Months of Love

By daweii

25.1K 755 29

Cinta itu seperti seni. Kadang membawa keceriaan, kadang membawa kesedihan, atau terkadang abstrak. Tetapi... More

Part 1 - June Memories
Part 2 - Miss July
Part 3 - August Kiss
Part 4 - Sweet September
Part 6 - November Ways...
Part 7 - December Holiday!
Part 8 - January Proposal
Part 9 - Love is in February
Part 10 - I March You
Part 11 - The truth (April)
Part 12 - May in Pain
Part 13 - Losing you (June)
Part 14 - Epilog
EXTRA!

Part 5 - Lover October

1.2K 56 0
By daweii

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

June mengangguk. "Gitu dong! Gue bakal bikin lagu-lagunya. Nanti gue send ke e-mail lo," kata Jayden bahagia. "Konsepnya mau gimana?" tanya June. "Fairytail. Lo gak bakal tampil sendiri kok, walaupun beberapa lo tampil solo. Nanti lo harus ganti baju dan rambut terus. Siap kan?" tanya Jayden. "Siap, bos! Tapi bantuin nutcracker gue juga, ya!" jawab June. "Btw, mau kapan diadain?" tanya Jayden. "Kalo bisa bulan Juni tahun depan," jawab June santai.

"Kalo konser lo?" tanya June balik. "Mungkin awal tahun," jawab Jayden singkat.

"Tamy!" pekik June girang. "Tamy?" tanya Jayden bingung sambil melihat kearah orang yang ditunjuk June. "Eh Juju! Itu Jayden?" tanya Thomas. "Tamy? Sejak kapan nama lo berubah?" tanya Jayden. "Sejak June yang bikin," jawab Thomas sambil memberikan senyum kudanya.

"Ju, lo bisa mikat hati Jayden?" tanya Thomas. "Mikat?" tanyanya balik. "Iya! Jayden itu bertahun-tahun sudah menjadi gay. Awwauuauaww!" teriak Thomas saat Jayden mencubit perutnya. "Jangan dengerin dia, June. He's crazy," jawab Jayden. "Ayo makan!" kata June yang sudah kelaparan. Merekapun akhirnya makan bertiga.

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

June POV

Aneh. Jantung gue kenapa deg-degan pas ngobrol sama dia? Sadar June! Lo gak bisa jatuh cinta sama dia. Jatuh cinta? Kenapa gue bisa mikir kalo gue jatuh cinta? Ah! Benci banget!

"Non! Ada non April!" panggil bik Ijah dari luar kamar.  April? "April!" panggilku sambil memeluk kakak satu-satunya. "Lo bawa siapa?" tanyaku sambil melirik ke arah laki-laki yang ada disamping kakaknya. "Ini? Dia calon kakak ipar lo, June," kata April sambil berbisik ke telingaku.

"Halo, kak! Aku Junera. Adik kak Aprilia. Salam kenal!" kataku sambil menawarkan jabat tangan. "Aku Zacherine. Pangil Zach aja," kata Zach sambil membalas jabatan tanganku. "Dia ini penari, Zach," kata kak April sambil menyenggol tanganku. "Apaan sih? Engga kok! Aku masih amatir," jawabku malu-malu.

"Sebagai calonadik ipar yang baik, gak salah kan kalo nari sedikit?" tanya Zach sambil melirik ke arah kak April. Aku nyerah. Aku mengambil sepatu balet dari kamarku. Kedua orang itu sudah duduk di ruang latihanku.

"Pointe shoes? Kau pasti bukan amatir lagi!" kata Zach sambil menunjuk ke arah sepatuku.

"Kau tahu ini?" tanyaku bingung.

"Iya. Adikku seorang penari balet juga," kata Zach.

"Siapa?" tanyaku lalu melakukan sedikit pemanasan yang lebih ke arah pamer.

"Amy Amelia," jawabnya singkat.

"Aku tahu dia. Dia satu sekolah sama aku," kataku sambil memilih-milih kaset.

"Sekolah?"

"Iya. Pindahan dari Jepang, kan?" tanyaku lagi. Aneh.

"Dia dari Indonesia, June. Mana ada pindahan. Udah! Ayo nari," kata Zach.

Lenka-The Show. Aku memilih lagu itu. Entah kenapa tanganku langsung jatuh di lagu itu. Tepukan tangan langsung datang dari kedua orang itu saat lagu selesai. Aku memberi hormat.

"Keren!" kata Zach memuji. "Non!" Panggil bik Ijah lagi. "Iya?" tanyaku bingung. "Ada tamu, non!" katanya. Aku berlari keluar. Kenapa aku hari ini sering dicari orang?

Author POV

"Hai, June," kata orang itu sambil membawa sebuket bunga. "Ngapain? Dari mana lo tau rumah gue?" tanya June kepada orang itu. "Tau lah! Apa yang gue gak tau?" tanya orang itu dengan bangga.

"Jayden? Akhirnya lo dateng juga!" kata Zach sambil memeluk Jayden. "Kakak kenal Jayden?" tanya June bingung. "Kenal, June sayang. Kakak temennya Jayden. Kamu kenal dia?" tanya Zach balik. "Iya. Aku lagi kerja sama buat bikin Nutcracker versi modern," kataku. "Gue boleh ambil Zach dulu ga?" tanya Jayden pada April. "Ambil sana! Tapi jangan lo bawa pulang ya!" goda April.

~~

"Zach. Gue butuh bantuan lo," kata Jayden saat mereka sudah jauh dari kedua gadis itu. "Apa?" tanya Zach bingung. "Gue suka sama June," jawab Jayden sambil menunduk. "Oh. Apa?!! Lo suka sama June?" Zach kaget. "Lemot lo reaksinya! Iya. Bantuin gue ya!" kata Jayden memelas. "Oke. Apa rencana lo?" tanya Zach.

"Lo tau kan gue mau bikin konser? Nah! June jadi salah satu pengisinya. Nanti, pas konser selesai, rencananya gue mau nembak dia," terang Jayden.

"June itu cewe special, Jade. Kelihatan dari matanya. Menurut cerita April, dia suka sesuatu yang unik, bukan yang biasa-biasa. Lo harus bikin something special buat dia," jawab Zach. "Maunya sih gitu. Tapi apa?" tanya Jayden. "Sini...."

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

"Lama banget sih! Udah kayak ibu-ibu ngerumpi," goda April. "Jayden abis curhat, sayang. Kamu sabar dong!" kata Zach sambil kasih cengiran kuda. "Makan yuk! Laper nih!" ajak June. "Gimana kalo makan berempat?" tanya Zach. "Boleh tuh! Siapa tau June bisa dapet pacar," kata April sambil menggoda June. June langsung memasang muka bete.

"Udah! Naik mobil gue aja. Ayo!" ajak Jayden.

''''''''''''''

"Kok lo diem-diem terus sih?" tanya Jayden. "Gak apa-apa kok. Gue lagi mau liatin jalan aja," kata June mengelak. Gue malu! pekik June dalam hati.

"Udah sampe!" teriak Jayden. April dan Zach langsung keluar. "Lo tunggu disini," kata Jayden. DEG! Hati June udah kayak maraton. Dia mau ngapain??!!

Jayden keluar dari kursinya, lalu berjalan kearah pintu June. Ia membuka pintu mobil June! "Silakan, tuan putri," kata Jayden sambil membungkuk. "Lo apaan sih? Kayak anak kecil tau ga?" kata June sambil turun dari mobil. "Kali-kali sih. Ayo!" kata Jayden sambil menyodorkan tangannya untuk digandeng.

"Apaan coba?" tanya June sambil menjauhkan tangan Jayden. "Gak mau? Ya udah," katanya lalu berjalan masuk ke cafe itu. "Jayden! Tunggu!"

~~~~~

"Pesen apa?" tanya Jayden pada June. Walaupun satu restoran, Zach menyarankan untuk pisah meja. Mereka mau pacaran!

"Gak tau. Fish and cips aja deh!" kata June setelah menimbang-nimbang agak lama. Waiters itu menyatat pesanan June. "Kalo bapak?" tanyanya. "Samain aja mba. Lo mau minum apa?" tanya Jayden pada June. "Cola," jawab June. "Colanya 2, mba," kata Jayden. Waiters itu menyatat dengan teliti, mengulang pesanan, lalu pergi.

"Lo kenapa ikut-ikutin pesenan gue sih?" tanya June keki. "Biarin aja. Gue males milih," kaya Jayden sambil ngasih cengiran kuda.

"Lo aneh," mata June tidak takut, melainkan kekhawatiran yang terlihat. "Lo sakit ya?" tanya June sambil menempelkan punggung tangannya di kening Jayden. "Gue sehat kok!" kata Jayden. "Tapi lo panas, Jade. Pulang aja, yok!" ajak June. Ia takut terjadi apa-apa dengan Jayden.

"Makan dulu aja. Lo gak usah khawatirin gue," kata Jayden. "Ayo makan!" katanya saat makanan keluar. June hanya makan dengan tenang dan cepat.

"Ini billnya. Totalnya 300 ribu," kata waiters itu. "Nih! Patungan," kata June sambi mengeluarkan uang 150 ribu dari dompetnya. "Udah. Gue yang bayar," kata Jayden sambil memberi kartu kreditnya di tangan waiters itu dan segera dibawa pergi.

"Nih duit gue. Ambil," kata June sambil menyodorkan uang 150 ribu itu kepada Jayden. "Udah. Itu buat lo aja," kata Jayden sambil mengembalikan uang June. "Eh! Gak enak! Masa makan gak bayar sih?" kata June sambil memberi uangnya dengan paksa. "June, udah gue bilang. Gak usah! Ini gue yang traktir," kata Jayden sabar. "Gue gak mau berasa berhutang sama lo, Jade," kata June. Ia tetap memaksa Jayden menerima uangnya.

Tingkat kesabaran Jayden sudah hampir habis, tapi ia tetap menahan suaranya rendah. "Lo mau simpen balik duit lo, atau gue cium disini," kata Jayden mengancam. Wajah June memerah. June dapat melihat amarah dari mata Jayden. "Thank you," kata June sambil menyimpan uangnya kembali. "Gitu dong!" kata Jayden. Matanya berubah jadi ceria. Dasar manusia labil, pikir June dalam hati.

~~~~~~~~~~~~~~~

"Kak, kak Zach aja yah yang setir. Kayaknya Jayden gak enak badan deh," kata June pada April. "Iya. Kamu jagain Jayden ya dibelakang," balas kakaknya itu sambil berbisik kepada Zach yang langsung di angguki kepala.

"Lo dibelakang sama gue," kata June waktu Jayden ingin duduk di kursi kemudi. "Tapi..." Jayden hendak mengelak. "Gak ada tapi-tapian. Duduk sama gue," kata June sambil membuka pintu untuk Jayden. Siapa cowo yang gak pasrah coba kalau di tatap gitu sama June? tanya Jayden dalam hati. Ia langsung duduk di samping June.

Tanpa sadar, Jayden tertidur di perjalanan. Banyaknya polisi tidur membuat kepalanya terbentur berulang kali. Kasihan, pikir June. June mengambil kepala Jayden pelan, tidak ingin membangunkannya, lalu menaruh kepala Jayden diatas pahanya. Jayden langsung memposisikan badannya, dan tertidur pulas.

Wajah Jayden terlihat seperti malaikat. Tampan, baik, tanpa kebohongan, pikir June dalam hati.

~~~

"Jade? Jayden," panggil June sambil menepuk-nepuk pipi Jayden beberapa kali. Panas! "Jayden? Bangun!" panggilan June semakin keras. Jayden tidak bergeming. "Kak! Jayden badannya panas sekali!" terdengar seutas rasa panik didalam kata-kata June. "Bawa masuk!" perintah April. Dengan sigap, Zach mengangkan tubuh Jayden dan menidurkannya di kamar June. Kamar tamu saat itu sedang berantakan.

"Zach, kau pulang saja," kata April. "Baiklah. Sampai jumpa!" Zach memberi ciuman hangat di pipi kiri April dan langsung dibalas dengan senyuman. June sudah siap dengan sebaskom air dingin dan handuk kecil.

"Tidur aja kak. Kakak kan capek. Biar aku yang jagain Jayden," kata June sambil menyuruh kakaknya keluar. June dulu sempat bercita-cita jadi dokter, jadi ia sempat tahu beberapa cara merawat orang sakit. Kakaknya itu percaya dan langsung meninggalkan June berdua dengan Jayden.

June mencelupkan handuk kecil itu kedalam air dingin, memerasnya, lalu melipatnya dengan rapi, dan ditaruh di kening Jayden. Jayden masih tertidur. 5 menit kemudian, June mengulangi langkah-langkah tadi. June sudah letih. Ia jatuh tertidur di atas lengan Jayden.

"June?" panggil Jayden. June langsung bangun karena namanya dipanggil. Ia melirik handphonenya. Jam 3 pagi! "Tidur lagi aja, Jade," kata June mengganti kain Jayden. "Gue dimana?" tanya Jayden bingung. "Lo di kamar gue. Tadi badan lo panas banget. Udah tidur," kata June sambil menaruh kain di kening Jayden.

"Lo juga tidur, June," kata Jayden sambil memandang ke arah mata June. "Gue tidur disini aja," kata June sambil menunjuk ke kursi baca di samping tempat tidurnya. "Kayaknya gak enak deh. Nanti badan lo pegel-pegel, terus gak bisa nari," terang Jayden. "Gak perduli," jawab June yang sudah sangat ngantuk itu. Ia pergi ke kursi baca itu, dan langsung jatuh tertidur.

Jayden tidak tega. Dengan segala kekuatannya, ia menggendong June untuk tidur di ranjangnya. Seperti dewi, pikir Jayden dalam hati. Ia terlihat berpikir sebentar, lalu ia mencium bibir June kilat dan tidur di kursi baca June. Selamat malam!

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 347K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
2.3M 122K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
5M 214K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
2.3M 147K 45
‼️ NEW VERSI ‼️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻...