Single Mother : Heejake

By s_xpyin

66.7K 6.1K 555

Jake membesarkan Riki seorang diri tanpa suami. Prinsip hidupnya jika dunia keras maka dia lebih keras. More

bagian 1
bagian 2
bagian 3
bagian 4
bagian 5
bagian 6
bagian 7
bagian 8
bagian 9
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 26
bagian 27
bagian 28

bagian 15

2.1K 204 14
By s_xpyin

-
-
-

"aku pulang." ucap Riki dengan membuka pintu rumahnya, netranya melirik ke arah kanan dan juga kiri, dimana Jake?.

Riki menutup pintu utama dari dalam, dia menghidupkan lampu yang sedari dia masuk sudah mati sepertinya Jake sedang keluar entah itu dengan Heeseung atau dia sekedar pergi saja.

Mungkin dia sedang berkencan, Riki mengambil polaroid yang menunjukkan foto Tuan Sunghoon dengan Jake, Riki menatapnya dengan lekat.

Dia tidak mengembalikan polaroid itu pada Junghwan melainkan menyimpan nya, jika di lihat reaksi Jake saat bertemu dengan Sunghoon itu memang menimbulkan tanda tanya besar bagi Riki.

"aku harus mencari tahu tentang keduanya." gumam Riki, Riki menatap kamar Jake selama ini dia selalu menegaskan privasi di antara mereka tapi untuk sekarang ia harus melanggar penegasannya sendiri.

Riki masuk kedalam kamar Jake dan mulai mencari beberapa kemungkinan yang bisa di temukan, dari mulai menggeledah lemari dan segalanya, dia menyusuri seluruh kamar Jake.

Riki menemukan polaroid tak terawat di kardus kecil yang di penuhi dengan debu, Riki menatap lekat polaroid yang ia temukan.


"polaroid nya di coret coret, tunggu itu Tuan Sunghoon kan? jadi mama juga punya.. tidak bisa di biarkan aku harus meminta penjelasan lebih pada nya." gumam Riki.

Riki beranjak lalu keluar dari kamar Jake, pas sekali Jake baru saja masuk kedalam rumah lalu menatap Riki, Riki menyembunyikan kedua polaroid itu di belakangnya.

"kenapa kau keluar dari kamar ku?." tanya Jake dengan menutup pintu rumahnya.

"aku tadinya mencari mu, kau dari mana saja?." tanya Riki berbohong.

"aku dari minimarket depan, mendadak aku ingin ramen persediaan ramen kita sudah habis." balas Jake.

"kau berbohong." ucap Riki.

"kau juga berbohong." singkat Jake.

Riki menderyit dengan bingung, Jake mendekati nya lalu berhenti tepat di hadapan anak semata wayangnya, Riki mengerjap dengan pelan saat Jake hanya menatapnya.

"kenapa kau keluar dari kamar ku?." tanya Jake.

"sudah aku bilang bahwa aku mencari mu." balas Riki.

Jake menatap kedua tangan Riki yang sedang ia sembunyikan di belakang, Riki semakin menyembunyikan tangan nya sedangkan Jake langsung tersenyum dengan tipis.

"apa yang kau sembunyikan Riki?." tanya Jake dengan lembut.

Riki menghela panjang nafasnya, ia mengeluarkan dua polaroid lalu menunjukkan nya pada Jake, Jake kaget tapi dia berusaha tetap tenang, Jake tahu tentang polaroid yang di sebelah kiri itu milik nya tapi yang kanan?.

"dari mana kau mendapatkan yang itu?." tanya Jake.

Jake ingat pernah melihat nya tapi di mana? Riki menatap polaroid yang di tadi di tunjuk oleh Jake.

"Junghwan tidak sengaja menjatuhkannya tadi." jelas Riki.

"Junghwan?." pelan Jake.

Jake merebut kedua polaroid itu dan hendak pergi.

"kau mau kemana?." tanya Riki.

"diam saja di sini." singkat Jake dengan keluar lalu mengunci pintu dari dalam.

"mama!." tekan Riki.

______________________________________

"aku ingin bertemu dengan mu."

"kenapa? kau merindukanku cinta?."

"tutup mulut mu, temui aku Park Sunghoon!."

"baiklah jika itu mau mu, sampai jumpa Park Jaeyun." tawa menyebalkan dan rendahan terdengar di telinga Jake, Jake mematikan sambungan dengan netra yang mulai memerah.

Jangan tanya dari mana Jake mendapat nomor Sunghoon, si Park brengsek itu lah yang selalu menelpon dan mengirim SMS dengan ketikan ketikan murahan nya, Jake tidak menyimpan nomornya tenang saja.

Awalnya Jake juga sudah memblokir nya tapi dia membuka blokir nya hari ini.

"dia mau kemana?." gumam Heeseung, padahal dia ingin pacaran dengan Jake tapi Jake malah pergi, aha Heeseung pun mengikutinya dari belakang tentu saja secara diam diam.

Hujan yang sangat lebat tiba tiba turun, Heeseung menatap langit sore yang tadinya cerah kini mendadak suram dan mendung, Heeseung terus mengikuti Jake dari belakang.

"astaga lebat sekali." cibir Heeseung.

Jake bertemu dengan Sunghoon di rooftop bangunan yang dulunya adalah sekolah mereka tapi sekarang sekolah itu sudah berubah menjadi bangunan terbengkalai.

Heeseung bersembunyi di balik dinding, hujannya semakin deras, dia menatap Jake yang ternyata bertemu dengan Sunghoon, dahinya menderyit karena bingung.

"kenapa dia menemui Sunghoon?." gumam Heeseung.

Heeseung mendekati keduanya secara perlahan, dia terus menyembunyikan tubuhnya.

"ada apa? jika kau merindukanku maka kita bisa memesan hotel kenapa kita harus bertemu di sini? ohh apa kau sedang mengenang masa-masa pacaran kita?." tawa Sunghoon sedangkan Jake menatapnya miris.

"kau ceroboh." ucap Jake.

"apa maksud mu?." tanya Sunghoon dengan malas.

Jake menunjukkan satu polaroid yang berada di tangannya di hadapan Sunghoon, ia merobeknya sampai tak tersisa sedangkan Sunghoon hanya memperhatikannya.

"kau membiarkan Junghwan dan bahkan Riki mengetahui tentang ini, apa apaan kau!." tekan Jake.

"apa salahnya? bukankah itu bagus? mereka akan segera tahu bahwa mereka saudara tiri." balas Sunghoon.

"dan anak kita Riki akan segera tahu bahwa aku adalah papanya kenapa kau menolak keras jika Riki tahu yang sebenarnya?." tanya Sunghoon.

"tidak!." teriak Jake.

Sunghoon menatap Jake.

"mau bagaimanapun aku tetaplah papanya." tekan Sunghoon.

"kau papanya? di mana saja kau selama ini dasar bajingan! kau sendiri yang mencampakkan kami! kau yang pergi meninggalkan kami! lalu kau datang dan merusak segalanya jika anak ku menangis maka aku akan membunuhmu, dia tidak butuh papa seperti mu, dia tidak membutuhkan mu! dia hanya membutuhkan ku!." tangis Jake.

Sunghoon mengepalkan kedua tangannya.

"Riki tetap membutuhkan ku! kau saja yang tidak membutuhkan ku pasalnya kau hanya membutuhkan  guru muda sialan itu kan!!." bentak Sunghoon dengan mencengkram kedua bahu Jake.

Heeseung berlari menuju keduanya lalu mendorong bahu Sunghoon dengan kasar, Heeseung menatap Sunghoon dengan tajam sedangkan Jake sudah membulatkan netranya.



"berani sekali kau berteriak di hadapannya." datar Heeseung.

Sunghoon membersihkan bahunya lalu tertawa dengan pelan, Jake menatapnya penuh emosional sedangkan Heeseung terus menatapnya dengan tajam.

"jadi pacar mu datang untuk membela? ohh ternyata kau membawanya untuk melindungi mu, kau hebat sekali Jake, insting mu sangat kuat." tawa Sunghoon.

Heeseung mengepalkan kedua tangannya, Jake menahan lengan Heeseung yang sepertinya mulai terpancing.

"hallo pak Heeseung kenapa anda menganggu urusan kami? tenang saja saya tidak akan berteriak lagi di hadapannya jadi biarkan saya berbicara sebentar dengannya." senyum Sunghoon.

Sunghoon hendak menyentuh Jake tapi Heeseung langsung menepis tangannya, Jake bernafas dengan berat saat Sunghoon dan Heeseung saling melempar tatapan tajam.

"ada apa?." tanya Sunghoon.

"jangan mendekatinya." balas Heeseung.

"kami ada urusan, bisakah jangan ikut campur?." tanya Sunghoon.

"semua yang bersangkutan dengannya adalah urusan ku." tekan Heeseung.

Jake menatap keduanya dengan netra yang semakin memerah, Sunghoon menatap Jake.

"baik, silahkan urus penjilat mu ini jalang." senyum Sunghoon dengan merendahkan Jake.

Jake mengalihkan pandangannya ke arah lain, Jake menahan lengan Heeseung saat Heeseung hendak mengejar Sunghoon lalu memberi nya pelajaran, Heeseung menatapnya.

"biarkan saja." ucap Jake tanpa menatap Heeseung.

Heeseung menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Dia membawa Jake ke apartemen nya, Heeseung menyelimuti bahunya dengan handuk, Jake menatapnya penuh arti, sendu dan sedih sedangkan Heeseung langsung menjauh.

"kau ingin teh?." tanya Heeseung dengan beranjak, Jake terus menatap Heeseung.

"aku akan membuatkan mu teh." timpal Heeseung, Jake beranjak lalu menahan lengan Heeseung.

"kau mendengar semuanya Seung?." tanya Jake dengan pelan.

"ya tapi kau tidak perlu menjelaskannya, aku mengerti keadaan mu." balas Heeseung.

"maafkan aku, aku akan menjelaskan semuanya pada mu jangan membenci ku, jangan meninggalkan ku, aku tidak siap jika harus terluka lagi." ucap Jake dengan sendu.

Heeseung menatap Jake yang kembali menangis dengan lirih, Heeseung mendekatinya lalu memeluk tubuh rapuh itu dan membawanya kedalam ketenangan.

"kau sampai berpikir sejauh itu? sebesar apa trauma yang kau alami Jake." bisik Heeseung, dia mengelus punggung Jake untuk menenangkannya.

"aku akan mendengar semuanya, aku tidak akan memotongnya, aku mempercayaimu, aku percaya dengan semua yang kau katakan jadi kau tidak perlu takut sayang." lirih Heeseung, dia semakin mengeratkan pelukannya begitu pula dengan Jake.




.............................
to be continued

Continue Reading

You'll Also Like

72.8K 14.3K 78
Hanya ada aku, kamu, dan kebahagiaan kita. Mungkin Soobin akan rela jika harus berkhianat kepada keluarganya sendiri demi mencari kebahagiaannya send...
31.7K 2.1K 16
"Pernikahan 4 tahun Park Sunghoon dan Shim Jaeyun hampir terkandas,merusak segala momen indah kebersamaan mereka selama 7 tahun termasuk tempoh 3 tah...
66.7K 6.1K 28
Jake membesarkan Riki seorang diri tanpa suami. Prinsip hidupnya jika dunia keras maka dia lebih keras.
258K 21.8K 36
Pokoknya dibalik kamera, ini mereka Top! Bin Bot! Jun ps. maaf kalo judulnya yeonbin bukan binjun padahal Soobin top. ga suka? tinggal minggat, hidup...