Months of Love

By daweii

25.1K 755 29

Cinta itu seperti seni. Kadang membawa keceriaan, kadang membawa kesedihan, atau terkadang abstrak. Tetapi... More

Part 1 - June Memories
Part 2 - Miss July
Part 3 - August Kiss
Part 4 - Sweet September
Part 5 - Lover October
Part 6 - November Ways...
Part 8 - January Proposal
Part 9 - Love is in February
Part 10 - I March You
Part 11 - The truth (April)
Part 12 - May in Pain
Part 13 - Losing you (June)
Part 14 - Epilog
EXTRA!

Part 7 - December Holiday!

1.2K 47 0
By daweii

Desember akhirnya datang juga!! Tinggal 15 hari lagi sebelum sekolah dan libur panjang!!

"Eh apaan! Gue masih ada latihan konser bulan Januari tau!" kata June.

"Sabar sih June.. Bikin cerita bulan December sampe Januari. Sabar yak ade," author galau.

udah ah! gaje banget. Happy reading! C:

________________________________________________________

"Nih lagunya," kata Jayden sambil menyodorkan dua buah kaset pada June. "Dua doang? Gue kira banyak," kata June sambil menerima kaset itu. "Udah gue bagi-bagi kok. Nanti bakalan ada 8 lagu. Lo dapet jatah 4 lagu. Kaset yang satu lagi itu, isinya lagu nutcracker lo," kata Jayden sambil menyedot jus alpukat yang baru dibelinya itu.

"Kenapa gue 4 lagu? Terus 4nya lagi lo kasih ke siapa?" tanya June bingung. "Empatnya lagi gue kasih ke pengisi lain lah! Ntar orang juga bingung kali," kata Jayden sambil tersenyum. "Ini sebenernya konser apaan sih?" June bingung sendiri. Memang dari dulu, konsernya tuh gak jelas!

"Konser gue lah. Tapi gue kan semacam DJ dan pengaransemen lagu gitu, jadi gue cuman tampil sebagai DJ doang. Lo nari pas gue main," kata Jayden sambil menerangkan. "Dibayar berapa?" tanya June bingung. "Ada deh! Special buat lo," kali ini Jayden menatap langsung ke matanya.

"June..." panggil Jayden. Mata mereka bertemu. June malu dan langsung menundukkan kepalanya. Tapi dagunya diangkat oleh Jayden. "Gue cuman mau bilang, kalo gue ituuu..."

"Eheemm," terdengar deheman(?) orang dari sebelah mereka, Pamela. "Gue masih di sini ya. Sebagai sahabat June, gue gak mau something terjadi di sini," kata Pamela. Mereka masih di SDC.

"Something kayak apa?" kali ini Jayden menghampiri June, lalu memeluk pundak June. "Kayak gini?" tanyanya. Ia menarik June berdiri dari kursinya. "Atau kayak gini?" kali ini Jayden memeluk pinggang June. "Atau..." Jayden menghadapkan wajah June persis di depan wajahnya, menangkup tangannya di kedua pipi June. "Kayak gini?"

Jayden mendekatkan wajahnya. Semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat (kapan selesainya?)... Lalu ia mencium bibir June. Lama tapi ringan. "Oke. Stop sekarang. Gue gak mau nonton beginian," kata Pamela sambil mengalihkan wajahnya dan pura-pura sibuk dengan komputernya.

Jayden dan June tidak bergerak sama sekali. Kali ini Jayden melumat bibir bawah June, mengaitkan tangannya di pinggang June, dan menariknya mendekat. June langsung menanggapi. Ia mengaitkan tangannya di tengkuk Jayden dan membalas ciumannya. Ciuman mereka makin panas!

"Get a room, please!" suara itu mengalihkan pandangan mereka. June kaget dan langsung menarik bibirnya dari bibir Jayden. "Eh, Gunawan. Sorry ya. Itu.. Tadi.. Emm," wajah June tersipu. "Udah. gak usah di jelasin. Semua udah jelas kok! Ini, gue mau bawa bunga buat Pampamku sayang," kata Gunawan sambil memberi bunga kepada Pamela.

"Pampam? What the?!" kata June kaget. "Iyaa. Eh, kamu mau di cium kayak gitu juga sayang?" tanya Gunawan sambil mengedip-ngedipkan mata ke arah Pamela. Wajah pamela langsung tersipu malu. Kali ini, Gunawan sudah berada di balik information desk, menurunkan badannya, dan mencium Pamela. Pamela terlihat kaget, tapi ia membalas juga.

"Get a room, please!" kata Jayden sambil tertawa-tawa. Gunawan langsung melepas ciumannya dan mengajak Pamela masuk ke ruang latihan yang kosong. "Pinjem bentar, ya!" kata Gunawan sambil mengedipkan matanya dan langsung diperbolehkan oleh June dan Jayden.

"Tadi itu,,.. Emm,," June gugup.

"Kenapa? Mau lagi? Ketagihan ya?" goda Jayden. Perlahan tapi pasti, ia sudah berjalan maju mendekati June. June yang kaget langsung berjalan mundur, tapi sialnya, badannya tertahan oleh tembok.

"Lo tau? Pakaian balet lo bikin gue gemes," kata Jayden sambil terus mendekat. "Lo mau apa?" June sudah ketakutan setengah mati. Jayden terus mendekat. Matanya menatap mata June dengan intens. Saat persis di depan wajahnya, Jayden berhenti. "Gue mau lo," lalu ia mencium June.

"Mmmppffhh!" June berusaha mendorong Jayden, tapi dia tau semuanya useless. "Lepasin gue, Aaakkhh!!" desahan nikmat keluar dari mulut June. Jayden sudah mencium rahang June dan lehernya.

"Huwaaahhh!" badan Jayden tiba-tiba tertarik.

June kaget dan langsung membuka mata. Di lihatnyalah Thomas sedang menggendong Jayden dengan kedua tangannya, dan menjatuhkan tubuh Jayden ke lantai karpet tersebut.

"June? Lo gak apa-apa, kan?" tanya Thomas bingung. June langsung sadar. "Mau apa lo ke sini? Ganggu hidup gue lagi, hah? Gak puas lo nyakitin hati gue dan sekarang lo mau ambil satu-satunya orang yang gue sayang?" June datang ke samping Jayden lalu berlutut di samping Jayden yang sedang kesakitan.

"Jade? Lo gak apa-apa, kan? Sakit ya?" tanya June panik. Jayden hanya mengangguk pelan. "Dimana?" June mencari-cari luka Jayden. Jayden menunjuk ke arah sikunya. June mengangkat pelan tangan Jayden dan menciumnya ringan. Sebenarnya, punggung Jayden yang sakit, tapi ia tidak mau membuat June khawatir.

"Mana lagi?" June bertanya. Jayden hanya menggeleng. "Mana lagi?!" kali ini June meninggikan suaranya. Dengan pasrah, Jayden membalikkan badannya dan menunjuk punggungnya. June mengangkat punggungnya dan astaga!!! Biru! Setelah itu Jayden juga menunjuk ke arah kakinya.

"Ayo Jayden!" kata June sambil membopoh Jayden keluar dari SDC. "Lo liatin ya. Kalo sampai Jayden kenapa-kenapa, lo yang pertama kali gue incer," kata June sambil menunjuk ke arah wajah Thomas. "Pamela! Gue mau pulang!" kata June lalu ia keluar.

"Taksi!" June memanggil taksi berwarna kuning itu. "Pak, kita ke rumah sakit sekarang," kata June dan taksi itu langsung melaju cepat.

**

"Keluarga Jayden?" tanya dokter Andi. "Saya temannya. Bagaimana kondisinya, dok?" tanya June panik. "Tidak ada luka parah, hanya mata kakinya saja yang sedikit keseleo. Kalo di rawat sekitar 2 minggu juga sembuh," kata dokter itu. Terlihat kelegaan di wajah June. "Anda sudah boleh menengoknya," kata dokter itu lalu pergi meninggalkan June.

"Jade?" panggil June. Jayden masih terbaring di ranjang rumah sakit itu. "Eh, June. Makasih ya," kata Jayden dengan suara parau. "Anytime," kata June sambil berdiri di samping ranjang Jayden.

"Emm. I have a favor," kata Jayden tiba-tiba. "Tell me. I will do the best to make it happen," kata June sambil tersenyum. "Menarilah."

What? Nari? Di rumah sakit kayak gini? Tanpa lagu?!! "Buka hp gue. Ada banyak pilihan lagu. Lo pilih aja," kata Jayden seakan bisa mendengar isi pikiran June. June memutar lagu Save and Sound by Taylor Swift.

Menari. Kekesalan, kekhawatiran, dan kebencian June seakan menguap begitu saja. "Gimana? Udah enakan?" tanya Jayden saat lagu selesai. June mengangguk. "Ayo pulang. Gue anterin," kata June lalu membopoh Jayden keluar dari rumah sakit.

******

Christmas, Christmas time is near

Time for toys and time for cheer

We'be been good, but we can't last

Hurry Christmas, hurry fast

Want a plane that loops the loop

Me, I want a hula hoop

We can hardly stand the wait

Please Christmas, don't be late 

Christmas Don't be Late - The Chipmunk

____________________________________

23 Desember ....

"Gak kerasa, lusa udah Natal ya!" kata June sambil berkeliling mall. "Gue belom beli hadiah nih! Temenin gue yuk! Lo juga belom kan? Oh ya. Kata mama, lo di suruh natalan di rumah gue aja," kata June semangat. "Iya-iya. Nanti gue kasih tau mama dulu. Ayo masuk!" ajak Jayden ke sebuah toko anak-anak.

"Ngapain?" tanya June bingung. "Beli kado buat Natal lah! Mau apa lagi," kata Jayden. "Gue juga ah!"

June melihat ke sekeliling, mencari boneka lucu untuk adik Jayden, Natal. Sesuai namanya, Natal memang suka hati Natal. Aha! Hati June jatuh pada boneka beruang berbulu putih dengan dasi merah. Perfect!

Alasan Jayden masuk ke toko ini sebenarnya ingin memberi kado untuk June, walau sebenarnya untuk Natal juga. Setelah mencari, ia menemukan sebuah botol dengan tutup busa, seperti yang ada di film-film. Seperti botol untuk mengirim surat lewat air. Terbayang, bukan? Jayden membeli itu secara diam-diam dan menyembunyikannya.

***

"Arrgghh! Gue harus isi apa??!!" Jayden frustasi. Isi botol itu ada 10 kertas. Gak mungkin kan dia cuman isi satu kertas dan biarin 9nya kosong?

"Kakak kenapa?" tanya Natal pada kakaknya. "Kakak bingung, dek. Ini kado natal buat kak June, tapi kakak gak tau mau isi apa," kata Jayden sambil mengangkat Natal untuk duduk di pangkuannya. "Natal bantuin ya!" pinta Natal. "Iya-iya," kata Jayden sambil memberikan segulung kertas kecil dan pensil.

Setengah jam kemudian, semua kertas itu sudah terisi. Mau tahu isinya? Ini dia:
- Selamat natal June, semoga kado ini bisa berkesan buat lo...
- Selamat natal kakak! - Natal
- Gue punya sesuatu buat lo.
- Ada beberapa hal yang gue gak ngerti di hidup ini, termasuk tentang lo.
- Good luck for your career, June! (and school)
- Long last ya kak sama kak Jade! Happy for both of you! - Natal
- Sorry kalo gue kadang berbuat seenaknya sama lo. SORRY
- Makin cantik ya kak! Oh iya, ajarin aku balet long ribbon ya!
- Merry Christmast, Junera! - Natal and Jayden
- .....

"Kenapa yang terakhir gak kakak isi?" tanya Natal bingung. "Nanti, Nat. Udah malem. Sana tidur!" kata Jayden lalu Natal keluar. Saat Natal keluar, ia menulis di kertas terakhirnya itu. "I LOVE YOU". Ia memasukan semua kertas itu ke botol kaca yang tadi dibelinya (kecuali yang bertuliskan I Love You), dan memasukannya ke sebuah kotak pink.

Tak lupa ia mencantumkan sebuah kertas berwarna pink di dalamnya dan ia menulis. "Harusnya kertasnya ada 10, kalo gak 10, gue gak tanggung atas kehilanganya XD" dan Jayden tertidur pulas..

****

Jingle bells, jingle bells,
Jingle all the way.
Oh! what fun it is to ride
In a one-horse open sleigh....

Lagu itu terdengar di seluruh penjuru rumah. "Merry Christmas!" kata mama saat keluarga Jayden datang. "June ada dimana, tante?" tanya Jayden penasaran. Tepat saat ia selesai mengucapkan kata terakhirnya, June turun dari tangga. WOW!

Rambut di kuncir setengah dan setiap ujungnya di curly, dress tanpa lengan berwarna merah polos yang pas di tubuhnya membuat lekukan tubuh wanita itu tercetak jelas. Belt, high heels, dan cardigan putih membuat kulit putih itu tampak bersinar. Ia persis Santa Claus! (versi cewe dan sexy (?))

"Wow. Pretty," puji Jayden. "You're handsom too," kata June balas memuji. "Oh iya. Ini kado buat lo," kata Jayden sambil menyodorkan kotak yang berukuran 8cm x 8cm x 4 cm. "Apaan nih?" tanya June bingung. "Buka aja," hanya itu yang di balas Jayden.

June membuka kotak itu. Voila! Kado yang sempurna. "Makasih Jayden! Gue bacanya nanti aja, kalau uda acara udah selesai," kata June sambil menutup kotak itu lagi. "Kado buat gue mana?" tanya Jayden penasaran. "Sebentar. Ada di atas. Ayo naik!" ajak June.

June masuk ke kamarnya. Ia mengambil buku notes berukuran sedang dengan decoden dan berbagai macam clay buatan sendiri sebagai covernya. "Gue tau ini udah gak berguna, tapi gue mau kasih ke lo. Siapa tau berguna buat lo," kata June sambil tersipu malu.

Jayden membuka notes itu. Isinya beragam. Dari gambar-gambar penari balet, puisi, atau lagu karangan sendiri. Tapi yang menarik perhatiannya hanya satu, cerita yang ada di halaman paling belakang buku itu. 'Cinta?' begitu judul buku tersebut.

Di cerita itu digambarkan dengan jelas bahwa karakter utama dari cerita itu bertemu musuh lamanya dan ia ternyata jatuh cinta. Baru 4 lembar Jayden melihat-lihat, tulisan tangan itu berhenti. "Kenapa abis?" tanya Jayden penasaran. "Gue gak tau lanjutannya. Jadi, gue mau lo yang lanjutin," kata June.

"Thank you ya," kata Jayden.

"Tunggu!" teriakan June memberhentikan langkah Jayden yang hendak keluar kamar. "Gue punya satu lagi buat lo. Tapi lo harus tutup mata lo pake ini," kata June sambil menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna putih. Jayden dengan segera langsung mengikat sapu tangan itu dikepalanya.

"Done," katanya. Perlahan, June mendekati Jayden. June yang 10 cm lebih pendek daripada Jayden terpaksa berjinjit untuk menyamakan tinggi mereka. Pertama, June mencium pipi kiri dan kanan Jayden. Senyuman manis langsung menyungging di bibir Jayden.

June sempat berpikir. Gue harus, kata June dalam hati. June mendekatkan wajahnya, lalu ia mencium bibir Jayden. Hanya sebentar, lalu ia melepas ciumannya. Jayden yang kaget langsung membuka penutup matanya dan melihat wajah June yang sudah tersipu malu.

"Ayo turun!" ajak June sambil membawa boneka beruang yang sudah dibelinya untuk Natal.

Natal kali ini merupakan natal paling special dalam hidup mereka berdua...

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

"Tan, aku boleh ajak June pergi gak?" tanya Jayden sebelum acara ini berakhir. "Kemana?" tanya mama June waswas. "Ke villaku di Anyer. Boleh ya?" pinta Jayden manja. "Iya boleh. Tapi kamu harus janji. Jaga June baik-baik. Kalau sampe tante temuin June pulang-pulang dengan adanya goresan, kamu jangan harap bisa lepas dari pengawasan tante," kata mama June sambil tertawa.

"Iya tante. June gak bakal lepas dari pandangan mataku kok!" kata Jayden sambil ikut tertawa. "Mau jalan kapan?" tanya mama June. "Mungkin lusa. Nanti pas tanggal 2 aku pulangin," terang Jayden. "Makasih ya tante!" kata Jayden lalu mencium pipi mama June...

''''''''''''''''''''''''''''''''''

27 Desember... Jam 4 pagi...

"Lo ngapain kesini?" tanya June bingung saat ia dibangunkan oleh Jayden. "Ikut gue sekarang," ajak Jayden. "Kemana?" June masih setengah sadar. "Ikut aja. Kita bakal pergi dari sini. Barang-barang lo udah ada di mobil semua. Ayo!" kata Jayden sambil menarik June. Barang yang sudah dipersiapkan mama June memang ditaruh di mobil Jayden tadi pagi.

"Pergi? Pagi buta gini? Gak. Gue harus ijin nyokap gue dulu," kata June. "Gue udah ijin. Ayo! Gue itung ya satu sampai tiga. Satuu.. Dua... Tigaa.." dalam sekejap, badan June sudah ada di gendongan Jayden. "Turunin gue!!" teriak June. "Berisik lo! Diem aja," kata Jayden sambil menuruni tangga. Kalah banting, June terpaksa diam.

"Lo ngantuk ya?" tanya Jayden saat mereka sudah memasuki jalan tol yang bisa di bilang cukup lancar itu. "Iya lah! Lo bangunin gue sepagi gini," protes June. "Udah tidur sana. Nanti kalau udah sampe, gue bangunin," kata Jayden. Dalam hitungan detik, eh menit, June sudah tertidur pulas.

***

"June. Udah sampe," kata Jayden saat mereka sampai. June mengucek matanya beberapa kali, lalu menggosok mukanya agar segar. "WOW!" kata-kata itu spontan keluar dari mulut June saat melihat apa yang ada di hadapannya.

Pasir-pasir putih yang halus, perlahan disapu oleh ombak-ombak yang menari-nari ria di pagi hari. "Kita dimana?" tanya June saat ia sudah benar-benar sadar. "Anyer. Tepatnya di villa gue," kata Jayden sambil menunjuk sebuah bangunan yang tidak jauh dari mereka. "Ayo!" ajak Jayden.

Dengan sigap, Jayden mengeluarkan segala peralatan mereka. Bahan makanan, minuman, hingga pakaian ganti. "Lo mandi dulu gih. Gue bikin pancake dulu buat sarapan," suruh Jayden. June mengobrak-abrik tasnya.. Wajahnya langsung pucat..

"Kenapa?" tanya Jayden saat June berjalan ke arahnya. "Emm.. Ituu.." June malu. "Kenapa?" tanya Jayden sekali lagi. "Gue lupa bawa handuk," kata June sambil nyengir kuda. "Lo masuk ke kamar yang ada di depan tangga. Cari aja di lemarinya. Lo mau mandi di situ juga boleh," kata Jayden. "Makasih Jade!"

*

"Gue udah selesai tuh. Lo mandi dih," suruh June saat ia sudah selesai mandi. "Gue laper. Mau makan dulu," kata Jayden sambil mengunyah pancakenya. June akhirnya duduk di depan Jayden. Ia mengambil satu scoop ice cream vanilla dan saus coklat. Enak!

"Gue udah selesai. Gue mandi dulu," kata Jayden sambil naik ke kamar atas. June masih tetap makan. "Selesai! Ngapain ya sekarang?" tanya June pada dirinya sendiri. "Pantai!" kata June lalu ia memakai sandal jepitnya dan lari ke pantai.

*

"June! Lo liat hp gue ga?" tanya Jayden saat ia sudah selesai mandi. Handuk yang dililit di pinggangnya, menampikan perutnya yang six pack. Rambutnya yang basah malah membuar pria itu semakin tampan. "June? JUNE!" Jayden memanggil-manggil nama June. June gak ada di ruang tengah, gak ada di kamar, dia juga gak ada di dapur. June kemana?

Jayden keluar villa sambil terus menyebut-nyebut nama June. Kalo June hilang, mati gue. Aduh June! Lo kenapa nyari masalah banget sih sama gue?

"June?" Jayden sempat tak percaya apa yang ada dihadapannya. Seorang gadis dengan santainya sedang menari di atas pasir itu. Menari sesuai deburan ombak. Lagu? Lagu itu ada di kepala gadis itu. Lembut, tapi kuat. Indah, tapi menyeramkan. Gadis itu melompat-lompat layaknya seekor burung ingin belajar terbang.

Biarlah gadis itu menari sesuka hatinya. Gue pake baju dulu, pikir Jayden dalam hati.

Menari. June memilih kontemporer daripada ballet, ya karena ia tidak membawa sepatunya. Melompat ke sana dan kemari, memutar tubuhnya, melengkungkan punggungnya, seakan semua itu memang terlahir hanya untuknya.

Gue bakal bahagia kalau di suruh tinggal disini, batin June dalam hati.

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

31 Desember...

21.00

Bunyi terompet sudah terdengar di seluruh penjuru Jakata. Tapi tidak di villa itu. Keheningan dan hanya dua orang yang sedang berpesta. "Gak kerasa ya bentar lagi tahun baru. Main yuk!" ajak June. "Main apa?" tanya Jayden bingung.

"Namanya make your wish. Jadi lo harus bikin 10 permintaan untuk tahun yang baru nanti. Kalau udah, lo harus ngelakuin itu. Jangka waktunya cuman satu tahun. Lo sanggup?" tanya June meyakinkan. "Sanggup!" kata Jayden sambil menyodorkan selembar kertas dan pulpen pada June.

23.50

"Ayo June!" bujuk Jayden. "Mau kemana sih?" tanya June yang dari tadi tangannya terus di tarik menyusuri pantai. "Ayo ikut! Lo mah manja banget!" ledek Jayden. "Gue pegel, Jade," kata June. Jayden memberhentikan langkah kakinya. Ia berjongkok di depan June.

"Naik," perintahnya. "Gak mau!" June menolak tawaran itu. "Sini tangan lo," kata Jayden sambil memegang tangan June. Dalam sekali sentak, tubuh June sudah terjatuh dan menimpa punggung Jayden yang kuat itu. "Pegangan yang kuat ya!" katanya lalu ia mengangkat June.

"Jayden pelan-pelan!" June memprotes saat Jayden berlari dengan kencang atau berusaha menjatuhkannya ke air.

23.58

"Tunggu disini," kata Jayden lalu menurunkan June di sebuah batu karang besar. "Oke!" kata June patuh. Jayden mengajak June duduk di sampingnya. "Hitung mundur ya," kata Jayden sambil menatap langit.

10...

9...

8...

7...

6...

5...

4...

3...

2...

1...

_____________________________________________________

Maaf yaa ! Lanjutannya di part selanjutnya karena sudah masuk bulan Januari sih! XD

Continue Reading

You'll Also Like

565K 38.1K 41
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
5.1M 215K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
556K 30.7K 74
The endβœ“ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] β€’β€’β€’ Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.5M 214K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...