Listen To My Heart

By lysitheadeimos

124K 7.5K 250

Masa lalu adalah hal terkejam bagi mereka. Kehilangan orang yang mereka cintai selama-lamanya membuat separuh... More

Prolog
1-Hidup Baru
3-Kapan Kalian Menikah
4-Masa Lalu Mereka
5-Tamu
6-Ini Cinta
7-Bali in Love (1)
8-Bali In Love (2)
9-Penolakan
10-Kekasihnya
11-Semoga Engkau Bahagia
12-Aku Akan Berjuang
13-Mereka Datang Lagi
14-Lamaran
15-Maldives Manis (End)
Epilog
Promosi Cerita- Our Memories

2-Bertemu Kembali

7.1K 475 2
By lysitheadeimos

Sore hari yang cerah di hari minggu. Aku memutuskan untuk menyiram tanaman yang ada di halaman depan. Aku memang sengaja tak menyewa jasa perawat kebun. Karena aku lebih memilih untuk merawat kebunku sendiri. Aku hanya memboyong salah satu asisten rumah tangga yang ada di rumah Bunda untuk bersih-bersih dan memasak.

Kumulai dengan mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman yang berada di pot-pot besar. Dengan sabar aku membasmi semua rumput-rumput liar itu. Hingga mataku menangkap sebuah tulisan terpatri di salah satu pot terbesar.

Farhan ♡ Rissa

Siapa Farhan dan Rissa? Mungkin mereka adalah pemilik rumah sebelumnya. Berarti Rissa adalah wanita itu. Wanita Atap Rumah Sakit. Dan Farhan adalah almarhum suaminya.

Entah mengapa aku merasa ada yang aneh. Perasaan yang sungguh tak mengenakkan. Perasaan yang dulu pernah kurasakan ketika melihat Kanna dengan laki-laki lain.

Cemburu?

Hei.. tak mungkin kan aku cemburu dengan wanita asing yang namanya pun baru kali ini aku tahu. tetapi jika mengingat dulu dia pernah menempati rumah ini bersama suaminya, bahagia bersama suaminya, bahkan mungkin tidur dengan suaminya dikamar yang aku pakai sekarang membuat aku merasakan perasaan aneh itu lagi.

kuhirup dalam-dalam oksigen agar memenuhi paru-paruku sepertinya aku mulai gila.

Lebih baik aku melanjutkan pekerjaanku. Karena nanti sore aku berencana untuk mengunjungi makam Kanna. Mengunjungi untuk pertama kalinya setelah sekembalinya aku dari Perancis.

***

Larissa POV

"Ayo sayang, kita ketempat Ayah."

"Lets goo... jangan lupa beli bunga ya Bun. Biar ayah tetap wangi." Aku tertawa mendengar celotehan Kiran.

Minggu sore ini aku dan Kiran akan mengunjungi makam Mas Farhan. Kebetulan dua hari yang lalu adalah ulang tahun Mas Farhan. Meskipun sudah hampir empat tahun kulalui namun rasanya masih sakit ketika aku harus merayakan ulang tahun suamiku sedangkan dia berada didunia yang berbeda.

Namun aku tak boleh sedih. Aku harus tetap kuat demi Kiran. Aku harus tetap kuat demi malaikatku.

Aku menggandeng tangan Kiran memasuki area pemakaman. Ditangan Kiran telah terdapat bunga mawar putih. Bunga kesukaanku yang dulu sering Mas Farhan beri untukku.

"Ya ampun Kiran, tas Bunda ketinggalan di mobil." Aku menoleh kebelakang melihat jarak antara gerbang depan dan posisi dimana aku berdiri sekarang sudah cukup jauh.

"Kiran mau ikut Bunda ke mobil atau tunggu disini?"

"Tunggu disini aja bunda, jauh jalannya." Aku terkekeh mendengar jawaban anakku yang dikatakannya sambil cemberut itu.

"Kalau gitu jangan kemana-mana ya. Bunda lari kok jadi cepet."

"Oke bunda."

Dengan tergesa-gesa aku kembali kemobil untuk mengambil tasku. Secepat mungkin agar Kiran tidak terlalu lama sendirian. Apalagi di pemakaman seperti itu.

***

Devan POV

Aku memasuki tempat dimana Kanna tertidur untuk selama-lamanya. Ah.. aku sedikit mengingat-ingat dimana makam Kanna. Karena sudah dua tahun berlalu dan aku beru kesini lagi. Kondisi pemakaman yang berubah membuat aku sedikit lupa.

Seingatku waktu itu makam Kanna tak jauh dari sebuah pohon. Tapi pohon yang mana ya?

Hingga akhirnya aku melihat anak kecil berambut sebahu berdiri di dekat makam-makam. Dia bukan arwah anak kecil yang sedang gentayangan kan. Tapi dimana orang tuanya.

Dengan takut-takut aku mendekatinya. Kan serem juga kalau ternyata dia benar-benar arwah penasaran.

"Dik." Panggilku takut-takut. Anak tadi menoleh, awalnya dia terkejut lalu tak lama tersenyum.

Anak ini kan...

"Om, om yang tinggal dirumah Kiran yang dulu kan. Yang kemarin beli kue dari bunda?"

"Ah ya, kamu Kiran kan?"

"Iya om, nama saya Kiran. Om kesini mau ketemu ayah om juga? Kiran kan kesini mau ketemu ayah Kiran." Aku langsung tertawa mendengar celotehannya. Kalau ayah dengar ini apa yang akan dilakukannya ya. Kan ayah masih hidup.

"Bukan sayang, om kesini mau ketemu teman spesial om." Aku ingin menyebut kekasih atau pacar, nanti Kiran malah bertanya yang nggak-nggak. Dia masih anak kecil. "Bunda mu mana sayang?" Aku melihat sekitar dan tak menemukan wanita itu.

"Tadi bunda balik kemobil sebentar. Makanya Kiran disuruh menunggu disini."

Aku berjongkok agar menyesusaikan tinggi badanku dengan Kiran. Anak ini cantik, namun tak mirip Bundanya. Mungkin dia mirip ayahnya.

Ah...

Perasaan aneh itu datang kembali. Sebenarnya apa sih yang sedang kurasakan.

"Kalau gitu om temenin Kiran disini sampai bundanya Kiran datang."

"Horeee... om makin ganteng deh kalau senyum gitu. Mirip sama ayah Kiran." Mirip? Baru saja aku hendak bertanya tetapi..

"Kiran." Aku menoleh dan mendapati wanita itu sedang terengah-engah. Mungkin dia tadi berlari.

"Kamu." Ucapnya kaget begitu melihatku. Aku pun kembali berdiri.

"Hai, tadi aku kebetulan melihat Kiran."

"Oh iya, terima kasih sudah menjaga Kiran."

"Eumm.. Rissa itu namamu?" Tanyaku pada akhirnya. Wanita mengernyitkan keningnya.

"iya benar, Rissa namaku tepatnya Larissa. Dari mana kamu tahu?"

"Namamu dan nama suamimu tertulis di pot paling besar di halaman rumah."

****

Larissa POV

Tas telah berada di tanganku. Dengan tergesa-gesa aku kembali ketempat dimana Kiran berada. Meskipun Kiran telah berumur 5 tahun aku tetap overprotective padanya. Aku takut sesuatu terjadi padanya.

Namun kudapati Kiran tidak sendirian. Dia bersama seorang laki-laki yang sedang berjongkok didepannya. Siapa laki-laki itu? Jangan -jangan dia adalah penculik yang sedang membujuk Kiran untuk ikut bersamanya.

Aku memasang posisi siaga, apalagi badan laki-laki itu cukup berisi. Tapi demi Kiran, apapun akan kulakukan termasuk melawan laki-laki itu.

"Kalau gitu om temenin Kiran disini sampai bundanya Kiran datang." Loh loh, padahal jika dia ingin menculik Kiran lebih baik dilakukannya ketika aku sedang tidak ada.

"Horeee... om makin ganteng deh kalau senyum gitu. Mirip sama ayah Kiran." Mirip Mas Farhan? Akhirnya aku memutuskan untuk memanggil nama Kiran.

"Kiran." Dan betapa terkejutnya aku ketika laki-laki tadi juga menoleh.

"Kamu." Ucapku kaget saat melihatnya. Devan? Untuk apa dia disini? Ah aku lupa, pastilah untuk mengunjungi kekasihnya. Kekasih yang pasti sangat disayanginya

"Hai, tadi aku kebetulan melihat Kiran." Katanya sambil tersenyum. Deg, kiran benar. Sekilas wajahnya memang mirip mas Farhan. Namun mereka berbeda. Tatapan keduanya berbeda.

"Oh iya, terima kasih sudah menjaga Kiran." Aku yang tersadar dari keterpanaanku langsung berterima kasih.

"Eumm.. Rissa itu namamu?" Aku mengernyitkan keningku bingung. Padahal sebelumnya aku belum memperkenalkan diriku. Dari mana dia mengetahui namaku.

"iya benar, Rissa namaku, tepatnya Larissa. Dari mana kamu tahu?"

"Namamu dan nama suamimu tertulis di pot paling besar di halaman rumah."

Ah ya. Dulu aku dan mas Farhan termasuk pasangan alay. Kami akan menuliskan nama kami pada setiap sudut rumah. Dan pot-pot pun tak luput menjadi kanvas kami untuk mengekspresikan cinta kami.

"Maaf, padahal saya sudah berusaha menghilangkan semuanya. Tapi masih ada yang tertinggal."

"Tak masalah. Karena kamu sudah ada disini, aku pergi dulu." Devan kembali berjongkok di depan Kiran. "Om pergi dulu ya. Kapan-kapan kalau kita ketemu lagi om belikan es krim untuk Kiran." aku tertegun mendengar Devan berbicara dengan Kiran. Sangat hangat sekali. Padahal kemarin dia berbicara cenderung datar.

"Asikk.. makasih om ganteng." Heh.. anakku. Bisa-bisanya dia. Bukannya marah, Devan justru tertawa lalu mereka ber-high five ria. Seperti dua orang yang telah lama mengenal. Padahal kan mereka baru saja kenal.

"Ayo sayang, kita ketempat ayah."

"Oke Bund."

"Pak Devan, kami permisi dulu."

"Devan. Saya belum setua itu dipanggil Pak." Aku tersenyum singkat.

"Baik. Kami permisi dulu Dev."

"Bye om ganteng."

"Bye cantik." Kiran pun melambaikan tangannya kepada Devan. Kamu memang terlalu ramah, Nak. Sama seperti ayahmu yang selalu ramah kepada semua orang.

***

"Hay sayang." aku menoleh kearah datangnya suara. Aku tercengang melihat laki-laki yang sekarang sedang ada di depanku.

"Ma..mas Farhan?"

"Iya Bunda. Ini Ayah. Masa bunda lupa sama suami sendiri."

"Ta.. tapi mas?"

"Aku kenapa? aku sudah meninggal? Iya sih memang. Tapi aku kangen sama istriku. Jadi aku datang deh ke mimpinya."

"Ini mimpi?"

"Itu nggak penting ah. Kamu nggak kangen sama aku? Nggak mau meluk aku?" Aku tersadar dari kekagetanku.

Persetan dengan namanya mimpi atau apapun. Yang jelas bertemu Mas Farhan adalah suatu anugrah.

Segera saja aku menerjang Mas Farhan dan memeluknya sangat erat. Dia hanya terkekeh kecil. Apa yang lucu sih?

"Masss.. kamu kok malah ketawa. Kamu nggak kangen aku?"

"Ya kangen lah sayang." Bilang kangen tapi malah ketawa. Dasar suami aneh. Tapi aku cinta.

"Tapi kenapa baru sekarang datangnya?"

"Aku nggak mau kamu malah terlarut dengan keaedihanmu sayang. Kita sudah berbeda. Bukan berada didunia yang sama lagi."

"Kamu jahat, selama ini kamu membuat aku berjuang sendirian. Kamu fikir besarin Kiran seorang diri itu gampang."

"Maafkan aku sayang. Terima kasih sudah membesarkan anak kita dengan begitu baik. Dia sangat cantik seperti Bundanya. Walau memang wajahku mendominasi."

"Iya kamu kan ganteng makanya Kiran cantik."

"Aku memang ganteng. Setidaknya dihati kamu aku yang tertampan." Mas Farhan mengusap rambutku pelan. Dan aku merasakan cintanya tersampaikan. "Tapi mulai sekarang kamu tidak akan berjuang sendiri lagi."

"Mas mau hidup lagi?" Tanyaku. Lalu aku merasakan hidungku sakit. Ternyata Mas Farhan mencubit hidungku.

"Sakitt mas."

"Habis kamu aneh-aneh saja."

"Kok aneh sih." Aku mencebikkan bibirku. Sungguh aku rindu saat-saat seperti ini. Saat-saat dimana aku bisa bermanja-manja dengan mas Farhan.

"Bukan Mas lagi yang akan menemanimu sayang." Aku tertegun. Apa maksud dari perkataan Mas Farhan.

"Maksud Mas apa?"

"Akan ada laki-laki lain yang akan menggantikan peran Mas sebagai laki-laki yang akan menjaga kamu dan Kiran."

Laki-laki lain? Kenapa harus laki-laki lain? Kenapa bukan Mas Farhan saja? Pertanyaan bodoh.

"Tapi Mas... aku.. aku nggak mau?"

"Sssttt... kamu nggak boleh begitu. Sini dengerin Mas. Kamu butuh seseorang yang menopang hidupmu. Butuh pelukan sayang untuk meredakan keresahanmu."

"Tapi selama ini aku baik-baik saja mas."

"Tidak sayang. Mas tahu kamu tidak baik-baik saja."

"Mas, tapi aku takut. Lagi pula mas nggak cemburu?" Dengan semudah itukah Mas Farhan menyerahkanku pada laki-laki lain? Apa dia sudah tak mencintaiku

"Tentu cemburu sayang. Harusnya Mas yang menjaga kamu. Tapi Mas sudah nggak bisa lagi. Tak ada yang perlu kamu takutkan. Mas akan selalu berada di hati kamu."

"Tapi nggak akan semudah itu."

"Semuanya akan jauh lebih sulit jika kamu tidak mau membuka hatimu, sayang. Lagi pula Kiran suka kok dengan dia. Mas yakin cepat atau lambat kamu juga akan mencintainya tanpa menyisihkan Mas dari hati kamu." Kiran menyukainya? Menyukai siapa?

"Mas yakin?"

"Demi kebahagianmu dan Kiran, apapun akan Mas Lakukan."

"Mas yakin kami akan bahagia."

"Sangat yakin. Karena dia laki-laki baik."

"Dia itu siapa Mas. Kok Mas tahu Kiran suka sama dia."

"Nanti kamu akan tahu sendiri. Waktu Mas untuk berkangen-kangenan denganmu sudah habis."

Tidak. Mengapa hanya sebentar aku bisa seperti ini. Padahal aku sudah menunggu empat tahun.

"Janga bersedih. Berbahagialah, karena kebahagianmu dan Kiran adalah kebahagiaan Mas. Dan ingatlah jika Mas selalu melihat kalian. Mas mencintaimu."


Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
5.2M 64.1K 40
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
4.7M 174K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...