati dirinya menggandeng lengan Angela. Ia menoleh dan melihat Angela menatapnya tajam. Kedua teman Angela juga melongok di depan pintu mengawasi mereka dengan penuh tanda tanya.

"Apa kau sendiri sadar dengan apa yang kaulakukan?!" balasnya.

"Memangnya apa yang kulakukan?"

"Masih bertanya lagi?!" Rayhan melepas cengkeramannya dan mulai memunggungi Angela sambil menyisiri rambutnya dengan tangan. Ia terlihat frustrasi tapi Angela tidak mempedulikannya. "Apa seperti ini kehidupanmu sekarang, Angela?" Rayhan bertanya lagi saat berbalik menghadap Angela.

Angela terlihat mengerutkan alis. "Memangnya ada apa dengan kehidupanku?" ia mengulangi pertanyaannya kembali.

"Perlukah kuperjelas?! Kau hidup bebas! Dan katakan jika aku tadi salah dengar? Temanmu mengajakmu melakukan..."

"Kenapa kau begitu heran, Kak?" potong Angela sambil tersenyum. "Bukankah itu lumrah dalam kehidupan seorang wanita murahan, itu sebutanmu untukku bukan? Katakan juga jika aku salah dengar dulu." sambungnya.

"Angela..."

"Pulanglah kembali, Kak." senyum Angela menghilang. "Aku sungguh tidak mengerti mengapa kau datang kemari." ia berbalik kembali dengan tenang.

Rayhan terdiam.

Ia masih syok dengan semua ucapan Angela. Angela sungguh pintar berkata-kata dan membuatnya tidak bisa membalas.

Tapi ia tidak akan menyerah hingga memastikan Angela pulang.

"Aku tidak peduli, Angela! Aku akan membawamu pergi dari sini sekarang. Persetan kau mau atau tidak!" Rayhan kembali mengejar Angela dan menarik tangannya.

Angela terkesiap tak percaya pada tindakan Rayhan. "Kak!! Lepaskan aku atau aku akan berteriak dan seluruh penghuni apartment ini akan menonton kita!" ancamnya.

"Aku tidak peduli, Angela. Lakukanlah!" tantangnya.

Angela menggertakan giginya karena kesal. Ia masih tidak habis pikir ada apa dengan kakaknya ini?! Tiba-tiba saja ia ada di depan pintu apartmentnya dan sekarang menyeret-nyeret dirinya. Ia harus menghentikan kakaknya sekarang, tapi bagaimana caranya? Menendang kakaknya? Ia bertelanjang kaki, tidak akan terlalu berefek. Akhirnya ia memutuskan akan menggunakan cara itu lagi.

"Sial, Angela!!" Rayhan tersentak dan melepaskan pegangannya. Angela menggigit tangannya! Ini yang kedua kali Angela melakukan hal tersebut padanya. Hanya saja kali ini tidak separah yang terdahulu. Ia menoleh dan melihat Angela berlari.

"Aku sudah memperingatkanmu, Kak!"

Rayhan mengejarnya, tapi terlambat.

"Sekarang pulanglah dan jangan menggangguku lagi. Selamat malam, kakak!"

Pintu berdebam tepat di depan wajah Rayhan saat baru saja ia mencapai pintu tersebut. Angela juga sudah berhasil menguncinya.

"Sial!!" Ia mengumpat sambil memukul pintu apartment Angela. Rayhan tidak menyangka gadis itu sekarang sungguh sulit untuk ditangkap, padahal dulu Angela selalu melemparkan diri padanya. Sial! Benar-benar sial!!

"Aku akan menunggumu di sini, Angela!!" teriaknya.

Teriakannya membuat beberapa penghuni apartment yang ada di sebelah kanan kirinya keluar melihat apa yang terjadi.

Rayhan tidak mempedulikannya. Ia juga tidak akan heran jika sebentar lagi polisi muncul dan menahannya.

____________________

"Angela, tetangga apartment kita menelepon menanyakan apakah perlu memanggilkan polisi atau bantuan lain untuk datang kemari?" Chloe bertanya sambil mengacungkan telepon.

Angela yang tadinya sedang menatap kaca jendela sambil bersidekap menggigit jarinya menoleh pada Chloe.

Menelepon polisi? Ide tersebut terdengar brillian, tapi Angela masih memiliki rasa iba. Bukan pada kakaknya, tapi pada ayahnya. Bagaimana jika ia mendengar kabar putranya ditahan polisi di negara lain karena mengganggu ketentraman? Pasti membuatnya syok.

Angela benar-benar tidak habis pikir apa yang dilakukan oleh kakaknya. Kakaknya itu memang benar-benar aneh. Tidak cukupkah ia menyakiti hati Angela seperti yang dilakukannya bertahun-tahun yang lalu? Angela sudah mengalah padanya. Ia sudah menghilang dari kehidupan kakaknya dan bertekad tidak akan mengganggunya lagi. Lalu untuk apa lagi Kak Rayhan kemari?

"Tolong katakan tidak apa-apa, Chloe dan tidak usah menelepon polisi."

Taylor dan Reed menatap mereka berdua bergantian.

"Aku minta maaf acara kalian jadi berantakan gara-gara diriku." ringis Angela.

"Santai saja, My Dear. Aku dan Reed selalu bisa melakukannya kapan saja." hibur Taylor.

"Apa aku perlu membantumu mengusirnya, Angela?" Reed menawarkan diri. Ia bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana boxer.

Angela tergoda untuk mengatakan iya, tapi ia ingat bahwa dirinya sudah dewasa sekarang dan menyelesaikan masalah dengan bersembunyi di balik orang lain bukanlah jalan keluar yang tepat. "Tidak usah, Reed. Aku akan mengurusnya. Bagaimanapun ia kakakku." Angela menghela napas. Meskipun ia tidak pernah dianggap sebagai adik...yah...begitulah...

"Jadi, apa yang akan kaulakukan, Angela?" Chloe yang baru saja menutup telepon menatapnya cemas.

"Aku akan berbicara padanya." Angela melangkah menuju pintu dan memasang rantai kunci sebelum membukanya perlahan.

Ia mengintip keluar melalui celah pintu. Kakaknya mendongak menyadari pintu terbuka. Tadinya ia sedang duduk sambil bersandar di dinding.

"Baiklah. Apa yang kauinginkan, Kak?" tanyanya.

Rayhan berdiri.

"Lupakanlah jika sekarang kau ingin menyuruhku pulang. Meski aku tidak mengerti alasanmu. Dan setelahnya cepatlah pergi dari sini." tambahnya.

Angela sudah melarangnya lebih dulu sebelum mengucapkannya. Rayhan memikirkan alasan apa yang dapat dipakainya untuk menyuruh Angela pulang. Ia juga memikirkan alasannya tadi. Angela sudah jelas-jelas tidak bisa menerima alasan bahwa ia ingin menyuruh Angela pulang hanya karena ia tidak suka pada kehidupan Angela.

Ia menyadari Angela memang sudah berubah sekarang. Gadis itu menatapnya dingin dari balik celah pintu.

"Papa sakit, Angela. Apa kau tidak ingin mendampinginya di saat ia sedang membutuhkanmu?" sahut Rayhan. Ia teringat bahwa ayah mereka memang sakit dan baru tersadar untuk memakainya sebagai alasan.

Angela terkejut mendengarnya. Wajahnya mulai terlihat cemas.

"I...Itu tidak mungkin. Papa tidak pernah menceritakan padaku...." Angela terlihat kebingungan. "Aku akan meneleponnya sekarang." Ia mengangkat ponsel yang sejak tadi digenggamnya.

"Tidak! Tidak! Jangan menelepon Papa!"

Angela berhenti dan mengerutkan alis. "Mengapa tidak boleh?!"

"Ia tidak ingin kita tahu. Aku mengetahuinya diam-diam." Rayhan menjelaskan.

Angela terdiam sejenak dan menatapnya dengan kesal. "Lalu aku harus percaya padamu? Begitu? Selamat malam, Kakak..." Angela hendak menutup pintu tapi Rayhan menahannya.

"Angela, please..." Ia memakai kakinya sehinga Angela tidak bisa menutup pintu.

"Apa lagi, Kak?!" Angela berdecak.

"Terserah kau mau mempercayainya atau tidak! Aku sudah mengatakan yang sesungguhnya padamu. Jangan sampai kau menyesal nanti saat.."

"Aku tidak bisa pulang sekarang, Kakak!!" potong Angela. "Tidak sampai akhir pekan ini!"

"Jadi pulanglah akhir pekan ini dan sampai saat itu tiba, aku tidak ingin kau tinggal di sini!"

"Lalu di mana aku harus tinggal? Di sini tempat tinggalku!" sahut Angela ketus.

"Aku yang akan mengaturnya. Ikutlah denganku."

Angela menatapnya tajam dan penuh kebencian.

"Atau aku tidak akan beranjak dari sini. Aku tidak takut kau akan melapor pada polisi, Angela. Lakukan saja. Aku tidak peduli." tambahnya. Sekarang ia sedang mempertaruhkan dirinya. Ia tidak akan terkejut jika Angela akan menolaknya sekali lagi.

Suasana hening untuk beberapa sesaat. Angela terdiam memikirkan sesuatu dan Rayhan menunggunya dengan pasrah.

"Tunggu di sini. Aku akan mengambil barang-barangku." putus Angela kemudian sebelum menutup pintu.

Rayhan merasa lega.

Ia berhasil...

Di luar ekspektasinya, Angela ternyata setuju untuk ikut dengannya.

Beberapa menit kemudian, Rayhan bersama Angela sudah berada di lift apartment untuk turun menuju lantai bawah. Angela mengenakan celana panjang dan kemeja santai serta sepatu flat shoes. Di bahu kirinya tergantung tas punggung yang tidak terlalu besar. Ia juga memakai kacamata hitam, sehingga kesan dinginnya semakin terasa.

Sejak tadi ia hanya terdiam dan tidak pernah memandang Rayhan.

"Kau memotong rambutmu?"

Pertanyaan Rayhan memecah keheningan di antara mereka.

Angela menoleh padanya sebentar sambil menaikkan alisnya yang indah, lalu memalingkan wajah kembali. "Aku lebih suka rambut pendek."

Jawaban yang sungguh singkat dan Angela sepertinya tidak ingin melanjutkan percakapan kembali.

"Cocok untukmu." komentar Rayhan.

Angela tidak menjawabnya lagi ataupun berterimakasih atas pujiannya.

Mereka tiba di lantai bawah dan Rayhan melihat taksi yang tadi mengantarnya kemari masih menunggu.

Angela tidak menunggu perkataan apapun darinya. Ia langsung membuka sendiri taksi tersebut dan duduk di kursi dengan tenang.

______________

"Kau membawaku ke hotel, Kak?!"

Ada sedikit nada kemarahan yang terdengar di suara Angela saat taksi menurunkan mereka di depan sebuah hotel mewah yang cukup terkenal di sana.

"Aku tidak percaya ini!" Angela berbalik.

Rayhan langsung menangkap pergelangan tangannya. "Mau kemana?!"

"Pulang ke apartment bejatku! Lepaskan tanganku!" Angela berteriak.

Tapi kakaknya sudah berhasil menyeretnya hingga ke lobby.

"Aku ingin tahu di mana kau akan menempatkanku? Aku tidak ingin sekamar denganmu! Kakak dengar itu!" Angela berteriak-teriak sehingga beberapa orang yang berlalu lalang di lobby memperhatikan mereka. Rayhan merasa malu.

"Baik! Baik!! Aku juga tidak pernah berniat sekamar denganmu!!" Rayhan akhirnya mengalah dengan kesal. "Silahkan memesan kamarmu sendiri!" Mereka berdua berhenti di depan resepsionis hotel.

Angela melakukan registrasi dan Rayhan menunggu dengan tidak sabar. Saat akan mengeluarkan kartu untuk membayar, Angela sudah mengeluarkan kartunya terlebih dahulu.

"Angela..."

"Jangan khawatir." Angela menoleh dan tersenyum padanya. "Ini murni uang tabunganku, bukan uang dari Papa. Aku tidak akan pernah memakai uangmu lagi Tuan Rayhan Pramoedya." sindir Angela sambil bersandar santai menunggu proses pembayarannya.

Angela benar-benar membalas semua ucapannya empat tahun silam!

Kekesalan Rayhan sebenarnya sudah tidak terbendung, tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa. Darimana Angela belajar untuk berkata-kata sepedas tadi?!

"Berikan ia kamar di sebelah kamarku." ucap Rayhan pada resepsionis dalam bahasa mereka.

Angela ternganga mendengarnya. "Tunggu dulu! Aku tidak mau pengaturan seperti itu!"

"Aku tidak bisa percaya pada dirimu jauh dari pengawasanku setelah aku melihat sendiri bagaimana kehidupanmu tadi!" bentak Rayhan. Ia sudah tidak peduli pada resepsionis dan karyawan hotel lain yang melihat drama mereka. "Bisa saja kau membawa laki-laki ke kamar hotelmu." rutuk Rayhan.

"Sejujurnya aku memang akan membawa laki-laki ke kamar hotelku!" Angela merujuk pada Mick, managernya. "Dan kakak tidak berhak melarangku! Ini hidupku, Kak!! Kehidupan bejatku! Ingat?" Angela menatapnya sinis sambil menerima kartu dari resepsionis.

Seorang porter menyapanya dan menuntun Angela ke lift untuk diantarkan ke kamarnya. Angela mendahului Rayhan menuju lift.

"Apa laki-laki yang ada di apartmentmu itu yang akan kaubawa? Dia kekasihmu sekarang?" Rayhan bertanya kembali setelah berada di dalam lift.

"Bukan." Angela menjawab tanpa menoleh padanya. "Dia kekasih Taylor. Kau ingat Taylor bukan? Yang berambut pirang."

"Jadi kau terbiasa melakukannya dengan siapa saja?" Rayhan hampir saja mencekik Angela jika tidak ingat bahwa mereka berada di lift bersama orang lain.

"Begitulah. Aku bukan pemilih. Yang penting aku mendapatkan apa yang kuinginkan." Angela tersenyum jail sambil mengangkat dagu menaikkan kacamata hitamnya.

Ia benar-benar menikmati melihat mimik wajah kakaknya saat terkejut dengan kata-katanya. Biar saja...Bukankah kakaknya sedari dulu sudah menganggapnya wanita murahan?

Angela merasa kesal mengetahui memang benar ia mendapatkan kamar di sebelah kamar kakaknya, tapi ia malas berdebat dan akhirnya menerimanya. Porter membukakan pintu kamarnya dan Angela melihat pemandangan kamar yang begitu luas. Terlalu besar untuk hanya satu orang seperti dirinya.

"Bagus. Sangat mewah dan berkelas. Aku tidak heran mengingat berapa uang yang kuhabiskan tadi." Angela tersenyum sambil melangkah memasuki kamar.

"Aku sudah menawarkan akan membayarnya tapi kau.."

"Selamat malam, Kakak."

Sebelum Rayhan selesai berbicara, Angela sudah membanting pintu di depan wajahnya.

Sial...

___________________

"Angela! Angela! Angela!"

Kemarin malam Angela sudah menceritakan pada Mick bagaimana ia bisa pindah dari apartmentnya ke sebuah hotel. Dan di pagi hari ia tidak terkejut mendapati Mick sudah muncul di depan pintunya sebelum ia sempat membuka mata. Benar-benar belum membuka mata, karena ia berjalan dengan setengah mengantuk untuk membukakan pintu.

"Tinggal di sebuah hotel seperti ini sungguh tidak baik untukmu, honey! Di sini banyak makanan berlemak. Lemak! Lemak!" Mick mulai mengoceh kembali tentang pantangannya.

"Jangan terlalu berlebihan, Mikey! Aku tidak akan menyentuhnya tapi kau harus berjanji padaku saat catwalk berakhir nanti kau akan mentraktirku seporsi besar Chicken Parmigiana dan juga Calamary!" rengek Angela sambil menaiki tempat tidur dengan meraba-raba.

"Tentu saja, my dear. Apapun yang kauminta. Kau tahu Mick tidak pernah berbohong."

"Aku merindukan mereka, Mikey! Bahkan aku sudah bisa membayangkan mereka ada di hadapanku sekarang." erang Angela sambil mendesah. "Dengan banyak keju, Mikey. Ingat! Banyak keju!"

"Ya! Ya! Angela! Berhentilah memikirkannya! Kau membuatku takut. Ini barang-barang yang kauminta kemarin." Mick menaruh sebuah tentengan di samping Angela.

"Terimakasih, Mikey. Kau memang selalu bisa diandalkan." Angela tersenyum lebar sambil memeluk gulingnya. Mick mendengus.

"Jadi ceritakan tentang kakakmu ini. Ada apa ia tiba-tiba bisa menyuruhmu keluar dari apartment dan malah menyuruhmu pulang? Aku tidak habis pikir." Mick mengambil tempat di sofa dan dengan santai menyalakan televisi.

"Ia menganggap kehidupanku bejat di sana. Kau tahu apa maksudku, bukan?" gumam Angela dari tempat tidur.

Mick tertawa. "What?! Apa aku tidak salah dengar? Ia mengatakan dirimu seperti itu?"

"Jangan tertawa, Mikey. Itulah yang sebenarnya. Kau sudah mengurus keperluanku untuk pulang, bukan?"

"Tentu saja, Angela. Hanya saja aku tetap tidak mengerti dengan cara berpikir kalian... tapi siapa yang peduli. Kau sudah siap untuk acaramu esok malam?"

"Tentu saja. Jangan khawatir. Aku tidak akan mengecewakanmu, Mikey." Mick melihat Angela mengacungkan jempolnya.

"Bagus!!" Mick berdiri dari sofanya. "Aku sampai lupa kalau kau belum sarapan. Aku akan memesankan sarapanmu dengan menu piihanku sekarang." Mick berjalan dengan penuh semangat menuju telepon.

Angela hanya bisa mengerang dari balik selimut.

_________________

Rayhan sudah menunggu-nunggu hingga dua hari dengan penuh kesabaran.

Angela mengatakan kegiatan terakhirnya adalah malam ini.

Kemarin ia melihat Angela keluar bersama seorang lelaki dari kamarnya. Lelaki asing itu sangat tampan dan bertubuh proporsional. Rayhan tidak tahu siapa namanya dan Angela tidak pernah repot-repot memperkenalkan. Mereka berdua terlihat akrab. Bahkan Angela bermanja-manja padanya. Sungguh menjijikkan...

Mereka sepertinya selalu kemana-mana bersama.

Ia berpapasan dengan mereka di lorong siang kemarin dan Angela menatapnya dengan sorot menantang. Lelaki itu juga meliriknya sekilas dan tersenyum penuh arti. Rayhan hanya berhenti dan mengawasi kepergian mereka dengan dongkol.

Ia tidak tahu kapan Angela kembali ke hotel. Yang jelas pagi ini ia sudah melihat mereka bersama lagi saat ia sedang makan di restoran hotel. Lelaki itu mengambilkan makanan Angela ke piringnya. Sesekali lelaki itu memperhatikan tubuh Angela dengan terang-terangan bahkan menyentuh pinggangnya. Dan yang paling menyebalkan, Angela tidak keberatan!

Ia tidak mengerti untuk apa dia menjemput Angela kemari? Apa-apaan dirinya?! Terkadang saat ia mendapatkan kembali akal sehatnya seperti saat ini ia merasa ingin pulang. Tapi entah kenapa saat melihat Angela lagi ia mengurungkan niatnya. Lama-lama ia harus memeriksakan diri ke psikiater jika terus seperti ini.

Seperti malam ini ia merasa sudah benar-benar gila dengan ikut mengantar Angela ke pagelaran busana Victoria Secret. Ia dapat masuk dengan leluasa berkat Angela dan lelakinya itu dan kini ia duduk menunggu di sebuah meja penonton yang terletak paling jauh dari panggung.

Di depannya sudah banyak kamerawan dan mungkin juga peliput dari televisi...entahlah, ia tidak begitu mengerti. Ia tidak pernah menghadiri acara semacam ini sebelumnya. Dengan bosan ia melihat satu persatu para model itu berjalan dengan pakaian dalam...lebih tepatnya kostum...yang cukup atraktif.

Beberapa saat berlalu dan akhirnya giliran Angela tiba.

Rayhan sampai tidak bisa berkedip melihatnya.

Angela benar-benar seperti namanya...malaikat...

Rambutnya berwarna pirang terang. Itu bukan rambut asli Angela, tapi gadis itu cocok memakainya. Rayhan hampir tidak mengenalinya tadi, tapi lambat laun ia menyadari itu adalah Angela.

Ia memakai bra dan celana dalam bernuansa perak dengan ekor gaun berwarna senada yang melambai-lambai. Dan punggungnya dihiasi dengan sayap malaikat.

Angela berjalan dengan begitu mantap dan tanpa kesulitan padahal ia memakai sepatu heels dengan tinggi yang bisa membuat seseorang patah leher jika terjatuh. Ia berhenti di ujung panggung dan melebarkan kedua kakinya lalu membungkuk. Angela menaikkan tangannya ke bibir sambil memberikan ciuman nakal sebelum meliukkan tubuhnya dan berbalik.

Sial!

Rayhan mengumpat dalam hati. Kenapa ia harus melihat pemandangan tadi?!

_________________

Angela pulang dalam keadaan setengah mabuk.

Ia berjalan terhuyung-huyung dan kadang tertawa riang, tapi ia masih memiliki sedikit kesadaran.

Rayhan melihatnya dengan rasa tak percaya sepanjang perjalanan dan saat lelaki yang dipanggil Mikey oleh Angela memapahnya di lift dan lorong hotel.

Mikey menjelaskan kepadanya bahwa sudah terbiasa bagi seorang model diberi minuman keras sebelum ia menaiki panggung. Alasannya adalah supaya sang model lebih percaya diri. Mikey juga menjelaskan bahwa Angela biasanya menolak minuman dan ia agak heran bahwa hari ini Angela bersedia untuk minum.

Penjelasan yang cukup lengkap padahal Rayhan tidak bertanya.

Rayhan berhenti di depan pintu kamarnya sendiri dan terdiam mengamati Angela dan Mikey.

"Mikey!! Kau ingat janjimu bukan?" Rayhan mendengar Angela bergumam.

"Tentu saja, dear. Aku pasti memberikannya padamu. Sekarang kau tidurlah dulu. Aku akan memberikannya besok pagi." sahut Mikey.

Rayhan tercengang seakan-akan merasa ia salah mendengar.

Memberikan....? Besok pagi?

"Aku sudah tidak tahan lagi, Mikey!!! Kau tahu sendiri berapa lama aku sudah tidak mendapatkannya! Aku ingin sekarang, Mikey! Sekarang!!" terdengar protes Angela lagi meski mereka sudah menghilang masuk ke kamar Angela.

"Fine! Fine!!" Mikey berteriak kesal.

Rayhan merasa kemarahannya sudah sampai ke ubun-ubun dan tidak bisa terbendung lagi. Ia langsung menuju kamar Angela dan menggedor pintu mereka dengan tidak sabar.

Mikey langsung membukakannya pintu. "Siapa...oh, Kakakmu, Angela!!"

"Suruh dia pergi, Mikey!" teriak Angela dari dalam kamar.

"Angela, kau sungguh tidak so..."

"Keluar!" Rayhan membentak Mikey sebelum ia menyelesaikan kata-katanya.

Mikey menatapnya dengan terheran-heran. "Kau menyuruhku..."

"Keluar sekarang juga!!" Ia mencengkeram kerah Mikey.

"Baik! Baik!!" Mikey menghempaskan tangan Rayhan di kerah bajunya dan pergi sambil menggerutu. "Ada apa denganmu sebenarnya...Kalian semua begitu aneh..."

Rayhan mengawasi kepergiannya lalu memasuki kamar Angela dan menutup pintu.

"Mikey! Kenapa kau begitu la..." Angela yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut melihatnya. "Apa yang kaulakukan di sini, Kak?!" Angela menatapnya seolah-olah menatap hantu.

"Kau pernah mengatakan bukan orang yang pemilih dan mau dengan siapa saja asalkan keinginanmu terpenuhi bukan?" Rayhan berbicara dengan nada penuh kemarahan. "Lakukanlah denganku sekarang!"

Angela terlihat membeku mendengar kata-katanya. Mata kucingnya membesar dan tubuhnya bergeming menghadap Rayhan.

Rayhan juga tidak tahu kenapa kata-kata tadi bisa keluar dari mulutnya. Ia benar-benar cemburu pada Angela. Sial! Ia cemburu pada Angela?! Ia benar-benar tidak mengerti pada perasaannya. Jangan katakan kalau sekarang ia mulai menyukai Angela. Tidak!

Angela maju perlahan-lahan dan memicingkan mata.

Rayhan hanya mengamati langkahnya satu persatu.

"Kau terlihat percaya diri sekali mengatakannya, Kak." Angela tiba-tiba tersenyum.

Rayhan kebingungan dengan raut wajah Angela yang selalu berubah-ubah sehingga ia benar-benar tidak bisa membacanya sekarang.

Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Angela.

"Baiklah kalau begitu." Angela menciumnya.

***

Boleh aku hiatus sekarang nggak?

Bercanda wkwkw. Perhatian: part 20 di private ya. Cara baca part private buka aja Sean and Valeria part 12 bawah. Di sana ada cara membaca part private. Thx.

Follow IG
dian_oline_maulina
matchamallow_gallery
angelapramoedyaa
rayhan.pramoedya

danielfernandezw
nicolettealexandrov
budi_mobs
sean_martadinata
valeria.winata
vanila_mrtdnata
hayden.martadinata
justin.allardo
wirawan.wiraatmaja
nick.wiraatmaja

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 176K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
323K 4.5K 10
"Because man and desire can't be separated." 🔞Mature content, harap bijak. Buku ini berisi banyak cerita. Setiap ceritanya terdiri dari 2-4 bab. Hap...
997K 13.7K 34
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
314K 16.5K 48
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...