Aku berharap tak pernah mengenalkan Glenn dengan kak Bima .
Bagaimana tidak , ia baru sampai 20 menit yang lalu dan ia langsung disambut dengan nama nama hewan ragunan yang keluar dari mulut kak bima . Seperti Jerapah , Kuda Nil .
Jangan tanyakan aku kenapa , ketika Glenn baru saja datang dengan mobilnya . Kak Bima juga keluar dari dalam rumah dan bertanya siapa itu . Aku jawab Glenn . Dan kemudian kak Bima menyuruhku membelikannya bubuk soda di kedai tepat si persimpangan . Jadilah aku pergi dan meninggalkan mereka berdua . Tetapi ketika aku kembali , aku bisa mendengar suara kak Bima menggelegar dengan semua binatang di ragunan . Ya ampun! Apa kak Bima sedang puber? Setauku ia sudah 10 tahun yang lalu melewati usia 17 . Apa mungkin ini puber kedua?
Aku terperangkap .
Tepat ditengah tengah mereka yang saling memandang dengan penuh kebencian .
Apa yang salah?
"Jadi inikah Glenn yang membuatmu tak fokus bekerja itu?" kak Bima menaikkan sebelah alisnya padaku . Tunggu , sejak kapan aku tak fokus bekerja?
"Siapa pria brengsek ini , Nial?" Kali ini Glenn yang gantian bertanya padaku dengan nada sangat sarkas.
Aku memandang kedua orang itu bergantian . Masing masing dari mereka menuntut jawaban dariku . Aku harus menjawab darimana? Apa dari Glenn dulu? Tapi kalau kak Bima membentakku lagi . Bagaimana?
"Kau membuatnya takut , bajingan" Kak Bima lalu langsung menarikku duduk didekatnya.
Tapi Glenn langsung menarik lenganku. "Kau yang membuatnya ketakutan , dasar brengsek"
Kak Bima kembali menarikku .
Tak terima , Glenn juga menarikku .
Demi Tuhan! Aku bukan Monkey D. Luffy! Entah keberanian dari mana aku langsung menarik kedua tanganku dari mereka . Sontak kedua mata orang ini melotot padaku . Ya ampun! Ingatkan aku untuk tidak mengajak Glenn kesini lagi . Eh , tapi bukan aku yang mengajaknya.
"Be.. berhenti!" See? Bahkan aku tak tahu punya keberanian darimana untuk meninggikan nada suaraku . Mereka berdua terbengong-bengong. "Ka.. Kalian kenapa ber.. bertengkar?"
Setelah itu kedua bola mata lelaki didepanku ini kembali bertemu . Ayolah , kalian bukan Naruto dan Sasuke! Juga bukan Pedro dan Harry dalam sinetron Anakku bukan Anakmu.
Glenn lalu menarik lenganku dan ia berdiri . "Aku harus membawamu kerumah sakit . Ada polisi yang menunggumu disana" ia melirik Bima sebentar . "Dan aku tak akan mengizinkanmu lagi pergi kesini sendirian , SAYANG"
Polisi? sudah kuduga . Tunggu . Barusan Glenn memanggilku apa?
"KEPARAT!!" Kak Bima juga bangkit dari duduknya dan mengambil ancang ancang untuk melayangkan tinjunya . Tapi keburu digagalkan oleh Ghina yang lebih dulu menahannya .
Glenn tersenyum . Entahlah , ia seperti memenangkan sesuatu .
"Pergilah dek . Urus urusanmu" Ucap Ghina lalu mengajak kak Bima masuk kedalam .
Ya ampun . Sebenarnya apa yang sedang terjadi ?
********
"Jadi saat itu anda tengah tidur didalam kamar anda?" tanya seorang Polisi didepanku . Tepatnya didalam ruangan Glenn
Aku mengangguk .
"Ya . Waktu itu dia sedang beristirahat pak . Tak baik bagi orang orang untuk begadang" terang Glenn .
Polisi itu mengangguk ngangguk sambil mengusap kumisnya yang tebal seperti pelawak Gogo . Lalu menulis sesuatu pada note nya .
"Berapa kali anda mendengar ketukan?"
Berapa kali yah? Aku tak ingat . Aku benar benar kalut waktu itu . Mungkin 5? atau 7? Aku hanya mengingat darah . Dan aku benci darah
"Dia tidak ingat pak" jelas Glenn sambil menatapku lekat lekat . Mata kami bertemu . Ah! I'm blushing . Aku tau itu
"Baiklah saya akan menemui anda lagi untuk meminta keterangan keterangan selanjutnya . Untuk sementara kami menyerahkan bayi itu dulu kepada ..." Polisi itu menatap ku lalu menatap Glenn juga . "..kalian berdua selaku saksi. 7 Panti Asuhan di kota ini sudah kelebihan muatan . Jadi hingga kasus ini selesai diusut , kami akan memberikan tanggung jawab kepada kalian untuk mengurus bayi itu" Polisi itu berdiri . "Saya permisi . Selamat sore"
Kemudian pintu tertutup .
Seketika itu pula hidupku hancur.
Biaya hidupku sendiri susah , dan sekarang aku harus mengurus bayi mungil itu? Bukan , aku bukannya benci pada bayi . Tapi apa yang harus kuberikan padanya? Aku bahkan tak punya uang sama sekali akhir bulan ini!
"Tenang saja" Glenn menyentuh bahuku dan mengusapkan tangannya disana . "Aku akan membantumu"
Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya . Tatapan waktu itu . Damai . Ah! Sadar Nial! Bayi itu tanggung jawabmu! Kau yang menemukan bayi itu!
"A.. a.."
"Nggak apa-apa kok . Aku tinggal sendirian di rumah . Aku kesepian . Anggap saja kita ini adalah orangtua muda" Ia terkekeh . Ya ampun , aku belum pernah membayangkan hal ini sebelumnya .
"Aku janji akan membantumu , Nial. Aku janji"
Tatapan itu . Entah kenapa aku merasa Glenn dapat diandalkan . Apa karena ia dokter spesialis penyakit dalam?
********
Bayi itu bagai malaikat . Meski masih dihangatkan didalam inkubator . Tapi tanganku seolah olah dapat merasakan kelembutan kulitnya saat ini . Ia seperti tersenyum disana . Aku yakin ia tersenyum meski aku tidak diperbolehkan masuk kedalam ruangan itu . Aku hanya diizinkan mengintip dari luar .
"Jadi..."
Aku berpaling dan menatap Glenn yang sudah berdiri disampingku dengan pakaian dokternya . Kehadirannya bagai makhluk halus . Ingatkan aku untuk menonton Bukan Dunia Nyata nanti malam .
"Jadi. . kau ingin menamainya apa?" tanyanya .
Ah . Benar . Bayi itu belum memiliki nama . Tapi , apa memberikan nama itu termasuk dalam tanggung jawabku? Rasanya aku tak berhak memberinya nama .
"Tentu . Kau berhak memberikannya nama . Karena saat ini kaulah orang tuanya" Gleen berdehem . "Maksudku , kita" dan ia terkekeh
Pipiku pasti akan meleleh saat ini .
"A.. aku.. Aku belum memikirkan hal itu.."
"Aku sudah" jawabnya santai . Aku mendongakkan kepalaku untuk menatap matanya .
"Aku punya banyak nama untuk malaikat itu"
Aku tersenyum . Rupanya bukan hanya aku yang menganggapnya malaikat . Aku kembali memperhatikan bayi yang tengah dierami itu .
"Rialen . R itu untuk Rasa Bahagia dan Ialen adalah singkatan nama kita. Nial dan Glenn"
Rialen . Nama yang bagus .
"Terimakasih . Bagaimana dengan Phillips? Kuharap dia akan menjadi raja seperti di negeri Britania"
Semoga saja. Aku terkekeh pelan .
"Ternyata kau juga bisa terkekeh , Nial"
Ah benar! Terakhir aku terkekeh seperti ini setengah tahun yang lalu . Ya ampun , aku bahkan tak sadar jika aku sedang berada didekat orang asing sekarang.
"Kau sudah mengetahui 2 dari 3 nama dariku .Sekarang giliranmu"
Apa? Nama apa yang harus kuberikan . Ah , bagaiman jika aku memberi dia nama Bima Sakti? Itu nama yang cukup bagus menurutku .
"Bi.. Bima Sakti"
Hening . Beberapa saat tak ada reaksi dari Glenn .
"Aku akan izin dulu pulang pada suster . Kau harus membersihkan badanmu dulu , Nial" Kata Glenn dan lalu berjalan meninggalkanku sendirian . Diujung lorong