.
.
.
18:30
Ceklek
Tap
Tap
Tap
Seorang pemuda masuk ke dalam kamar serba hitam mendekat ke arah gundukan mungil di kasur king size itu.
"Baby sudah bangun hmm"
"Ugh Abwang"cicit bocah mungil merentangkan kedua tangannya.
Sang pemuda terkekeh
Cup
"Kenapa melamun hmm"
Plop
"Abang Jo ayah mana?" dan yah itu adalah Jay dan Jovan setelah pulang dari kantor Jay tertidur bertepatan dengan para keluarganya yang lain harus pulang ke mansion utama.
"Ayah sudah kembali ke mansion utama baby" Jovan berujar dengan melangkah memasuki kamar mandi untuk mencuci muka dan sedikit mengelap tubuh Jay karena Jay tak sempat mandi karena tertidur. Jovan sengaja tidak memandikan Jay karena waktu sudah malam dan itu tidak baik bagi kesehatan.
"Ugh kenapa tidak memberitahu Jay" Jay melengkungkan bibirnya ke bawah dengan mata bulat yang berkaca kaca.
"Stttt kan Jay tidur jadi tidak sempat memberitahu Jay" lembut Jovan sambil mengelap dan membersihkan tubuh Jay.
"Hiks mau ayah hiks hiks"
"Sutttttt iyaa iyaa kita akan menelpon ayah nanti hmmm.... Jangan menangis"
Setelahnya Jovan keluar dari kamar mandi memainkan baju tidur tak lupa memakai diaper,minyak telon,bedak dan lain sebagainya untuk sentuhan terkahir Jovan memasangkan kaos kaki pada kaki mungil Jay karena ntah merasa hari ini lebih dingin dari biasanya.
Jovan mengangkat Jay ke gendongan koalanya melangkah keluar untuk menjalankan rutinitas wajibnya yaitu makan malam.
Ting
Tap
Tap
Tap
Jovan duduk di tempatnya dengan Jay di pangkuannya.
"Baby kenapa bang?" Abim yang melihat wajah Jay seperti habis menangis
"Mencari ayah" singkat nya
"Sini sama Daddy?" Javier mencoba mendekat diri dan mengangkat Jay ke pangkuannya.
Dan itu tak luput dari pandangan anggota keluarganya termasuk Hani dan salah satu dari mereka yang menatapnya tak suka dan penuh kebencian.
Sedangkan Jay hanya pasrah saja ia sedang mode malas sekarang.
.
.
.
Skip makan malam
Sekarang mereka sedang berada di ruang keluarga rutinitas wajib selanjutnya yaitu berkumpul setalah makan malam.
"Jay" ujar Javier mengalihkan atensi Jay yang kini tengah mengenyot susu dalam botol beruangnya yang di berikan oleh Jovan beberapa saat lalu.
Plop
Jay memiringkan kepalanya ke samping seakan bertanya ada apa
"Mulai besok kau akan sekolah di sekolah milik ayah" Javier memutuskan
"Tidak Jay tidak mau Jay mau di sekolah lama saja" Jay langsung menggeleng ribut.
"Tidak ada bantahan Jay, ini keinginan opa dan ayahmu sendiri termasuk Daddy"
"Noo Daddy.... kenapa mendadak sekali ish Jay pokonya tidak mau hulp" Jay besendekap dada membuang muka.
Hahhhh"baby tau tidak Jay harus pindah hmm?" Abim lembut. Jay hanya menggeleng
"Karena jika Jay bersekolah di sekolah milik ayah akan banyak yang akan menjaga Jay ada Abang abim juga di sana nanti yang akan menjaga Jay" Jovan nimbrung ia sengaja tidak menyebutkan nama Abimanyu karena memang Abimanyu dan mungkin sang mommy yang masih belum menerima Jay.
"Di sekolah lama juga ada Abang El,bang bara, bang may dan bang Ano juga mereka jaga Jay tuh" Jay kekeh
"Tidak ada bantahan Jay" ujar sang Daddy tegas.
"Noo pokoknya Jay TIDAK MAUU!" Jay meninggikan suaranya.
"JAY jaga bicaramu jangan berbicara dengan nada tinggi pada yang lebih tua" Jovan refleks meninggikan suaranya ia tidak suka ada yang membantah atau ada orang yang meninggalkan suara ke orang yang lebih tua terlebih itu untuk kebaikan bukan untuk keburukan jika untuk keburukan mungkin sudah beda cerita apalagi bagi Jovan sendiri.
Ia akui ia memang kadang kurang ajar pada ortunya tapi ia melakukan itu karena mereka yang memulai nya contoh nya dulu saat sang mommy menyakiti Jay hanya karena bocah kesayangannya di tambah sang Daddy yang malah membela.
Back to story
Jay melengkungkan bibirnya ke bawah. Jay langsung berlari menubruk tubuh Niki yang berdiri tak jauh dari posisi mereka.
"Hiks hiks" Niki langsung membawa Jay ke gendongan koalanya menimang bayi besarnya agar tenang.
Hahhhh Jovan menghela nafas bangun dari duduknya berjalan ke arah Jay dengan abim di belakang mengikuti.
"Baby Abang minta maaf hmm Abang hanya tidak suka Jay berlaku tidak sopan terlebih itu pada orang yang lebih tua, itu tidak baik sayang" Jovan sedikit memberi pengertian.
Jay hanya diam menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Niki sambil terus terisak.
"Bang,dad lebih baik biarkan dulu Jay bersekolah di tempat lamanya atau Abang bujuk saja El untuk ikut pindah bersama temannya yang lain" Zaki berujar yang sedari tadi diam.
"Baiklah baby Abang dan Daddy akan memberikan waktu untuk baby bersekolah di sekolah lama ingat waktunya hanya seminggu tidak lebih" Jovan dan di angguki oleh Javier.
Jay hanya mengangguk samar sepertinya ia harus memberi tahu para abangnya.
"Sudah hmm sini sama Abang"Lembut abim merentangkan kedua tangannya. Jay menggeleng merapatkan pelukannya pada Niki. Ia merindukan Abang Tedy nya ini.
"Nik pergi lah ke kamarku tidurkan Jay setelah itu kau boleh istirahat di kamarmu"ujar Jovan
"Baik tuan" setelahnya Niki berjalan dengan Jay di gendongannya pergi ke kamar untuk menidurkan bayi besarnya itu.
Setelahnya hanya keheningan yang menyelimuti mereka.
"Daddy mommy Hani ngantuk ayo tidur" hani
"Ahh putri Daddy sudah mengantuk rupanya ayo tidur hmm.....ayo honey" ujar Javier
"Iya mas" setelahnya hanya ada Jovan,Zaki dan abim. Abimanyu sudah mendahului mereka berbarengan dengan mommy dan Daddynya.
"Terimakasih untuk oleh oleh nya bang" Zaki tersenyum manis menatap Jovan.
Jovan tersenyum tipis dan
"Hmmm sama sama semoga kau suka" ujar Jovan lalu berdiri melangkahkan kakinya untuk pergi ke kamar miliknya.
"Bang abim duluan Abang ga ke kamar?" Abim bertanya pada Zaki.
"Duluan ajh Abang mau ke dapur dulu" Zaki dan di angguki oleh abim setelahnya abim melangkah untuk mengekor Jovan di belakang.
.
.
.
Tit..tit...tit
Ceklek
Jovan melangkah mendekati buntelan daging hidup yang tengah terlelap. Bersamaan dengan abim yang ikut mengekor sedari tadi dengan membawa botol susu yang di berikan oleh Niki saat akan memasuki kamar milik Abang sulungnya hanya berjaga jaga takutnya Jay terbangun tengah malam dan menginginkan susu.
"Eunghh hiks Abang hikss susu" Jay menggerjapkan matanya menengok ke kanan dan ke kiri ternyata sudah ada Abang sulung dan Abang keempatnya.
"Ssttttttttthh baby tidur lagi hmm susunya buat nanti saja Jay baru saja minum susunya kan" lembut Jovan mengelus dada Jay agar terlelap kembali dan abim langsung memasukan pacifier ke mulut mungil Jay.
Jay mengemutnya tapi sesaat kemudian ia langsung melepaskannya dan
"Hiks susu hiks hueeeeeee Abang Tedy susu Jay pengen susu" rengek Jay memanggil Abang tedynya.
Hahhhh "baiklah baiklah baby sudah hmm jangan menangis...abim berikan" titah Jovan
Abim langsung memasukan nipel buatan itu ke mulut mungil Jay, Jay menerimanya dengan baik terus menyedot susu itu sampai habis dengan mata terpejam.
"Apa tidak apa kak, baby baru saja minum susu dan makan tadi" abim
"Biarkan saja dari pada menangis terus kakak tidak mau nantinya Jay sakit lagi karena kebanyakan menangis"Jovan
"Kau benar kak" setelahnya keheningan menyelimuti mereka.
Plop
Abim melepaskan botol susu yang sudah kosong itu lalu meletakkannya di nakas.
"Sudah... Abim tidur lah Abang akan memeriksa dokumen terlebih dahulu" Jovan dan di balas anggukan oleh abim.
Jovan hendak beranjak namun
"Eunghh" lenguh Jay sambil mengelus cairan dalam mulutnya.
"Astaga baby!!" Jovan panik abim yang memang baru memejamkan matanya langsung terduduk melihat Abang sulungnya.
"Ada ap" ucapan abim terpotong
"Abim cepat panggil Zaki kemari Jay keracunan!" Jovan berujar dengan nada tegas dan sedikit meninggi abim kelimpungan langsung berlari membuka pintu dan bertepatan dengan Zaki yang ternyata sedang berjalan hendak pergi ke kamarnya.
"Bang!" Abim panik dan segara menyeret Zaki.
"Bangsat gue kaget sialan apa yang terjadi padamu abim asatagaa" Zaki mencoba menenangkan detak jantungnya ia baru saja naik dan langsung di suguhkan dengan pintu kamar Abang sulungnya yang tiba tiba terbuka dan langsung menyeretnya begitu saja masuk.
"Zaki cepat lah Jay keracunan sialan!" Jovan mencoba membangunkan Jay, tapi Jay tidak merespon.
Zaki mendekat segara naik ke atas kasur untuk mengecek kondisi Jay.
Zaki terdiam cengo dan
"YAKK SIALAN KAU MENGAGETKANKU HANYA KARENA INI!!" Zaki menggelegar di dalam kamar Jovan untung kamar itu kedap suara.
"Yak ini serius bangsat cepat periksa baby kau malah marah marah tidak jelas!!" Abim emosi.
"Eunghh hikss hikss berisik hiks Jay ngantuk huaaaaaa" tangis Jay mengudara. Jovan langsung menenangkan Jay
Hahhhhh Zaki menghela nafas.
"Jay tidak keracunan bodoh ini namanya gemoh biasanya bayi yang terlalu kenyang atau banyak minum susu akan seperti ini akan mengeluarkannya kembali dan itu tidak berbahaya itu hal yang lumrah" Zaki geleng-geleng kepala pusing sungguh jantungnya tadi hampir copot gara gara abim yang seenaknya menyeretnya masuk ke dalam kamar.
"Y-ya mana ku tau benar kan bang" abim melihat ke arah Jovan yang saat ini sedang menenangkan Jay dan sedikit mengelap sisa cairan susu yang keluar dari mulut Jay tadi.
"Aku ingin membunuh kalian" Zaki datar.
"Peace bang jangan marah kan kita panik mana tau" abim lumayan merinding ia sudah lumayan hafal dengan Abang nya yang satu ini jika sudah serius atau mendatarkan wajahnya maka apa yang ia ucapkan bisa saja terjadi.
"Tapi adikmu bukan bayi lagi Zaki dia sudah 13 tahun" Jovan menetap datar Zaki, ia tidak takut malah Jovan sudah terbiasa.
Hahhh Zaki menghela nafas kesekian kalinya sungguh ketua mafia yang begitu di segani dan di paling jenius ini bodoh juga pikirnya.
"13 tahun itu masih di bilang balita menurutku bang apa lagi Jay yang kondisi pertumbuhan nya lumayan buruk lihat saja tinggi badannya saja seperti bocah lima tahun dan lagi tadi Jay makan banyak dan setelahnya minum susu dan kalian mengaku saja kalian juga memberikan susu lagi kan pada baby" Zaki menyelidik.
"Iyaa kau benar" Jovan jujur
"Sudah sudah aku ingin tidur dan untuk itu ganti baju Jay dan jangan mengulangi itu lagi Jay itu mempunyai sistem pencernaan yang lemah jadi jangan terlalu memaksakan makanan untuk masuk termasuk susu"
"Sepertinya Jay harus menjadwal makanan makanan yang harus ia konsumsi" gumam Jovan.
"Dari mana Abang tau?"abim bertanya pada Zaki
"Kau lupa aku siapa hah adik bodoh sudah lah" Zaki langsung ngibrit kekar sebelum adik keduanya itu mengamuk.
Setelahnya Jovan segera Mengganti baju Jay yang kini tengah tertidur lelap kembali sepetinya Jay doyan sekali tidur dengan di susul abim yang tidur memeluk Jay, dan Jovan pergi ke ruang kerjanya untuk memeriksa dokumen.
.
.
.
🧸🍓🧸🍓🧸
"Terimakasih Abang" Jay tersenyum manis, Jay sekarang berada di depan gerbang sekolah lamanya bersama Abimana karena Jovan sudah harus ke kantor pagi pagi sekali sedangkan daddynya tadinya memang Javier ingin mengantarkan Jay namun Hani merengek ingin di antarkan oleh Javier jadi lah Jay di antarkan oleh abim, Jay mah santai santai aja ye kan yang penting nyampe sekolah.
"Hmm jangan lupa di makan bekal nya dan jangan jajan sembarangan okke baby" abim memperingati sambil mengelus Surai Jay lembut.
"Sudah Abang Jay masuk dulu sebentar lagi upacara"
"Iyaa Abang juga harus segara ke sekolah Abang"
Abim merendahkan tubuhnya
Cup
Abim tersenyum setelahnya memakai helm miliknya dan pergi untuk pergi ke sekolahnya dan Jay langsung berlari menuju kelasnya.
.
.
.
Skip setelah upacara
"Huhh gila panas banget" itu may sekarang mereka berada di dalam kls.
"Lebay lu" Ano
"Terserah" jutek.may sungguh ia sedang tidak ingin berdebat.
"Ade dari mana saja tidak masuk sekolah hari Jumat padahal hari kamisnya kan baru saja sekolah?"bara bertanya pada Jay dengan posisi Jay duduk di pangkuan El
"Ugh Jay kemarin kemarinnya lagi ke pantai Abang" Jay menatap bara
Cup
"Bersama siapa baby hmm" El mengecup puncuk Jay
"Bersama semuanya ada opa,Oma,ada ayah,bunda,papi,mami dan Abang Abang eh mommy dan Daddy juga" Jay menyebutkan satu persatu
El tersenyum sendu ia tidak membenci Jay atau para keluarganya yang lain lain malah ia senang karena Jay sudah di terima meski belum sepenuhnya mungkin hanya saja El merasa sedikit iri ia juga ingin dekat dengan opa dan Oma nya El tidak pernah merasakan kasih sayang dari yang mananya nenek atau kakek karena ibu dan ayah dari ayahnya sudah meninggal.
"Abang...Abang El"
"A...ahh iyaa iyaa kenapa Ade"El buyar dari lamunannya.
"Mikirin apa si El elah bengong Mulu"May nimbrung.
"Abang lagi sedih yah" Jay menatap mata El lekat
Cup
"Ngga Abang cuman lagi mikirin mmm mikirin kita akan makan apa nanti siang"El sedikit gugup.
"Ugh benarkah" Jay memiringkan kepalanya ke samping menatap polos.
"Iyaa bayiiii" El mencubit pipi Jay pelan.
"Ugh Abwanggggg"
El terkekeh dan memeluk mungil Jay erat ia merindukan adik kecil nya ini. Dan tak lama
Guru pun masuk untuk mengajar setelahnya mereka mengerjakan dan mengikuti pelajaran yang di berikan oleh pak Budi. Dan satu jam kemudian...
Tringgg...tringgg...!!
Yeyyyyyy istirahat
Tbc