Months of Love

By daweii

25.1K 755 29

Cinta itu seperti seni. Kadang membawa keceriaan, kadang membawa kesedihan, atau terkadang abstrak. Tetapi... More

Part 2 - Miss July
Part 3 - August Kiss
Part 4 - Sweet September
Part 5 - Lover October
Part 6 - November Ways...
Part 7 - December Holiday!
Part 8 - January Proposal
Part 9 - Love is in February
Part 10 - I March You
Part 11 - The truth (April)
Part 12 - May in Pain
Part 13 - Losing you (June)
Part 14 - Epilog
EXTRA!

Part 1 - June Memories

8.1K 96 10
By daweii

Annyeonghaseo! Gagal bikin cerita romance yang kedua kalinya, ini cerita saya yang ketiga. D'X Kalo lama, maafkan saya ya! Lagi sibuk dengan UAS dan class meeting. Enjoy!

 **************************************************************************************************

Author POV

18 Juni.....

"Happy birthday to you. Happy birthday to you. Happy birthday, happy birthday. Happy birthday to you!" 

Sorakkan gembira spontan memenuhi aula hotel mahal itu setelah lagu tersebut berakhir. 

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga! Sekarang juga, sekarang juga.." lagu tersebut dinyanyikan. 

"Make a wish!" teriakkan itu terdengar di hampir seluruh isi ruangan, tak menentu. Gadis itu menutup matanya, make a wish, dan meniup 17 batang lilin yang ada dihadapannya.

Gadis itu bernama June. Ia sudah genap berusia 17 tahun hari ini. Berbalut gaun berwarna biru langit membuatnya terlihat mencolok. Teman-temannya memberi ucapan selamat, bahkan kakak perempuannya, April, datang jauh-jauh dari Amerika untuk merayakan ulang tahun adiknya itu.

"Happy birthday, my sister!" ucap April sambil menampilkan senyumnya yang indah. 

"Thanyou so much! I thought you were not going to come today! I miss you!" pekik June. 

"Me too, sweetheart," balas kakaknya. 

June dan April hanya berselang 3 tahun. Kakaknya itu sudah kuliah di Amerika tahun lalu. Banyak orang yang bilang kalau wajah mereka mirip. June dan April memang keturunan Amerika. Ibunya yang berasal dari negeri seberang itu menurunkan kecantikannya pada kedua buah hatinya itu.

"So, kamu masih sama b-boy itu?" tanya April tanpa basa basi. June hanya bisa menghela nafas. 

"He is a playboy," jawab June singkat. June kenal penari b-boy itu di tempat les tari. Walaupun umurnya masih 16 tahun, June sudah menjadi guru balet di tempat tari itu. Swan Dance Course atau SDC merupakan salah satu sanggar tari ternama di Jakarta.

"Makan ice cream yuk!" ajak June. "Dasar kamu. Tetap aja sama. Masih kayak anak kecil," goda kakaknya itu. June memasang puppy eyesnya. Gotcha! "Oke. Gak usah sok memelas. Ayo," ajak April.

"Maaf, mba. Tapi ice creamnya sudah habis," kata pelayan itu sambi membereskan tong-tong ice cream. "Itu apa?" tanya June sambil menunjuk semangkuk ice cream mint chocolate chip yang tidak tersentuh. "Oh itu. Itu sudah ada yang pesan tadi. Orangnya pergi ke toilet sebentar," jawab pelayan itu. "Kasih aja pak. Mumpung dia lagi ulang tahun," kata laki-laki itu dari belakang June. Suaranya tidak asing, pikir June. Ia memutar badannya. Terpampanglah sebuah dada bidang yang dibalut dengan kemeja hijau toska. Wow. June hendak melihat siapa pemilik suara tersebut, sampai matanya terkunci pada mata hijau laki-laki itu.

"Tamy!" pekik June kegirangan. "Juju," jawab orang yang bernama Tamy itu. Aslinya sih Thomas. "Where have you been? Gue kangen sama lo!" kata June sambil memeluk Thomas kangen. "I miss you too, Juju," balasnya.

"Kenapa lo gak bilang kalo mau datang?" tanya June kesal. "Gue kan mau bikin surprise, sweetie," jawab Thomas.

Dirrrrrrrrtttttttt.......... Diirrrrtttttttt...

"Sorry, Ju. I have to take this," kata Thomas sambil pergi meninggalkan June.

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Di lain tempat..............

"Bangun, Jade. Sudah pukul 8 malam. Dasar pemalas. Ini kan hari ulang tahunmu. Masa kau mau terus-terusan menatapi nasibmu seperti itu? Adikmu saja sudah bangun dari jam 6 tadi!" tanya Susan, ibu Jayden. "Mom. I'm tired," jawab Jayden sambil bermalas-malasan. "Okey. Mobil sport barumu Mom jual saja, ya," goda mamanya. Jayden langsung bangkit, berlari kearah kaca besar yang berada disamping ranjangnya, lalu melompat kegirangan. Mobil idamannya itu sekarang berada di hadapannya. Mobil sport hitam. "Thank you mom! I love you so much!" teriak Jayden sambil mencium pipi ibunya kilat. Susan hanya bisa memutar bola matanya.

Tidak henti-hentinya Jayden berdecak kagum dengan keindahan mobil itu. Dari luar, sampai dalamnya. Sempurna. "Sudah malam. Ayo masuk! Langit sudah mulai mendung," panggil mamanya. "Okey mom!" teriak Jayden dari luar, lalu menelpon temannya. "Thom, I have a good news."

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Mentari pagi datang menyelimuti June. 19 Juni. Ia harus segera bersiap pergi ke sekolah. Pukul 6.30 upacara akan segera dimulai. Dengan santainya June berjalan ke arah sekolah yang dekat dari rumahnya. Irit bensin, pikir June. Embun pagi bekas hujan masih tercium, membasuh wajah June lembut. Saat tengah menikmati keindahan alam yang ada, tiba-tiba sebuah mobil sport hitam melaju kencang, membuat genangan air bekas hujan menyiprat tanpa arah. "Damn!" teriak June. Bajunya tidak luput dari siraman air itu. Menyadari apa yang terjadi, pengemudi itu berhenti.

"Are you crazy, man? Still 6.10 and you are driving that fast?" tanya June sambil marah. Pengemudi itu menurunkan kacanya. "What? I can't hear you," goda laki-laki itu. "Minta maaf sekarang," perintah June. "Bagaimana kalau aku tidak mau?" goda laki-laki itu lagi. June terdiam. Ia tidak tahu harus berbuat apa. "Bagaimana, huh?" tanya laki-laki itu. Tatapannya garang. "Nevermind," jawab June sambil pergi meninggalkan laki-laki itu.

June berjalan menjauh, tapi sepertinya mobil itu selalu ada disebelahnya. "Hey! Gue gak tau nama lo!" teriak laki-laki itu dari dalam mobil. ".........." June hening. "Oke. Nama gue Jayden," kata orang itu tanpa ditanya. June tetap tidak menjawab. Otaknya dipenuhi dengan kata-kata aneh. Laki-laki itu boleh juga. Mungkin anak sekolah international, batinnya dalam hati. June sampai di sekolahnya dengan selamat. Ia langsung berlari ke arah toilet dan membersihkan genangan air yang tadi mencipratinya. Setidaknya berkurang, pikirnya dalam hati.

~~~~~~~~~~~~~~

Kringgg! Kringggg!

Bel pulang sekolahpun berbunyi. Finally! June terbebas dari ocehan pak Marko, guru fisikanya.

June sedang tertawa ria karena lelucon temannya yang konyol itu, sampai ia melihat mobil itu. Mobil sport berwarna hitam dengan laki-laki yang bersender disampingnya. Wajah setiap gadis langsung mengarah ke laki-laki itu. Beberapa gadisi ganjen langsung berteriak-teriak histeris. Wajahnya yang setengah korea itu disamakan dengan boyband-boyband yang sedang ngetrend sekarang. Tapi semua teriakan itu tidak memalingkan matanya dari seorang gadis. Jayden memperhatikan June.

"June, are you oke?" tanya RIta. "Muka lo pucat gitu," lanjutnya. "I'm oke. Relax," kataku. "June, I think that guy is looking at you," kata Yuni sambil menunjuk Jayden dengan dagunya. "Pacar baru, huh?" tanya Yuni. Aku hanya terbengong.

Teriakan gadis-gadis genit yang semakin kencang itu menyadarkanku. Jayden berjalan ke arah June! "Sorry, girls. Bisa gue bawa dia pulang?" tanya Jayden sambil melirik Rita dan Yuni bergantian. "Tapi lo siapa ya?" tanya Rita memastikan. "I am her new boyfriend," jawab Jayden sambil menarik tangan June. "Bye," ucapnya.

'''''''''''''''''''''''''''''''''

"Mau apa kau sekarang? tanya June ketus. "Aku hanya ingin namamu, sweetie," jawabnya. "Kalo gue gak mau kasih tau, gimana?" tanya gue lagi. Mendadak mobil itu berhenti. Kami sedang berada di kawasan sepi, entah dimana. Oh please! Someone save me, teriak June dalam hati. Jayden langsung menatap mata abu June lekat-lekat. June baru sadar kalau mata Jayden itu berwarna biru. Tiba-tiba wajah Jayden mendekat, mengembalikan June ke alam sadar.

Jarak diantara mereka perlahan-lahan menghiang. June bisa merasakan nafas hangat Jayden yang membuatnya bergidik. "June!" teriaknya. Jayden kebingungan melihat gadis itu. "Nama gue June," teriaknya sekali lagi. "Sekarang anterin gue balik ke sekolah. SEKARANG!" kata-kata terakhir itu ditegaskan oleh June.

Sesampainya di sekolah, June pulang untuk mengemas pakaian gantinya. Ia memakai pakaian balet yang di double dengan kaos kebesaran, stocking yang di double hotpants pendek. Tas gadis itu penuh dengan berbagai macam barang. Dari sepatu, hingga alat make up. Barangnya yang tidak bisa di bilang sedikit itu ditaruhnya di koper kecil, lalu ia berangkat ke SDC.

''''''''''''''''''''''''''''''''''

June POV

"Good evening, June," sapa sekertaris SDC itu. "Good evening too, Pamela," jawabku. Aku berlari ke ruangan tempatku mengajar, memakai point shoesku, dan melakukan pemanasan sedikit. "June," panggil Pamela dari daun pintu. "Ya?" jawabku. "Kau akan kedatangan murid baru. Umurnya baru 7 tahun," kata Pamela. "Thank you!" kataku singkat. 

"Siang, kak! Makin hari kakak makin cantik saja," kata Mauren yang masih berumur 5 tahun itu. "Terima kasih, Mauren. Kau juga," jawabku sambil memberi salam pada murid yang lain. Saat semua murid sudah datang, aku mengumpulkan mereka di tengah ruangan. "Apakah kalian meihat ada teman baru?" tanyaku sambil tersenyum kearah gadis berwajah korea itu. Manis, pikirku.

"Dia, kak!" kata Hanny sambil menunjuk ke arah murid baruku itu. "Mari ke sini, princess," panggilku. Semua murid memang ku panggil princess. Murid baru itu datang kearahku, lalu duduk manis disampingku. "Siapa namamu, gadis kecil?" tanyaku. Anak itu hanya menatapku bingung. Dari raut wajahnya, aku dapat mengira kalau ia tidak mengerti bahasa yang aku pakai. "What is your name?" ulangku. Anak itu tertawa manis. "My name is Natal," jawab gadis itu. "Welcome Natal. Oke, sekarang kita pemanasan," kataku lalu melanjutkan mengajar.

Setelah kelas selesai, ibu-ibu atau suster-suster datang menjemput anak-anaknya. Aku memberikan surat kesetiap ibu atau suster yang datang. Surat itu berisi surat rancangan konser yang akan diadakan 3 bulan lagi. Biasanya kami akan meminta persetujuan dari orang tua sebelum tua murid.

"Hah," desahku. Latihan untuk konser itu membosankan, batinnya dalam hati.

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Jayden POV

Gadis itu cantik. Aku tidak bisa menebak apakah dia asli Indonesia atau keturunan Amerika? Wajahnya yang ke bule-bulean menandakan ia keturunan bule. Tapi matanya yang hitam pekat menandakan kalau ia berasal dari Indonesia. Dia sangat mirip dengan gadis itu. Apakah aku bermimpi? Aku lebih baik tidur sajalah dari pada terjebak dalam kegilaanku sendiri...

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

jangan lupa vote dan komennya... XD


Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 327K 66
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
736K 65.4K 43
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
4.7M 360K 50
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.9M 99.6K 55
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...