Akhir Kisahku [END]

Von CangPanah

180K 8.9K 361

Ketika hati telah memilih maka siapapun takkan bisa mencegahnya, karena ketika hati sudah berbicara, ia melum... Mehr

1. Keputusan Mutlak
2. Hari Pertama Bekerja Sebagai CEO
3. Paris
4. Mengenalnya Lewat Cerita
5. Pertemuan Pertama
6. Tawaran Candra Company
7. Bandung
8. Ajakan Prilly
9. Kejadian Naas
10. kematian Pak Amir
11. Rasa Kehilangan
12. Dua Minggu Berlalu
13. Perjodohan
14. Dilema
15. Pingsan
16. Persiapan
17. Menunggu
18. Pernikahan
19. Sakit
20. Rumah Sakit
21. Ciuman pertama
22. Lepas Kendali
23. Kematian papa Candra
Bukan lanjutan
24. Awal Permasalahan
25. Semua Telah Berubah
26. Awal Kehancuran
27. Salah Paham Lagi
28. Kevin Julio Chandra
30. Indah Pada Waktunya
31. Perpisahan Membawa Duka
32. Kecelakaan
33. Syurga Dibalik Duka
34. Jessica Mila
35. Malaikat Kecil
36. Akhir Dari Kisahku
Promot

29. Tak Terduga

4.9K 262 16
Von CangPanah

Aku harap ini bisa mengobati kebaperan, nyeseknya kalian karna permasalahan kemil.




Semoga kalian suka dwngan penyelesaian masalah ini.




Happy reading all.



_______________♡♡♡______________

Waktu terus berlalu sudah dua minggu kevin tidak melihat mila, apakah wanita itu benar-benar meninggalkannya?. Hari itu dikantornya Kevin tidak bisa fokus, tumpukan kertas dimejanya tak satupun tersentuh, kepalanya hampir pecah memikirkan semuanya. Kevin tak sanggup lagi menahan kerinduannya terhadap mila. Diambilnya kunci mobil, meninggalkan perusahaannya tanpa sepatah katapun. Dalam mobilnya Kevin sudah mencoba menahan air matanya tapi bulir bening itu terus saja menetes tanpa permisi padanya.

Dua jam Kevin menempuh perjalanan dari jakarta ke Bandung & sekarang sudah pukul 16:45 ia sudah sampai didepan rumah sederhana milik mila. Kevin bergegas keluar dari mobil & melangkah kepintu rumah sederhana yang didominasi warna pastel. Kevin mulai mengetuk pintu namun tidak ada jawaban. Kevin kembali mengetuk pintu tapi masih sama tidak ada jawaban.

Hingga seorang tetangga lewat. "Anda mencari siapa? Tanya wanita paruh baya itu, Kevin yang mendengarnya langsung menjawab. "Mila, saya mencari jessica mila" jawabnya buru buru.

"Oh nak mila,tadi saya lihat dia sepertinya sedang nyekar kekuburan kedua orang tuanya" wanita itu dengan lembut.

"Terimakasih bu, kalau begitu saya pergi dulu" kevin meminta diri. Wanita itu hanya mengangguk. Kevin langsung berlari kearah makam mertuanya. karna jaraknya yang dekat Kevin tidak membawa mobil, tidak perlu waktu lama untuknya sampai ditempat itu.

Disana ia melihat seorang gadis sedang duduk didepan kuburan pak Amir, tak salah lagi itu adalah Mila. Kevin berjalan mendekati Mila ia dapat mendengar suara gadisnya sedang menangis, ia mendekat & berdiri tak jauh dibelakang mila, ia dapat mendengar semua keluh kesah gadis yang begitu ia cintai.

Dengan tangis sesegukan gadis itu mengeluarkan semua isi hatinya.

" ayah kenapa hidup begitu kejam, apa salah mila ayah? kenapa Tuhan mengambil kalian begitu cepat dari ku, sekarang aku tidak punya siapa siapa lagi ayah aku sendiri", tangisnya kembali terdengar.

"semua orang pergi meninggalku, bahkan suami yang begitu mila cintai dia tidak pernah menganggap keberadaan mila ayah, dia tak menginginkan mila dalam hidupnya. Kenapa ayah harus menitipkan mila pada keluarga mereka???

"Mungkin akan lebih baik kalau Mila tidak pernah bertemu dengan Kevin & akan lebih baik lagi jika kalian menjemputku ayah, Aku mencoba melupakan semua rasa sakit ini, jujur aku tak mampu ayah, aku tak bisa tanpanya. Kenapa Tuhan membiarkan aku Jatuh Cinta padanya jika pada akhirnya memisahkan aku dengan lelaki yang aku cintai"

Mila mengecup kedua batu nisan itu, ia menghapus air mata yang membasahi pipinya. Ia bangun & beranjak dari sana, namun alangkah terkejutnya dia saat melihat sosok pria yang sedang berdiri tak jauh darinya.

Mila merasakan aliran darahnya mendadak bekerja terlalu cepat, jantungnya berdetak lebih keras.

Kevin! Apa yang dia lakukan disini?

Kevin berjalan santai kearahnya & berhenti tepat dihadapannya. Mata mereka bertatapan. Kevin tubuhnya terlihat lebih kurus, kantong matanya terlihat gelab, ia tak seperti terakhir kali Mila melihatnya. Rambut yang sedikit berantakan namun terlihat mempesona.

Pupil mata kevin melebar, jantung terasa berhenti berdetak, air mata rindu menggantung dipelupuk matanya "Mila" tanpa suara bibir itu menyebuat nama yang telah menghujam rindu disetiap nadinya. Merindukan sosok itu hingga menangis tangannya gemetar lemah, kaki ingin melangkah & meraih tubuh mila kepelukannya. Ingin memeluk hingga sesak napas. Mungkin, Jika ada cawan sebesar benua,maka akan retak tidak mampu menampung rindu Kevin yang begitu meluap. Jantung itu begitu bergetar, rindu itu semakin beringas. Hati itu kembali terasa diremukkan oleh tangan kekar yang kejam. Lagi-lagi tangan itu semakin kuat meremas hati yang telah hancur. Semakin kuat hingga menahan nafas tak tertahankan sakitnya. Pelupuk mata tak mampu membendung air mata rindu yang ingin menyeruak keluar. Bintik air mulai membasahi jas hitamnya. Menunggu apa yang lebih pahit dari menunggu yang tidak pasti? Adalah menunggu yang pasti. Tetapi sudah jelas terasa menyakitkan. Menunggu untuk dimaafkan, menunggu untuk dimengerti atau mungkin sedikit saja untuk dipahami. Namun rasanya egois untuk dimengerti. Terutama yang pergi adalah karena kesalahan sendiri. Memutar waktupun rasanya mustahil karna hidup bukanlah film fiksi. Satu hal yang pasti, sedetik setelah sosok itu pergi ia hidup dalam bayang- bayang depresi. Hampir seluruhnya telah dibawa sosok itu pergi. Menunggu sang takdir mempertemukan pada pemilik hati yang kini sedang berdiri dihadapannya.

Mila mengeryit kedua alisnya, ia sungguh harus berusaha meredam debaran jantung yang tiba tiba menjadi lebih cepat & rasa gugup yang mendera. Ingin sekali rasanya Mila memeluk pria yang berdiri dihadapannya saat ini.

"Apa yang kamu lakukan disini"?tanya Mila dengan suara lembutnya.

"Aku hanya ingin mengunjungi makam mertuaku apa itu salah"? Tanya Kevin.

"O- oh ya silakan", mila tergagab kebingungan. Pikirannya masih belum bisa menerima kenyataan yang ada didepannya. Bagi mila melihat kevin kembali benar benar seperti mimpi, ia tidak menduga bisa melihat Kevin kembali. Kehadiran pria itu saja sanggup mendominasi dirinya, cara Kevin berjalan, memandangnya, aroma tubuhnya semua itu membuat Mila merasa lemas.

Apakah ini nyata?

setelah hari hari yang berlalu berpegang pada kenangan semata & kini sosok itu kembali terwujud. Mila tak mampu berkata ia hanya mampu memandang Kevin dalam diam.

*****

Kevin melangkah masuk Kerumah mila.

"Bagaimana kabarmu?" Kevin menatap mila yang duduk disofa disampingnya

"Baik, aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" Tanya mila perlahan

"Apa? Kamu menanyakan kabarku" kevin berdiri dari tempat duduknya. Mila menegakkan tubuhnya waspada, ia tidak tahu bagaimana keadaan emosi kevin dibalik ketenangan yang coba kevin perlihatkan dari tadi. Mila tidak menundukkan pandangannya, dengan teguh ia memperhatikan kevin yang berjalan perlahan ke tempat duduknya

"Kabar ku? Mila kalau aku bilang aku baik-baik saja itu bohong, kamu juga pasti melihat aku terlihat kacau, aku menunggumu, menunggumu hingga aku hampir gila. Kenapa kamu pergi? Apa kamu tidak bahagia bersamaku?"

"A-aku bahagia bersamamu Kevin"

"Lalu kenapa kamu pergi?"

"Aku berfikir kamu yang menginginkannya"

"Ah..." kevin memijid keningnya

Emosi yang mila lihat dalam mata kevin membuatnya tertohok, tiba-tiba ia merasa matanya berkaca-kaca. Mila mengerjabkan matanya untuk mengusir rasa pilu yang menyengat.

Mila pov

Mata biru itu menatapku dalam diam mata yang sangat jernih & tenang, mata yang membuat aku nyaman hanya dengan melihatnya. Namun lambat laun mata itu kini dipenuhi oleh air mata yang membendung. Ada apa dengannya? Dia tidak boleh menangis, rasa takutku membuat otakku mengambil alih pergerakan tubuhku, aku mendekat ketubuhnya, aku menangkupkan wajahnya dengan tanganku, aku tidak sanggup melihatnya menangis. Aku mencium keningnya, kedua matanya dengan perlahan aku berpindah mencium hidungnya mencium lebih lama, menghirup aroma tubuhnya lebih dalam, aku membutuhkan  aroma tubuhnya jauh lebih banyak untuk mengisi pasokan yang sudah sangat menipis diotak & paru-paruku selama kami tak bersama.

"Aku merindukanmu kevin, aku sangat merindukanmu, jangan pergi dariku, aku mencintaimu, kumohon, jangan pernah tinggalkan aku" ucapku padanya. Harus ku akui aku sudah jatuh cinta padanya, aku tidak tahu apakah dia mempunyai rasa yang sama terhadapku, aku tak perduli hal itu aku benar-benar merindukannya, aku akan membuat dia mencintaiku, aku akan berjuang. Kevin menyatukan kening kami

"Kamu merindukanku?" Tanyanya parau, aku mengangguk pelan. Kemudian kevin menarik pinggangku untuk membunuh jarak diantara kami. Ia mencium bibirku dengan intens, melumat bibirku dengan amat lembut, ciuman yang selalu aku rindukan. Tanpa sadar aku mengerang manja tidak rela saat dia ingin melepaskan ciuman kami, aku dapat merasakan kevin sedikit tersenyum dalam ciuman kami, ia kembali melumat bibirku dengan intens hingga kevin kembali menarik bibirnya menjauh, padahal memang semestinya aku membiarkannya karna sedari tadi aku menahan nafas saat menerima sentuhannya. Ia menatapku sekilas & tersenyum akupun membalas senyumnya, ia mengusap bibirku pelan. Dan dia kembali melumat bibirku dengan lembut & pelan, membuat jantungku ingin melompat keluar, 'Kevin aku merindukanmu, aku harap ciuman bertubi-tubi darimu memberiku kesempatan untuk memulainya lagi dari awal, aku ingin selalu bersamamu, aku ingin mendampingimu pada setiap jejak langkahmu, Kevin aku mencintaimu dengan segenap hatiku, aku siap untuk memulai perjalanan ini, aku harap aku masih memiliki kesempatan itu'.

Dia menarik wajahnya mundur saat sadar air mataku jatuh
"Hey kenapa kamu menangis? Tanyanya panik
" Sayang lihat aku" panggilnya lagi menarik wajahku agar menatapnya

"Kamu kenapa?" Tanyanya lembut. "Kenapa hem?" Lanjutnya lagi

"Aku tidak ingin kamu meninggalkanku" ucapku terisak, ia tersenyum & mengusap air mataku

"Tidak akan sayang" ucapnya dengan senyum. Ia membawaku dalam pelukannya, pelukan yang selalu aku rindukan, dengan jarak sedekat ini aku dapat mencium aroma tubuh yang selalu membuatku melayang
"Aku mencintaimu Kevin Julio" ucapku kembali dalam hati

*****

Kevin menuntun mila untuk duduk disofa & merangkulnya dengan posesif

" Aku butuh penjelasanmu, kemana saja tidak menghubungiku selama ini?"

"Aku tidak berani menghubungimu, tapi aku selalu menanyakan keadaanmu pada prilly, aku merindukanmu setengah mati, sering aku berfikir untuk menemui & bertanya apa kamu cinta padaku, tapi aku tidak berani saat aku kembali mengingat kalau kamu menyuruhku pergi. Aku hanya terlalu mencintaimu sampai rasanya lebih baik menjauh darimu dari pada suatu saat kamu mengatakan kalau kamu membenciku" ucap mila terisak, kevin terdiam & ia tak percaya

"Tidak aku tidak akan pernah membencimu" bisik kevin pelan mengecup kening mila, tangannya bergerak untuk merapikan rambut mila "aku tidak pernah marah padamu, waktu itu aku merasa kecewa & sedih tapi semua rasa itu aku alami pada diriku sendiri, aku merasa bodoh karna tak percaya padamu, aku tidak pernah membencimu, aku membenci diriku sendiri" ucap kevin diantara tangisan mila

"Aku tahu aku terlalu pengecut untuk mengakui rasa bersalahku pada mu. Dan ketika kamu pergi ku pikir kamu mulai lelah padaku, aku memberimu jarak & waktu agar kamu bisa berfikir & menata ulang hatimu untuk mencari tahu apa yang kamu inginkan. Aku menunggu telepon darimu kalau-kalau kamu mau menghubungiku yang membuat aku berfikir kalau kamu memang tidak menginginkan aku" lanjut kevin

"Bodoh" ucap mila sambil memukul dada kevin

"Aku tahu" desah kevin pelan "bisakah kamu jangan pergi lagi? Tinggallah bersamaku, kita mulai lagi semuanya dari awal, kita sudah terlalu lelah untuk terus menjauh seperti selama ini" Mila mengangguk & menghapus air matanya.

"Terimakasih" kevin mengeratkan dekapannya pada mila, ia kembali mencium pucuk kepala gadisnya.


_______________♡♡♡______________



Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi hubungan kemil.




Berikan komentar kalian guys biar aku bisa next secepatnya.



Aku tunggu vote & komen kalian


Thank's

Jum'at, 10 Juni 2016
@Albatros_Kml

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

43.2K 1K 15
"Menikah?" "Rio, Kamu harus mau." "Tapi mah, Rio masih umur 20 tahun. Gak mungkin Rio nikah sekarang." "Mama gak bilang kamu nikah sekarang Rio. Satu...
120K 2.1K 7
Awalnya hidupku biasa saja, sama seperti gadis lain, tak ada yang istimewa. Namun semenjak peristiwa besar terjadi, aku kini berubah. Peristiwa yang...
30.6K 1K 42
Membuat pasangan bahagia walau ngorbanin perasaan kita sendiri, yah bisa di bilang bucin, orang yang tidak mencari jati dirinya sendiri. Start➡26 Jan...
10.4K 1.1K 17
Kumpulan ficlet, drabble dan one shoot Cast: Park Jiyeon - Oh Sehun