Single Mother : Heejake

By s_xpyin

66.7K 6.1K 555

Jake membesarkan Riki seorang diri tanpa suami. Prinsip hidupnya jika dunia keras maka dia lebih keras. More

bagian 1
bagian 2
bagian 3
bagian 4
bagian 5
bagian 6
bagian 7
bagian 8
bagian 9
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 26
bagian 27
bagian 28

bagian 17

1.9K 200 24
By s_xpyin

-
-
-

Heeseung menatap Riki yang sekarang masih syok, air mata tak kunjung berhenti, Heeseung menghela nafasnya lalu memegang bahunya, Riki menatapnya.

"masuk, aku akan mengantarmu pulang." ucap Heeseung pada Riki, Riki hanya mematung, tatapannya terlihat kosong.

Heeseung membuka pintu mobilnya dan Riki langsung masuk begitu saja, Heeseung menutup pintu mobil lalu menghela nafasnya, entah apa yang akan terjadi sesaat mereka sampai di rumah Jake.

Riki membuka pintu rumahnya lalu menatap Jake yang sedang merokok, Jake menghembuskan asap rokoknya lalu membalas tatapan dari Riki, ia menjatuhkan rokoknya saat melihat Heeseung di belakang Riki.

Heeseung menatap Jake jadi dia perokok? Heeseung melirik Riki yang kini mendekati Jake, Riki memeluk Jake dengan erat, Jake mengerjapkan netranya.

"apa yang terjadi?." tanya Jake saat Riki mulai sesegukkan di pelukannya.

Jake melepas pelukannya lalu memegang kedua pipinya, Riki terus menangis, hati Jake rasanya hancur saat melihat anak semata wayangnya menangis seperti ini.

"bisa kau jelaskan semuanya pada ku! kenapa kau menangis?." tanya Jake ia kembali memeluk tubuh rapuh Riki, Jake menatap Heeseung sedangkan Heeseung langsung menundukkan kepalanya.

"aku sudah tau semuanya, aku tau bahwa Tuan Sunghoon adalah papa ku, dia yang memberi tahu ku secara langsung awalnya aku tidak percaya tapi aku tak melihat kebohongan di matanya." tangis Riki dengan lirih.

Air mata mengalir begitu saja di kedua pipinya, Jake kembali menatap Heeseung, netra Heeseung memerah,
Jake mengeratkan pelukannya lalu memendamkan wajahnya pada bahu Riki.

Jake menjelaskan semua tentang Sunghoon dan kesalahan yang keduanya lakukan, tentang sialnya dan bajingan nya Sunghoon saat meninggalkan nya tapi di sini Jake tak sepenuhnya menyalahkan Sunghoon karena dia juga salah.

Heeseung, Jake dan Riki duduk dalam hening setelah penjelasan Jake tadinya, Heeseung melirik kedua orang yang berada di hadapannya, Heeseung ikut merasakan sakitnya jadi mereka berdua.

"aku harap kau mengerti Riki, aku tak ingin kau mengetahuinya karena aku tidak mau jika kau menangis seperti ini." ucap Jake dengan tenang, Riki memejamkan netranya.

"tapi setelah hari ini aku sadar bahwa pada akhirnya kau tetap akan tahu yang sebenarnya." lirih Jake.

Riki menunduk dan air matanya jatuh ke lantai, sesak dan sakit menjadi satu, Riki tidak bisa membayangkan sakitnya jadi Jake ketika melawan kejamnya dunia ini dengan otak dan juga pikiran yang masih labil.

Ya di tinggal keluarga dan juga sosok yang ia cintai, sebangsat itu kah hidupnya demi kehidupan Riki? Riki tidak habis pikir dengan semua yang terjadi di hidupnya dan juga hidup Jake.

"aku mengerti." balas Riki dengan pelan.

"putra ku sangat pintar." senyum Jake dengan tipis.

Senyuman itu malah membuat Riki maupun Heeseung sakit saat melihatnya.

______________________________________

Heeseung menatap Riki yang sedang terdiam di tempat, Heeseung beranjak lalu duduk di sebelahnya, Riki menatapnya lalu mengelap air matanya, Heeseung tersenyum dan menepuk pundak Riki.

"setelah hari ini aku tidak akan terlalu ikut campur tapi bolehkah aku bertanya?." tanya Heeseung.

"apa kau yang kau katakan pak? tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan." pelan Riki.

"bolehkah?." tanya Heeseung lagi.

"boleh dan aku tidak suka kata kata mu yang tadi." balas Riki.

"ah baiklah maafkan aku." tawa Heeseung dengan pelan.

Riki tersenyum dengan tipis, Jake yang baru saja kembali dari dapur kini berhenti di belakang keduanya lalu menatap interaksi mereka.

"Riki, kau menyayangi mama mu kan?." tanya Heeseung.

"sangat! aku bahkan menyayangi nya lebih dari menyayangi diri ku sendiri." balas Riki dengan cepat, Heeseung menatapnya lalu mengelus rambutnya.

"papa mu... dia menyakiti mama mu, dia meninggalkan mama mu, dia menjadi luka paling dalam untuk mama mu.. aku tidak bermaksud membuat mu semakin kacau dengan papa mu." ucap Heeseung, Riki menatapnya.

Jake menatap punggung Heeseung.

"jika kau terus mendekati nya maka bukan hanya mama mu tapi kau juga akan terus terluka.. mama mu dia menjadi egois untuk menyembunyikan segala kebenaran agar kau tak ikut merasakan luka yang ia rasakan selama ini." senyum Heeseung.

Netra Riki mulai memerah.

"jika di lihat papa mu bukanlah orang baik, aku juga bukan orang baik tapi aku tidak seperti papa mu, sebisa mungkin jauhi dia, maaf jika kesannya aku menjelek jelekkan papa mu." ucap Heeseung.

"aku paham pak, kau ingin yang terbaik untuk ku sama seperti mama ku, mendengar semua penjelasan tadi sudah bisa membuat ku mengerti, aku akan menjaga diri ku." lirih Riki.

Jake mengulum bibirnya sendiri dan sekuat mungkin menahan air matanya, hari ini sudah terlalu banyak air mata! tidak dia tidak bisa terus terusan menangis.

"tapi pak, aku tetap boleh melihatnya kan? aku tidak akan menemui nya aku hanya ingin melihat nya, selama ini aku sudah cukup sering menanyakan keberadaan nya." pelan Riki.

"of course kau bahkan bisa menemui nya asal bersama mama mu." senyum Heeseung.

"tidak, aku tidak ingin menemui nya." lirih Riki.

Heeseung mengangguk paham, ia tanpa sengaja melirik Jake yang sedang menatap keduanya dari belakang, netra nya memerah seperti nya si manis banyak mengalami stres, Heeseung jadi ingin memeluknya lalu menenangkan nya.

Jake melakukan kontak mata dengan Heeseung, di kontak mata itu Heeseung melihat banyak nya luka di netra indah itu.



"aku akan pulang selamat beristirahat." ucap Heeseung.

Jake langsung memeluk Heeseung dari belakang lalu memendamkan wajahnya pada pundak Heeseung, Heeseung terdiam, ia berbalik lalu memeluk tubuh ramping itu.

"ada apa?." tanya Heeseung.

"5 menit saja Seung, teruslah peluk aku seperti ini." bisik Jake.

"bahkan 1 jam pun tidak akan ku lepas jika kau menginginkannya." senyum Heeseung dengan mengelus rambut Jake.

Jake memejamkan netranya dan mengeratkan pelukannya begitu pula Heeseung, Riki tersenyum dengan tipis ia menatap keduanya, semoga saja pak Heeseung bisa terus membahagiakan mamanya.

Keesokan harinya...

Junghwan duduk di hadapan Riki yang sedang menulis asal di bukunya, Riki seketika menutup bukunya lalu menatap Junghwan, Junghwan tersenyum dengan tipis.

"kenapa kau langsung menutup nya? apa yang kau tulis?." tanya Junghwan dengan penasaran.

"bukan apa apa." pelan Riki.

"ada apa dengan mata mu?." tanya Junghwan.

"mata ku?." tanya Riki.

"sembab sekali." ucap Junghwan dengan mengelus lembut netra Riki, Riki memejamkan netranya,
Sunoo melirik keduanya dari tempat duduk.

Sunoo menghela nafasnya lalu beranjak, ia melalui keduanya pas sekali saat Riki sudah membuka netranya dan seketika melirik kepergian Sunoo.

"hmm?." Junghwan.

Riki kembali menatap Junghwan.

"apa terlihat sekali?." tanya Riki.

"ya." senyum Junghwan dengan mengelus pipi Riki.

"kau menangis semalaman?." tanya Junghwan sedangkan Riki langsung menundukkan kepalanya.

Junghwan menghela nafasnya.

"jika kau ingin bercerita maka cerita lah Ki." ucap Junghwan dengan lembut.

"apa yang kau lakukan di sini?." tanya Heeseung pada Sunghoon.

"hanya melihat lihat sekolah ini." senyum Sunghoon.

"jauhi Riki kenapa kau tidak tahu malu sekali, kau sudah menyakiti anak mu sendiri." tekan Heeseung.

Sunghoon tertawa dengan pelan, ia mendekati Heeseung lalu menepuk bahu nya.

"aku tidak tertarik pada Riki, kau bisa dapatkan anaknya sedangkan aku mamanya." tawa Sunghoon, Heeseung langsung menarik kerah bajunya.

"jauhi Jake." tekan Heeseung dengan tenang.

"apa yang sudah kau dapatkan darinya? bibir? bisakah ceritakan detail lekuk tubuhnya? tunggu, kau sudah pernah melihatnya atau belum?." smirk Sunghoon.

"kau benar benar brengsek, kau merendahkan seseorang yang sudah kau sakiti dulunya?." tanya Heeseung dengan netra yang mulai memerah.

"kau tidak tahu apapun tentang aku maupun Jake hanya kami berdua yang melalui semua itu jadi jangan berlagak di sini." senyum Sunghoon.

"aku tahu bahwa kau bajingan sial." balas Heeseung.

Sunghoon tertawa dengan pelan.

"jujurlah apa yang kau dapatkan dari jalang bekasan ku itu?." tanya Sunghoon.

"Park Sunghoon!." tekan Heeseung.

Sunghoon melepaskan kasar genggaman Heeseung terhadap kerah bajunya, ia membersihkan bajunya.

"jika kau belum mendapatkan tubuhnya sama sepertiku jangan sombong dan merasa menang dulu atas diriku." senyum Sunghoon.

Sunghoon langsung meninggalkan Heeseung dan masuk kedalam mobilnya sedangkan Heeseung sudah mengepalkan kuat kedua tangannya.



.............................
to be continued

Continue Reading

You'll Also Like

213K 29.3K 46
Soobin yang temperamental Yeonjun yang mengidap little space Sangat bertolak belakang bukan? Soob!Top Yeon!Bot Jangan salah lapak ya~ Happy reading~
845K 43.2K 56
"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau meng...
5.3K 337 9
"melihatmu menderita adalah kebahagiaan tersendiri untuk ku" tentang balas dendam seorang yang lemah kepada sang pembully Mpreg Gay Homo WARNING...
66.7K 6.1K 28
Jake membesarkan Riki seorang diri tanpa suami. Prinsip hidupnya jika dunia keras maka dia lebih keras.