ITU AKU DULU

بواسطة storyofdisi96

102K 8.5K 299

Terkadang tak mudah bagi sebagian orang untuk melupakan cinta pertama. Yang telah bertahun-tahun bertaut diha... المزيد

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
COMMERCIAL BREAK
14
15
16
17
18
19
20
21

12

4.2K 397 13
بواسطة storyofdisi96


'Ya Tuhan, kirimkan siapa saja orang yang kau percaya untuk menyelamatkanku'

Seketika hujan deras menerpa bumi.

*****
Mata gadis itu mengerjap perlahan. Kelopak matanya yang indah bergerak dengan lembut. Seakan tak sabar lagi ingin membukanya.

Mata itu terbuka. Bola mata hitam nan indah itu terlihat sangat lembut. Bola matanya berputar berirama menelusuri  langit-langit ruangan ini.

Tiba-tiba dahinya berkerut. Ia tak mengenal tempat ini. Tempat siapa ini?

"Hai rupanya kamu sudah sadar" suara wanita paruh baya itu membuat Prilly tersadar dari pandangan awalnya. Ia langsung meringsut kebelakang. Menatap wanita paruh baya itu penuh dengan ketakutan.

Wanita itu menyadari pandangan penuh ketakutan dari gadis itu. Ia malah menebar senyum tulusnya dan berjalan mendekati gadis itu. Lalu ia duduk di kursi yang ada didekat ranjang tersebut.

"Jangan takut! Kamu aman disini. Tadi kamu pingsan dan anak saya membawamu kesini" wanita paruh baya itu menjelaskan pada gadis itu

Gadis itu kembali menatap wanita paruh baya tersebut dengan tatapan penuh tanda tanya. Dan seakan mengerti, wanita paruh baya itu lagi-lagi menebar senyum hangatnya.

"Kenalkan nama saya Eci Anaresta. Saya maminya Ali. Kamu pasti kenal kan sama Ali?"

Prilly. Ya gadis itu bernama Prilly. Saat mendengar nama Ali, ia mulai menatap wanita paruh baya bernama Eci itu dengan senyuman lembutnya.

"Kalau boleh tau nama kamu siapa Nak?"

"Namaku Prilly Amalia tante. Panggil Prilly aja" jawab Prilly lembut. Membuat Tante Eci menatapnya dengan senyumannya.

"Prilly? Wah nama yang cantik sekali seperti orangnya" Prilly tersipu saat Tante Eci memujinya. Membuat Tante Eci tersenyum.

"Ini tante buatin kamu bubur. Semoga kamu suka ya sama masakan tante. Tante mau kebawah sebentar. Nanti kesini lagi. Kamu bisa kan makan sendiri?" Prilly mengangguk yakin. Ia bisa makan sendiri.

"Udah makan jangan lupa diminum ya obatnya. Biar cepet sembuh"

"Iya tante makasih. Hmmm tante Ali dimana?"

Tante Eci tersenyum saat gadis dihadapannya ini menanyakan keberadaan putranya.

"Ali lagi ke rumahmu sayang. Dia mau ngabarin mamamu dan mau ajak mamamu kesini. Tante juga pengen kenal siapa sih wanita yang udah ngelahirin gadis secantik ini"

Prilly tersenyum malu-malu mendengar pujian dari tante Eci.

"Tante bisa aja deh" sahut Prilly

"Yaudah tante tinggal dulu ya cantik" Prilly mengangguk kecil dan Tante Eci meninggalkan Prilly sendiri di kamar tamu di rumah ini

****
Tok tok tok
Pemuda dengan pakaian seragam sekolah itu mengetuk pintu berwarna coklat kayu itu. Ia menantikan sosok pemilik rumah ini keluar dari tempatnya.

"Ya sebentar!" Terdengar pekikan suara wanita yang mungkin usianya berkisar 40-an.

Pemuda itu mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat pada pintu yang diketuknya. Ia mencoba merapikan penampilannya yang sedikit terlihat acak-acakan.

Ceklek

Derit suara pintu terbuka terdengar. Muncullah dari sana sosok wanita paruh baya dengan rambut yang digelung dengan sembarang.

Wanita paruh baya itu mengernyitkan dahinya heran. Ia belum pernah bertemu dengan pemuda tampan yang sedang berdiri dihadapannya. Ini kali pertama ia bertemu dengan pemuda ini.

"Maaf Nak cari siapa ya?" Wanita paruh baya itu bertanya dengan hati-hati. Takut jika pemuda dihadapannya ini akan menjebaknya dalam lubang kesalahan.

"Maaf tante ganggu waktunya. Kenalin nama saya Ali tante. Saya temennya Prilly tante"

Ya, pemuda itu adalah Ali. Ia sengaja mendatangi rumah Prilly untuk memberitahu kondisi putrinya saat ini.

"Oh temennya Prilly. Masuk dulu aja ya Nak. Prillynya juga belom pulang. Gak tau kenapa sampe jam segini blm pulang juga" terlihat raut cemas seorang ibu dari wajah wanita itu. Tante Uli.

"Gak usah tante gkpp kok. Disini Ali mau ngasih tau kalo Prilly lagi dirumah Ali sekarang"

"Lagi di rumah Nak Ali? Ya ampun anak itu kebiasaan banget sih kalo main ke tempat orang gak pake izin dulu buat cemas aja" tante Uli mengeluh kesal.

"Maaf tante. Ali mau ngasih tau tante. Kalo Prilly di rumah Ali bukan karena gak izin. Tapi karena Prilly tadi sempat pingsan tante di sekolah" penjelasan Ali membuat mata Tanta Uli membulat. Pingsan? Putrinya pingsan?

"Jelaskan sama saya apa yang sudah kamu lakuin sama putri saya! Jawab!" Amarah Tante Uli membuncah. Ia mencengkram bahu Ali kuat.

Ali terima saja diperlakukan seperti itu. Ini wajar. Ini bentuk kecemasan seorang ibu pada anaknya.

"Tante tenang dulu tante. Prilly udah gkpp kok. Bahkan dia udah sadar dari pingsannya"

Seketika cengkraman di bahu Ali mengendur. Bahkan telapak tangan milik tante Uli sudah tak terasa lagi di bahu Ali.

"Dimana Prilly Nak?" Tanya Tante Uli dengan nada lirih.

"Tante sabar dulu ya. Sekarang tante ikut Ali. Ali bakal nganterin tante ketemu sama Prilly" Tante Uli mengangguk mengiyakan.

"Tante siap-siap dulu ya sebentar. Kamu tunggu aja dulu sebentar"

Tante Uli langsung berlalu masuk ke dalam rumah. Sedangkan Ali, ia duduk di kursi teras rumah Prilly. Menantikan  Tante Uli selesai bersiap-siap

15 menit Ali menantikan Tante Uli. Tak berapa lama, Tante Uli keluar dengan berbalutkan dreas hijau botol.

"Ayo Nak Ali. Anterin tante ketemu Prilly" desak Tante Uli tak sabar. Ali mengangguk lalu membawa Tante Uli masuk ke dalam mobilnya.

******
"Begitu Nak Prilly ceritanya. Itulah kenapa Ali paling sensitif liat cewek nangis. Bayangan tentang kakaknya selalu terlintas setiap kali Ali ngeliat cewek nangis" Tante Eci mengakhiri ceritanya pada Prilly. Ya Prilly bertanya mengenai Ali yang selalu sensitif saat melihat wanita menangis. Mulanya Prilly kira, Ali hanya menipunya. Ternyata sama sekali tidak. Cerita Tante Eci  dan Ali tidak ada yang beda. Tante Eci menceritakan sama persis dengan apa yang Ali ceritakan pada Prilly.

"Aduh Tante Prilly minta maaf ya. Tante jadi sedih lagi kan" Ucap Prilly tak enak hati kala melihat air mata yang menitik di sudut mata Tante Eci.

Tante Eci menetralkan dirinya. Menghirup sebanyak mungkin oksigen dan melepasnya perlahan agar kesedihannya berkurang.

"Gkpp kok sayang kamu gak salah. Tante cuma lagi rindu aja sama putri tante" pecah sudah. Air mata yang sedari tertahan akhirnya tumpah juga. Tante Eci tak bisa menahan hatinya lebih lama lagi. Kematian putrinya ini sungguh diluar dugaannya dan keluarganya. Memang betul ternyata. Kuasa Allah sungguh tak dapat diduga dan ditebak.

Prilly menatap haru pada Tante Eci. Ia tau bagaimana perasaan Tante Eci saat ini. Kalaupun Prilly ada diposisi yang sama dengan Tante Eci, ia juga akan melakukan hal yang serupa.

"Tante jangan sedih" bujuk Prilly sembari memeluk tubuh Tante Eci. Tante Eci menangis disana. Didalam pelukan hangat Prilly. Gadis cantik yang baru 1 jam silam ia mengenalnya.

"Prilly?" Terdengar suara wanita dengan nada kekhawatiran membuka pintu kamar tamu dengan kasar.

Prilly dan Tante Eci saling menjauhkan tubuhnya. Dan menatap pada sumber suara.

Namun sayang sekali, yang ditatap sama sekali tidak menatap Prilly. Ia menatap ke lain arah. Prilly mencoba mengikuti arah pandangnya.

Dan pandangan itu jatuh pada Tante Eci. Keduanya saling memandang satu sama lain. Tentunya dengan pandangan yang sulit di mengerti.

"Uli?"

"Eci?"

Keduanya serentak menyebut nama orang yang dipandanginya. Sedangkan Ali dan Prilly, hanya menatap bingung pada wanita paruh baya dihadapannya.

Alhamdulillah selesai juga part 12 hihi
Maafin ya kalo lama lanjutnya, kesibukan udah mulai nambah nih hiks :')
Oke jangan lupa vote dan comment yaaa biar aku makin semangat hehe
Selamat membaca semuaa!!!!

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

565K 41.7K 29
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.9M 167K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
6M 259K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
1.3M 58K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...