The Second Chance

By ingoldlife

24K 1.1K 107

"Elo boleh membenci gue. Elo boleh mikir apapun tentang gue. Tapi satu hal yang pasti. Hati gue cuma milik el... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14

Part 15

793 36 5
By ingoldlife

Harus banget ya baca ini sambil dengerin lagu yang di mulmed :)
Enjoy!

_________________________________________

Jalanan sore ini macet. Klakson saling menghentak memekakan telinga. Lampu masih merah tapi mereka sudah pada ribut. Mereka kira yang depan juga tidak ngantri atau gimana sih? Dari balik kemudi Ega mengerang frustasi. Hari ini Keysha tidak masuk les dan juga tidak di rumah. Kemana cewek itu pergi? Dan lagi, akhir-akhir ini sikapnya juga aneh. Suka tidak nyambung kalau diajak ngomong.

Beberapa meter lagi Ega akan membelokkan mobilnya ke komplek rumahnya. Dan itu artinya ia akan terbebas dari kemacetan sialan ini. Rasanya sudah pengap dan lelah berada di balik kemudi selama 2 jam. Padahal biasanya waktu tempuh dari rumahnya ke tempat lesnya cuma setengah jam.

Kembali teringat obrolannya dengan Risa kemarin. Tentang kesalahan fatalnya pada Keysha akibat dirinya yang terlalu keras kepala. Moment yang harusnya ia gunakan untuk menyatakan perasaan sama cewek itu pun jadi semakin jauh.

Risa berjalan tergesa dengan tumpukan buku paket Bahasa Indonesia di kedua tangannya. Ega menghampiri lalu mengambil sebagian tumpukan buku itu. "Hey!"

"Oh, hai Ga." Senyum manis menyapa dari bibir mungil Risa.

"Kok sendiri? Yang lain nggak ada yang bantuin?"

"Ini cuma sisanya kok, kemarin sebagian udah dibalikkin. Kenapa? Tumben banget bantuin gue?"

"Nggak apa, gue juga pengen ke perpus, nyari buku buat tugas besok." Ega berdehem untuk melunturkan rasa groginya. Hanya ingin bertanya tentang gadis pujaannya saja sudah membuatnya seperti ini. "Lo tau nggak, ada apa dengan Shasha akhir-akhir ini?"

Risa menghembuskan napas pendek. "Harusnya lo nggak manggil Keysha dengan Shasha lagi." Risa menatap Ega dengan mata muram bertemu dengan pandangan tanya Ega. "Sejak Kak Topan meninggal, Keysha benci dipanggil itu...."

Ega menhentikan langkahnya. "Wait.... Kak Topan udah meninggal? Kapan?" ia tak percaya tak tahu hal ini. Ia kira Kak Topan tidak berada di rumah karena sedang kuliah di luar kota atau luar negeri. Salahnya juga, selama ini ia tak pernah bertanya.

Mau tak mau, Risa juga ikut menghentikan langkahnya. "Waktu Keysha umur sepuluh tahun. Waktu itu Key berenang dan tenggelam. Kak Topan berusaha nolong adiknya, tapi malah dia yang meninggal. Sejak itu nama Shasha mengingatkan Key sama kakaknya. Katanya tiap ada orang yang manggil dia Shasha, bikin dia ingat dengan Kak Topan. Bukannya dia nggak sayang Ga. Key hanya merasa bersalah. Dia ngerasa, kalau dia penyebab kematian kakaknya."

Kaki Ega terasa lemas. Keringat dingin mengaliri punggungnya. Ternyata selama ini ia telah melakukan kesalahan fatal. Tanpa sadar terus menyakiti gadis itu. "Ta-tapi dokter Indra?"

"Dokter Indra itu sahabatnya Kak Topan. Sebenarnya dia nggak suka, tapi buat menghormati yang lebih tua aja Key bersikap ramah." Risa menepuk bahu Ega. "Key itu udah beda dari Key waktu dia masih kecil Ga. Udah banyak kejadian yang merubah dia menjadi cewek yang lebih dewasa. Menjadi cewek yang lebih kuat."

Rentetan klakson di belakangnya menarik Ega kembali ke masa sekarang. Masa yang tak ingin dijalaninya. Ingin rasanya ia kembali ke masa lalu. Memperbaiki semuanya. Brengsek! Kenapa ia selalu membuat kesalahan di masa lalu. Tidak waktu ia masih balita atau pun sekarang. Ternyata ia masih balita yang sama.

Dulu ia meninggalkan Keysha karena harus ikut Daddynya ke New York. Karena tidak ingin berpisah penuh dengan air mata, ia memutuskan pergi tanpa pamit. Berharap semua akan baik-baik saja tanpa air mata. Tapi ia salah. Tanpa air mata justru membuat Keysha terus terperangkap di hatinya dan membuat gadis itu membencinya.

Setelah Jeepnya terparkir di carport. Ega turun tergesa lalu berlari ke rumah Keysha. Ia ingin minta maaf. Dan semoga kali ini Keysha masih memaafkannya.

Pak Diman, security di rumah Keysha bilang, rumah sedang kosong. Keysha pergi entah kemana dan Mama Keysha sedang ke luar kota. Lalu ia dipersilakan menunggu di dalam saja.

****************

Terdengar deru mobil memasuki rumah Keysha. Lalu disusul suara tawa samar. Beranjak dari sofa ruang tamu, Ega memutuskan mengintip dengan siapa Keysha tertawa. Dan gambaran yang diterima penglihatannya membuatnya sedikit limbung. Terlihat Keysha dalam pelukan Abel dengan cowok itu mengacak rambut gadisnya.

Haha! Bahkan perasaannya saja belum berani ia ungkapkan. Bagaimana bisa ia menyebut Keysha itu gadisnya? Chicken! Banci! Sekarang semua sudah terlambat. Ega memutuskan kembali ke sofa dengan tangan kanan memegangi dadanya. Susah sekali untuk bernapas. Nyeri! Sakit! Sesak!

Pintu depan terbuka diikuti Keysha yang bersenandung dengan senyum lebar. Tak pernah dilihatnya gadis itu seceria ini.

Pandangan Keysha bertemu dengan Ega. Gadis itu sedikit terkejut, lalu menghampiri cowok itu. "Ngapain lo di sini?"

Berusaha keras Ega memaksakan bibirnya tersenyum. Semoga yang terlihat bukan seringai anehnya. "Gue nungguin lo. Gue khawatir, lo tadi nggak masuk les."

"Sorry, gue nggak ngabarin lo. Gue tadi pagi emang lagi nggak enak badan. Tapi sekarang udah sembuh kok."

"Karena Abel ya?"

Keysha mengangguk, disusul senyum sumringahnya. "Gue balikan sama Abel."

Meski Ega sudah tahu jawabannya. Tapi saat mendengarnya langsung tetap saja telinganya berdenging. Tulangnya terasa ngilu. Tenggorokannya kering. "Selamat ya." Suara yang berhasil lolos dari bibirnya agak serak. Menyedihkan!

"Thanks." Keysha masih saja ceria. Tidak menyadari suara serak Ega.

"Gue mau ngomong sesuatu Key."

Dahi Keysha berkerut, heran Ega tidak lagi memanggilnya Shasha. Tapi ia memutuskan untuk mengabaikan rasa herannya. "Gue dengerin."

"Gue cinta sama lo." Suara serak yang lain kembali lolos.

Keysha hendak menjawab tapi Ega mengangkat tangannya. Ia ingin menyelesaikan semua ini sekarang. Tanpa interupsi. "Gue cuma mau ngeluarin perasaan gue. Nggak perlu lo jawab." Ia menarik napas dan mengembuskannya kasar.

"Maaf. Karena gue dulu ninggalin lo tanpa pamit. Itu murni karena gue emang pengecut dari lahir! Gue nggak berani menghadapi air mata lo Key. And I'm so sorry. Because I'm so stubborn. Dengan tetep manggil lo dengan Shasha. Padahal hal itu mengingatkan lo dengan kakak lo satu-saunya, almarhum Kak Topan. Setelah sekian lama gue ninggalin lo, gue pikir lo masih sama kayak dulu. Karena gue masih sama Key. Masih ada keinginan di hati gue buat menikah sama lo di masa depan. Tapi ternyata gue salah. Keysha yang sekarang, bukan Keysha yang masih balita. Gue emang naif, selalu berpikiran seperti itu. Dulu gue tau semua hal tentang lo, tapi sekarang gue nggak tau apa pun soal lo. Dan itu emang ganjaran yang setimpal karena gue ninggalin lo. Melewatkan belasan tahun tanpa gue di kehidupan lo."

Kedua tangan Keysha gemetar. Matanya sudah basah. Suara isakkannya memenuhi ruangan yang sepi.

Ega menghampiri gadis itu lalu memeluknya. "Shhhh.... It's okay Key. Gue tahu lo sekarang bahagia dengan Abel. Gue benci mengatakan ini, but... he deserve you. Abel berjuang buat ngedapetin lo. Sedangkan gue sibuk bersembunyi."

Ega mempererat pelukannya. Pelukan untuk cinta pertamanya. Pelukannya untuk ucapan selamat tinggal. Kali ini, ia akan pamit. Ia akan mengatakan selamat tinggal. Ia akan melepas semuanya.

Untuk terakhir kalinya Ega ingin menatap mata Keysha. Mata yang penuh air mata hingga memerah. Kedua tangannya menghapus air mata itu. Sekarang ia akan mengahadapinya. Sekarang ia tidak akan lari. "Gue akan kembali ke New York Key. Menata masa depan gue dari awal."

Keysha menggigit bibir bawahnya. Mencegah tangisnya kembali pecah. Ia tidak ingin perpisahan ini dipenuhi oleh tangisannya. "I.... I'm so sorry  Ga. Nggak cuma elo, gue juga egois, gue marah sama lo, padahal dulu lo cuma anak-anak. Gue yang selalu cerita sama lo, soal pangeran perkasa yang selalu ngelindungin gue dan bukannya bikin gue nangis. Sebenernya gue ngomong gitu karena elo selalu melindungi gue. Tapi gue nggak tau, hal itu malah bikin lo salah paham."

Air mata Ega lolos saat suara bergetar Keysha memasuki telinganya. Gadis ini kembali menggigit bibir bawahnya.

Ega membelai bibir mungil itu dengan ibu jarinya. Ia ingin agar Keysha tak menyakiti dirinya sendiri. Ia ingin Keysha melepaskan gigitan yang kemungkinan besar melukai dirinya sendiri.

Gigitan itu terlepas, tergantikan tarikan napas berat yang memenuhi dada Keysha. Ia tak menyangka jika perpisahan akan sesakit ini.

Kecupan hangat mendarat di dahi Keysha. Membuat air mata gadis itu kian berderai.

"Goodbye my first love."

***********************

Sudah sebulan berlalu dan Keysha tak pernah lagi melihat Ega. Selama ini tidak hanya dirinya yang merasa sakit. Ia menganggap dirinyalah yang paling menderita. Tapi ternyata ada orang yang lebih menderita dan menanggung sakit lebih dalam lagi. Bahkan ia sudah jatuh cinta dengan orang lain. Sedangkan Ega belum.

Dulu itu hanya pembicraan tolol dua balita. Siapa yang menyangka jika persaan cowok itu tumbuh hingga sekarang?

"Sayang!" Suara mama dari pintu kamarnya yang terbuka membuyarkan lamunannya. Sekarang ia sudah siap berangkat ke sekolah. Mungkin Abel sudah menunggu di bawah.

"Abel udah nunggu ya?"

Mama menggeleng, "ada postcard buat kamu."

Dahinya mengernyit bingung. Tumben sekali ada orang yang mengiriminya postcard. Sambil menenteng tas, Keysha mengambil lembaran bergambar kota New York itu pada salah satu sisinya.

Mama melimbai meninggalkan anaknya sendiri. Memberinnya kesempatan untuk membaca postcard yang sudah dibacanya itu.

SINGGAH

Senyum bibir mungilmu masih terkenang
Mengaliri hati tanpa henti
Memengaruhi otak tak berjeda
Mencandu aliran darah yang terpompa
Tak akan...
Tak akan secuil pun diri ini mampu melupakamu
Tak rela diri ini melepasmu
Tapi, jika itu apa yang kau ingin
Tak apa....
Akan kutikam keegoisan ingin memilikimu dengan parang
Aku bisa menanggungnya asal kau bahagia
Tak akan aku menghalangimu
Demimu... apapun bisa kulakuan...
Yang pasti singgahmu akan abadi
Tersimpan rapat dalam relung yang paling paling dalam

Love,
Keyga Padalecky

END!
_________________________________________
Sengaja endingnya begini. Karena dari awal cerita ini tentang Keysha & Keyga. Kenyataan itu nggak seperti di dalam dongeng yang berakhir dengan bersatunya tokoh protagonis.

Dan ini adalah ending yang bahagia. Walau mereka nggak bersatu ;)

Dan makasih banget buat kalian yang udah luangin waktu buat baca cerita yang mungkin agak aneh ini. Karena aku nulis ini tanpa kerangka, spontan. Disaat ada ide yang muncul di kepala ya itu yang aku tulis. Hehe

See you...
----------------

Continue Reading

You'll Also Like

306K 17.5K 23
Story Kedua Neo Ka🐰 Duda Series Pertama By: Neo Ka Gayatri Mandanu itu ingin hidup simpel, tidak ingin terlalu dikekang oleh siapapun bahkan kadang...
13.3M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
408K 28.3K 39
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...
236K 24.3K 57
Takdir itu emang kocak. Perasaan cerita tentang perjodohan itu hanya ada di film atau novel, tapi sekarang apa? Cecilia Janelle terjebak dalam sebuah...