AKU INI APA? S1 Dan S2 (Slow...

By MAlfharizy

20.4K 1K 410

Kalian tahu anime Date A Live? Cerita ini terinspirasi dari anime tersebut. Aku harap kalian suka. Terima kas... More

BAGIAN PEMBUKAAN
BAGIAN PERTAMA: SAMURAI
BAGIAN KEDUA: MENCIUMNYA ATAU DUNIA HANCUR?
BAGIAN KETIGA: BENARKAH INI?
BAGIAN KEEMPAT: GADIS BAIK
BAGIAN KELIMA: DUA ORANG YANG BEDA SIFAT?
BAGIAN KEENAM: ARTIS ATAU GADIS LUGU?
BAGIAN KETUJUH: GADIS KECIL BUTA
BAGIAN KEDELAPAN: BICARALAH DENGANKU
BAGIAN KESEMBILAN: KEBENARAN DARI MIMPI?
BAGIAN KESEPULUH: PEMBUNUH FIKSI?
BAGIAN KESEBELAS: KENCAN DENGAN ADIKKU?
BAGIAN PENYELESAIAN: AKU CINTA KAU!
BAGIAN SPESIAL: FAKTA BARU
Ucapan terima kasihku
BAGIAN PERTAMA S2: PERUBAHAN YUKIMURA
BAGIAN KEDUA S2: TAHAN EMOSI
BAGIAN KETIGA S2: RENCANA YANG TERTUNDA
BAGIAN KEEMPAT S2: NINJAKU
BAGIAN KELIMA S2: TELEPORT
BAGIAN KEENAM S2: TEMPAT ASING
BAGIAN KETUJUH S2: MENYAMAR
BAGIAN KEDELAPAN S2: MELINDUNGI
BAGIAN KESEMBILAN S2: BERBAUR

BAGIAN KEDUA BELAS: GADIS ITU?

615 40 11
By MAlfharizy

Hari ini adalah hari yang sangat aku nantikan, kalian mungkin akan berpikir yang tidak-tidak nantinya. Tapi, aku tidak peduli, yang penting aku senang. Sekarang aku berada di pantai. Ini berkat mereka semua yang ingin melihat laut. Lalu Itsuka mengabulkan permohonan mereka, karena tidak mau membuat parameter mereka turun.

Sekarang aku sedang memasang payung, memasang tikar, lalu menyimpan kotak minuman dingin. Aku mungkin akan sedikit mengeluh setelah selesai memasangnya, tapi aku tidak akan mengeluh karena ada hadiahnya.

"Geno-kun, maaf lama." Ini dia, pemandangan inilah yang sudah kunantikan. Pakaian renang Aya-chan. Dia terlihat sangat seksi dan imut menggunakan bikini biru, pokoknya dia sangat cantik. "A-Apa aku kelihatan aneh?" Ahhh!! Sikap malu-malu ini juga membuat dia semakin menarik.

"Ti-Tidak, terlihat sangat cocok denganmu. Kau terlihat sangat i...i-i-imut."

"Te-Terima kasih..."

Lalu sebuah bola voli menyerang wajahku. "Curang, kenapa hanya Himari-senpai yang dipuji!" Ternyata itu ulah Airi.

"Airi, kau tidak menggunakan kacamata?"

"Kau baru sadar!? Sebelumnya juga aku sudah pake kontak lensa!"

"Maaf, aku bercanda. Kau terlihat cantik, kok." Walau bukan bikini, tapi dia memang terlihat sangat cantik dan seksi.

"Senpai... Apa kau menggodaku?" Dia menempelkan dadanya yang kecil itu ke badanku.

Lalu serangan bola voli tadi mendarat ke wajahku lagi. "Dasar, serangga tengik, lolicon bejat!!"

"Kenapa kau malah mema..." Aku menghentikan amarahku karena terpesona melihat pakaian renang Yukimura. Tidak disangka, kupikir dia akan menggunakan pakaian renang yang tertutup. Tapi, dia menggunakan bikini.

"Kenapa kau menatapku begitu, serangga tengik!?"

"Pa...Pakaian renangmu sangat cocok denganmu, kau terlihat cantik." Entah kenapa aku terpesona dengannya, walau dia itu adalah wanita galak.

Kupikir dia akan menghajarku, tapi dia hanya mempalingkan wajahnya. Lalu datanglah yang lainnya. Mereka terlihat sangat imut-imut dengan pakaian renang mereka. Sejak dari itu, aku merasa seperti melihat bidadari. Tapi, tentu saja Aya-chan masih bidadariku.

"Genoji-kun, bagaimana penampilanku?"

"Ge-Genoji-senpai, apa kau terangsang?"

"Onii-sama, apakah aku terlihat imut?"

"O-Onii-chan, jangan menatapku seperti itu..."

"Ka-Kalian terlihat sangat imut."

"Ehm, jangan terlalu terpesona dengan mereka. Kau harus tetap fokus."

"Ah, Itsuka. Kau cemburu, ya?"

"Iya, kau seharusnya mati saja! Maaf, maksudku, kau seharusnya tidak selalu melihat baju renang mereka. Karena jantungmu bisa-bisa copot."

"Maaf-maaf."

"Oh iya, sekarang kita akan melakukan apa?" tanya Yukimura.

"Pilihan!" Pertama, bermain voli. Kedua, mengoleskan suncblock kepada mereka. Ketiga, melepas pakaian renang mereka. "Pertama!"

"Eh, langsung dipilih?"

"Sudah, jangan banyak protes. Pilih yang pertama!"

Kedengarannya dia sangat marah dan cemburu, jadi dia langsung memilihi yang pertama. Karena kalau aku memilih dua dan tiga, dia akan semakin panas. "Bagaimana kalau kita main voli?"

Lalu kami pun sepakat untuk memainkan bola voli. Kebetulan di sana sudah ada net voli, jadi kami hanya tinggal membagi kelompok. Aku, Ami, Aya-chan, dan Airi akan melawan Yukimura, Kanade-chan, Ran-chan, dan Ca-chan.

Servis dimulai dari kelompok Yukimura, diservis oleh Yukimura. Berhasil dipukul oleh Ami, lalu dibalas dengan pukulan dari Ca-chan. Lalu, Ami memukulnya ke atas, dan akan dishoot oleh Airi. Dan kami mendapatkan satu poin. Servis dilakukan olehku, dan berhasil dipukul oleh Ran-chan. Ran-chan membuat bola itu ke atas, dan Yukimura akan shoot. Bola itu meluncur ke arah Aya-chan, tapi Aya-chan diam saja. "Aya-chan!"

***

Aku membuka mata perlahan, melihat wajah seorang gadis yang sedang cemas. Sekarang aku bisa melihat dengan jelas wajah Ami yang senang aku bangun. "O-Onii-chan... syukurlah. Apa kau baik-baik saja?"

Aku membangunkan badanku, dan aku merasakan hidungku terasa sakit. "Aku baik-baik saja. Ami, aku sudah pingsan berapa lama?"

"Lima menit." Padahal sudah lima menit, tapi hidungku masih mengeluarkan darah, walau sedikit. Seharusnya aku sembuh, dan merasakan sakit. "Onii-chan, hidungmu berdarah! Sini, biar aku obati."

"Ah, i-iya." Ami memegang kedua pipiku, lalu membersihkan darah di hidungku. Entah kenapa mataku jadi nakal, aku melihat belahan dada Ami. Aku berusaha untuk melawan, tapi mataku sudah menguasaiku. "Ngo-Ngomong-ngomong, dimana yang lainnya?" Aku berhasil mempalingkan pandanganku untuk melihat sekitar.

"Jangan banyak gerak dulu, aku masih membersihkan hidungku." Kepalaku langsung ditahan. "Mereka sedang mencari Ayase-san."

"Eh? Apa yang terjadi dengan Aya-chan?"

"Aku juga tidak tahu. Saat Onii-chan kena bola voli dan pingsan, Ayase-san tiba-tiba lari. Kami pikir dia sedang mengambil obat, tapi sampai sekarang dia tidak datang."

Dia melanjutkan membersihkan darahku, dan aku merenungkan apa yang terjadi dengan Aya-chan. Setahuku, kalau dia lari dan menghilang, dia sedang dalam masalah. Aku ingat dia tiba-tiba lari dan menghilang, karena keluarganya sedang dalam masalah. Aku mencari dia, tapi tidak ketemu juga. Aku menemukan dia di bukit, sambil melihat kota. Saat aku memanggil dia, dia berbalik dan mengatakan "Maafkan aku... Maafkan aku..." dengan berlinang air mata. Sejak itu aku menyadari satu hal, Aya-chan itu orang yang rapuh, tapi berpura-pura kuat. Kalau dia sudah tidak bisa menahan sakitnya, dia langsung mencoba lari dari masalah itu.

"Ami, aku akan mencari Aya-chan. Kau tunggu saja di sini!"

"Tu-Tunngu, Onii-chan..."

Aku baru mengingat sesuatu. Saat kami berjalan ke pantai ini, dari penginapan. Kami melewati kuil yang harus menaiki tangga terlebih dahulu. Jadi, aku berlari menuju kuil itu. Ternyata, tangganya cukup tinggi. Walau begitu, aku tidak boleh langsung menyerah. Saat sampai di kuil, aku berlari ke belakang kuil. Aku juga ingat sebelum ke pantai, aku dan Aya-chan menuju belakang kuil itu dulu, untuk melihat pemandangan danau yang dihiasi oleh gunung yang dikatakan oleh pemilik penginapan.

Saat sampai di tempat itu, ternyata sesuai dugaanku, dia ada di sana. "Aya-chan."

"Jangan mendekat!"

"Ke-Kenapa?" Baru kali ini aku mendengar suara bentakannya. Walau memang aku pernah dimarahi oleh Aya-chan, tapi bentakannya tadi beda dari yang kuingat.

"Geno-kun jangan mendekat!"

"Lalu, kenapa kau tiba-tiba menghilang? Semuanya mengkhawatirkanmu. Apakah kau punya masalah? Ceritakan kepadaku, mungkin aku bisa membantumu seperti dulu."

"Tidak, Geno-kun tidak boleh melihatku!!"

"Apakah kau ikut terluka juga? Maaf aku tidak melindungimu dengan be..."

"Bukan itu!! Pokoknya, Geno-kun jangan mendekat!"

"Ouka, sebaiknya kau ikut perkataanya."

"Kenapa?"

"Pokoknya ikuti saja perkataanya."

Mungkin karena kesal, aku langsung menghilangkan wujudku. Aku langsung berlari menuju Aya-chan, karena kekuatan hantu ini, dia tidak sadar kalau aku sudah dekat. Saat sampai, aku langsung kembali seperti semula, dan menarik lengan Aya-chan. Karena ditarik, sekarang aku bisa melihat wajah dia yang sedang menangis. Tapi, ada satu hal yang membuatku kaget. Yaitu pipi kanan dan bawah bibirnya keriput dan ada bekas luka. "A-Aya-chan..."

Tanpa berkata apapun, dia menangkis lenganku, dan meloncat tinggi. Aku tidak mengejarnya, karena kaget. "Sudah kubilang, jangan mendekatinya."

"Ta-Tadi itu apa...? Kenapa wajah Aya-chan terlihat seperti zombie?"

"Baiklah, cepat atau lambat kau juga akan mengetahuinya. Ouka, Himari-chan adalah Fiksi."

"Ke-Kenapa kau tidak bilang dari dulu?!"

"Aku juga baru mengetahuinya sekarang, saat kau pingsan kena bola voli. Dan dia adalah Fiksi yang sebelumnya pernah kau segel, dan yang memiliki kekuatan menyembuhkan."

Jadi, wanita misterius yang pernah menciumku saat kecelakaan itu adalah Aya-chan. Wanita yang pernah aku temui di taman sedang duduk di ayunan adalah Aya-chan. Wanita yang pernah berteman dengan Kanade-chan adalah Aya-chan. Semuanya terungkap, kenapa dia tiba-tiba bisa mengenalku saat masuk sekolah pertama kali. Ternyata kami sudah lama saling kenal, dan aku melupakan dia... Melupakan wanita yang sudah menyelamatkanku... Sial!

"Ouka, merenungnya nanti saja. Sekarang kau harus mengejarnya. KiF mulai bergerak."

"Bagaimana caranya? Aku tidak tahu dimana dia?"

"Gunakan sihirmu! Aku akan mengarahkanmu ke tempat Himari-chan berada."

"Terima kasih, Itsuka."

"Jangan dulu berterima kasih."

"Baik!" Aku langsung berpikir untuk bisa meloncat di udara. Setelah itu aku langsung meloncat, dan berhasil.

Mirip dengan ninja yang meloncat dari satu pohon ke pohon lain. Aku melompat dari satu awan ke awan lain. "Oh iya, Ouka. Aku juga harus memberitahukanmu tentang ini... Karena sebelumnya dia sudah pernah disegel, dan sekarang kekuatannya kembali. Aku tidak tahu apakah dia akan bisa disegel lagi."

"Aku tidak peduli, aku masih bisa menerimnya walau dia zombie."

"Aku tahu itu... Tapi, kemungkinan juga dia tidak akan menjadi Himari-chan yang kau kenal."

Kalimat itu membuatku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Kalau memang seperti itu, kemungkinan aku akan kehilangan dia untuk selama-lamanya. Karena pikiran itu, tanpa kusadari aku mengeluarkan air mata. "Sial."

Setelah beberapa menit aku meloncat, akhirnya aku sampai di tempat Aya-chan. Sekarang aku berada di hutan. Aku bisa melihat Aya-chan... mungkin tepatnya sesosok yang mengerikan sedang mengamuk dan bertarung dengan KiF. Tidak seperti zombie-zombie di film, Aya-chan tidak hanya berjalan dengan lemas dan rela ditembak. Tapi dia lincah, dan kuat, buktinya dia bisa membuat lubang di tanah akibat pukulannya.

"Sepertinya gawat sekali. Apa yang terjadi dengan Himari-senpai?"

"Dia lepas kendali."

"Maaf, Ouka-senpai. Tapi aku harus membunuhnya."

"Maaf, Airi..."

"Senpai tidak perlu minta maaf, kau sudah berusaha." Dengan berat hati, Airi pergi untuk membantu teman-temannya. Aku tahu itu, Airi sedang dilanda kebingungan itu lagi. Padahal aku berjanji untuk tidak membuat dia merasakan kepedihan itu. Aku memang pria yang menyedihkan.

Lalu terlintas sebuah ide, ide yang cukup gila. Aku mengangkat tangannku, dan memanggil robot yang sebelumnya aku pernah hadapi saat Ran-chan lepas kendali. Aku memerintahkan robot itu untuk menyerang KiF.

Robot itu mematuhiku dan menyerang mereka. Karena mereka sibuk dengan serangan tiba-tiba, Aya-chan loncat menjauh lagi. Aku langsung mengejar dia. Saat aku meloncat, sepintas aku melihat Airi mengatakan sesuatu. "Selamatkan dia." Kira-kira seperti itu, menurut perasaanku.

Sekarang aku berhasil di belakang dia. Aku baru sadar, ternyata zombie bisa meloncat tinggi seperti itu. Mungkin karena zombie itu tidak memfungsikan otaknya, jadi seluruh kekuatan yang ditahan oleh otak lepas. Tapi, tetap saja itu mengejutkan. Entah mungkin karena menyadariku atau apa, dia mendarat.

Hendak aku memanggil namanya, tapi sebuah tembakan laser besar menyerang Aya-chan. Untungnya, dia tidak terluka dengan cukup parah, tepatnya lukanya langsung sembuh. "Wahh, menarik sekali." Aku melihat sumber suara itu, ternyata dari Vaan. Dia terbang di samping atas Aya-chan.

"Hentikan, Vaan!"

"Oh, kau ternyata ada di sini, Genoji Ouka-kun. Maaf, ya, tapi aku akan membunuhnya." Dia meluncurkan tembakan lasernya.

"Hentikan!!" Laser itu mengenai Aya-chan, tapi dia masih bertahan. Mungkin karena kesal, dia membalas serangannya dengan meloncat dan hendak memukulnya.

Vaan hanya tersenyum kecil. Dia berhasil menahan serangan Aya-chan yang kuat, buktinya saat tangan Aya-chan membentur pedang lasernya, angin kencang datang. Vaan membalas dengan tembakan lagi, dan Aya-chan jatuh terdorong di tanah.

Aku langsung meloncat ke arahnya, dan mengayunkan katanaku. Berhasil ditahan, dan dia hendak menembak laser. Tapi, aku langsung menembakkinya dengan peluru udara dari sihirku, menggunakan jari tangan kanan yang kubentuk seperti pistol. Berhasil kena, tapi hanya membuat dia mundur dari posisinya.

"Menarik sekali, kau memang Fiksi yang hebat. Tapi, kenapa kau tidak diincar oleh KiF, ya?"

"Mudah saja, karena aku manusia, tidak kurang atau lebih."

"Hahahahah!" Tembakan laser berkumpul di benda yang melayang di sampingnya. Lalu laser yang panjang dan besar meluncur. Aku tidak bisa menghindarinya, tapi bisa menahannya dengan prisai tanah yang kukendalikan. "Ayo, kita bersenang-senang lagi!"

Lalu, dari langit jatuh seseorang. Mungkin kurang tepat, karena dia adalah vampire. Vampire itu adalah vampire yang sebelumnya aku temui. "Aku haus, aku ingin darahmu."

Tiba-tiba Vaan menyerang vampire itu, tapi vampire itu berhasil menghindar. Dia melihat ke arah Vaan, dan meluncur menyerangnnya. Pertarungan hebat pun terjadi lagi, kelihatannya mereka seimbang. Tapi, mungkin saja Vaan yang lebih u... Sudahlah, untuk apa aku memperhatikan pertarungan mereka. Aku harus menyelamatkan Aya-chan.

Aku berbalik, dan melihat Aya-chan sedang memasang wajah nafsu ke arahku. Mungkin aku akan berpikir kotor kalau dia memperlihatkan ekspreinya itu dengan wajah Aya-chan yang cantik, tapi kau terlihat jelek. "Aku akan menyelamatkanmu, Aya-chan!"

Dengan cepat dia melesat dan bersiap mengayunkan tangannya. Aku menghindar, tapi dia masih menyerang lagi. Aku menghindari lagi, dan diserang lagi. Sampai dia sedikit lengah, aku langsung mengunci kakinya dengan tanah.

"Aya-chan, ini aku, Genoji Ouka. Aku pria yang setahun lalu dibuat kaget olehmu, karena tiba-tiba kau datang ke rumahku, lalu berjanji akan selalu menjagaku." Dia tidak mendengarnya, dan berusaha untuk melepaskan diri. "Aya-chan, kau wanita yang sangat baik sekali. Maaf, aku tidak bisa menjadi temanmu yang baik. Aku bahkan melupakanmu, tapi kau tidak melupakanku. Aku memang pria yang menyedihkan... Tapi, aku janji, mulai sekarang aku akan selalu berada di sampingmu! Selalu bersama denganmu!" Dia mulai tenang. "Aya-chan, aku mohon kembalilah!"

"Ge-Geno-kun..." Wajahnya perlahan kembali seperti semula.

"Aya-chan." Aku menarik dia keluar dari tanah.

"Maaf, Geno-kun. Aku membuatmu cemas."

"Tidak apa-apa. Aku senang kau kembali."

"Geno-kun."

"Iya?"

"Kau bukan pria yang menyedihkan."

"Terima kasih." Aku membalikkan badan, mereka masih bertarung. "Sebaiknya kita pergi dari sini."

Aku menggendong Aya-chan, seperti seorang pengantin. Seharusnya aku merasa gugup, tapi mengingat dia dalam bahaya, gugupku hilang.

***

"Untunglah dia bisa kembali seperti semula."

"Iya, aku bersyukur."

"Tapi, Ouka, jangan senang dulu. Kekuatannya masih ada dalam dirinya."

"Aku tahu itu."

"Untuk jaga-jaga, besok kau kencan dengannya."

"Ngomong sih gampang, tapi aku gugup tahu!"

"Lho? Biasanya kau tenang-tenang saja?"

"Siapa yang tenang-tenang saja?! Aku tentu saja gugup! Apalagi sekarang aku akan kencan dengan wanita yang kucintai!"

"Apa setegang itu?"

"Tentu saja! Bahkan aku tidak punya ide untuk kencan dia kemana."

"Tenang saja, aku akan membantumu."

"Terima kasih." Sekarang aku sedang duduk di bangku di halaman penginapan.

"Kalau begitu, semoga sukses."

"Baiklah..."

"Genoji, sedang apa kau di sini?"

"Oh, Yukimura."

"Kau kenapa? Kau terlihat murung?"

"Bukan apa-apa."

"Jangan bohong!" Tiba-tiba dia sudah duduk di sampingku, menatapku dengan tajam. "Aku tahu kalau kau dalam masalah."

Lalu aku menceritakan kepada Yukimura, tentang Aya-chan adalah Fiksi. Tentang kalau aku takut kencannya gagal, dan dia tidak bisa kembali lagi seperti semula. Dan aku langsung mendapatkan pukulan di lenganku. "Kenapa kau memukulku?!"

"Karena kau bodoh! Bahkan lebih bodoh dibanding Genoji yang kukenal saat pertama kali bertemu."

"Apa maksudmu?!"

"Kenapa kau sampai ragu seperti itu? Kau tidak gugup saat kencan dengan kami, kan?"

"Memang sih, tapi itu ber..."

"Tidak, itu sama saja! Kau kencan dengan kami dengan taruhan akan gagal, walau memang kami lepas kendali, tapi kau berhasil menyegel kami, kan?"

"Iya, tapi Aya-chan tidak akan bisa ke..." Aku langsung ditampar olehnya.

"Jangan berpikir seperti itu, nanti kau malah semakin takut dan tidak mau mencoba menyegel Ayase-chan. Kau ini benar-benar pria payah, menyerah sebelum mencoba. Biasanya kau dengan percaya dirinya mengatakan "Aku pasti akan menyelamatkanmu!", kan?"

Kalimatnya menamparku lagi. Aku mengetahui satu hal, tapi melupakannya karena ketakutanku. Selama ini aku menjadi pecundang yang takut akan satu hal yang belum pasti terjadi. Lagipula, Aya-chan bisa kembali lagi seperti semula. Jadi, mungkin aku akan berhasil. "Terima kasih, Yukimura. Kau menyadarkanku."

"Sa-Sama-sama." Dia mempalingkan wajahnya. "Genoji, tolong selamatkan Ayase-chan."

"Pasti, kau tunggu saja. Aku pasti akan menyelamatkannya!"

"Dan... Dan... jangan menciumnya kecuali untuk menyegel kekuatannya."

"Kau mengatakan sesuatu?"

"Bukan apa-apa!" Dia langsung pergi.

"Aya-chan, aku pasti akan menyelamatkanmu! Pasti!"

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 266K 78
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
3.5M 232K 76
Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Dia terlalu larut dengan kehidupannya yang...
443K 30.2K 59
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
388K 26.3K 26
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...