Why

By oldstylex

9.1K 412 7

I just don't get it. More

Part 1 : Life Changes
Part 2 : Move On
Part 3 :New Life
Part 4 : (In)Visible
Part 5 : YOU
Part 6 : Problems
Part 7 : Hometown
Part 8 : Summer Fest
Part 9 : WHY ?
PENGUMUMAN!!
WHY BONUS // Part 1
WHY BONUS // ENDING
PROMOTION!

Part 10 : End Game

651 30 2
By oldstylex

[27 Agustus 2013]

Sejak kemarin dia tidak ada, menghilangkan diri dari hadapanku. Dan menghindar.

"Kau sudah tahu dari awal kan?" Tanyaku.

Dia menatap kosong langit dibawah pohon besar di atas bukit yang Touma tunjukkan padaku.

Aku menghela nafas berat, tersenyum tipis dan duduk di sampingnya.

"Awalnya aku ingin balas dendam kepadamu" ucap Kou pelan

"Oh ya?" Tanyaku

"Kau memang gadis yang membuatku jatuh cinta. Tapi semenjak aku tahu kalau kau adalah anak yang membuat ayahku pergi, aku membencimu" ujarnya

Aku tidak terkejut, karena itu pasti menyakitkan dimana orang tua yang paling disayangi direbut.

"Saat bertemu denganmu, kupikir aku akan dengan senang hati melakukan hal yang membuatmu pergi dari kehidupan ayahku. Tapi, ternyata tidak" dia memotong ucapannya dan menghela nafas panjang "Padahal aku sangat membencimu dan ingin membuatmu terlihat sengsara, tapi kenapa? Setiap kali aku melihat wajahmu yang kesepian membuat dadaku sakit. Dan ingin membuatmu bahagia. Ketika sadar, aku kembali jatuh cinta lagi padamu. Kau gadis yang menangis untukku" sambungnya, suaranya lembut namun bergetar.

"Aku pikir akan ada akhir bahagia antara kita. Dan cerita lama pada akhirnya memiliki akhir yang diinginkan para pembaca" ujarku, jantungku berdetak cepat.

"Aku minta maaf tidak bilang padamu, dan terus melanjutkannya. Aku benar-benar minta maaf" ucapnya, tatapan yang sama seperti pertama kali bertemu.

Plak! Aku menepuk kedua pipinya, tidak melepas kedua tanganku dari wajahnya dan memandangnya dalam

"Aku tidak akan menyesal. Aku tidak akan pernah menyesal pernah mencintaimu sebagai kekasih. Aku tidak menyesal bertemu denganmu 10 tahun lalu. Aku tidak akan menyesal akan hal itu. Dan semua hal yang kita lakukan bersama. Akan kusimpan sebagai kenangan berharga untukku" ujarku memandangnya dalam, mataku panas dan memaksa tersenyum padanya agar aku tidak harus menangis.

Dia memegang kedua tanganku, mencium salah satu telapak tanganku "Yah, kau satu-satunya gadis yang kucintai. Cinta pertamaku terima kasih, terima kasih" ucapnya lirih, air mata memupuk di matanya. Terlihat jelas. Wajahnya merah.

Dia berdiri dan membantuku untuk berdiri, membawaku ke pinggiran bukit.

Ah...

Dia memegang tanganku "Luka ini, karena aku tidak mengatakannya lebih awal" ucapnya

"Tidak! Kau salah, ini karena kecerobohanku" ucapku, aku tidak ingin dia merasa terus bersalah.

Dia melepas genggamannya

"Risa-chan" panggilnya lembut.

Benar...

"Aku bahagia bertemu dan mencintaimu Tachibana Risa" ujarnya lembut, matanya tidak memiliki sinar. Dia mundur beberapa langkah "Sayonara (selamat tinggal)" ucapnya, air matanya mengalir di kedua pipinya, dengen tersenyum palsu.

Ini sama seperti mimpi saat aku tak sadarkan diri dirumah sakit. Jadi ini yang terjadi.

Setelah itu kami semua berdiskusi. Aku memutuskan untuk tinggal bersama nenek dan kembali menjadi Mabuchi Risa. Ayah sempat tidak setuju. Tapi ini yang terbaik untukku. Agar Kou bisa fokus dengan masa depannya.

Ayah akan mengurus surat pindahku dan barang-barang yang masih tertinggal di rumah dan apartement lamaku untuk dibawa kesini.

Aku menelpon Asako-san untuk berhenti bekerja. Tapi dia marah karena caraku berhenti kerja tidak sesuai dengan perjanjian.

Rasanya seperti mimpi.

Besok aku akan ke Tokyo di temani paman Yamaken dan Touma. Untuk memenuhi syarat pengunduran diri di toko.

09.00p.m

"Hari yang panjang yah" ucap Touma tiba-tiba sudah ada disampingku.

"Bagiku hari dimusim panas sangat amat panjang dan lamban" ucapku.
Tapi itu faktanya. Aku kehilangan ibuku, bertemu dengan Kou, kembali kerumah ayah, berpacaran dengan Kou, bertemu dengan Touma dan berteman dengan Yuri-chan. Semuanya terjadi di musim panas ini.

Ah iya, Yuri. Aku harus bertemu dengannya.

[28 Agustus 2013]

Pagi buta kami pulang ke tokyo dengan Shinkansen (kereta tercepat Jepang) dan sampai hampir di tengah hari. Aku langsung menuju toko. Aku melewati pintu staff.

"Surprise!!" Seru semua staff

Asako-san memelukku erat "Dasar kau brandal" ucapnya

"Eh?"

"Jahat sekali kau, pulang dari Osaka tiba-tiba mengundurkan diri" ucap Mio-san

"Padahal kami kesusahan disini" Sahut Hanako-san

"Yap! Dia memang brandal" timpa Asako-san.

"Maaf, aku tidak bermaksud...."

"Iya, kami mengerti kok" ucap Asako-san memotong kalimatku "Kami sengaja, karena ingin memberikan perpisahan yang hangat untukmu. Jangan lupakan kami. Kapanpun, pintu cafe ini akan selalu terbuka" ujar Asako-san

"Tentu saja akan selalu terbuka, kan setiap harinya selalu bekerja" celoteh Hanako-san

Semuanya tertawa. Iya, ini perpisahan yang hangat.

"WAAAA! Risa-chan nangis!!!" Seru Mio-san panik

"Aku tidak menangis, ini tangisan bahagia. Arigatougozaimasu (terima kasih banyak)" ucapku seraya menunduk

04.00p.m

Yuri-chan menungguku di taman dekat rumahnya karena aku sekalian jalan menuju apartement.

"Jahat sekali! Kenapa kau akan pindah? Kenapa kau tidak bilang?!" Ucapnya marah, wajahnya mau menangis.

"Maaf, banyak hal terjadi" ucapku

"Aku kan temanmu, kenapa tidak cerita?" Tanyanya masih marah "Atau memang aku bukan temanmu?" Tanyanya, suaranya mengecil

Aku memang jahat. Pada akhirnya aku lah yang selalu menyatkiti perasaan seseorang.

Tapi...

"Bukannya aku tidak ingin cerita. Namun, sulit untuk dikatakan. Aku minta maaf untuk tidak memberitahumu" ucapku "Tapi, aku juga ingin berterima kasih, karena kau orang pertama yang mengajakku berbicara, orang pertama yang ingin berteman denganku. Walaupun kau menyebalkan tapi kau kuat. Aku ingin berterima kasih padamu yang telah menjadikan orang sepertiku teman" jelasku.

Dia menangis lalu memelukku "Bodoh, harusnya aku yang berterima kasih, kau mau berteman denganku dan mendengarkan semua ucapan tak bergunaku" ujarnya tangisnya cukup deras.

Ibu, kau benar..

07.00p.m

"Lho? Kou?" Tanyaku bingung "Dimana paman Yamaken dan Touma?"

"Mereka dirumah ayah. Sedang mengurus dokumenmu" jawab Kou
"Lalu sedang apa kau disini?" Tanyaku

"Aku ingin melihat tempat dimana kau tinggal bersama ibumu, tempat dimana kau mengalami kesusahan dan berkeluh kesah. Aku ingin melihatnya, bagian darimu yang belum sempat kulihat" ujarnya

Aku tersenyum tipis "Bodoh!" Ucapku "Berjanjilah padaku"

Matanya membulat, mungkin dia tidak menyangka aku berkata seperti itu

"Apa?" Tanyanya

"Berjanjilah kau akan menjadi pewaris ayah yang hebat, akur dengan Kenji-kun, dan berjanjilah untuk tidak berwajah seperti sekarang" ucapku "Jika nanti kita bertemu lagi, aku ingin melihat wajahmu yang bahagia, dan damai" sambungku

Dia tersenyum "Dan berjanjilah, kau juga bahagia" ucapnya

Ibu, kau benar. Kalimat ibu setiap kali menceritakan cerita dongeng padaku dulu 'Cerita dongeng selalu di awali dengan kisah yang menyedihkan dan berkahir cerita bahagia dan kisah hidup manusia tidak seperti cerita dongeng yang berkahir bahagia'

Yah, cerita hidup tidak selalu mulus dan seperti yang diinginkan. Cerita hidup akan selalu ada pahit dan manis, sedih dan senang.

Aku, aku akan melanjutkan hidupku. Ini hanya awalan cerita, ini awalan kisah dari cerita Mabuchi Risa.

"Risa-chan! Hayaku (cepat)!" Seru Touma.

Aku berlari ke arahnya dan paman Yamaken.

Tanggal 31 Agustus 2013. Musim panas berakhir, kisahku yang panjang di musim panas berakhir.

Ibu, aku tidak menyesal. Iya, aku tidak akan menyesal dilahirkan di dunia dan bertemu mereka semua.

THE END

Continue Reading

You'll Also Like

5.3M 283K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
2.3M 19.2K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...