Listen To My Heart

By lysitheadeimos

124K 7.5K 250

Masa lalu adalah hal terkejam bagi mereka. Kehilangan orang yang mereka cintai selama-lamanya membuat separuh... More

Prolog
1-Hidup Baru
2-Bertemu Kembali
3-Kapan Kalian Menikah
4-Masa Lalu Mereka
5-Tamu
6-Ini Cinta
7-Bali in Love (1)
9-Penolakan
10-Kekasihnya
11-Semoga Engkau Bahagia
12-Aku Akan Berjuang
13-Mereka Datang Lagi
14-Lamaran
15-Maldives Manis (End)
Epilog
Promosi Cerita- Our Memories

8-Bali In Love (2)

5.5K 396 34
By lysitheadeimos

Devan POV

"Ayo Kiran mau main yang mana?" Tanyaku pada Kiran.

"Kiran mau coba yang kayak motor itu Dad." Katanya sambil menunjuk pada bule yang sedang menaiki jet ski. "Kiran mau yang terbang itu juga." Lanjutnya menunjuk flying fish."

"Kamu nggak takut sayang?" Tanya Rissa dengan raut wajah yang khawatir. Sepertinya dia yang ketakutan.

"Nggak kok bun. Kiran berani."

"Tapi.."

"Tenang Riss. Ada aku yang jagain kok. Kamu nggak mau nyoba apa gitu."

"Kalau yang tinggi-tinggi nggak deh. Jet ski aja deh." Aku tertawa mendengar jawaban Riss.

"Bundamu payah sayang."

"Iya Dad. Bunda payah."

"Kiran, gitu kamu sama bunda ya." Jawab Rissa sambil menggelitiki Kiran. Kiran hanya tertawa sambil meminta ampun.

"Sudah sudah. Aku kita registrasi dulu." Akupun menuju ke tempat registrasi untuk mengisi data-data yang harus diisi. Kami akhirnya memilih satu sesi jet ski, sekali flying fish, sekali banana boat, dan membayar satu kapal untuk mengantar kami ke pulau penyu.

aku dan Kiran pertama kali mencoba flying fish. Dengan didampingi seorang instruktur akhirnya kami merasakan bagaimana rasanya terbang dengan ketinggian sekitar 5m.

Kiran berteriak senang. Tangguh juga anak ini. Bahkan bundanya pun kalah. Aku jadi geli sendiri mengingat Rissa yang takut ketinggian.

"MAKASIH DADDY... KIRAN SAYANG DADDY....." teriaknya disertai dengan tawa senang.

"DADDY JUGA SAYANG SAMA KIRAANN.." sama bundanya Kiran juga. Namun yang itu hanya kulanjutkan didalam hati.

Akhirnya flying fish telah kami jalani. Selanjutnya kami bersiap untuk menikmati wahana banana boat. Yang paling depan adalah Kiran. Aku ditengah dan dibelakangku Rissa.

Kedua tanganku kugunakan untuk memeluk Kiran didepan. Sementara aku merasakan sepasang tangan tersampir dipinggangku. Tanpa sadar aku tersenyum mengetahui Rissa memelukku dibelakang.

"Pegangan yang erat. Aku nggak bisa megangin kamu soalnya aku sudah megangin Kiran." Ucapku pada Rissa dibelakang. Dia hanya memberikan jempolnya sebagai jawaban.

Kami pun mulai ditarik dan dibawa kesana-sini. Aku merasakan semakin lama Rissa semakin menempel dibelakangku. Arrgghhh... aku bisa tidak konsentrasi penuh kalau begini ceritanya.

Setelah itu, aku memainkan Jet ski bersama Kiran. Dan kemudian giliran Rissa yang kubawa untuk memainkan jet ski. Sementara Kiran kami biarkan istirahat di tempat kami registrasi tadi.

"Kamu mau nyoba didepan?"

"Mauu.."akhirnya rissa pun duduk didepan.

Aku menjelaskan bagaimana cara menjalankan jet ski yang kami naiki. Tanpa sadar aku menempel terlalu dekat dengan Rissa. Bahkan harum rambutnya pun aku dapat merasakannya.

Dengan pelan Rissa menjalankannya. Beberapa kali kami sempat oleng dan aku harus menyeimbangkannya. Namun Rissa cepat belajar sehingga tak lama dia mampu menguasai seluruhnya. Bahkan dia telah berani menambah kecepatan. Cukup bernyali juga dia.

"Makasih ya Dev." Katanya saat kami telah selesai mengarungi tanjung benoa dengan jet ski.

"Sama-sama." Aku tersenyum lembut.

Walaupun dia belum memberi jawaban atas permintaanku tadi malam, namun setidaknya kami telah semakin dekat.

Flash back

"

Aku.. aku mencintaimu Riss. Maukah kamu memikirkan untuk berjalan bersamaku? Bukan Firly."

Rissa terdiam. Sepertinya banyak hal yang berkecamuk difikirannya. Tentu saja. semua orang pasti bingung saat diajak 2 pria untuk berkomitmen dalam waktu yang cukup dekat.

"Aku bisa meminta waktu. Kamu tahu kan..."

"Iya, aku mengerti. Gunakan waktumu sebanyak mungkin untuk berfikir."

"Dan aku juga harus menanyai pendapat Kiran."

Flashback off

Yah.. intinya aku harus menunggu untuk jawaban Rissa atas lamaranku. Sudahlah sekarang saatnya bersenang-senang bersama Rissa dan juga kesayangnku, Kiran.

"Dad, lapar." Kami telah berganti baju dan juga baru selesai mengunjungi pulau penyu. Jam memang sudah menunjukkan pukul 3. Perutku juga sudah keroncongan dari tadi.

"Ayo kita makan."

***

Rissa POV

Aku hanya tertawa melihat Kiran yang sangat bersemangat menyantap makanannya. Seakan-akan makanan itu akan lari jika tidak segera dihabiskan. Kami memang baru selesai menjelajahi Tanjung Benoa pukul 3 sore. Wajarlah jika Kiran sangat kelaparan.

"Pelan-pelan sayang." Kataku saat dia tersedak makanan. Segera saja aku memberikan air minum kepadanya.

"Kiran lapar bun. Tapi juga seneng." Aku tersenyum. Mataku melirik Devan yang juga sangat lahap dengan makanannya. Huh.. mereka seperti anak dan ayah saja.

Apa mungkin harusnya aku menerima lamaran Devan? Dia sudah sangat dekan dengan Kiran. Bahkan Kiran sudah memanggilnya Daddy. Tapi bagaimana dengan perasaanku? Aku nyaman bersamanya. Namun aku takut menyimpulkan jika rasa yang aku punya ini adalah cinta.

"Hey kenapa melamun." Aku tersadar dari lamunanku saat tangan Devan menyentuh bahuku.

"Ah. Maaf." Aku kembali melanjutkan makanku. Hingga aku terkaget saat jempol Devan berada disudut bibirku.

"Makan aja masih belepotan." Issh.. aku hanya mencebikkan bibirku. Sementara Devan dan Kiran sudah tertawa puas. Kompak sekali mereka. Bete ih..aku yang bundanya Kiran merasa tersisihkan.

"Kiran jahat sekarang sama Bunda."aku pun berpura-pura ngambek.

"Dad.. bunda ngambek dad. Harus disogok dad."

"Bundamu kalau ngambek disogok pakai apa?"

"Pakai cinta daddy aja." Aku yang saat itu meminum minumanku langsung tersedak mendengar ucapan Kiran. Bahkan Devan juga tersedak.

"Kiran." Ucapanku berbarengan lagi dengan Devan.

"Ciee... bunda.. ciee.. daddy.."

***

Tidak terasa sudah empat hari kami berada di Bali. Semua tempat wisata di Bali hampir semua telah kami kunjungi. Bali memang indah. Namun aku paling suka pemandangan di Tanah Lot dan Uluwatu.

Teringat kemarin saat kami di Tanah Lot. Ada beberapa orang yang memamerkan hewan melata peliharaan mereka. Iya, hewan melata yang berawalan "u". Aku tak mau menyebutkan namanya karena aku sangat takut dengan hewan itu.

Namun Kiran dengan santainya berfoto dengan hewan itu. Siapa lagi yang mengajaknya kalau bukan Devan. Dan aku hanya melihat mereka dari jauh. Berulangkali mereka memaksaku untuk berfoto, namun aku memaksa akan mogok bicara dan mogok memasak jika mereka tetap memaksaku. Akhirnya mereka mengalah juga.

Kami juga menyaksikan para penari kecak di Uluwatu. Liburan kali ini benar-benar sempurna. Aku benar-benar dapat melupakan kesibukanku di Jakarta. Dan aku yakin liburan kali ini sangat bermakna bagi Kiran. Karena ini adalah liburan pertama kalinya dia dengan seorang laki-laki yang di panggilnya Daddy.

Meskipun Devan bukanlah ayahnya namun Kiran benar-benar menganggap Devan adalah ayahnya. Terlihat dari bagaimana nyamannya dia berinteraksi dengan Devan dan senyum bahagianya yang tak pernah hilang dari wajah cantiknya.

Kamu bisa mempertahankan itu selamanya Rissa.

Ya. Memang bisa. Dengan syarat aku menerima ajakan Devan untuk berhubungan dan menolak Firly.

"Kiran." Panggilku pada Kiran yang sedang asik bermain game di tab-ku.

"kenapa bund?"

"Kiran sayang sama daddy devan?" dia langsung mengalihkan perhatiannya dari game.

"Tentu bun. Kiran sayang daddy setelah bunda dan ayah di surga."

Aku sudah menduga jawabannya. Mungkin memang sebaiknya aku menerima Devan. Setidaknya aku nyaman dengannya. Dan Kiran juga sangat dekat dengannya. Soal cinta? Aku belum berani menyimpulkannya.

"Bun. Kiran mau minuman dingin yang ada dibawah itu."

"Oke. Bunda sekalian mau turun juga. Kiran mau mesan makanan apa untuk makan malam?"

"Terserah Bunda saja."

Aku pun bersiap untuk turun kebawah. Sebenarnya bisa saja menelpon untuk diantarkan. Namun sepertinya Kiran ingin cepat-cepat meminum minumannya. Sekalian jalan-jalan untuk memantapkan hati.

Aku memencet tombol lift yang membawaku ke loby. Karena disana lah terdapat mesin soft drink. Aku mengeluarkan uangku untuk dimasukkan kedalam mesin.

"Sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan Adelline?" Suara yang sangat aku hapal terdengar. Aku pun menoleh dan mendapati seorang wanita cantik sedang berbicara serius dengan lelaki didepannya. Laki-laki itu membelakangiku namun aku sangat tahu jika dia adalah Devan.

"Ini soal Kanna Van?" Jawab wanita cantik yang memakai baju kurang bahan. Namun wajar sih. Banyak bule-bule disini yang pakaiannya lebih seksi.

"Kenapa dengan Kanna?" Aku berusaha mendengar kan dengan seksama pembicaraan mereka.

"Dulu sebelum dia meninggal dia pernah mengirimiku pesan untuk menggantikannya menjadi pacarmu?" Aku kaget dengan perkataan wanita itu. Jadi wanita itu teman Kanna.

"Kamu tahu kan jika aku teman dekat Kanna. Awalnya aku berusaha mengabaikannya. Namun aku merasa bersalah. Kamu harus menjadi kekasihku Van. Demi Kanna?"

Devan terdiam. Sungguh aku sangat takut dengan jawabannya. Mengapa aku takut?

Kamu takut Devan menerimanya, bodoh!

Apa-apaan suara hatiku itu. Mengapa aku harus takut?

Karena kamu mencintai Devan.

"Baiklah. Aku akan menjadi kekasihmu."

Dan saat itu aku merasakan air mataku perlahan keluar. Jawaban itu singkat namun cukup membuat hatiku hancur. Apa memang aku mencintai Devan? Secepat ini kah aku bisa mencintainya? Tapi jika aku hanya merasa nyaman, mengapa mendengar dia berpacaran dengan orang lain membuat aku sakit. Hey... dia baru saja mengajakku berkomitmen beberapa hari yang lalu, dan sekarang dia berpacaran dengan wanita lain karena permintaan pacarnya dahulu yang telah meninggal.

Ah.. apa yang kamu harapakan Rissa, tentu saja Devan lebih memilih mengabulkan permintaan Kanna yang sangat dicintainya. Kamu bahkan baru beberapa bulan mengenalnya.

Aku mundur secara perlahan. Lalu berbalik dan langsung melesat masuk kedalam lift. Aku terduduk dengan memegangi dadaku yang terasa sesak. Untung di lift ini hanya aku sendiri.

Mas Farhan. Apa aku mencintainya mas? Tapi mengapa seperti ini mas? Apa dia bukan orang yang kamu maksud mas. Maafkan aku menduakan cintaku untukmu.

Tbc

Jangan timpuk saya! Dari awal buat cerita ini memang merencanakan penuh dengan konflik.

So... nikmatin aja konfliknya yah.. hihihi.. maafkan.

Tapi tenang. Saya bukan pencinta sad ending. Endingnya tetap bahagia tapi sebelum bahagia di buat sakit dulu. Hihihi ampuunnn...

Oke.. happy reading! Jangan lupa tinggalkan jejak.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 87.6K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
6M 704K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
6.1M 316K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
15.5M 874K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...