ITU AKU DULU

By storyofdisi96

102K 8.5K 299

Terkadang tak mudah bagi sebagian orang untuk melupakan cinta pertama. Yang telah bertahun-tahun bertaut diha... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
COMMERCIAL BREAK
14
16
17
18
19
20
21

15

3.6K 335 18
By storyofdisi96

Rafi memejamkan kedua matanya. Giginya bergemeretak geram. Rahangnya tegap mengeras menyadari kedatangan Ali yang baginya seperti 'pengacau' itu.

"Gak usah ikut campur Lo! Ini urusan gue sama Prilly. Bukan sama Lo" desis Rafi menunjuk Ali.

"Kalo Lo nyakitin dia, lo juga harus berurusan sama gue"

"Ck! Lo siapanya? Bokapnya? Pembantunya? Satpamnya? Hebat banget lo bisa ngomong begitu! Udah kayak orang paling berpengaruh di hidup Prilly aja lo!"

Pertanyaan Rafi membuat Ali terdiam. Ya Rafi benar. Siapa dia bagi Prilly? Saudara bukan. Pacar? Apalagi! Tapi apakah dia hanya bisa membisu dan takluk oleh Rafi?

Tentu saja jawabannya tidak! Tidak sama sekali!

Tapi ia harus jawab apa?

"Dia sahabat gue! Sahabat yang bakalan ngelindungi gue, sahabat yang akan selalu sayang sama gue dan sahabat yang aelalu bersedia ada di saat suka dan duka gue!"

Prilly menarik tangan Ali berlalu dari taman. Meninggalkan Rafi sendirian mematung

"Gue gak bakal biarin Prilly jatuh hati sama laki-laki bernama Ali itu!" Ujar Rafi kemudian berlalu meninggalkan taman sekolah.

*****
"Dia sahabat gue! Sahabat yang bakalan ngelindungi gue, sahabat yang akan selalu sayang sama gue dan sahabat yang aelalu bersedia ada di saat suka dan duka gue!"

Kalimat yang dilontarkan Prilly secara tiba-tiba tadi benar-benar memakan sebagian otak Ali.

Tak hentinya otak Ali menelaah dengan baik ucapan Prilly. Ada rasa rela tak rela. Entah mengapa perasaan tersebut muncul begitu saja.

"Ali! Coba stop dulu bentar" suara Prilly menyadarkan Ali dari pandangan kosongnya dalam mengendarai mobilnya. Ali menurut. Menepikan mobilnya dan menghentikannya. Sesuai ucapan Prilly.

"Gue aja deh yang bawa mobil lo" mendengar permintaan Prilly, Ali mengerutkan dahinya. Terheran dengan permintaan Prilly yang tiba-tiba.

"Loh kenapa? Biar gue aja"

Prilly menghela nafasnya panjang dan malas lalu kembali menatap Ali.

"Gue perhatiin dari keluar parkiran sekolah tadi kerjaan lo melamun doang. Gue takut kalo lo yang bawa mobil, bakalan nabrak nih mobil"

Ali menghembuskan nafasnya. Ternyata Prilly menyadari ia menatap kosong ke jalanan sambil mengendarai mobilnya.

"Lagian lo ngelamunin apaan sih Li? Hampir setengah jam perjalanan lo habisin buat ngelamun. Lo lagi ada masalah ya?"

Ali berkali-kali menarik nafas dan menghembuskannya. Tidak mungkin bukan ia mengatakan yang sebenarnya pada Prilly?

Ali menatap Prilly dengan senyumnya. Lalu ia menggelengkan kepalanya.

"Gue gkpp kok Prill" sahut Ali singkat. Kemudia kembali menstrater mobilnya. Melaju dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan yang hampir padat oleh kendaraan.

*****
Prilly's Pov
Kenapa lagi Rafi? Kenapa dia seolah membuka harapan samar seperti itu? Sebenarnya apa maunya? Sebenarnya apa yang ada di otaknya itu?

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur yang bercover doraemon. Kartun favoritku.

Seusai dari rumah Ali tadi, aku langsung menyantap makan malamku bersama mama dan langsung masuk ke kamar.

Kejadian dengan Rafi tadi benar-benar membuatku bimbang. Di lain sisi aku masih menyimpan asa untuk bersamanya. Tapi mengingat sifat buruknya yang menjijikkan itu membuatku harus berfikir berulang kali.

Aku memejamkan kedua mataku. Merilekskan otakku yang penuh karena nemikirkan banyak hal. Tugas sekolah, masalah pribadi dan lainnya.

Aku membiarkan segala pemikiranku melarut dalam dunia mimpiku. Dunia anganku. Dan aku berharap pemikiranku yang penuh ini akan segera terlarut.

*****
Author's Pov

Aku jatuh cinta...
Kepada dirinya..
Sungguh...sungguh cinta ku apa adanya
Tak pernah kuragu...namun tetap s'lalu me...nunggu...
Sungguh aku...
Jatuh cinta kepadanya...
Ali memainkan gitarnya sembari menyanyikan secuplikan lagu milik roullete yang berjudul aku jatuh cinta.
Matanya memandang pada langit malam yang tidak begitu bertaburan bintang tapi cukup menghiasi malamnya.

"Anak mami lagi jatuh cinta ya?" Pertanyaan mami Eci menyadarkan Ali.

Ali buru-buru berbalik badan. Didapatinya maminya yang sedang berdiri di ambang pintu balkon kamarnya dan tersenyum lembut padanya.

"Lagi jatuh cinta sama siapa sih? Cerita dong sama Mami. Kamu mah sekarang udah jarang berbagi cerita sama Mami" Mami Eci berjalan mendekati Ali. Kemudian ia menarik kursi dan duduk didekat putra kesayangan plus kebangaannya itu.

"Nggak kok Mi. Ali lagi gak jatuh cinta"

"Iiih bohong! Buktinya tadi nyanyi lagu cinta. Dihayatin lagi nyanyinya. Hayo ngaku sama Mami"

Ali menghela nafasnya. Kebiasaan maminya ini. Memaksa. Sulit sekali mengelak dari paksaan Mami kecuali pada kondisi terdesak.

"Beneran Mi. Ali lagi gak jatuh cinta kok. Mami mah sotoy"

Mami Eci menatap tajam mata Ali. Berusaha menerka-nerka apakah putranya bohong atau tidak.

"Okey my baby boy. You lie! Mami tau kamu bohong sama Mami. Ayo cerita aja sih sama Mami. Gini gini mami kamu ini jago masalah cinta"

Ali sekali lagi menghela nafasnya melihat kelakuan maminya ini.

"Ali gak ngerti Mi ini jatuh cinta apa bukan. Ali masih trauma sama namanya cinta"

"Trauma? Masalah hubungan kamu yang gagal di masa lalu?"

Ali mengangguk. Membenarkan ucapan maminya.

"Tapi bukan itu aja. Ali trauma sama kejadian kakak dulu Mi" lirih Ali pelan. Membuat Mami Eci menatapnya sendu. Ali kembali mengingatkannya pada putrinya yang mati sia-sia hanya karena hubungan cinta. Tapi ia tidak boleh gagal lagi setelah ini. Ia akan berusaha turut andil untuk masalah percintaan putranya. Walaupun hanya 20%. Setidaknya ia sebagai orang tua bisa turut berpartisipasi dalam pergaulan putranya. Daripada putranya mengalami hal yang sama seperti putrinya? Lebih baik mencegah bukan daripada memgobati?

"Terus kenapa kamu bingung gitu? Kamu bisa yakini hati kamu kan?"

"Entahlah Mi. Ali juga gak ngerti sama hati Ali yang labil begini. Mangkanya Ali belum bisa nentuin ini cinta atau cuma kagum doang. Ali gak mau salah tafsir Mi. Takutnya malah fatal akibatnya"

"Iiih kamu ini! Dengerin Mami baik-baik ya Muhammad Aliando kesayangannya Mami"

Ali hanya mengangguk saja. Siapa tahu nasehat Maminya cukup bermanfaat untuknya kedepan nanti. Toh maminya jauh lebih berpengalaman darinya dalam urusan cinta. Ia memang punya pengalaman cinta, tapi cinta yang gagal. Ia ingin sekali ini mendapat cinta yang abadi. Sampai kelak ia tutup usia.

"Cinta. Banyak banget orang yang nafsirin kata cinta. Ada yang bilang cinta itu buta. Ada yang bilang cinta itu manis. Ada yang bilang cinta itu gak ada logika. Kamu tau kenapa bisa beda-beda gitu?"

Ali hanya menggeleng menanggapi ucapan maminya.

"Itu karena cinta itu apa yang dirasakan oleh orang yang jatuh cinta. Cinta itu apa yang dilihat oleh orang yang jatuh cinta"

"Jadi, cinta itu kamu gak bisa tanya sama orang lain 'eh kira-kira gue jatuh cinta apa bukan ya?' Atau pertanyaan lain 'menurut lo perasaan gue ini cinta atau kagum?' Kamu gak bisa tanya kayak gitu. Kamu harus tanya sama hati kamu. Lalu izinkan otak kamu berfikir benarkah yang hatimu ucapkan. Kalau kamu gunain hati aja, belum tentu kamu bisa dapetin yang kamu mau. Tapi kalo kamu gunain keduanya, InsyaAllah kamu akan dapetin hasil yang memuaskan sayang. InsyaAllah. Percayakan semuanya pada Allah. Dia yang maha pemberi"

Ali tersenyum mendengar ungkapan maminya. Tak disangkanya maminya bisa berkata demikian. Selama ini yang dilihatnya maminya adalah tergolong ibu ibu sosialita. Juga sibuk dengan segala macam bisnis. Mulai dari butik, catering dan wedding organizer. Ditambah lagi maminya harus memantau yayasan sekolah dan perusahaan tekstil milik almarhum suaminya. Papinya Ali.

"Makasih Mi buat nasehat Mami. Mami bener. Cinta itu masalah orang yang jatuh cinta bukan pertanyaan yang harus diungkapkan sama orang terdekat kita. Cinta itu relatif. Jadi setiap orang bisa menfasirkan cinta dengan hal yang berbeda"

"Iya sama-sama my baby boy. But wait!!! Tell me boy! Siapa wanita yang udah bikin putra kesayangan Mami ini dilema begini? Ayo tell me boy! Don'y hide it" paksa Mami Eci membuat Ali menghela nafasnya.

'Oh god! Kenapa mami pemaksa banget sih' batin Ali berseru.

Haiiii maaf ya baru lanjut lagi.semoga kalian suka yaa. Keep comment sama votenya yaaa guys. Love youuu
Happy reading guyssss 😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 83.9K 40
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
290K 12K 31
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
512K 25.4K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
10.5M 922K 61
~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! 'Si cuek yang tiba-tiba agresif' Start : 18 Februari 2023 End : 27 Mar...