AKU INI APA? S1 Dan S2 (Slow...

By MAlfharizy

20.4K 1K 410

Kalian tahu anime Date A Live? Cerita ini terinspirasi dari anime tersebut. Aku harap kalian suka. Terima kas... More

BAGIAN PEMBUKAAN
BAGIAN KEDUA: MENCIUMNYA ATAU DUNIA HANCUR?
BAGIAN KETIGA: BENARKAH INI?
BAGIAN KEEMPAT: GADIS BAIK
BAGIAN KELIMA: DUA ORANG YANG BEDA SIFAT?
BAGIAN KEENAM: ARTIS ATAU GADIS LUGU?
BAGIAN KETUJUH: GADIS KECIL BUTA
BAGIAN KEDELAPAN: BICARALAH DENGANKU
BAGIAN KESEMBILAN: KEBENARAN DARI MIMPI?
BAGIAN KESEPULUH: PEMBUNUH FIKSI?
BAGIAN KESEBELAS: KENCAN DENGAN ADIKKU?
BAGIAN KEDUA BELAS: GADIS ITU?
BAGIAN PENYELESAIAN: AKU CINTA KAU!
BAGIAN SPESIAL: FAKTA BARU
Ucapan terima kasihku
BAGIAN PERTAMA S2: PERUBAHAN YUKIMURA
BAGIAN KEDUA S2: TAHAN EMOSI
BAGIAN KETIGA S2: RENCANA YANG TERTUNDA
BAGIAN KEEMPAT S2: NINJAKU
BAGIAN KELIMA S2: TELEPORT
BAGIAN KEENAM S2: TEMPAT ASING
BAGIAN KETUJUH S2: MENYAMAR
BAGIAN KEDELAPAN S2: MELINDUNGI
BAGIAN KESEMBILAN S2: BERBAUR

BAGIAN PERTAMA: SAMURAI

2.8K 104 119
By MAlfharizy

"Geno-kun, bangun! Sarapannya sudah siap!" Tubuhku terasa digoyang-goyang oleh tangan yang lembut.

"Lima menit lagi..." Aku menutup wajahku dengan selimut.

"Onii-chan, bangun. Sarapannya sudah siap."

"Iyaaa!" Aku langsung membangunkan tubuh ini, karena suara lembut adikku. "Eh, ternyata itu kau, Aya-chan."

"Mau bagaimana lagi, cara membangunkan seorang siscon seperti itu, hm!" Dia membalikan wajahnya dengan pipi memerah.

Oh, perkenalkan, namaku Genoji Ouka. Dan wanita yang membangunkanku tadi adalah Ayase Himari, teman sekelasku. Seperti yang kalian ketahui, aku adalah siswa SMA kelas 2. Dan kalau kalian menanyakan kenapa dia ada di rumahku? Hanya satu jawabannya, dia wanita baik yang mau merawatku. Dan seperti yang kalian bayangkan juga, orang tuaku pergi entah kemana meninggalkan anak satu-satunya, tapi tentu mereka orang tua yang baik karena selalu memberiku uang saku yang tidak sedikit.

Setelah selesai membersihkan wajahku, dan menggunakan seragam tidak lupa juga dengan tasku. Aku duduk di kursi meja makan. Selama kami makan, Aya-chan memasang tatapan tajam kearahku. Aku tidak tahu kenapa, tapi dilihat dari tatapannya sepertinya dia sedang marah. Kami pun selesai makan, dan dia mengambil sesuatu di kursi sampingnya.

"Geno-kun, ini apa?" Dia menunjukkan sebuah majalah bersampul gadis kecil sedang bersandar di ranjang dengan wajah menggemaskan.

"Majalah," jawabku dengan tenang.

"Majalah apa?"

"Majalah yang berisikan model-model gadis cantik yang manis."

"Lalu, kau bisa jelaskan apa ini?" Dia membuka lembarannya.

"Kembalikan!" Aku berusaha mengambilnya, tapi gagal. "Ba-Ba-Ba..."

"Kalau kau tanya bagaimana aku mendapatkannya, lebih baik kau mengatakan apa maksudnya ini?!" Yang dia maksud adalah foto gadis kecil yang bersandar di ranjang dengan ekpresi lucunya, sambil telanjang.

Biar aku beritahu, itu adalah harta karun yang sangat berharga. Kalau kalian ingin tahu juga, aku harus merelakan uang jajanku selama sebulan untuk membeli itu. Padahal aku menyembunyikannya di gudang, tepatnya di lantai rahasia.

"Itu... Itu... Kau tahu, kan? Aku sedang mempelajari tubuh manusia, untuk pelajaran."

"Ohhh... Lalu, kenapa ada sebanyak ini?" Dia mengambil setumpuk plastik hitam yang besar, lalu membukanya dan memperlihatkanya kepadaku. Seperti yang kalian tahu, isinya ada semua "harta karun"-ku.

Aku hanya bisa diam terkejut. "Eto..."

"Gadis kecil, gadis berkacamata, gadis berdada besar, gadis dewasa... Kenapa kau tidak membeli yang bermodel sepertiku?!!"

"Hah?"

Tiba-tiba wajahnya memerah padam. "HENTAIIII!!"

"WAAAA!" 'DRUKK'

Sekarang kami berdua berjalan menuju sekolah, dan seperti yang kalian duga, dia mempalingkan wajahnya dengan cemberut. Oh iya, pasti kalian menanyakan kenapa aku memanggilnya dengan Aya-chan? Itu adalah keinginannya, kalau aku tidak memanggilnya seperti itu, dia tidak akan lagi datang ke rumahku dan menyiapkan sarapan dan lainnya.

Pernah aku memanggilnya dengan Ayase, keesokannya dia tidak datang dan tidak mau berbicara denganku. Setelah aku memanggil dia Aya-chan, besoknya dia datang dan selalu ceria setiap berbicara denganku. Oh iya, sebenarnya dia bukan teman masa kecilku, bahkan kami baru berteman satu tahun lalu.

"Aya-chan, jangan marah dong... Aku janji akan membuang semua itu, dan tidak akan pernah beli lagi."

Dia menghentikan langkahnya, lalu melihat kearahku dengan wajah rata. "Benarkah?"

"Aku janji!"

"Baguslah kalau begitu." Dia memasang senyum manisnya.

Itu dia, senyuman itulah yang aku sedari tadi tunggu. Bertubuh seperti model tidak terlalu tinggi ataupun pendek, berambut biru panjang, mata biru muda, berkulit putih, dan berwajah manis plus cantik. Siapa yang tidak mau melihat wajah manisnya, bahkan aku rela menjual rumahku hanya untuk membeli foto senyumnya. Berkat kecantikannya itu, aku jatuh cinta kepadanya.

"Geno-kun, kenapa kau senyum-senyum sendiri?" Dia sedikit memiringkan kepalanya, dan memasang wajah manis kebingungannya.

"Bukan apa-apa."

Kami pun sampai di kelas. Aku duduk di bangku yang terletak di tengah ruangan, dan tentu saja, Aya-chan duduk di sampingku. Jadi, aku bisa melihat dia terus. "Terima kasih, Tuhan!" Itulah kalimat yang selalu kugumamkan setiap duduk di bangkuku.

"Selamat pagi, Ouka, Himari-chan!" sapa temanku. Dia seorang siswa berambut coklat pendek, berkulit putih, mata coklat, dan headphone yang selalu dia gantungkan di lehernya.

"Oh, Itsuka, selamat pagi."

"Selamat pagi, Itsuka-kun."

Dia mendekatkan kepalanya ke telingaku. "Ouka, pesananmu sudah ada."

"Te-Tentang itu, aku tidak jadi belinya."

"Kenapa?"

"Kalau Aya-chan tahu, tamatlah aku."

"Kalian sedang membisikkan apa?"

"Bu-Bukan apa-apa! Iya, kan, Itsuka!?"

"I-Iya..." Dia merangkul leherku, dan kami pun berbalik. "Apa jangan-jangan..."

"Iya, dia mengetahuinya."

"Hm, sayang sekali. Lagipula, kenapa juga kau memesan majalah itu? Padahal kau bisa menikmati "itu" setiap hari."

"Apa maksudmu?"

"Tentu saja dengan melihat tubuh erotis Himari-chan."

"UGHH!" Gara-gara dia berbicara seperti itu, sepintas tadi aku membayangkan melihat tubuh Aya-chan yang ingin sekali aku "lihat". Dan menyebabkan hidungku mengeluarkan sedikit darah. "MANA MUNGKIN!!"

"Geno-kun, kenapa kau berteriak seperti itu?"

Aku membalikan badanku. "Bu-Bukan apa-a..." Tiba-tiba dia memegang lengan yang sedang menutupkan hidungku.

"Kenapa kau menutup hidungmu?" Dia memasang wajah kebingungan yang imut lagi. Akibat itu, pikiranku memperlihatkan "tadi" lagi. Dan hidungku mengeluarkan darah lagi.

"Bukan apa-apa!"

"Apa kau baik-baik saja?"

"Iya, aku baik-baik saja. UGH!" Hidungku mengeluarkannya lagi.

"Ahh, hidungmu berdarah. Ayo kita pergi ke UKS."

"Tidak perlu, aku ba..."

"Jangan paksakan diri, aku tidak mau terjadi hal yang buruk kepadamu." Dia mengatakan itu dengan wajah cemas yang manis sekali.

Setelah itu, aku tidak ingat lagi dengan apa yang terjadi. Tapi menurut Itsuka, aku tiba-tiba menyeburkan darah yang banyak dan pingsan.

"Apa sekarang kau merasa baik?" Sekarang kami berdua sedang berjalan pulang.

"Iya, aku sudah baikkan."

"Uhh, padahal kalau memang kau sedang sakit, seharusnya kau bilang kepadaku. Jadi aku tidak akan memaksamu sekolah."

"Maaf." Walau sebenarnya bukan karena sakit. "Aya-chan, nanti aku pinjam buku catatanmu."

"Oke!" Sekali lagi, dia memasang senyum manisnya.

"Aya-chan, kau pergi duluan saja. Aku ada urusan dulu."

"Ba-Baiklah. Jangan lama-lama, ya? Karena malam ini adalah makanan kesukaanmu." Dia pergi dengan senyum manisnya lagi.

Aku berbalik, dan berlari sekuat tenaga. Berlari sampai taman yang selalu aku kunjungi setiap aku merasa bahagia, dan kebetulan taman itu selalu sepi. "Aku cinta padamu, AYASEEEE!!"

Setelah meneriakkan hal itu, aku berbalik akan pulang. Tapi, aku menghentikan langkahku karena mendengar suara yang nyaring, seperti besi yang sedang berbenturan. Karena aku orangnya agak penasaran, jadi aku mencari asal suara itu.

Aku memasuki hutan taman. Suara benturan itu semakin jelas dan kali ini ada dua suara orang, walau tidak jelas tapi aku tahu kalau kedua suara itu adalah wanita. Terus aku mencarinya dan sampailah aku di sumber suara itu.

Sekarang aku melihat kedua wanita yang satu bagian dadanya dililiti oleh perban putih sehingga aku bisa melihat perut putihnya, di bagian lengan menempel zirah ala samurai berwarna merah, rambut hitam diikat, celana sepanjang atas lututnya berwarna hitam karena bagian bawah lutut ditutupi zirah ala samurai berwarna merah, di pinggang ada sarung katana, katana di tangannya, bertubuh sedang, dan berwajah cantik dengan mata coklat. Sedangkan satu lagi wanita berpenampilan seperti seorang samurai canggih dengan pakaian karet ketat yang selalu digunakan saat menyelam, katanannya terlihat seperti pistol berlaras panjang, tempat katanannya terlihat seperti maneuver, rambut putih pendek, berkulit putih, tubuhnya terlihat sedikit lebih pendek dari wanita samurai era dulu, wajahnya cantik dengan mata biru. Sekarang mereka sedang mengistirahatkan diri, tentu masih dalam keadaan siap menyerang. Dari penampilan mereka, wanita samurai era dulu yang paling kelelahan dan paling kotor.

Samurai era baru memposisikan katanannya seperti ingin menembak, lalu samurai era dulu bersiap dengan katana diarahkan ke depan. 'DORR' sebuah tembakan meluncur dengan cepat ke arah samurai era dulu, dan dengan cepatnya juga dia mengayunkan katanannya. Setelah itu, samurai era dulu melesat menyerang samurai era baru. 'TRINGG; berhasil ditahan. Mereka terlihat seimbang, tapi sayangnya samurai era baru memiliki serang yang tidak terduga. Aku bisa melihat listrik biru mengalir dari tangannya menuju katanannya, dan menyebabkan samurai era lama harus terkena sengatan. Untungnya dia tidak diam untuk disengat, dia meloncat ke belakang cukup jauh. Tapi, sayangnya dia terlihat sangat kelelahan dan tidak bisa berdiri, dia hanya duduk dengan kedua lututnya. Kesempatan itu diambil oleh samurai era baru, dia berlari dan hendak menyerang. Samurai era lama hanya diam menatap musuhnya dengan wajah kesakitan. Lalu, hal tak terduga muncul lagi. Sesuatu yang berwarna merah keluar dari tubuh samurai era lama, dan muncul sesosok roh tengu besar. Samurai era baru menghentikan larinya, dan bersiap untuk menembak roh tengu itu. Tapi, persiapan menembaknya kalah cepat dengan serangan hembusan angin dari roh tengu, yang menyebabkan samurai era baru terhempas jauh ke langit.

"A-A-Apa i...tu...?" Aku hanya bisa berdiri bingung dengan mulut terbuka.

Roh tengu perlahan mulai menghilang bersama dengan sesuatu berwarna merah. Dan bersamaan juga dengan pingsannya wanita itu.

Aku langsung berlari ke arah wanita itu. "Hei, bangun! Hei!" Aku mengguncang pelan tubuhnya. "Bagaimana, nih? Apakah aku harus menelopon ambulan? Tunggu dulu, nanti aku akan ditanya dan aku harus menjawab apa? Apakah aku harus menjawab dia terluka karena pertempurannya dengan wanita samurai berpelengkapan canggih? Apa mungkin ada yang percaya? Ahhh! Tidak ada pilihan lain!" Aku langsung mengangkat tubuhnya, tepatnya menggendongnya. "Eh, bagaimana dengan katananya?" Aku menurunkan tubuhnya lagi, dan memasukan katana ke sarungnya. Lalu aku menggendongnya lagi. "Ternyata cukup berat juga."

Untung saja aku bagus dalam pelajaran olahraga, kalau tidak mungkin aku akan jatuh bersamanya saat aku mengangkat tubuhnya. Untungnya lagi, tasku bukan tas gendong. Melainkan tas kecil, jadi aku cukup menjepitnya di ketiakku.

Aku keluar dari hutan taman dengan keadaan bungkuk. Aku melihat sekitar, dan tanpa aku sadari hari sudah mulai gelap. Aku mempercepat langkahku tanpa memikirkan kalau ada yang melihat ke arahku.

Akhirnya aku berhasil sampai di depan pintu rumah. Aku mencoba membunyikan bel rumah, tapi tanganku harus memegang kakinya. Jadi, akhrinya aku berteriak memanggil Aya-chan.

Lalu pintu terbuka. "Kau lama sekali, Ge..." Dia memasang wajah kaget, pupil matanya melebar.

"A-Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang tolong bawakan kotak P3K di ruang tamu."

Masih memasang wajah kaget, Aya-chan berjalan menuju ruang tamu. Dan aku langsung berlari ke kamarku. Selanjutnya aku membaringkan tubuhnya ke ranjangku. Sekarang aku bisa melihat tubuhnya yang indah sedang terbaring di ranjangku, dan wajah tidurnya yang terlihat cantik. Kalau wanita itu tidak pingsan karena pertarungan dan tidak terlihat sedang terluka, mungkin besok aku akan masuk penjara.

"Kenapa Aya-chan lama sekali? Kalau dibiarkan, dia pasti kesakitan." Aku melihat ke arah wajahnya. Memang dia terlihat cantik, tapi wajahnya terlihat kesakitan. "Mungkin sebaiknya aku membuka dulu baju zirahnya."

Dengan menahan nafsu, aku membuka zirah-nya. Sedikit sulit, karena aku harus extra hati-hati supaya tidak membangunkannya. Belum aku selesai membuka salah satu zirah-nya, aku merasakan kalau dia sadar. Ternyata benar saja, dia sudah bangun dengan tatapan kaget dan pipinya merah padam. "H-H-H... HENTAAIII!!" Dia mendaratkan pukulan samping yang mengarah kepalaku.

"WAAAA!" 'DHARR' 'DRUKK'

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 124K 73
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
9.8M 1.2M 60
"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalami kejadian yang menurutnya tidak masuk a...
346K 9.2K 8
UNPUBLISH DAN REVISI. 𝐵𝑎𝑤𝑎 𝑑𝑖𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖, 𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑛𝑦𝑎. -𝑨𝒏𝒊𝒏𝒅𝒊𝒓𝒂 Ini t...
111K 13.5K 13
[BUKAN TERJEMAHAN!] Deenevan Von Estera adalah Grand duke wilayah utara yang terkenal tertutup. Dia adalah pemeran antagonis dari cerita berjudul "Be...