AKU INI APA? S1 Dan S2 (Slow...

By MAlfharizy

20.4K 1K 410

Kalian tahu anime Date A Live? Cerita ini terinspirasi dari anime tersebut. Aku harap kalian suka. Terima kas... More

BAGIAN PEMBUKAAN
BAGIAN PERTAMA: SAMURAI
BAGIAN KEDUA: MENCIUMNYA ATAU DUNIA HANCUR?
BAGIAN KETIGA: BENARKAH INI?
BAGIAN KEEMPAT: GADIS BAIK
BAGIAN KELIMA: DUA ORANG YANG BEDA SIFAT?
BAGIAN KEENAM: ARTIS ATAU GADIS LUGU?
BAGIAN KETUJUH: GADIS KECIL BUTA
BAGIAN KEDELAPAN: BICARALAH DENGANKU
BAGIAN KESEMBILAN: KEBENARAN DARI MIMPI?
BAGIAN KESEPULUH: PEMBUNUH FIKSI?
BAGIAN KESEBELAS: KENCAN DENGAN ADIKKU?
BAGIAN KEDUA BELAS: GADIS ITU?
BAGIAN PENYELESAIAN: AKU CINTA KAU!
Ucapan terima kasihku
BAGIAN PERTAMA S2: PERUBAHAN YUKIMURA
BAGIAN KEDUA S2: TAHAN EMOSI
BAGIAN KETIGA S2: RENCANA YANG TERTUNDA
BAGIAN KEEMPAT S2: NINJAKU
BAGIAN KELIMA S2: TELEPORT
BAGIAN KEENAM S2: TEMPAT ASING
BAGIAN KETUJUH S2: MENYAMAR
BAGIAN KEDELAPAN S2: MELINDUNGI
BAGIAN KESEMBILAN S2: BERBAUR

BAGIAN SPESIAL: FAKTA BARU

655 40 6
By MAlfharizy

"Onii-chan, apa tidak berat? Biar aku bantu membawakannya."

"Tidak perlu, aku bisa sendiri."

Kami berjalan menuju rumahku. Kedua tangannku sudah penuh dengan kantong plastik berisi bahan makan malam untuk sekarang dan sarapan besok. Lalu sampailah kami di depan pintu, aku menyuruh Ami untuk membukakannya.

"Kami pulang." Tapi tidak ada yang menjawab. "Apa mereka pergi?"

"Onii-chan, aku coba cari ke dapur."

Aku langsung berjalan menuju ruang tamu, karena samar-samar aku mendengar seseorang berbicara di ruang tamu. Saat aku membuka pintu, aku melihat mereka semua sedang berbicara dengan seorang tamu, dia perempuan. Aku bisa melihat rambut hitam panjang terurai, baju putih, itu yang aku lihat dari belakang.

"Oh Geno-kun, selamat datang." Tamu itu langsung berdiri dan melihat ke arahku.

"Ji-kyun!" Tamu itu meloncat memelukku. Mereka semua langsung berteriak kaget.

"Ge-Genoji, dia siapa!?"

"Ka-Kalian jangan salah paham, dia..."

"Aku adalah calon istrinya."

Mereka semua langsung mengeluarkan aura hitam, dan tatapan tajam. "I-Itu tidak benar!"

"Lalu, kenapa dia memelukmu, Genoji-kun?"

"Onii-sama..."

"Genoji-senpai..."

"Geno-kun..."

"Ge...Genojiii!"

"I-Ibu, kenapa ibu ada di sini?" Ami sudah ada di belakangku.

"Hehhhh!!?" kaget mereka.

Kami semua sekarang di ruang makan. Duduk memperhatikan seorang wanita berambut panjang hitam, baju putih, rok biru gelap selutut, berkulit putih, dan berwajah cantik.

"Maaf, Ji-kyun. Aku lupa meneleponmu. Karena saking kangennya, heheheh."

"Lalu, kenapa ibu di sini? Dimana ayah?"

"Darling ada pekerjaan di luar negeri. Karena aku bosan, jadi aku kemari untuk bertemu kedua anakku yang tersayang."

"Ibu, kenapa ibu memeluk Onii-chan?"

"Kenapa? Wajarkan seorang ibu memeluk anaknya?"

"Aku kan bukan anak kecil."

"Heheheheh. Sebenarnya, aku hanya ingin mengetahui di antara mereka, siapa pacarmu. Sekarang aku tahu kalau mereka semua adalah pacarmu."

"Mereka bukan pacarku!"

"Be-Benar, aku bukan pacarnya!" jawab Yukimura.

"Aku memang pacarnya!" jawab Ran-chan.

"Aku tidak keberatan berpacaran dengan Genoji-senpai."

"Aku juga tidak keberatan berpacaran dengan Onii-sama."

"A-Aku hanya temannya!" Sedikit menyakitkan mendengar itu dari Aya-chan. Memang kami sudah saling mengunkapkan rasa suka kami, tapi kami tidak pacaran, Aya-chan ingin seperti biasa.

"Ara ara, jadi kalian mengakui kalau kalian sudah pernah dicium oleh Ji-kyun." Mereka langsung kaget bukan main, lalu mereka menundukkan kepala. "Ara ara, bahkan Ji-kyun mencium Ami-chyan, benar-benar nakal."

Aku bisa saja mengelak, kalau mereka tidak bereaksi seperti itu. Lalu tiba-tiba Itsuka menghubungiku, aku langsung ke kamar.

"Ouka, apa kau menceritakan tentang Fiksi ke ibumu?"

"Tidak, aku bahkan baru bicara dengannya sekarang."

"Lalu, kenapa dia bisa tahu kau mencium mereka?"

"Jangan tanya aku."

"Pokoknya, hati-hati. Mungkin saja dia adalah anggota KiF."

"Mana mungkin, kau terlalu berlebihan. Mungkin hanya kebetulan saja ibuku ingin mengucapkan itu."

"Tapi, tetap berhati-hati."

"Baiklah."

Lalu tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Belum aku bilang, pintu sudah dibuka. Ternyata itu ibu. "Ji-kyun, sebaiknya kau ke ruang makan."

"Ada apa?"

"Mereka bertingkah aneh."

"Baiklah, aku akan ke sana." Aku berjalan ke luar kamar. "Ibu tidak ikut?"

"Ibu ingin istirahat dulu. Selamat berjuang."

"Selamat berjuang?" Aku tidak terlalu memikirkan kalimat itu, jadi aku berjalan ke ruang makan.

Saat sampai, aku hanya melihat Aya-chan sedang duduk menundukkan kepalanya. Aku mendekati dia. "Aya-chan, dimana yang lain?"

Dia membalikan kepalanya, dan wajahnya terlihat aneh. "Geno-kun, hik. Kau terlihat sangat jauh." Dia berdiri dan berjalan mendekatiku, setelah sampai di langsung memelukku. "Nah, sekarang kau sudah dekat, hik."

"Kau kenapa?"

"Aku baik-baik saja, hik."

"Kau...Kau mabuk?"

"Tidak, aku tidak mabuk, hik."

"Ternyata benar kau ma..." Aku menghentikan kalimatku karena tiba-tiba dia menaruh telapak tangannya di pipiku.

"Geno-kun, cium aku, hik."

Aku ingin menciumnya, tapi keadaannya tidak mendukung. "A-Aku ingin ke belakang dulu!" Aku langsung meninggalkannya.

Sekarang aku berjalan menuju kamar mandi. Dan di sana sudah ada Ami. Dia juga terlihat seperti mabuk.

"Onii-chan." Dia langsung memeluk lenganku. "Ayo kita mandi bareng."

"A-A-Apa maksudmu?!"

"Kita mandi bareng seperti dulu." Dia melepaskan pelukannya, dan membuka pakaiannya.

"Ke-Kenapa kau membuka baju?!" Aku menutup mataku.

"Tentu saja untuk mandi, mandi kan harus telanjang. Ayo, Onii-chan." Aku merasakan sensasi yang lembut di lenganku.

"Ma-Maaf, Ami, aku harus pergi dulu!" Dengan cepat aku meninggalkan Ami.

Sekarang aku berada di ruang tamu, melihat Ran-chan dan Yukimura. "Kalian juga?"

"Genoji-kun, kau pilih aku atau Yukimura?"

"Genoji, kau pilih aku atau Origami?!"

"A-Apa maksud kalian?"

Tiba-tiba mereka membuka baju. "Lihat, dadaku lebih besar dari Yukimura, kan?"

"Tidak, aku lebih besar!"

"A-A-A-A..." Aku hanya bisa mematung.

"Genoji-kun, kau lebih suka yang aku, kan?" Dia memeluk lengan kiriku.

"Tidak, Genoji lebih suka milikku!" Yukimura memeluk lengan kananku.

"A-A-A-A..."

"Kau suka yang mana!?" bentak mereka.

"A-Aku harus pergi!"

Saat aku keluar, aku disambut oleh pelukan Kanade-chan. Karena dia meloncat, aku jatuh.

"Onii-sama Onii-sama Onii-sama." Dia menggosokkan pipinya ke pipiku.

"Ka-Kanade-chan, apa yang kau lakukan?" Tapi tidak dijawab, dan dia terus menggosokkan pipinya seperti kucing. "Maaf, Kanade-chan!" Aku langsung berdiri, dan menurunkan Kanade-chan.

Aku berlari menuju kamarku, dan aku melihat Ca-chan sedang duduk di ranjangku. Tapi dia tidak terlihat sedang mabuk.

"Syukurlah, kau baik-baik saja." Aku mendekatinya, dan duduk di sampingnya. "Apa kau tahu apa yang terjadi dengan mereka? Mereka terlihat seperti sedang mabuk, tapi di sini kan tidak ada minuman keras." Ca-chan tidak menjawabnya, malah dia berdiri dan berjalan menuju pintu. Aku mendengar suara terkunci. "A-Apa kau mengunci pintunya?" Dia masih tidak menjawabnya, tapi dia membuka semua pakaiannya. Sekarang dia telanjang bulat. "A-Apa yang kau lakukan?!" Aku menutup mataku.

"Genoji-senpai..." Aku merasa dia mendorongku. Sekarang aku terbaring di ranjang, dan dia merangkak di atasku. "Sudah lama aku ingin melakukan ini."

"Me-Melakukan apa?!"

Perlahan dia membuka kancing bajuku, satu demi satu. Lalu dia membuka resleting celanaku. Setelah itu dia menempelkan dadanya ke dadaku, wajahnya sangat dekat. "Sekarang kau milikku."

Aku hanya bisa diam pasrah, sebenarnya aku bisa saja melawan, tapi otakku mengatakan untuk tidak melawan. Perlahan bibirnya mendekati bibirku.

Tiba-tiba terdengar suara benturan yang keras, ternyata pintuku didobrak. Pelakunya tidak lain adalah kelima gadis yang sedang mabuk.

"Kenapa kau menjauh lagi, Geno-kun, hik!"

"Ayo kita mandi bareng, Onii-chan!"

"Siapa yang kau suka, Genoji-kun!?"

"Siapa yang kau pilih, Genoji!?"

"Onii-sama!" Mereka semua langsung menyerangku.

"AAAAA!!"

***

Aku membuka perlahan mataku. "Oh, Ji-kyun, kau sudah bangun."

"Apa yang terjadi, bu?"

"Maaf, tadi sepertinya ibu terlalu berlebihan memberi mereka coklat."

"Coklat... Jangan-jangan, itu akibatnya mereka mabuk?!"

"Tee-he."

"Ibuuu..."

"Jangan marah begitu, Ji-kyun. Apakah tadi kau bersenang-senang?"

"Bersenang-senang apanya?! Aku hampir mati!?"

"Tenang saja, kau tidak bisa mati, kan."

"Apa maksud ibu?"

"Jangan berpura-pura tidak tahu, kau kan sudah memiliki kekuatan penyembuh."

"I-Ibu tahu dari mana?"

"Kalau tidak salah dari seorang pria bernama Itsuka."

"Hah?! Ibu kenal dia?"

"Tidak, tadi dia datang kemari. Dia bertanya kepada ibu apakah ibu anggota KiF, dan ibu menjawab kalau ibu adalah Fiksi."

"Hehhhh?!"

"Ibu belum pernah bilang?"

"Tentu saja belum, makanya aku kaget!"

"Heheheheh, maaf. Ternyata, kau benar-benar mewarisi kekuatan "dia"."

"Mewarisi kekuatan "dia", siapa "dia"?"

"Nanti kau akan tahu, sebaiknya kau makan dulu."

"Ibu turun duluan, aku masih sedikit pusing."

"Baiklah."

Setelah ibu pergi, aku mencoba menghubungi Itsuka. "Ouka, kebetulan, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."

"Tunggu dulu, ada yang ingin aku tanyakan."

"Aku tahu apa yang akan kau tanyakan, jadi dengarkan." Lalu Itsuka menghentikan kalimatnya, untuk menarik napas. "Kau adalah pamanku."

"Hah?"

"Kau tahu kan, ibumu adalah Roh... bisa dibilang Fiksi juga. Dan ayahmu yang sebenarnya adalah kakekku, Shido Itsuka. Jadi, kau adalah pamanku."

"A-Aku masih kurang mengerti... Jadi, ibuku adalah nenekmu?"

"Bisa dibilang begitu. Kau tahu kan, kakekku adalah pemiliki kekuatan penyegel juga. Jadi, wajar saja aku punya lebih dari satu nenek."

"La-Lalu, kenapa namanya Roh?"

"Dulu memang mereka disebut Roh, tidak jauh beda dengan Fiksi, hanya beda panggilan saja."

"Jadi, aku setengah manusia dan Roh?"

"Mungkin, tapi aku belum menemukan kekuatan Roh dari ibumu."

"Memangnya kekuatannya apa?"

"Nanti aku akan memberitahumu, setelah kekuatan itu muncul."

"Maksudmu kau tidak tahu?"

"Iya."

"Ada tambahan lainnya?"

"Kurasa cukup dulu. Nanti kita bicarakan lagi."

Bingung, itu yang kurasakan sekarang. Banyak fakta tentang diriku yang sebenarnya, yang sekarang aku ketahui. Jadi, aku mencoba untuk menenangkan diri dulu, dan melupakannya sementara.

Aku berjalan menuju ruang makan. Di sana mereka sudah menungguku di tempat duduk mereka masing-masing.

"Kenapa kau lama sekali, Genoji."

"Maaf."

"Apa kau baik-baik saja?"

"Aku hanya sedikit pusing." Sekarang belum waktunya mereka mengetahui tentang tadi. "Oh iya, dimana ibu?"

"Tadi dia pulang, Onii-chan. Tiba-tiba ayah sudah pulang dan ibu ingin menjemputnya."

"Begitu, ya..."

"Kau yakin baik-baik saja?"

"Tidak apa-apa, Ran-chan. Kalau begitu, ayo kita makan."

Saat makan, aku merasakan suasana yang aneh. Mereka menatapku dengan aneh, seperti ingin memastikan sesuatu. "Ge-Geno-kun, apa kau me-me-mengingat itu..."

"Mengingat apa?"

"Itu...Itu..."

"Apa?"

"Apa kau ingat kejadian tadi saat kami ma..." Mulut Ran-chan langsung ditutup Yukimura.

"Kejadian tadi, memangnya apa yang terjadi?"

"Bukan apa-apa!"

Mereka terlihat kembali normal. Dan kami melanjutkan makan.

Setelah selesai makan, aku menuju kamarku. Berbaring memikirkan fakta yang baru saja aku dapatkan tadi. Entah apa yang membuatku gelisah, aku tidak mengerti...

"Genoji, apa kau baik-baik saja?" Yukimura sudah membuka pintunya.

"Yu-Yukimura, kenapa kau tidak mengetuk pintu dulu?"

"Tadi aku sudah mengetuknya berkali-kali, jadi aku langsung membukanya."

"Begitu, ya..."

"Apa benar kau baik-baik saja? Jangan-jangan kau ingat dengan kejadian tadi?"

"Kejadian apa?"

"Bukan apa-apa. Jadi, kau dapat masalah apa?"

"Aku juga tidak tahu..."

"Ikut aku."

"Kemana?"

"Ikut saja." Dia menarik lenganku. Dia membawaku ke depan pintu, lalu menempelkan benda bulat besi.

Saat dibuka, kami sudah ada di game center. "Kenapa kau bisa punya benda itu?"

"Itsuka yang memberikan kepadaku, katanya mungkin akan berguna untuk melarikan diri. Walau kekuatanku sudah hilang, belum tentu KiF akan melepaskanku begitu saja, kan. Ayo, kita coba ke game itu dulu."

Yukimura mengajakku ke game menembak. Dia payah dalam menembak, jadi skor-ku lebih besar darinya. Selanjutnya dia mengajakku memainkan balapan dan aku menang dari Yukimura, walau bukan juara pertama.

Setelah puas bermain, Yukimura mengajakku ke luar. Sekarang kami ada di taman. Aku baru sadar, Yukimura bersikap berbeda. Apa jangan-jangan Ran-chan menusukkan jarum itu?

"Aku tidak akan memaksa kau untuk menceritakan masalahmu. Tapi, aku tidak ingin melihatmu seperti itu."

"Maaf, aku membuatmu cemas."

"Ja-Jangan salah paham, aku melakukan ini karena tidak mau melihat mereka cemas."

"Iya-iya."

"Genoji, aku hanya ingin mengatakan ini. Kalau kau mendapatkan masalah, setidaknya ceritakan kepada kami, kami pasti akan membantumu. Lagipula... curang kalau kau saja yang selalu menolong kami, kami juga ingin menolongmu sekali-kali."

"Hahahaha."

"Kenapa kau malah tertawa?"

"Maaf." Aku menaruh tanganku di atas kepala Yukimura. "Jangan berpikir seperti itu, kalian sudah membantuku. Terutama kau, Yukimura, kau selalu membantuku. Terima kasih."

Berkat Yukimura, aku bisa sedikit menghilangkan rasa gelisahku. Mereka itu memang selalu merepotkanku, tapi mereka juga selalu membuatku ceria. Mereka juga selalu mencemaskanku. Jadi, untuk apa aku mempusingkan tentang fakta itu? Karena itu juga aku bisa kenal dan dekat dengan mereka. Oh iya, aku baru sadar kalau dari tadi aku mengelus kepala Yukimura.

"Ma-Maaf." Aku hendak menurunkan tanganku.

"Ti-Tidak apa-apa, kalau ini bisa membuatmu sedikit tenang. Kali ini, aku akan membiarkannya..." Dia menundukkan kepalanya, dan wajahnya tersipu malu. Aku melanjutkan mengelus kepalanya.

Namaku Genoji Ouka, manusia, tidak kurang atau lebih. Manusia yang bahagia karena kehidupannya yang merepotkan tapi menyenangkan setelah bertemu dengan Fiksi.

#################################

Alhamdulilah, cerita Aku Ini Apa? sudah selesai. Terima kasih kepada pembaca yang sudah setia membaca ceritaku ini. Insyallah, season 2 dan cerita spesialnya (kalau di filmnya movie-nya) akan diterbitkan. Info lebih lengkapnya ada di "ucapan terima kasihku". Sekian, terima kasih.

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 136K 87
Cerita lengkap telah tersedia di play store Namanya Aqilah, gadis biasa-biasa saja yang tiba-tiba menjadi Antagonis dalam novel. Mengetahui diriny...
579K 34K 58
Selena Azaerin, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, Selena tak pernah kehilangan sifat cerobohnya. Ketika gadis itu telah menyelesai...
1.6M 129K 101
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
3.5M 233K 76
Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Dia terlalu larut dengan kehidupannya yang...