Obsesi Devil's

By ElZaziroh

1.8M 98.9K 27.9K

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] "GUE BUKAN MAINAN YANG BISA DI KENDALIIN SEENAK JIDAT KALIAN!" "Yang bilang kamu... More

P R O L O G
BAGIAN PERTAMA
BAGIAN DUA
BAGIAN TIGA
BAGIAN EMPAT
BAGIAN LIMA
BAGIAN ENAM
BAGIAN TUJUH
BAGIAN DELAPAN
BAGIAN SEMBILAN
BAGIAN SEPULUH
BAGIAN SEBELAS
BAGIAN DUA BELAS
BAGIAN TIGA BELAS
BAGIAN EMPAT BELAS
BAGIAN LIMA BELAS
BAGIAN ENAM BELAS
BAGIAN TUJUH BELAS
BAGIAN LAPAN BELAS
BAGIAN SEMBILAN BELAS
BAGIAN DUA PULUH
BAGIAN DUA PULUH SATU
BAGIAN DUA PULUH DUA
BAGIAN DUA PULUH TIGA
BAGIAN DUA PULUH EMPAT
BAGIAN DUA PULUH LIMA
BAGIAN DUA PULUH ENAM
BAGIAN DUA PULUH TUJUH
BAGIAN DUA PULUH DELAPAN
BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN
BAGIAN TIGA PULUH
BAGIAN TIGA PULUH SATU
BAGIAN TIGA PULUH DUA
BAGIAN TIGA PULUH TIGA
BAGIAN TIGA PULUH EMPAT
BAGIAN TIGA PULUH LIMA
BAGIAN TIGA PULUH ENAM
BAGIAN TIGA PULUH TUJUH
BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN
BAGIAN TIGA PULUH SEMBILAN
BAGIAN EMPAT PULUH
BAGIAN EMPAT PULUH SATU
BAGIAN EMPAT PULUH DUA
BAGIAN EMPAT PULUH TIGA
BAGIAN EMPAT PULUH EMPAT

EMPAT PULUH LIMA

14.3K 788 203
By ElZaziroh

45. SEGALA KEJANGGALAN

____________________

“Jika ada yang salah atas semua kejadian ini, maka semua itu adalah kesalahan ku. Kesalahan fatal yang amat ku selali seumur hidup ku,”

_Celvin Gelvano Axello_


Sore kembali menyapa dengan matahari yang tampak mulai teduh karena di tutupi oleh awan-awan. Di temani bunga mawar yang terlihat sudah mekar dengan burung yang bertengger manis di pohon sekitar yang mengelilingi taman. Namun, tidak ada yang indah dari pemandangan di sekitar.

Alya. Gadis cantik yang sudah sebulan ini berpura-pura menjadi Queen tak lagi dapat melihat keberadaan wanita itu? Kemana sebenarnya perginya Claudiya? Kehilangan wanita itu sejak pertukaran posisi bagai di telan bumi. Tak ada tanda-tanda kemunculannya, bahkan ketika Alya mengecek ke ruang bawah tanah, tempat neraka yang di ciptakan empat iblis itu, sang empunya tak ada. Ais! Alya mulai frustasi dengan semua ini, ia ingin bebas, ia sudah tak tahan terus bersikap layaknya orang lain.

“Lo dimana Queen?” gumam Alya mulai menerawang masa lalu kala dirinya, dua sahabat dan juga sang kekasih menyelamatkan Queen dari sebuah rumah yang mungkin akan membuat sang kembaran mengingat kembali masa lalu kelamnya, namun. Setelah di selamatkan, gadis itu malah menghilang tanpa jejak sama sekali.

Flashback

“Kalian udah janji bakal selalu jaga Queen, tapi apa ini? Gimana bisa Queen hilang? Queenby? Jawab Mommy!” titah wanita yang kini menyandang status sebagai wanita yang telah melahirkannya.

Apa yang bisa Alya katakan? Bahkan ia, Haikal, Clara sudah berusaha tuk menjaga Queen sebisa mereka. Tapi, mereka malah kecolongan oleh The Devils, dan. Siapa yang akan menduga jika empat lelaki gila itu akan berhasil menculik Queen, padahal. Mereka sudah berusaha sebisa mungkin agar Queen tetap aman dan tak pernah memperlihatkan wujudnya pada empat iblis itu, tapi apa boleh buat? Semua ini ulah Clara yang dengan bodoh menarik Queen untuk ke kantin. Sial! Kini mereka harus mencari Queen kemana?

“Maaf,” hanya kata itu yang dapat Alya ucapkan setelah terdiam dan hanya menjadi pendengar sedari tadi. Bukan takut akan Mommy-Nya, namun. Alya menghargai wanita itu, sebab. Wanita itulah yang telah dengan mati-matian melahirkan dirinya kedunia.

“Temukan adik kamu! Mommy gak mau tau. Dan satu lagi, Mommy tak ingin misi ini gagal, temukan cara apapun untuk membunuh mereka tanpa jejak.” kata wanita itu, sebelum keluar dari ruang rahasia yang di gunakan untuk menyusun strategi mereka.

Huff...

Helaan nafas itu keluar dari bilah bibir Alya, sebelum sang empunya mulai berdiri. Menatap dua sahabat dan kekasihnya, “Kita gunain rencana Q12” ucap Alya sembari berjalan ke arah papan besar dengan foto empat orang target mereka yang sudah satu tahun lebih ini mereka amati secara diam-diam. “Kalian tahu bukan, akan sangat berbahaya jika kita membawa anak itu kembali tanpa salah satu dari kami yang akan tinggal.”

Menaikkan sebelah alisnya, bukan tak mengerti maksud sang gadis. Namun, hal ini bukan bagian dari rencana cadangan yang mereka akan gunakan. “Gak.”

“Lorenza, aku mohon. Adik aku dalam bahaya sekarang, jadi tolong. Ngerti” ucap Alya sarat akan permohonan. Ia sudah lelah menjaga Queen dari jauh, ia hanya ingin hidup tanpa adanya bayang-bayang gadis itu. Karena, selama Queen masih belum aman, maka selama itu pula ia harus menjadi pelindung bagi sang adik. Baukn! Jika kalian berpikir Alya tak ikhlas, maka semua itu salah. Alya juga ingin mendapatkan kehidupan yang tenang tanpa adanya perasaan was-was karena sebuah tugas besar yang ia taruh di pundaknya.

“Kamu bercanda?” tanya Lorenza dengan nada dingin nan datar. Yang hal itu tentu saja membuat suasana menjadi sangat mencekam. Aura Lorenza itu sangat kuat bila sedang merasa sesuatu tak sesuai dengan keinginan-Nya. “Kamu pikir, aku gak mikirin adik kamu? By. Aku tau kamu lelah, tapi gak harus kamu juga yang gantiin posisi dia! Kalo kamu lakuin itu. Semuanya bakal kacau! Kamu gak tau sebajingan apa mereka By!” ucap Lorenza menggebu-gebu. Muak akan keputusan sepihak sang kekasih.

“Finally. Kita tetap lakuin rencana Q12” ucap Alya menatap dua sahabat dan kekasihnya tegas. Tak ingin ada bantahan apapun atas keputusan sepihaknya kali ini.

“Terserah kamu.” kata Lorenza, namun. Sebelum pergi, Lorenza lebih dulu melangkah kearah sang kekasih. Berbisik tepat di samping telinga kiri sang empu, “Sekali mereka berhasil nyentuh milik aku. Jangan salahin aku kalo mereka bakal mati, gak perduli adik kamu bakal kita selamatin atau gak.” setelahnya, Lorenza benar-benar pergi dengan satu kecupan yang berhasil pria itu daratkan pada rahang bawah milik Alya.

“K-kita pergi s-sekarang” ucap Alya tergegap dengan jantung yang siap meledak akibat ulang sang pemilik hatinya. “Aku bisa gila,” gumam Alya mengikuti langkah dua sahabatnya yang sudah keluar lebih dulu dari dirinya.

***

“Al, aku udah tau lokasi Queen, sekarang aku bakal kirim. Cepat ke sana sebelum jam pulang sekolah berbunyi. Aku dan Haikal bakal awasi dari sini,”

Tut Tut Tut!

Panggilan di akhiri oleh Clara secara sepihak. Sebelum sebuah notifikasi masuk dari ponsel Alya, alamat yang harus ia tuju untuk menemukan keberadaan adiknya itu yang amat merepotkan jika bisa di bilang.

Melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh untuk membelah jalanan yang sedikit macet hari ini. Alya akhirnya sampai setelah menempuh perjalan sekitar 45 menit lamanya, di area hutan. Tak heran si sebanranya! Karena tak mungkin seseorang menyandera orang yang mereka culik di tempat yang ramai orang.

Hendak keluar dari mobil untuk memasuki secara diam-diam pintu pagar halaman belakang, mata Alya tak sengaja menangkap presensi seorang gadis yang baru saja keluar dari pagar halaman belakang mansion. Dan Alya tentu saja mengenal gadis itu.

Tanpa banyak bicara lagi, Alya mulai mengikuti langkah sang puan dengan mobilnya, melaju dengan pelan. Hingga, mata Alya mulai membuka kala gadis yang baru saja beristirahat itu harus terbangun karena suara anjing hutan yang kini mulai mengejar.

Tak ingin hanya menjadi penonton, Alya mulai keluar untuk mengejar sang empu. Berlari cukup kencang untuk menyelamatkan gadis itu, namun. Terlambat, anjing yang ia pikir hanya anjing hutan nyatanya milik kekasihnya yang kini sudah berhasil membuat sang anjing tenang kembali. “Queen! Awas!!” teriak Alya berlari cepat untuk menarik sang adik agar tak terjatuh ke dalam jurang.

“Kau? Siapa? Kenapa wajah kita sama?”

Memutar bola matanya malas. Alya tak langsung menjawab, melainkan. Gadis cantik itu memilih membius adiknya sendiri, terlalu merepotkan jika Queen banyak bertanya. Apalagi di keadaan darurat seperti saat ini. “Bawa dia Loren,” kata Alya yang tak mendapatkan tanggapan dari Lorenza.

Menghela nafas sejenak, Alya mulai meletakkan secara perlahan kepala Queen ke tanah. Sebelum melangkah untuk menuju sang kekasih yang masih merajuk, “Aku janji kita bakal bersama setelah ini. Dan kita bakal pergi jauh sesuai keinginan tuan muda Loren,” kata Alya mengulas senyum. Berharap jika Lorenza mau menuruti permintaan dirinya.

Menoleh dengan usapan pada anjing miliknya yang mulai berhenti. “Janji, kamu gak boleh biarin mereka buat nyentuh kamu.”

Tersenyum tipis. Alya agaknya harus berbohong dulu untuk sekarang, agar Lorenza mau menurut. “Iya, Baby Za”

“Gak boleh ada kissing apapun.”

“Iya, gak bakal ada kissing. Dalam bentuk apapun,”

“Oke,” kata Lorenza hendak bangkit untuk menggendong Queen. Sebelum suara Alya mengintruksi pergerakan sang empu, “Kamu gak mau cium?”

Tersenyum tipis. “Gak, aku takut bakal berakhir telanjangin kamu di sini. Itu gak akan baik, Amor.” kata Lorenza melangkah mendekati adik dari Alya, mengangkat tubuh itu dengan perlahan. Sebelum berjalan untuk meninggalkan Alya dengan anjing miliknya.

“Anjingnya gak di bawa?”

“Bagian dari rencana, kamu gunain aja.”

Terkekeh kecil mendengar ucapan Lorenza yang semakin menjauh, Alya mulai melakukan misinya. Pura-pura terjatuh ke dalam jurang dengan anjing milik Lorenza yang mungkin sebentar lagi akan masuk ke dalam jurang nantinya. “Maaf ya anjing,” gumam Alya sedih kala menatap anjing milik Lorenza yang menatap dirinya juga.

“TOLONG!!” teriak Alya dengan anjing itu juga yang mulai menggonggong dengan tangan Alya yang sepertinya hendak anjing ini tarik, namun. Sial! Dugaannya benar, empat pemuda itu malah memukul anjing itu hingga terlempar ke dalam jurang.

“Butuh bantuan, Baby girl?”

Flashback end

“Masuk Queen, di luar hampir gelap.” instruksi suara berat yang berada di belakang punggungnya, membuat ia sedikit merinding.

“Nanti” kata Alya.

Yah... Setelah satu bulan, ia akhirnya bisa mengakhiri aktingnya menjadi bisu dan lumpuh. Sebab, kata dokter yang memeriksa dirinya. Suara ia mulai pulih secara perlahan. Bodoh! Bahkan dokter itu tak sadar jika selama ini dia hanya di bodohi oleh para pasiennya.

“Sekarang!” kata Varren mulai mengangkat tubuhnya, kebiasaan empat pemuda ini. Apa mereka lupa jika kini Alya bisa berjalan dengan dua kakinya tanpa mereka gendong layaknya anak kecil? Huh! Alya tak bisa protes, sebab dirinya sedang berakting sekarang.

***

Di ruangan tertutup dengan sebuah lukisan seorang gadis yang tengah tersenyum lebar di dinding dengan ukuran yang amat besar. Celvin terkekeh lirih, sebelum tangis pilu lelaki itu terdengar lirih. Ia sudah lelah berbohong, ia ingin berkata jujur pada Queen, tapi. Semuanya percuma, kesalahan fatal yang ia buat terlalu besar.

“Maaf...”

Ini semua salahnya... Seharusnya malam itu Celvin tak gegabah, ia tak seharusnya melakukan perbuatan keji itu pada anak berusia 14 tahun. Bahkan dirinya dulu masih amat kecil untuk melakukan hal itu. Sebuah perbuatan yang amat fatal.

Celvin menyesal, tapi semuanya sudah terlambat. Kebohongan lama yang ia sembunyikan dengan sebuah kebohongan baru tak dapat lagi bisa dirinya perbaiki. “Queen, jika kamu ingat malam kecelakaan itu. Apakah kamu akan kembali pergi?” tanya Celvin pada lukisan Queen yang dulu dirinya lukis.

Terkekeh layaknya orang gila, “Kamu pasti bakal pergi. Gak mungkin kamu tinggal sama orang bejat kaya aku,”

Merebahkan dirinya di kasur yang menjadi saksi atas kelakukan bejat dirinya, Celvin masih bisa mendengar suara isakan Queen kecil dalam kamar ini. Isakan, permohonan, permintaan tolong, well... Celvin adalah orang bodoh! Merusak sang terkasih hanya karena memikirkan perkataan si kecil yang ingin menikah dengan Varren kala gadis kecil itu akan beranjak dewasa.

Flashback

“Nanti ketika kita besar, Queen akan menikah dengan Varren saja. Punya anak kecil yang ucul bangeeet!” kata Queen kecil pada empat lelaki yang selalu menemani Queen, kemanapun bocah itu pergi.

“Gak!”

Mengerutkan kening bingung, Queen kecil menoleh pada Celvin yang tidak setuju akan keputusannya. “Kenapa? Queen cantik, Varren juga ganteng. Nanti Celvin bisa dapat keponakan yang ganteng dan cantik tauuu!” jelas Queen kecil semakin membuat Celvin marah.

Tak mengatakan apapun, Celvin mulai berjalan dengan lengan Queen kecil yang ia tarik paksa untuk masuk ke dalam kamar gadis itu. Sebelum pintu di tutup kala tiga sahabatnya hendak masuk untuk menyusul, “Kamu harus nikah sama aku!” kata Celvin mendorong tubuh kecil Queen ke atas kasur, sebelum menindih tubuh itu.

“C-celpin m-mau apa?” tanya Queen kecil dengan tubuh bergetar, “Kamu cuman punya aku! Hanya aku! Gak ada yang boleh milikin kamu kecuali aku!!” bentak Celvin sebelum menarik gaun Queen dengan kasar, yang hal itu sukses membuat Queen kecil menggeleng dengan kedua tangan yang berusaha menahan tubuh Celvin yang semakin dekat.

“Gak! T-tolong!!” teriak Queen kala merasakan sensasi aneh saat Celvin mulai membenamkan wajah pada ceruk leher milik Queen. “Diam!!” bentak Celvin, menarik simpul dasi sekolah miliknya yang belum ia lepas sedari pulang sekolah tadi, untuk ia ikatkan pada kedua tangan Queen.

“GAAAK!! Ampun Vin. A-aliya janji, gak b-bakal n-nakal l-lagi hiks” rintih Queen kala tubuh kecil itu di cambuk dengan ikat pinggang tanpa ampun.

“CELVIN BAJINGAN!!” teriakan dari luar tak di hiraukan oleh Celvin, pemuda itu masih setia mencambuk Queen ketika sang gadis kecil menolak sentuhannya.

“JANGAN APA-APAIN QUEEN VIN!!” suara Cleo dengan pintu yang di gedor secara brutal tetap tak di hiraukan oleh sang empu.

Merasa frustasi kala suara rintihan Queen terdengar samar, tiga orang anak lelaki yang berusia sekitar 14 tahun mulai mencari cara dengan berlari ke luar untuk memecahkan kaca kamar itu.

BRAK!!

“BAJINGAN!!” teriak ketiganya kala mendapati tubuh polos Queen duduk meringkuk di sudut ruangan dengan tangisan pilu. Tak jauh berbeda dengan tubuh Celvin, namun. Bedanya, Celvin sudah memakai celana dalam.

Tersenyum sinis, “Aliya udah rusak. Kalian gak bisa miliki dia, karna mulai sekarang. Dia hanya akan jadi milik aku!” ucap Celvin yang berhasil mengundang amarah dalam diri Devan yang sekarang sudah menerjang tubuh sshabatnya itu dengan pukulan membabi buta.

“Sialan kau!!”

Setelah melampiaskan amarah mereka dengan Celvin yang kini telah tergeletak tak berdaya setelah pukulan Devan. Varren mulai mendekat pada Queen dengan selimut yang ia pegang, “Queen,”

“GAK!! P-PERGI!! JANGAN D-DEKATIN AKUUU HIKS.” Isak Queen histeris kala Varren hendak menyelimuti tubuh polos itu yang banyak di hiasi ruam merah.

“K-kotor! Kotor. K-kotor...” kalimat itulah yang sedari tadi Queen gumamkan. Kotor. Hati mereka sakit! Tak pernah mengira jika sifat Celvin begitu kekanakan dan juga gila! Bagaimana mungkin pemuda berusia 14 tahun itu bisa melakukan semua ini?

“Aliya...” lirih Varren tak sanggup melihat pujaan hatinya merintih dengan kalimat yang amat menyayat hati. Sebelum sepersekian detik, gadis cantik itu tak sadarkan diri dengan keadaan yang amat berantakan.

“Aku tak akan melupakan hari ini Celvin.” kata Cleo, sebelum pergi mengikuti langkah Devan dan Varren yang sudah membawa pergi tubuh ringkih milik Queen kecil mereka.

Flashback end

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

63.7K 5.2K 25
Follow before Read please๐Ÿ“ Victor seorang Pemuda Psycho keji yang tidak segan Membunuh siapapun yg Mengusiknya , Tapi takdir mempermainkannya Hingga...
8.6K 1K 7
"Lucu banget, jadi pacar gue mau nggak?" Gawat! Allaric---Si Psikopat Gila itu jatuh cinta. ____ Perhatian! Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan...
51.7K 3.2K 74
Season 2 dari ZIONNE "๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ, ๐˜ฎ...
248K 23.1K 74
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.