Ga Peka Dih โœ”

By _pathway

33.8K 1.1K 30

If I got second chance, I just wanna tell. "Aku sayang kamu." Supaya kamu tau kalau sebenarnya kita berada pa... More

REVISI
Permisi!!
(1) Tatapanmu ?
(2) Sama dia ?
(3) Upacara Bendera
(4) Eh? Mamanya?
(5) Kamu
(6) Galau
(8) Nyaman
(9) Barengan
(10) Peduli
(11) Mantan
(12) Ga Peka Dih [a]
(13) Ga Peka Dih [b]
(14) Rumit
(15) Unexpected
(16) Farewell
(17) Cogan di Kafe
(18) Honesty (a)
(19) Honesty (b)
(20) Gone
Terimakasih
CEK CEK CEK
EIYYY!

(7) Ketemu lagi

1K 53 0
By _pathway

"Rara.. Bangun sayang?!" Suara lembut nan menggelegar membuat gadis berumur enam belas tahun yang sedang bergelung dengan selimutnya makin menyamankan posisinya. Jam dinding menunjukkan pukul empat dan dirinya wajib mengikuti sholat shubuh berjama'ah yang memang setiap hari dilakukan keluarganya.

"Iya.. Iya, udah bun." Rara hanya membuka matanya kemudian menatap bundanya dengan alis yang dinaik-naikkan.

Shinta mengapit hidung putrinya kemudian mengibaskan selimut yang menutupi dengan gemas. "Bangun!!."

Rara lantas berdiri tegap di samping bundanya kemudian merapikan kasurnya lalu mengikuti langkah bundanya turun ke lantai dasar.

***

Ditempat lain, waktu yang sama seorang remaja lelaki sudah seragam putih abu - abu kebanggaan sekolahnya sembari duduk menghadap balkon dari tepi kasurnya.

"Nando kalo udah buruan turun!"

Remaja itu terperanjat kemudian melangkah keluar kamarnya dengan seragam yang belum terpasang atributnya secara lengkap.

"Ya ma?" tanyanya begitu melihat mamanya di dekat kompor sembari membolak-balikkan sesuatu di wajan.

"Ntar pulang sekolah kamu ada urusan ngga?"

Lelaki itu mengernyit kemudian menggeleng, "Diusahain ma, biasanya ada tugas mendadak. Emang mau dianterin kemana?"

"Engga minta dianter, cuma titip sesuatu nanti anterin ke rumah temen mama. Oke?"

Nando mengangguk paham. "Tapi kalo agak maleman ngga papa ya, Ma?"

"Paling engga kamu mau nganterin, makasih nak."

"Ya Ma." Remaja itu duduk di meja makan sembari memainkan ponselnya. Akhir-akhir minggu ini cowok itu sedang gencar-gencarnya melakukan aksi PDKT dengan salah satu anak kelas sebelahnya.

Anggia Karina atau akrab disapa Gia, anak IPA 7 tetangga agak jauh kelasnya.

"Baru juga jam lima Nan, gencar banget PDKT lo. Masih siap-siap buat sekolah lah dianya." Dimas Kusuma, kakak laki-lakinya merebut paksa ponsel adiknya.

"Woy, privacy kali. UU ITE ngerti ngga? Balikin Dim!" Nando bersungut sebal. Dimas yang tak ingin membuat kerusuhan pagi-pagi pun hanya menuruti ucapan adiknya. Sebenarnya untuk masalah privacy, Dimas sangat menghargai dan tidak langsung merebut ponsel adiknya bahkan teman-temannya sekalipun.

"Anggia namanya."

Dan sebenarnya remaja delapan belas tahun itu hanya ingin mengetahui nama gebetan adik laki-lakinya.

"Biarin bang, mending adiknya punya gebetan. Lah situ?" sahut Mira terkekeh geli. Dimas mencebikkan bibirmya sebal karena Mamanya membela adik laki-lakinya.

"Eh ma, Rara itu siapa ya?"

Dan pertanyaan tak terduga Dimas membuat remaja berwajah dewasa itu tersedak ludahnya sendiri.

"Cuma temen sekolahnya, bang." jawab Mira lembut.

Dimas mengetuk-ketukkan telunjuknya di dagu, berlaga seolah-olah sedang think so hard. "Tapi masa cuma temen sih ma, waktu itu temen kelas aku yang jadi PMR bilang kalo Nando mapah cewek yang namanya Rara ke UKS masa."

Dan semburat merah tipis terlukis di pipi Nando.

"Apaan!"

Dimas tersenyum menggoda, "Tambahan lagi yang pakling so to the sweet alias so sweet begete. Dimana pas Rara pingsan, anak Mama ini nih," Dimas menunjuk Nando dengan jempolnya. "malah nemenin Rara itu sampe tiduran di ranjang seberangnya."

"Woy!"

"Dan kamu milih siapa Nando Putra? Anggia atau Keira?" Mira tersenyum menggoda pada putra bungsunya.

"Ow!" Dimas berseru sambil menutup mulutnya. "Ternyata calon mertua sudah mengenal salah satu menantunya ya."

Mira tergelak sementara ekspresi Nando pias. Kalau saja tak ingat jika Dimas kakaknya, ingin dia sobek mulutnya dengan pisau.

"Keira cantik ngga?"

Pertanyaan Dimas membuatnya bangkit dari duduk, "Canti itu relative." jawabnya sebelum berlalu menuju tangga. Kembali tawa berderai setelah remaja itu pergi.

"Tiati baper."

***

Rara memasuki kelas pukul setengah tujuh lebih dua puluh yang artinya bel berbunyi sepuluh menit lagi. Beruntung tadi kakaknya bisa ngebut, kadang-kadang kalo dipikir lagi siapa yang bakalan ngebut pagi-pagi buat nganterin dia ke sekolah kalau kakaknya itu ke luar negeri. Sedih juga kalo dipikir-pikir, rumah juga makin sepi.

"Pagi." sapanya begitu masuk kelas.

"Iyuh, jam segini baru dateng!" seru Hanna dari bangku pojok belakang.

"Lebih baik telat dari pada tidak sama sekali, eaaa." balasnya enteng.

"Makan mulu sih lo!" seruan Bagas menggema. Gadis itu menyipit sembari mengangkat kepalan tangannya namun segera duduk di bangkunya begitu melihat guru terdisiplin mereka memasuki kelas. Bahkan sebelum bel berbunyi.

***

Bel istirahat yang berbunyi membuat beberapa anak kelasnya segera berhamburan keluar kelas sebelum kantinnya mulai dipadati siswa dari kelas lain. Kalau yang cewek lebih suka jajan pas hamper bel masuk, alasannya nyari tempat yang agak sepi biar ngga ribet. Agak bandel sih tapi daripada ngga makan sama sekali.

"Ra, masa Nando deket sama Gia anak IPA 7." ujar Indah sedikit kesal.

"Terus?" Gadis itu menaikkan satu alisnya.

"Ngga cemburu?" tanya Aura pelan. Rara malah tergelak.

Ketiganya melongo kecuali Kayla.

"Gue ngga suka, cuma kagum." Titik. Sebatas itu yang Keira katakan karena memang perasaannya masih sebatas itu.

Baru saja hendak bersuara, suara notifikasi Line membuatnya menghela nafas. Malas sebenarnya jika harus berinteraksi kembali dengan cowok itu.

Kak Randy

Nanti lo bareng Dito ya. ♥

###

Rara berdiri di pinggir gerbang sekolah sembari mengeratkan pegangannya pada tali ranselnya, panas dan malas. Dito mana? Kalau ngga niat nebengin harusnya nomong ih. Bikin tambah kesel ih, gerutunya dalam hati.

"Ram, gue nebeng dong." ujarnya begitu melihat sepupunya bersama motor besarnya keluar gerbang.

"Ogah, gue ngga mau dikira pacaran sama elo." Tolaknya mentah-mentah. Rara menggerutu lagi.

" Yaelah Ram, kita sepupuan. Ngga bakalan ada yang mikir aneh-aneh." keukeuh-nya. Tangannya menyatu di depan dada. Memohon sembari memelaskan wajah.

"Ya kan, ngga ada yang tau kalo kita sepupuan. Ntar si Dela bakal mikir aneh - aneh sama gue."

Rara menghentakkan kakinya kesal, Rama memang sepupunya tidak banyak yang tau karena memang tidak ada yang bertanya kepada keduanya. Maka dari itu mereka biasa aja.

Terlebih lagi dengan urusan Dela, Rara tau jika sepupunya itu jatuh cinta dengan sahabatnya. Aneh aja gitu liat si Rama, ABG labil dari taman lawang.

Rama mendekatkan mulutnya ke telinga Rara. "Denger - denger Dito udah balik ya? Gue tau dari mama lo, btw," Bisiknya.

' Ish.. Emak gue, mulutnya lemes banget. Gitu aja diceritain. Setdah.. ' batinnya gemas sendiri.

Rama melanjutkan, "dia lagi jalan kesini, jangan noleh. Dia dibelakang lo."

Rara menggigiti bibir bawahnya, Rama menepuk pundak sepupunya dua kali. "Gue tau kenapa minta nebeng gue. Jangan takut sama masa lalu."

Terdengar langkah Rama yang mulai menjauh, gadis itu berbalik kemudian menatap sepupunya yang berjalan mengampiri Dito. Keduanya tos ala cowok kemudian mengobrol sejenak.

"Lain kali jangan telat, kasian dia kepanasan. Tuh mukanya merah," Suara Rama terdengar samar-samar.

Kampret, mulut cewe..

Rara melangkah dengan ogah-ogahan walaupun akhirnya dia menghampiri Dito.

"Pulang?" tanyanya sambil merangkul Rara.

Gadis itu melepaskan rangkulannya dengan pelan kemudian memasuki mobil Pajero Dito dan duduk di sebelah kemudi. Cowok itu memandang Rara dengan sedih, sebegitu besar kah kesalahannya?

Dan setelahnya, Dito juga memasuki mobilnya lalu melajukan hingga meninggalkan kawasan sekolah.

***

Mobil yang ditumpangi keduanya memasuki sebuah perumahan elit, dan berhenti di depan rumah yang bisa dibilang... mewah. Dito keluar diikuti Rara dibelakangnya, melangkah memasuki rumah dengan ragu.

"Assalamualaikum, Ma." Gadis itu melihat Dito mencium tangan seorang wanita paruh baya yang sedang mengupas buah di meja makan.

"Waalaikumsalam," balasnya lembut. "Loh? Pacarnya Dito ya?" Wanita itu bertanya membuat Dito memutar bola matanya malas kemudian segera beranjak dari lingkup kaum hawa.

Rara menatap wanita yang berdiri dihadapannya sembari tersenyum lebar, detik selanjutnya gadis itu memeluk Icha—mama Dito—erat.

"Look at this Dito, pacar kamu!" serunya tak percaya.

"Mama.. ini Rara, ya allah.." tukasnya yang masih di dalam pelukan Icha.

"Are you kidding me? Kok cantik banget, mama pangling loh." tanyanya belum percaya. Rara memberengut.

"Ma, laper nih. Mau makan." Seorang gadis berpakaian santai baru saja menuruni tangga. "Siapa ma?" tanyanya seraya mengambil apel yang telah dikupas di atas piring.

"Tebak?"

Gadis itu melirik name tag Rara membuatnya membulat seketika. "Iyuh, Keira?"

"Kak Des," balasnya riang.

Dan adegan pelukan pun kembali terjadi.

"Emang cewek-cewek itu kalo ketemu pelukan?" Dito yang melihat itu dari lantai dua hanya menggelengkan kepalanya heran. "Kenapa cowok-cowok ngga sama ya?"

--------------


REVISI [6/7/17]

Vote dan Comment yaa

Continue Reading

You'll Also Like

112K 2.1K 17
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ areaโ— Adegan berbahaya โ€ผ๏ธ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...
23.9K 2.2K 15
High rank #33 (8 Feb 2017) ------- Setiap orang pasti memiliki sebuah kelebihan.Tuhan memberikan kelebihan sebagai hadiah untuk setiap umatnya.Nt...
498 73 6
"Jangan lari, nanti bisa mati." Bukan tentang ke mauan mereka, akan tetapi takdir yang Maha Kuasa. Bagaimana, jika bertemu dengan apa yang apa diliha...
394 96 16
"ูˆุงุตุทู†ุนุชูƒ ู„ู†ูุณ" " Dan aku memilihmu untuk diriku.. " Bagaimana mungkin seorang cowo cassanova SMA Brawijaya, mantan anak pondokan dijodohkan d...