Donat Nanat

By pudubear999x

83.9K 13.2K 3.4K

Tetangga baru yang selalu membuat keributan berhasil membuat dorison ingin pergi dari rumah. Ketenangan nya... More

🍩 1
🍩2
🍩3
🍩 4
🍩 5
🍩 7
🍩 8
🍩 9
🍩 10
🍩 11
🍩 12
🍩 13
🍩 14
🍩 15
🍩 16
🍩 17
🍩 18
🍩 19
🍩 20
🍩 21
🍩 22
🍩 23
🍩 24
🍩 25
🍩 26
🍩 27
🍩 28
🍩 29
🍩 30

🍩 6

3.1K 473 121
By pudubear999x

⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BXB HOMOSEKSUAL LGBT, MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN, CERITA INI JUGA TIDAK DI SARANKAN UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR⚠️

Happy reading

" Syutt gapapa, kan disini sudah ada ayah." Bisik Miel sambil mengusap kedua pipi reka.

" Leka marah! Leka gak mau teman sama kakak dodo lagi, marah ini. Marah besar!" Pekik reka kemudian melanjutkan tangisannya.

" Lama banget nangis nya, ini keningnya sampai merah loh, kepalanya sakit kan? Sudah ya sayang." Bisik Grac.

Tadi pas reka nangis, suara tangisan sampai kerumah sebelah, sekarang mereka sadar kalau suara tangisan reka memang sekeras itu. Mendengar reka nangis, miel dan Grac langsung pergi kerumah keluarga john untuk menjemput reka.

" Maaf ya, mungkin dorison lupa." Lirih Tyle.
Tadi selesai makan malam, dia pergi kerumah reka karena tangis anak itu belum mereda sama sekali.

" Papah jemput dorison ya? Ini nomernya gak bisa di hubungi, mungkin dia silent." Ucap mark pelan.

" Eh gak perlu, kasian dorison nya nanti, udah biarin aja nanti reka tenang sendiri." Bisik Grac.

Tyle menatap iba ke arah reka, anak itu menangis keras sambil memanggil dorison. Rasanya tak tega.

" Coba hubungi teman-teman nya pah, mungkin sheen coba, siapa tau dia pegang handphone." Bisik Tyle.

Mark mengangguk cepat, dia langsung mencari kontak Sheen lalu menghubungi nya.

Beruntung langsung di respon, kata sheen dorison nya memang lagi minum. Lumayan banyak jadi dorison kurang merespon keadaan sekitar.

" Jemput aja, takut kenapa-napa anak nya. Lagian ini sudah hampir tengah malam." Ucap Tyle.

Mark mengangguk singkat kemudian menatap reka.

" Udah ya nangis nya, ini om jemput kak dodo nya dulu, reka bisa tunggu sebentar?" Tanya Mark, dia berusaha mengajak anak manis itu untuk bernegosiasi.

" Gak mau leka nya! Kalau ada kakak dodo baru berhenti nangis!" Teriak reka.

Drtt.... Drtt...

" Eh ini kakak dodo telpon!" Ucap Tyle sambil menunjukkan handphonenya.

Reka mengambil handphone nya dari tangan tyle, saat sudah terhubung reka langsung berteriak keras, memberi kode kalau dia tengah rewel dan susah di tenangkan.

" Ehh reka? Ya ampun kenapa lagi hm?" Tanya do, suaranya terdengar berat dan sedikit serak.

" Mau plaster donal itik!" Teriak reka sambil menangis keras.

" Astaga kakak lupa! Maaf ya, ini kakak langsung pulang. Berhenti dulu nangis nya." Ucap do.

Reka memelankan tangisannya kemudian mengangguk lucu.

" Berhenti dulu, mimi air dulu biar tenang, ini kakak pulang. Tunggu sebentar ya." Ucap dorison.

" Santai aja do, reka gapapa ini. Jangan sampai reka merusak waktu bermain kamu." Ucap Grac.

Mendengar itu reka kembali menangis keras, hampir saja handphone yang ada di tangan nya melayang.

" Eh gapapa tante, ini emang udah mau pulang, tadi janji sama mamah kalau mau pulang jam segini." Sahut do.

" Iyah! Pulang cepat kepala leka sakit ini!" Teriak reka.

" Ya ampun, sabar ya, ini kakak udah jalan keluar nih." Ucap do.

Reka mengangguk pelan kemudian mengembalikan handphone milik Tyle.

" Hati-hati di jalan nak, bawa motor nya hati-hati, kalau gak sanggup bawa motor, biar di bonceng sheen aja. Nanti motornya papah yang ambil." Ucap Tyle.

" Gapapa ini, aku sama sheen sama banyak minum, percuma juga kalau sheen yang bonceng." Kekeh do.

" Yasudah hati-hati di jalan, jangan ngebut. Kalau pusing stop aja dulu, papah jaga-jaga ini, papah kirim orang buat awasin kalian." Ucap Mark yang berdiri di sebelah Tyle.

" Beres bro." Kekeh dorison kemudian mematikan panggilan telpon nya.

" Istirahat yuk, mimi susu dulu sambil tunggu kakak do, nanti selesai mimi langsung makan malam ya, reka belum makan loh." Ucap Miel.

" Mau mam sama kakak do!" Pekik reka.

" Nanti mam sama kakak dodo, asal reka berhenti nangis dulu." Ucap Grac.

" Iya ajak kakak do nya makan malam nanti ya, kakak do nya belum makan juga." Sahut Tyle.

" iyah! Mau mam sama kak dodo!" Pekik reka lagi.

" Udah jangan jerit-jerit, nanti tenggorokan nya sakit gak bisa mam Sama kakak dodo." Kekeh Miel.

Reka mengangguk lucu kemudian memejamkan matanya.

" Tuh, ngantuk dia." bisik Mark sambil menahan tawanya.

" Syut udah, kalau gitu kami pamit pulang, nanti kalau dorison sampai aku susul kesini." Bisik Tyle ke arah Grac.

" Kalian istirahat aja kak, reka gak papa ini, ngantuk bentar lagi ketiduran dia." Kekeh Grac.

Reka membuka matanya kemudian kembali menangis keras.

" Ehh iya engga, gak ngantuk ya? Apa sih bunda ini, reka belum ngantuk ini masa di bilang bobo " ucap Miel.

" Hiks iyah! Gak bobo leka nya mau tunggu donal itik!" Teriak reka.

Grac meringis saat melihat reka yang kembali rewel.

" Iya maaf ya, sekarang berhenti nangisnya, bunda buatkan mimi nya ya." Ucap Grac.

Mau di marahin pun gak bisa, reka kalau di marahin dia ikut marah, malah makin rewel.

Jadi harus selembut mungkin menangani anak kaya reka.

" Iya bunda, reka mau mimi nih, cepat ya mimi nya." Ucap miel.

Grac mengangguk singkat, dia langsung pergi ke dapur untuk membuatkan reka susu.

" Kalian istirahat aja, ini reka udah pinter nih, nangisnya udah mau berhenti." Ucap miel.

Merasa di puji, reka langsung memelankan tangisannya.

" Iyah, pintar reka nya, tante bobo sama adik. Besok reka ajak adik main!"

Tyle tertawa pelan kemudian mengusap kepala reka.

" Yasudah tante pulang dulu, reka juga istirahat ya. Besok kita main sama adik." Sahut Tyle.

Reka mengangguk lucu, dia langsung melambaikan tangannya ke arah Tyle.

" Yuk pulang." Bisik mark sambil menarik pelan tangan Tyle.

***

" Mbak ada plaster gambar donal bebek gak? Warna kuning."

Sudah empat apotek yang di datangi dorison, tapi dia belum ketemu dengan plaster luka yang di inginkan reka.

Lagian kenapa mau?

" Gak ada kak kalau donal bebek warna kuning, kalau selain motif itu mau gak?" Tanya penjaga apotek nya.

Dorison menggeleng singkat kemudian pergi dari sana.

" Shhh... Pusingnya baru kerasa." Gumam do sambil mengusap kepalanya.

Dorison beberapa kali memejamkan matanya agar kesadarannya bisa sedikit kembali.

Tapi yang namanya minum, semakin lama akan semakin bekerja reaksi alkohol nya.

" Nyari apa sih do? Dari tadi loh kita muter-muter gak jelas." Tanya Sheen.

" Kan sudah dibilangin, pulang aja duluan." Sahut dorison.

" Gak ah, ini masih jauh dari daerah rumah kita, khawatir nya salah satu dari kita kenapa-napa." Sahut Sheen.

" Gimana ya, bingung mau cari kemana." Gumam dorison.

" Mamah tyle ngidam ya? Cari apa sih di apotek?" Tanya Sheen.

" Cari plaster luka, tapi gambar nya harus donal bebek warna kuning." Jelas dorison.

" Donal bebek warna biru, itu kaya baju yang biasa Venice pakai. Atau gak warna pink tuh." Sahut Sheen.

Adiknya suka donal bebek, jadi dia tau.

" Eh iya? Gimana dong?" Panik dorison.

" Coba cari motif bebek aja, bilang motif mirip bebek karet yang kuning, siapa tau ada." Ucap Sheen.

" Iya juga," gumam dorison.

Dia kembali masuk kedalam apotek lalu menanyakan plaster luka yang di maksud sheen tadi.

Ternyata memang benar ada. Kenapa tadi dia nolak saat di tawari untuk melihat motif lain.

" Semua motif bebek kuning gini ada berapa?" Tanya do.

" Ada lim- "

" Saya ambil semua," ucap do, dia langsung mengeluarkan dompetnya lalu mengambil beberapa lembar uang.

Setelah belanjaan selesai di bungkus, dorison bergegas untuk pulang.

Di pertigaan dia pisah sama Sheen karena memang beda arah, tapi tenang saja.
Disitu sudah kawasan aman dari tindak kejahatan, paling mentok mereka berdua celaka atas kelalaian sendiri.

Dorison memacu motor sportnya dengan kecepatan penuh, yang ada di otaknya sekarang sampai kerumah dengan cepat.

Kurang Dari lima belas menit dia sampai di pekarangan rumahnya, ternyata Papah duduk santai disitu sambil menunggu nya.

" Kok lama bro? Kamu gak papa kan?" Tanya Mark.

" Gapapa bro, aku tadi keliling cari ini, ternyata cuma salah nama." Kekeh dorison sambil mengangkat paperbag kecil berisi plaster luka milik reka tadi.

Mark mengamati wajah sang anak yang terlihat sedikit kacau, apalagi wajah dorison yang terlihat merah.

" Sana masuk, besok aja antar plaster nya, reka udah tidur juga tadi." Ucap Mark.

Belum sempat dorison mengangguk, dia dan Papah di kejutkan dengan suara pekikan dari reka. Anak manis itu terlihat berdiri di balkon sambil menunjuk ke arah nya.

" Iya kan bunda? Leka bilang apa! Leka bilang itu suara motor kakak dodo!" Pekik reka yang terlihat senang.

Mark tertawa geli, menurut nya tingkah reka sangat di luar nalar.

" Ya ampun do, dia ternyata beneran nungguin kamu." Kekeh Mark.

" Astaga anak itu, pasti nangis lama, tuh mata nya bengkak." Gerutu dorison sambil turun dari motornya.

Dorison bergegas pergi kerumah reka, tak lupa tangannya menenteng plaster gemas nya tadi.

Sebelum dia menekan bell, pintunya sudah terbuka dari dalam.

" Kakak dodo!" Pekik reka.

" Kenapa gak tidur hm?" Tanya dorison.

" Tunggu plaster gemas nanat!" Pekik nya.

" Nanat?" Bingung Miel yang berdiri tepat di belakang reka.

" Do ganti baju dulu, nyengat banget loh." Bisik Mark, dia menarik lengan dorison agar sedikit menjauh dari reka.

" Anak muda." Kekeh Miel. " Nanti kapan-kapan kita minum bareng." Lanjut Miel.

Dorison dan Mark tertawa pelan sambil menganggukkan kepala mereka.

" Nanti atur aja jadwalnya," bisik Mark.

" Ehm.. plaster nya yang ini bukan?" Tanya dorison.

Reka menyambut paperbag yang di berikan dorison kemudian membuka nya dengan cepat.

" Kyahaha iyah! Sweety ya ayah? Ini seperti bebek karet leka!" Pekik reka ke arah Miel.

" Loh katanya donal itik?" Tanya Miel.

" Mirip sweety!" Pekik reka.

" Iya yasudah sweety, sekarang bilang apa sama kak dodo?" Tanya Miel.

" Makasih, Nanat suka ini, suka sekali mau Nanat pakai di semua jari!" Pekik nya.

" Heh mana bisa gitu?" Kekeh Miel.

" Gemas ini! Leka suka!" Pekik reka sambil menatap Miel.

Miel terlihat bingung dengan panggilan reka yang terdengar janggal.

Siapa tadi? Nanat? Dan itu hanya di ucapkan reka saat berbicara dengan dorison.

Seperti nya Miel harus mengawasi dorison.

" Sudah bener kan itu plaster nya? Sekarang Nanat tidur ya, kakak juga mau istirahat." Ucap dorison.

Reka mengangguk cepat, tanpa di duga dia mendekat ke arah dorison kemudian berjinjit untuk mengecup pipi dorison.

" Makasih! Tapi nanat gak mau kis kis lagi, soalnya bau aneh!" Ucap reka. Setelah itu dia langsung pergi masuk kedalam rumah sambil memeluk erat plaster gemasnya.

Tiga dominan yang masih berdiri itu terlihat mematung.

Mereka kaget dengan tingkah reka tadi. Terlebih lagi dorison dan Miel.

" P-paah... Aku kayaknya hangover deh, m-mau pingsan." Lirih dorison sambil berpegangan di lengan Papah nya.



Tbc.

Kalau cerita ini menghibur Tolong tinggalkan jejak!
Vote+komen biar aku nya senang, Sudah follow akun ini? Kalau belum silahkan follow,  jangan jadi pembaca hantu ya❤️

NOTE" 🚫Tidak menerima karya ku di plagiat dalam bentuk apapun! 🚫"

Continue Reading

You'll Also Like

33.8K 1.1K 22
"ah ..mmhhh....." "sayang ku yang manis .....kenapa kau memberontak?" β€’ β€’ β€’ β€’ ⚠️WARNING BL⚠️ Cerita ini mengandung unsur lgbt , jika tidak suka tida...
82.5K 5.6K 30
WARNING! 21++βœ“ YIZHAN βœ“ MAFIA βœ“ BxB βœ“ M-PREGβœ“. Xiao Zhan, bocah bar-bar yang menyandang predikat internasional playboy. Haru...
83.9K 13.2K 30
Tetangga baru yang selalu membuat keributan berhasil membuat dorison ingin pergi dari rumah. Ketenangan nya hilang saat tetangga baru nya suka menan...
23.2K 2.4K 27
Kisah seorang pemuda yg tidak bisa di bilang sakit tidak jg bisa di bilang sehat, wajah tampan tak menjamin mental yg baik dia lebih suka diam dalam...