SERPIHAN USANG

By widyahadi

98.8K 9.6K 2.3K

Masa lalu adalah sebuah kenangan yang akan selalu ada dalam ingatan dan tak pantas untuk dicemburui, karena y... More

SERPIHAN USANG #1- Mendadak Jadian
Serpihan Usang #2 - Rasa itu mulai tumbuh
SERPIHAN USANG#4 -Bad Boy
SERPIHAN USANG#5 - Hurts
Serpihan Usang#6 - Surat Kanji dan Troublemaker
SERPIHAN USANG#7 - Terjemahan Surat Ali
SERPIHAN USANG#8 - Hati yang Memilih
Serpihan Usang# 9 - Khayalan yang Menjadi Nyata
Pilih Cover
SU #10 - Salah Paham
SU#11 - Aku Pulang Ai ...
SU #12 - Dilema
SU #13 - Selamat Tinggal, Batam
SU# 14 - Pertemuan

Serpihan Usang #3 - Oh Ellya

6.4K 639 71
By widyahadi

Baru tiga hari Prilly tidak bertemu dengan Guntur, namun ia merasakan rindu yang teramat sangat. Tak ada lagi senyuman manis yang menyambutnya di luar pintu gerbang saat ia pulang, tak ada lagi seseorang yang mengajaknya bercanda sampai sakit perut. Prilly baru sadar betapa berartinya Guntur. Bahkan tiga hari tak melihatnya Prilly seperti kehilangan penyemangat. Apakah ini cinta? Bathin Prilly bertanya-tanya. Meski Prilly pernah menyukai Rendy namun Prilly tidak pernah mengakuinya itu sebagai cinta, apalagi cinta pertama. Cinta pertamanya tetaplah Bayu Andana. Ia yang menjadi inspirasinya menulis saat itu, mencintai Bayu dalam diam membuat Prilly mempunyai hobby menulis cerpen semasa SMA. Meskipun hanya ia sendiri yang membacanya namun Prilly puas, cerpen yang hampir semua nama tokoh utamanya adalah Bayu dan Prilly sebagai bentuk pelampiasannya. Dan Guntur? Guntur adalah cinta keduanya.

Masih terbayang-bayang di pelupuk matanya saat Guntur akan berangkat menuju kampung halamannya, terlihat begitu berat Guntur meninggalkannya hingga sampai 3x Guntur bolak-balik naik ke kapal kemudian balik lagi ke Prilly. Hingga akhirnya Prilly yang memutuskan untuk pergi meninggalkannya. Prilly sengaja menunggu hingga kapal yang akan ditumpangi Guntur berangkat namun nyatanya Guntur malah berat untuk meninggalkan Prilly.

"Prill, ada tamu tuh di depan," kata Jenny teman sekamarnya, membuyarkan lamunan Prilly.

"Siapa?"

"Rendy," jawab Jenny lantas berbaring di atas tempat tidurnya yang bersebelahan dengan tempat tidur Prilly.

"Jenn, temani aku dong, atau kalau ngga bilang saja Prillynya ngga ada, aku malas ketemu dia lagi," pinta Prilly pada Jenny.

Jenny menatap Prilly sejenak.

"Okay aku temani, tapi nanti sore kita mandi bareng ya," sahutnya enteng tapi membuat Prilly mendelik.

"Ogaaaaaaaaahh!!!!" Seru Prilly lantas keluar kamar diiringi derai tawa Jenny. Jenny adalah teman Prilly satu kamar, selain dengan Yuli dan Ayu, Prilly juga dekat dengan Jenny. Kamar yang berpenghuni 16 orang tersebut masih di bagi lagi menjadi 4 kamar dengan menggunakan lemari sebagai sekat. Prilly satu kamar dengan Yuli, Jenny dan juga Mia.

Sesampainya di luar Prilly melihat Rendy yang duduk di bangku teras bersama seorang gadis tengah menunggunya. Pandangan Prilly terkunci pada gadis itu, wajah cantik khas india, hidung mancung dan kulit sedikit coklat. Meski belum pernah bertemu namun Prilly sudah bisa mengira siapa gadis yang bersama Rendy, dulu Rendy sering menceritakannya.

"Ellya?" sapa Prilly dengan ekspresi senang. Ia pernah berkomunikasi dengan gadis itu walau hanya lewat surat. Gadis berdarah campuran Aceh - India itupun bangkit dari duduknya lantas memeluk Prilly.

"Kak Prilly, benar kan ini Kak Prilly," kata gadis itu menatap Prilly setelah melepaskan pelukannya.

"Benar Ellya, aku Kak Prilly," jawab Prilly tersenyum.

"Pacar Bang Rendy cantik ya, putih lagi," celetuk Ellya melirik Rendy, Prilly hanya membuang muka saat pandangan matanya bertemu dengan Rendy.

"Prilly..." panggil Rendy, namun Prilly masih tetap membuang muka.

"Kakak nitip Ellya ya, katanya dia ingin kenal lebih dekat sama kamu, baru kemarin Ellya datang dari kampung dan terus-terusan merengek minta diajak kesini," lanjut Rendy.

"Okay," jawab Prilly singkat.

"Prill, kamu masih marah sama Kakak?" tanya Rendy yang melihat Prilly tak banyak bicara sekarang.

"Aku tidak marah ya... Tapi MA... LES!!!" jawab Prilly terus menarik tangan Ellya masuk tanpa menghiraukan Rendy.

***

Setelah bertemu Prilly, Ellya bercerita banyak tentang keluarganya termasuk bercerita tentang Rendy dan Guntur. Saat Ellya bercerita tentang Rendy, Prilly hanya mendengarkan malas-malasan tapi di saat Ellya bercerita tentang Guntur Prilly begitu antusias. Seperti yang dirasakan Prilly, sifat Rendy dan Guntur bagaikan langit dan bumi. Menurut Ellya, Rendy orangnya pemalas sedang Guntur rajin. Jika Rendy begitu memanjakan Ellya maka Guntur kebalikannya, ia paling tidak suka sifat Ellya yang manja, Guntur hanya menuntut agar adiknya bisa mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

Mulai malam itu Prilly berbagi tempat tidurnya dengan Ellya. Tempat tidur berukuran 1,22x2m itu penuh sesak oleh tubuh mereka berdua, apalagi tubuh Ellya lebih besar dari Prilly.
Prilly memandang wajah di sampingnya yang sudah tertidur pulas, sekilas wajah Ellya lebih mirip dengan Guntur daripada dengan Rendy. Lagi-lagi Prilly teringat dengan Guntur. Prilly perlahan memejamkan matanya, berharap ia akan bertemu Guntur dalam tidurnya.

Keesokan paginya Prilly sudah bersiap berangkat kerja, sebelumnya ia menyiapkan sarapan dulu untuk Ellya, gadis yang sebaya dengannya tapi manjanya minta ampun, bahkan sampai ia akan berangkat kerja gadis itu belum bangun. Prilly kemudian meninggalkan pesan untuk Ellya.

Ellya, kalau mau makan kak Prilly sudah sediakan Mie Instant dan telur, kamu masak sendiri ya... Dan ovaltine-nya ada di toples warna biru. Nasi tinggal ambil di rice cooker. Kakak berangkat kerja dulu. Oh ya, jangan lupa sapa teman-teman kakak, anggap mereka seperti Kak Prilly juga, mereka semua baik kok. Kalau ada yang tidak tahu tanyakan sama Kak Jenny atau Kak Yuli. Baju gantinya ambil saja di lemari mana yang kamu suka. Celana dalam dan bra-nya ambil di lemari bagian bawah, kamu pilih yang di dalam plastik, semuanya masih baru.

Prilly menaruh kertas itu di atas meja dapur bersama mie instant kemudian berangkat kerja bersama Ayu.

Bukan Ayu namanya kalau tidak bawel, di sepanjang perjalanan menuju tempat kerja Ayu terus-menerus mencerca Prilly yang  menampung Ellya.

"Sekali-sekali bisa ngga sih kamu bilang 'TIDAK' ? Biar ngga dimanfatin terus! Lama-lama kamu menjadi sahabat yang menyebalkan!" Dumel Ayu tanpa henti, bukan sekali dua kali ia menasehati Prilly, bahkan hampir tiap hari "Jadi orang itu jangan terlalu baik Prill! Kamu itu sebenarnya polos atau bodoh sih?" kata-kata itu seringkali dilontarkan Ayu karena gemas akan sikap Prilly yang begitu baik pada semua orang, bagi Prilly bisa membantu orang lain adalah kebahagiaan tersendiri, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Makasih Yuk, kamu masih mau menjadi sahabatku meskipun aku menyebalkan. Dan kamu tak kalah menyebalkannya dari aku!" Balas Prilly tak mau kalah.

"Menyebalkan darimana? Hmm?" tanya Ayu menarik kedua pipi Prilly.

"Kemarin siapa yang diam-diam menemui Niko? Ingat Yuk, Niko itu sekarang sudah nikah, dan istrinya sedang hamil. Seperti ngga ada lelaki lain aja, masih banyak pria di dunia ini yang lebih baik dari Niko. Mencoba mencintai orang lain itu lebih baik daripada terlena oleh masa lalu, hidup ini bukan untuk masa lalu tapi untuk masa sekarang dan masa depan!" Ungkap Prilly yang membuat Ayu terdiam.

Semua yang dikatakan Prilly memang benar, Ayu masih saja mengingat mantan kekasihnya yang telah mengkhianatinya itu, bahkan mantan kekasihnya masih sering menemuinya tanpa sepengetahuan Prilly, kalau saja Prilly memergokinya langsung pasti sudah habis dicaci maki habis olehnya. Mungkin Ayu bisa berkata 'tidak' pada orang lain tapi tidak pada Niko, dan Prilly tahu itu, Niko sebenarnya hanya memanfaatkan Ayu, setiap Niko datang pasti ada maunya, apalagi kalau bukan masalah uang. Intinya Niko hanya memoroti Ayu. Berbeda dengan Prilly, ia hanya dimanfaatkan menjadi 'laundry gratisan' oleh Rendy.
Lantas apa bedanya Ayu dengan Prilly? Bicara memang mudah tapi untuk melaksanakannya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

"Jangan dikira aku ngga tahu ya Yuk, mata-mata aku banyak, kapan-kapan aku kenalkan kamu sama temanku, biar bisa move on dari  Niko kampret itu, orangnya kuliah di univesitas terbuka sambil kerja, tapi rumahnya jauh di Belakang Padang," jelas Prilly yang langsung mendapat pukulan kecil di pundaknya.

"Whaatt? Kamu ngga lagi membicarakan Riffa kan? Kamu aja ngga mau apalagi aku! Masa depan sih oke, wajah juga lumayan tapi ngondek neeeeekkk!!" protes Ayu yang membuat  Prilly terbahak. Begitulah Prilly dan Ayu, sepasang sahabat yang sepaket, saling melengkapi satu sama lain baik dalam keadaan susah maupun duka.

****

Sore itu sepulang kerja Prilly tidak langsung pulang, ia mengajak Ayu ke pasar Pujasera membeli sayuran dan ikan untuk dimasak. Biasanya ia dan Ayu belanja tiap hari libur dan memasak berdua seminggu sekali saat libur, tapi karena ada Ellya mau tidak mau Prilly harus memasak setiap hari. Meski Ellya tidak memintanya tapi Prilly masih menjunjung tinggi adab 'memuliakan tamu' , artinya 'ada atau tidak ada, tetap diada-adakan' biarpun kantong kering Prilly akan menyediakan yang terbaik untuk sang tamu meskipun harus meminjam uang pada temannya dan membayarnya saat menerima gaji.

Sesampainya di dormitory Prilly kemudian menunaikan shalat Ashar, setelah itu ia kemudian memasak. Sementara Ellya dilihatnya sedang tertidur pulas. Selesai memasak Prilly membangunkan Ellya untuk makan.

"Kak Prilly kok tahu sih kesukaan Ellya sambal ikan tongkol sama tumis kangkung," seru Ellya berbinar melihat masakan yang terhidang di depannya. Terlepas dari perlakuan Rendy terhadapnya Prilly menyayangi Ellya tulus, gadis yang sering keluar masuk rumah sakit karena penyakit asmanya.

"Gimana masakan Kakak? Ngga enak ya?"

"Enak Kak, tapi besok masaknya jangan pakai gula ya, Ellya suka yang pedas asin, Mama kalau masak tidak pernah pakai gula Kak," sahut Ellya sembari mengunyah makanannya. Prilly hanya tersenyum memandangi Ellya yang begitu lahap menikmati masakannya, meskipun Prilly tidak ikut makan.

"Kak Prilly kenapa tidak ikut makan?" tanya Ellya saat melihat Prilly hanya memandangi dirinya yang sedang makan.

"Kakak ngga makan ikan laut Ellya, kamu makan aja, itu Kakak siapkan semuanya buat Ellya," balas Prilly. Semenjak rumor ada kapal tenggelam yang mengangkut ratusan babi di sekitar perairan laut Batam Prilly tidak mau lagi mengkonsumsi ikan laut, padahal dulu ia paling suka ikan laut.

"Kak," panggil Ellya seusai makan.

"Ya, ada apa Ellya," sahut Prilly yang sedang mencuci piring di wastafel.

"Tadi siang Bang Rendy ke sini, memang benar ya Kak Prilly sudah putus sama Bang Rendy terus sekarang pacaran sama Bang Guntur?"

"Yang Abang kamu ceritakan itu ngga salah," jawab Prilly yang membuat Ellya memekik kegirangan.

"Semula aku sedih Kak saat Bang Rendy memberitahu kalau kalian sudah putus, tapi saat Bang Rendy memberitahuku pacar Kak Prilly adalah Bang Guntur aku senang Kak, aku ngga jadi kehilangan calon Kakak ipar seperti Kak Prilly yang cantik dan baik," ungkap Ellya berbinar.

Prilly hanya tersenyum menanggapi Ellya, ia bahkan sama sekali belum terfikirkan masa depan hubungannya bersama Guntur akan seperti apa. Hubungan mereka baru seumur jagung, walaupun Prilly nyaman bersama Guntur tapi tak pernah terpikir sebersitpun bayangan akan menikah dengan Guntur. Pesan mamanya sebelum berangkat ke Batam masih ia ingat dengan baik. "Nanti kalau cari suami jangan yang jauh-jauh, kasihan Mama nanti kalau mau menjenguk cucu, carilah suami yang dekat, biar Mama bisa sering-sering menjenguk cucu Mama nanti."

***

Sudah tiga minggu Ellya tinggal bersama Prilly, dan selama itu pula Prilly selalu memasak menu yang sama setiap harinya, sambal tongkol dan tumis kangkung. Hingga di suatu hari Ellya sakit, badannya panas dan menggigil. Prilly pun mengompresnya,  berjaga sepanjang malam. Keesokan paginya panas Ellya sudah turun.

Prilly meletakkan punggung tangannya di kening Ellya.

"Syukurlah, sudah turun panasnya," ucap Prilly lega.

"Prill, ada tamu tuh di luar," teriak Yuli dari arah dapur. Prilly kemudian berjalan ke arah luar, dilihatnya Rendy bersama seorang wanita setengah baya yang tersenyum kepadanya. Tanpa pikir panjang Prilly mengulurkan tangannya ke arah wanita itu lantas mencium tangannya. Wanita itu bahkan memeluknya.

"Jadi ini calon kamu Ren?" tanya wanita itu mengelus pipi Prilly, Prilly yang mendengar pertanyaan wanita itu sedikit kikuk

"Bukan Ma, namanya Prilly, dia pacarnya Guntur," jelas Rendy melirik ke arah Prilly.

"Oh, ini pacarnya Guntur? Mimpi apa Mama akan dapat calon mantu secantik ini, beruntung sekali anak Mama yang satu itu," puji Mama Rendy pada Prilly yang membuat Prilly tersipu.

"Prill, Kakak mau jemput Ellya," ujar Rendy kemudian.

"Ada kok, semalam Ellya sakit, badannya panas dan menggigil, tapi sekarang sudah turun," sahut Prilly, "sebentar aku panggil Ellya," lanjut Prilly kemudian masuk ke kamar.

Pagi itu akhirnya Ellya pulang ke tempat Rendy, Mama Rendy sempat ingin berbincang lama dengan Prilly namun sayang Prilly keburu berangkat ke tempat kerja.

"Yeaayyy merdeka!!!" teriak Ayu sepeninggal Rendy, Ellya dan Mamanya. Prilly hanya tersenyum melihat tingkah Ayu yang sebenarnya adalah perwakilan ungkapan hati Prilly.

***

Seminggu setelah kepulangan Ellya giliran Prilly jatuh sakit. Badannya panas sepulang kerja shift malam. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah kakak angkatnya di Tanjung Piayu. Prilly memang tidak punya saudara yang tinggal di Batam, tapi ada seseorang yang sangat menyayanginya, namanya Erny, yang sudah menikah dan mempunyai dua orang anak.

"Prillyyy, Kakak rindu kali sama kamu Sayang," pekik Erny khas logat melayu saat melihat Prilly datang dan memeluknya.

"Ya ampun, badan kamu panas Sayang," Erny terkejut saat memeluk Prilly yang terasa panas badannya.

"Tidak apa-apa Kak, mungkin cuma masuk angin," balas Prilly. Erni kemudian mengajak Prilly masuk. Segera disiapkannya nasi lontong, segelas air putih dan obat penurun panas.

"Makan dulu Prill, nanti baru diminum obatnya, setelah itu kamu tidur di kamar kakak," titah Erni begitu perhatian. Prilly begitu terharu akan perlakuan kakak angkatnya, dia begitu menyayangi Prilly tulus. Di kamar Prilly hanya dia seorang yang mempunyai kakak angkat, Prilly bisa menghabiskan waktu liburan dengan menginap di rumah kakaknya, sementara teman-teman yang lain menghabiskan waktu liburan hanya berdiam diri di dormitory, atau kalau tidak jalan-jalan ke Jodoh atau Nagoya, itupun sebulan sekali sehabis menerima gaji.

Prilly mengerjap-ngerjapkan matanya, sepertinya ia sudah tertidur terlalu lama. Ada benda basah ia rasakan di atas keningnya. Perlahan ia mengucek matanya. Ada sesosok yang tengah tersenyum melihatnya membuka mata. Prilly lantas bangun dari tempatnya berbaring, memegang rahang kokoh lelaki yang ada di depannya kemudian menghambur ke pelukannya.

"Guntur, aku kangen!"

***





Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 107K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
1.1M 112K 54
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
453K 41.3K 93
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
1.7M 68.1K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...